Anda di halaman 1dari 7

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PENYELAMAN

OLEH:
NURHAYATI (70200116050)

KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
1. Hipotermia
Hipotermia adalah sebagian keadaan suhu inti tubuh lebih rendah dari 35
deraja C. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba pada ssat masuk ke dalam
air dingin atau beberapa waktu setelah pemaparan terhadapa suhu dingin

Gejala hipotermia meliputi :

a. Mati rasa dan pucat


b. Menggil
c. Kehilangan kesadaran

Pertolongan pada Hipotermia

a. Pindahkan korban secepat mungkin dari air


b. Lepaskan semua baju
c. Karingkan kulit
d. Pakaian yang telah hangat yang dipakai oleh orang dengan suhu tubuh
yang telah normal atau telah di hangatkan (didekap) hendaknya secepat
mungkin diberikan
e. Bila mungkin, celupkan ke dalam air dengan suu 36 derajat C selama
10 menit.

2. near drowning adalah keadaangangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam


tetapi tidak terjadi kematian (Onyekwelu, 2008).

Pertolongan pada Near drawing


a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan
posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus.
Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila
tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka
upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan
bantuan nafas sepanjang perjalanan.
d. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
e. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
f. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
g. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
h. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.

3. Penyakit Dekompresi
Sesuai dengan Hukum Henry, semakin dalam penyelam semakin
banyak pula Nitrogen yang larut dalani jaringan tubuh penyelani. Tinggi
kadar Nitrogen di dalam jaringan tubuh bergantung kepada kedalaman dan
lamanya penyelanian. Oleh karena itu semakin dalani dan lama suatu
penyelanian semakin tinggi pula kadar Nitrogen yang larut ke dalani tubuh
penyelani. ( Hadi, 2015)

Pertolongan pada Dekompresi

Jika penyakit dekompresi terjadi maka seorang penyelam harus diberikan


oksigen murni (100%) pada penyelam yang menunjukan gejala
dekompresi sehabis menyelam, hubungi Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas Hyperbarik (Recompression Chamber). Segera evakuasi penyelam
yang terkena dekompresi kefasilitas hyperbarik terdekat. Dan baringkan
pasien pada posisi dalam miring ke arah kiri (manuver Durant) dan posisi
Trendelenburg ringan (tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala).

Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai penyelam


mendapatkan terapi hiperbarik. Didalam Recompression chamber
(Hyperbarik), Penyelam akan dimasukan kedalam tabung besar, dimana
tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti sewaktu kita menyelam.
Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat didalam aliran
darah akan kembali melarut didalam darah, dan di netralisir secara alamiah
oleh tubuh melalui proses pernafasan.

4. Embelio Udara

Embelio udara adalah pecahnya dinding alveoli yang menyebabkan udara


masuk dalam peredaran darah, akibat terjadinya penyumbatan peredaran
darah oleh gelembung udara langsung dari paru-paru.

Petolongan embelio udara :

a. Tempatkan korban denga posisi kepala di bawah, miring 15 derajat


pada bagian kiri badan
b. Gunakan oksisigen bila tersedia hal ini dapat memperkecilan
gelembung-gelembung udara dan memberikan suplai oksigen ke otak

C. Masukan ke ruang rekomprasi bila tersedia.

5. Keracunan oksigen

Keracunan ini sering terjadi pada penyelaman dalam (90 meter dengan
udara) atau 10 meter bila penyelam bernapas dengan Oksigen murni.
Gejalanya biasanya perut mual atau muntah, kepala pusing halusinasi
pandangan/pendengaran, kebingungan, kejang-kejang halus otot-otot bibir
dan wajah, hilangnya ingatan setelah kejang.

Petolongan keracunan oksigen:

Dengan diberikan udara segar, jangan oksigen murni. Oleh karena itu
jangan menyelam terlalu dalam dan gunakan udara biasa yang bersih
bukan O2 murni.

6. Keracunan Nitrogen

Keracunan nitrogen dapat terjadi mulai kedalaman 30 meter atau lebih


(PN2 = 3,2 ATA), dimana gejalanya seperti orang mabok alkohol akibat
minum minuman keras. Seterusnya setiap kedalaman bertambah 10 meter
gejala keracunan akan bertambah pula.

Pertolongan keracunan Nitrogen :

Dengan memberikan udara segar dan biala ada oksigen murni. Untuk
menghindari bernapaslah secara wajar, hindari suplai udara yang tidak
bersih serta peraltan yang tidak baik.

7. Mediastinal ephysema

Manifetasi pengembangan paru yang melewati batas yang paling sering


yaitu mediastinal emphysema. Gelembung dari paru-paru yang pecah,
masuk ke rongga antara paru-paru dekat jantung dan tenggerokan

Pertolongan mediastinal ephysema :


Denga cara konservatif meliputi istirahat pemberian oksigen, sedangkan
rekomperasi dilakukan jika parah. Hindari penerbangan selama fase
penyembuhan

8. Squeuze telingan tengah ( Barotitis Media)

Tingkat kejadian squeeze teligah tengah sangat tinggi sekita 4% dialami


oleh para penyelam. Hal ini terjadi jika terdapat sumbatan yang
menghalangi equalisasi rongga di teligah tenga yang di sebabkan oleh :

a. Infeksi saluran atas


b. Allergi
c. Rokok
d. Polip
e. Trauma wajah yang dialami sebelumnya
Pertolongan barotitis media :

Melakukan equalisasi dengan cara Manuaver Valsava dan Franzel

a. Manuaver valsavel yaitu meniup udara melawan denga bibir denga


hidung tertutup dan lidah ke arah belakang untuk meningkatkan
tekanan rongga faring yang diteruskan ke dalam telinga tenga melalui
tuba custachius.
b. Manuaver franzel yaitu denga menelan dengan lidah ke belakang
dimana bibir ditutup dan lubang hidung di tekan ( memencet hidung )
Daftar Pustaka

Hadi, N. 2015. Tinjauan Tentang Penyelaman. Jakarta

Onyekwelu, E. (2008). Drowning and Near Drowning. Internet Journal of Health


8(2).

Anda mungkin juga menyukai