Anda di halaman 1dari 1

Terapi oksigen hiperbarik dalam klinik

Kesehatan hiperbarik, khususnya terrapin oksigen hiperbarik, di Negara-


Negara maju telah berkembang dengan pesat. Terapi ini telah dipakai untuk
menanggulangi bermacam penyakit. Baik penyakit akibat penyelaman maupun
bukan penyakit penyelaman. Di Indonesia, kesehatan hiperbarik telah mulai
dikembangkan oleh kesehatan TNI-AL pada tahun 1960 dan terus berkembang
sampai saat ini. Kesehatan TNI-AL mempunyai ruang udara bertekanan tinggi(RUBT)
di 4 lokasi, yaotu Tanjung Pinang, Jakarta, Surabaya dan Ambon.

Terapi oksigen hiperbarik pada beberapa penyakit dapat sebagai terapi


utama maupun terapi tambahan. Namun tidak boleh dilupakan, meskipun banyak
keuntungan yang diperoleh penderita, cara ini juga mengandung resiko. Sebab itu
terapi oksigen hiperbarik harus dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan
prosedur yang berlaku., sehingga mencapai hasil yang maksimal dengan resiko
minimal.

Pengertian

1. Kesehatan hiperbarik, adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-


masalah kesehatan yang timbul akibat pemberian tekanan lebih dari 1
atmosfer(Atm) terhadap tubuh dan aplikasinya untuk pengobatan
2. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk
pengobatan yang dilaksanakan dalam RUBT.
3. Tekanan 1Atm adalah tekanan udara yang dialami oleh semua benda,
termasuk manusia, diatas permukaan laut, bersifat tetap dari semua jurusan
dan berada dalam keseimbangan.

Sejarah ringkas

Dimulai oleh Dr. Henshaw dari inggris yang membangun RUBT pada tahun
1662 untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Penggunaan udara bertekanan
tinggi dan terapi oksigen hiperbarik dalam klinik terus berkembang, meskipun
mengalami pasang surut. Sampai kemudian pada tahun 1921 Dr. J . Cunningham
mulai mengemukakan teori dasar tentang penggunaan oksigen hiperbarik untuk
mengobati keadaan hipoksia. Namun usahanya mengalami kegagalan dasar untuk
terapi oksigen hiperbarik ini nampaknya terlalu dicari cari.

Tahun 1930an penelitian-penelitian tentang penggunaan oksigen hiperbarik


mulai dilaksanakan dengan lebih terarahn dan mendalam. Tahun 1960an Dr.
Borrema memaparkan hasil penelitiannya tentang penggunaan oksigen hiperbarik
yang larut secara fisik di dalam cairan darah, sehingga dapat member hidup pada
keadaan tanpa Hb yang disebut life without blood, hasil penelitiannya tentang
pengobatan gas gangrene dengan oksigen hiperbarik membuat ia dikenal sebagai
bapak RUBT. Sejak saat itu terapi oksigen hiperbarik berkembang pesat dan terus
berlanjut sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai