Anda di halaman 1dari 17

OKSIGENASI PADA PASIEN

KRITIS
PENDAHULUAN
Dalam merawat pasien seringkali kita harus memberikan
terapi oksigen dengan memenuhi kriteria 4 tepat, 1
waspada (tepat indikasi, dosis,cara pemberian, waktu, serta
waspada efek samping)
Faktor yang mempengaruhi hipoksia
a) Kadar oksigen yang rendah
b) Gangguan jalan nafas dan pernafasan
c) Gangguan difusi
d) Gangguan transport oksigen
 Sebelum melakukan terapi oksigen maka jalan nafas
harus bebas dahulu.
 Oksigen diperlukan dlm proses metabolisme
Pengertian Terapi Oksigen
Terapi Oksigen :
Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan partial
oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan
cara :
1) Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (FiO2)
2) Meningkatkan tekanan Oksigen (hiperbarik)
Indikasi

1. Mencegah terjadinya hipoksia


2. Terapi terhadap hipoksia
Penyakit Yang Perlu Terapi
1. Gagal nafas
2. Shock
3. IMA
4. Payah Jantung
5. Keracunan karbon monoksida (CO)
6. Trauma multiple berat
7. Luka bakar > 25%
8. Pasca bedah
9. Sepsis
10. Dll
Tipe Gagal Nafas
1. Tipe I (Hipoksia tanpa hipercarbia)
contoh : asthma bronchiale, pnemonia,
emboli paru, oedema paru.
2. Tipe II ( Hipoksia dengan hiperkarbia)
contoh : COPD, Trauma thorax, pasca bedah,
GBS, myasthenia gravis

Pada tipe I terapinya cukup dengan terapi oksigen,


sedangkan tipe II harus disertai bantuan nafas
Transport Oksigen
Oksigen dalam darah sebagian besar diikat oleh Hb,
sedang sebagian kecil larut dalam plasma.Banyaknya
O2 yang diikat oleh Hb dinyatakan dengan pengertian
Kandungan Oksigen Arteri (Oxygen Content = CaO2)
CaO2 = Hb x SaO2 x 1,34
- Hb = kadar haemoglobin (gr%)
- SaO2 = Saturasi Oksigen (%)
- 1,34 = konstanta (banyaknya ml O2 yang
terikat setiap 1 gr Hb)
Transport Oksigen
Oxygen Delivery (DO2), adalah banyaknya O2 yang
disuplai ke jaringan, yang besarnya tergantung pada
cardiac output dan kandungan oksigen arteri
DO2 = CO X CaO2
 bila CO=5000ml/mnt, Hb=15gr%, SaO2=100%,
 DO2 = 5000 x (15 x 100 x 1,34) ± 1000 ml/mnt
Transport Oksigen
Oxygen Comsumption (VO2) adalah banyaknya
oksigen yang dibutuhkan
VO2 = CO X (CaO2 – CvO2)
 CvO2 = kandungan oksigen vena
 (Hb x SvO2 x 1,34)
 SvO2 = Saturasi oksigen vena
 (mixed vena)
 VO2 = normal 250 ml/mnt
Alat dan Cara Terapi Oksigen
Alat dan cara terapi oksigen ditentukan oleh banyaknya
kadar oksigen (FiO2) yang diberikan pada pasien, harus
dilakukan titrasi sampai tanda-tanda hipoksia teratasi
Tanda dan gejala hipoksia ;
1) Sesak
2) Nafas cuping hidung
3) Gerak otot nafas tambahan, retraksi interkostal
4) Takikardi, tekanan darah meningkat
5) Keringat dingin
6) Gelisah – bingung
7) Kalau berat tampak sianosis
Prinsip Alat Terapi Oksigen
FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan
Tidak terjadi rebreathing – penumpukan CO2
Resistensi minimal (dead space kecil)
Efisien dan ekonomis
Nyaman untuk pasien
Macam Alat Terapi Oksigen
1. Nasal kateter – nasal prong ( 24%-40%)
2. Masker sederhana (simple mask : 40-60%)
3. Masker dgn reservoir rebreathing (40-80%)
4. Masker reservoir non rebreathing (40-90%)
5. Sistem venturi (24,28,35,40,50,60%)
6. Bag valve mask/ bag and mask (100%)
7. Respirator (21-100%)
8. CPAP mask, atau nasal (21-100%)
9. Incubator ( sampai 40%)
10. Oksigen tent / head box (30-50%)
Monitoringnya secar klinis atau dengan oksimeter, perkutaneus
PaO2 atau pemeriksaan BGA
CARA PEMBERIAN OKSIGEN
Closed Sistem :
 ETT
 Tracheostomy, masker total
 Keuntungan : O2 mendekati 100%
 Kerugian : Tdk nyaman, intoksikasi, barotrauma
High O2 Environment :
 Oxygen tent
 Head Box
 Hati-hati intoksikasi O2
Open System
Akibat Samping terapi Oksigen
LANGSUNG :
1. Keracunan Oksigen, penggunaan oksigen konsentrasi
tinggi dalam waktu lama.
2. CO2 narkosis, pada px COPD, yang mengalami hipoksia,
bila diberikan O2 konsentrsi tinggi akan kehilangan
rangsangan bernafas, shg terjadi terjadi penumpukan
CO2pasien tidak sadar
3. Atelektasis
4. Retrolental fibroplasia, kebutaan pada bayi premature
yang diberikan O2 konsentrasi tinggi terlalu lama
5. Gangguan neurologis
6. Gangguan gerakan cilia dan selaput lendir
Akibat Samping
TIDAK LANGSUNG :
1. Nosokomial infeksi
2. Mucus plug
3. Kembung
4. Barotrauma
5. Meledak
STRATEGI PENCEGAHAN
KERACUNAN O2
1. Gunakan O2 atas indikasi
2. Gunakan FiO2 terendah yang termungkin
3. Target PaO2 ± 60-70 mmHg atau SpO2 >90%
4. Catat FiO2 yang terpakai, evaluasi dengan BGA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai