Anda di halaman 1dari 5

RS TNI AL dr.

Mintohardjo memperkenalkan kepada masyarakat umum dan sejawat dokter tentang tersedianya fasilitas
Terapi Oksigen Hiperbarik di rumah sakit kami.

Apakah Terapi Oksigen Hiperbarik itu?


Terapi Oksigen Hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana peserta terapi bernafas dengan menghirup Oksigen murni
(100%) di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi lebih dari 1 Atmosfer Absolut. Terapi OHB merupakan terapi utama pada
penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis. Oksigen sangat diperlukan oleh mahluk hidup agar
seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi normal dan tetap sehat.
Oksigen Hiperbarik merupakan metode terapi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan didukung berbagai hasil
penelitian (Evidence Base Medicine).

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik


Pengobatan Utama
1. Penyakit penyelaman (Decompression Sickness dan Emboli Gas Arteri)
2. Keracunan gas (CO, HCN, H2S)
* Mempercepat pelepasan gas beracun
* Meningkatkan kadar Oksigen sehingga kebutuhan seluruh sel tubuh akan terpenuhi
Manfaat Klinis
1. Luka yang sulit sembuh seperti luka pada penderita kencing manis, luka terinfeksi, gas gangren, infeksi tulang, crush
injury, compartment syndrome, luka bakar, luka pasca operasi dan transplantasi
* Meningkatkan sistem pertahanan tubuh untuk mengatasi infeksi
* Pembentukan cabang-cabang pembuluh darah baru untuk mengatasi penyumbatan dan kerusakan pembuluh darah
2. Kencing manis
3. Gangguan saraf seperti stroke dan neuropati
4. Gangguan telinga seperti tuli mendadak dan telinga berdenging.
5. Gangguan keseimbangan seperti vertigo
6. Penyempitan pembuluh darah mata
7. Gangguan saluran cerna seperti tukak lambung
8. Mengatasi infeksi Jamur
9. Alergi
Meningkatkan Kebugaran
Pada dekade terakhir terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran dan kecantikan
* Meningkatkan kadar Oksigen seluruh tubuh
* Mempercepat recovery pada kelelahan fisik dan meningkatkan kebugaran
* Meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan & kecantikan kulit
* Memperbaiki pola tidur

Terapi oksigen hiperbarik adalah metode pengobatan dengan cara


memberikan oksigen murni di dalam ruangan bertekanan tinggi. Peningkatan
tekanan udara di dalam ruangan hiperbarik ini membuat paru-paru pasien
menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya sehingga dapat membantu
penyembuhan penyakit.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di dalam tabung atau ruangan khusus yang
dapat meningkatkan tekanan udara 2–3 kali daripada tekanan udara normal. Pada
kondisi ini, pasien dapat menghirup lebih banyak oksigen murni daripada ketika
berada di ruangan bertekanan normal.

Terapi oksigen hiperbarik bertujuan untuk membantu tubuh dalam memperbaiki sel-
sel yang rusak akibat penyakit tertentu. Pasien dapat direkomendasikan oleh dokter
untuk menjalani terapi oksigen hiperbarik selama beberapa kali, tergantung pada
penyakit yang diderita pasien.

Tujuan dan Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik


Terapi oksigen hiperbarik dapat dilakukan untuk mengatasi beberapa kondisi atau
penyakit berikut ini:

 Penyakit dekompresi
Penyakit dekompresi terjadi akibat perubahan tekanan air atau udara yang
terlalu cepat. Akibatnya, timbul gelembung udara di dalam pembuluh darah
(emboli). Penyakit ini banyak terjadi pada penyelam, pendaki, dan pekerja di
dalam pesawat terbang
 Keracunan karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida dapat terjadi ketika gas karbon monoksida
terhirup dalam jumlah yang banyak. Kondisi ini menyebabkan darah kesulitan
mengikat dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
 Ulkus dekubitus
Ulkus dekubitus umumnya terjadi pada pasien dengan penyakit tertentu,
seperti diabetes, stroke, atau kelumpuhan. Untuk menanganinya, pasien bisa
menjalani terapi oksigen hiperbarik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
suplai oksigen ke bagian tubuh yang terkena ulkus dekubitus.
 Cangkok kulit
Pada penderita penyakit yang memengaruhi peredaran darah, misalnya
diabetes, cangkok kulit mungkin tidak dapat merekat dengan baik. Terapi
oksigen hiperbarik dapat dilakukan untuk membantu agar cangkok dapat
merekat sehingga proses pemulihan bisa lebih maksimal.

Selain kondisi di atas, terapi oksigen hiperbarik dapat dilakukan untuk menangani
luka, baik akibat cedera maupun operasi, sindrom
kompartemen, osteomielitis berulang, dan anemia.
Terapi oksigen hiperbarik juga dapat dilakukan untuk tujuan di bawah ini:

 Membantu penyembuhan luka, terutama pada gangrene, dengan cara


memberikan oksigen dosis tinggi pada sel-sel tubuh yang luka
 Membersihkan tubuh dari radikal bebas
 Menghambat racun dari beberapa jenis bakteri dan meningkatkan
kemampuan sel darah putih untuk membunuh bakteri
 Merangsang pembentukan pembuluh darah baru

Peringatan Terapi Oksigen Hiperbarik


Terapi oksigen hiperbarik tidak dapat diberikan kepada semua pasien. Pada
penderita pneumothorax, terapi oksigen hiperbarik tidak dianjurkan sama sekali
karena dapat menimbulkan komplikasi meliputi emboli gas dan penumpukan udara
di rongga dada (pneumomediastinum).
Pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti cisplatin,
bleomycin, disulfiram, dan doxorubicin, juga tidak dapat menjalani terapi oksigen
hiperbarik.
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan pasien perlu mendapatkan
pengawasan khusus ketika menjalani terapi oksigen hiperbarik. Beberapa kondisi
tersebut adalah:
 Asma
 Demam
 Kelainan bawaan pada bentuk sel darah merah (congenital spherocytosis)
 Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
 Fobia terhadap ruangan sempit atau tertutup (klaustrofobia)
 Gangguan pada saluran penghubung telinga dan tenggorokan (tuba
eustachius)
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas
 Kejang

Belum diketahui efek samping terapi oksigen hiperbarik terhadap kehamilan. Akan
tetapi, terapi ini dapat dilakukan untuk menangani keadaan gawat darurat pada ibu
hamil, misalnya keracunan karbon monoksida, dengan disertai pengawasan ketat.

Sebelum Terapi Oksigen Hiperbarik


Sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik, ada beberapa persiapan yang perlu
dilakukan oleh pasien. Pasien dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu dan tidak
menggunakan parfum, deodoran, atau hair spray. Selain itu, pasien tidak boleh
menggunakan perhiasan atau rambut palsu ketika memasuki ruangan.
Jika pasien adalah perokok aktif, dokter akan meminta pasien untuk berhenti
merokok selama menjalani terapi. Hal ini karena kandungan di dalam rokok dapat
menghambat kemampuan darah dalam mensuplai oksigen ke seluruh tubuh.
Selain hal-hal di atas, pasien tidak dianjurkan untuk membawa benda-benda yang
dapat memicu kebakaran, seperti pemantik api dan baterai.

Prosedur Terapi Oksigen Hiperbarik


Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di tabung khusus atau ruang hiperbarik. Secara
umum, ada dua jenis ruang hiperbarik, yaitu:

 Monoplace hyperbaric chamber, yang dapat digunakan untuk satu orang


dalam sekali waktu terapi
 Multiple hyperbaric chamber, yang bisa digunakan untuk menampung hingga
20 orang

Terapi oksigen hiperbarik tidak memerlukan rawat inap. Langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh dokter pada terapi ini akan disesuaikan dengan jenis ruangan
hiperbarik yang digunakan. Namun, tahapan dalam terapi oksigen hiperbarik yang
dilakukan oleh dokter umumnya adalah sebagai berikut:

 Meminta pasien untuk berganti pakaian dengan jubah khusus rumah sakit
 Meminta pasien untuk menempati monoplace atau multiple hyperbaric
chamber
 Meminta pasien untuk berbaring atau duduk selama menjalani prosedur terapi
oksigen hiperbarik
 Menaikkan tekanan udara ruang hiperbarik secara perlahan hingga mencapai
tekanan yang diperlukan
 Menghentikan alat jika terapi sudah selesai dilakukan

Terapi oksigen hiperbarik umumnya berlangsung selama 2 jam. Jika sudah selesai,
pasien akan diminta beristirahat terlebih dahulu sebelum kembali beraktivitas seperti
biasa. Bila diperlukan, dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani terapi
oksigen hiperbarik selama beberapa kali.

Setelah Terapi Oksigen Hiperbarik


Pasien dapat merasa letih atau pusing usai menjalani sesi terapi oksigen hiperbarik.
Namun, rasa letih tersebut akan hilang dan pasien dapat kembali beraktivitas
setelah beristirahat beberapa saat.
Perlu diketahui bahwa sebagian besar kondisi yang dapat ditangani dengan terapi
oksigen hiperbarik memerlukan beberapa kali terapi agar hasilnya lebih maksimal.
Jumlah terapi yang diperlukan bisa berbeda-beda untuk masing-masing kondisi atau
penyakit.
Sebagai contoh, keracunan karbon monoksida umumnya hanya memerlukan 3 kali
terapi. Sementara itu, sesi terapi untuk penyembuhan luka mungkin perlu dilakukan
sebanyak 40 kali.
Terapi oksigen hiperbarik dapat diberikan sebagai metode pengobatan tunggal.
Terapi ini juga bisa dikombinasikan dengan metode pengobatan lain agar
kesembuhan pasien dapat dicapai secara maksimal.

Efek Samping dan Komplikasi Terapi Oksigen Hiperbarik


Terapi oksigen hiperbarik dapat menimbulkan efek samping dan komplikasi berupa:

 Cedera telinga
 Cedera mata
 Paru-paru mengempis (kolaps) dan tidak bisa mengembang
 Kadar gula rendah (hipoglikemia)
 Gangguan pada sinus
 Keracunan oksigen

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami sejumlah gejala berikut
setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik:

 Demam
 Mual dan muntah parah
 Sesak napas berat
 Kejang
 Penurunan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai