Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dalam bidang ilmu pengetahuan kedokteran menghasilkan metode-


metodbaru dalam upaya penyembuhan penyakit, termaksud penyakit diabetes. Salah satu
pengembangan teknologi tersebut adalah terapi oksigen hiperbarik. Telah banyak penelitian yang
dilakukan terhadap metode pengobatan terapi hiperbarik dalam bidang medis

Terapi hiperbarik oksigen adalah terapi dimana penderita harus berada dalam suatu ruangan
bertekanan tinggi dan bernapas dengan oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar
dari pada udara atmosfir normal, yaitu sebesar 1 ATA (Atmosfir Absolut ) sama dengan 760
mmHg. Pemberian oksigen tekanan tinggi untuk terapi dilaksanakan dalam chamber atau RUBT
(Ruang Udara Bertekanan Tinggi) (laksela,2009 dalam T NUh Huda,2010)

Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada taun 1930. Saat itu
angkatan laut Amerika Serikat (US Navy) memulai penelitian terhadap terapi hiperbarik untuk
mengobati penyakit dekompresi dan emboli udara pada arteri yang dialami oleh para penyelam
militer. Terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam untuk mennghilangkan
gejala penyakit dekompresi yang timbul akibat perubahan tekanan udara sat menyelam, sehingga
fasilitas terapi tersebut sebagian besar hanya dimiliki oleh beberapa Rumah Sakit TNI AL dan
Rumah Sakit yang berhubungan dengan pertambangan (Nuh Huda,2010)

Konsentrasi O2 yang digunakan dalam terapi oksigen hiperbarik berbeda dengan O 2 yang
digunakan dalam tabung oksigen yang biasa karena pada pemberian O2 di hiperbarik disertai
dengan tekanan tinggi yaitu 2,4 atm yang akan , membantu distribusi O 2 dengan cepat dan
terpenuhi dengan baik pada organ tubuh. Sedangkan O2 dalam tabung oksigen tidak sesuai
dengan tekanan tinggi.

Pada tahun 2003, The American Society Of Hyperbaric Medicine (Underwater And Hunderwater
And Hyperbaric Medical Sosociety, UHMS) mempublikasikan indikasi-indikasi untuk terapi
oksigen hiperbarik yang disetujui oleh komite tersebut berdasarkan bukti ilmiah yang ada, seperti
emboli udara,keracunan karbon monoksida, keracunan karbon monoksida dan sianida, anemia
karena pendarahan, penyakit dekompresi, abses intracranial, infeksi nekrosis jaringan
lunak,osteomyelitis,luka bakar dan lain-lain.

Tahun 2010 Randy dwipayana,ddk meneliti tentang efek hiperbarik pada cedera otot pada tikus
putih dan hasilnya hiperbarik oksigen meningkatkan terjadinya jaringan granulasi dan proliferasi
fribroblas pada penyembuhan cedera otot fleksor pada tikus putih. Pada tahun yang sama, T.Nuh
Huda meneliti tentang pengaruh terapi hiperbarik oksigen terhadap perfusi perifer luka gangrene
penderita Diabetes Melitus dan hasilnya ad perubahan menjadi lebih baik pada luka terapi tidak
signifikan. Mayor Laut (K), dokter dan kepalaSubdepartemen Faal Penyelaman TNI AL
Aramada Timur mengatakan terapi hiperbarik oksigen mampu mempercepat kesembuhan dan
mengurangi dosis obat yang diminum penderita diabetes

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Oksigen Hiperbarik?
2. Bagaimana sejarah dari Terapi Oksigen Hiperbarik?
3. Apa manfaat dari penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik?
4. Bagaimana syarat-syarat penganan penanganan HBO?
5. Bagaimana efektifitas terapi hiperbarik kepada pasien Diabetes Melitus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Terapi Oksigen Hiperbarik
2. Untuk mengetahui sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik
3. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik
4. Untuk mengetahui syarat-syarat Terapi Oksigen Hiperbarik
5. Untuk mengetahui efektifitas Terapi Oksigen Hiperbarik kepada pasien Diaetes Melitus

Referensi

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/37588

Anda mungkin juga menyukai