Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SISTEM KEPERAWATAN INTEGUMEN

"CAMPAK"

DISUSUN OLEH :
1.

Ardiana Ika S.

(141.0018)
2. Astriani
Rokhmawati
(141.0020)
3. Aziz Fikri R.
4.
5. Ellyna Dwi
6. Febri Ika
7. Gisca Febriana Z.
8. Jasinta Firda P.
9. Larasati Risky
10. Lola Alvi M.
11. Merlina Prahara N.
12. Ridho Fajar
13. Risca Novia W.
14. Siska Dwi A.
15. Sofia Khulsum
16. Tiara Galang D.
17. Tiyanti Ramadhana A.
18. Zhakiyah S.

(141.0024)
Devi Indriasari

(141.0032)
(141.0040)
(141.0044)
(141.0048)
(141.0052)
(141.0056)
(141.0058)
(141.0062)
(141.0082)
(141.0084)
(141.0094)
(141.0096)
(141.0100)
(141.0102)
(141.0112)

PEMBIMBING :
Dwi Ernawati, M.Kep., Ns.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016-2017
1. Definisi Campak
Campak (measles, morbili,rubeola) adalah penyakit infeksi yang sangat
menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala gejala berupa eksantem akut,
demam, radang kataral selaput lendir, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang

Dehidrasi

bewarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.


Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menulat yang disebabkan
oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbilli, atau measles. Penyakit ini
ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang
kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya
menyerang anak-anak dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat
meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat akibat peradangan otak
(ensefalitis)
Rubella biasanya merupakan eksantem dengan demam ringan tetapi jika
terjadi pada perempuan hamil dapat menyebabkan infeksi janin kronis yang serius
dan malformasi janin.
2.

Etiologi

penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari famili paramyxovirus, genus
morbillivirus. virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai
satu antigen. Struktur virus ini mirip dengan virus penyebab parotis epidemis dan
parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada
sekret nasofaring , darah , dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu
kamar. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0 C
dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah
mati. pada suhu kamar sekalipun , virus ini akan kehilangan infektivitasnya
sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet.
Virus penyebab campak yaitu virus rabeola, mempunyai ukuran diameter 140
milimikron. Virus ini tidak tahan panas (thermolabil) , usia paruhnya sekitar 2 jam
pada suhu 37 celcius, dan menjadi tidak aktif pada pH diawah 4,5. Kelainan kulit
berupa eksantema hanya dapat terjadi pada manusia dan kera. Virus dapat
dibiakkan pada berbagai biakan jaringan baik jaringan primata, nonprimata
maupun embrio ayam. In vitro, virus ini dapat mengaglutinasi eritrosit kera rhesus
dan baboon sehingga dapat dihitung titernya.
Imunitas yang didapat sesudah menderita infeksi dengan virus campak akan
berlangsung dalam waktu yang lama, dan titer yang tinggi dari antibodi juga
didapatkan pada orang dewasa. Imunitas sementara akan diperoleh dengan

pemberian serum konvalesen atau gamma globukin. Rendahnya angka kesakitan


pada bayi di bawah umur enam bulan disebabkan oleh karena bayi mendapatkan
antibodi dari ibunya melalui plasenta.
3.

Tanda dan Gejala

Sekitar 10 hari setelah infeksi, demam yang biasanya tinggi akan muncul, diikuti
dengan koriza, batuk, dan peradangan pada mata.
Gejala penyakit campak dikategorikan dalam 3 stadium, yaitu :
a.

stadium masa inkubasi,

Biasanya berlangsung 10-12 hari.


b.

stadium masa prodromal

Biasanya munculnya gejala demam ringan hingga sedang, batuk yang makin
berat, koriza, peradangan mata dan munculnya enantema atau bercak koplik yang
khas pada campak, yaitu bercak putih pada mukosa pipi.
c.

stadium akhir

Ditandai oleh demam tinggi dan timbulnya ruam-ruam kulit kemerahan yang
dimulai dari belakang telinga dan kemudian menyebar ke leher, muka, tubuh, dan
anggota gerak. Dua hari kemudian suhu biasanya akan menurun dan gejala
penyakit mereda. Ruam kulit akan mengalami hiperpigmentasi (berubah warna
menjadi lebih gelap) dan mungkin mengelupas. Penderita akan tampak sehat
apabila tidak disertai oleh komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah
konjungtivitis, bronkopneumonia, radang telinga tengah, dan peradangan otak.

4.

Pathway Campak
Paramyxoviridae morbili
virus

Masuk sel nafas

Ditangkap oleh makrofag

Menyebar ke kelenjar
limga regional

Mengalami replikasi

Virus dilepas ke dalam


aliran darah (viremia
primer)

Mengendap pada
organ

Saluran Cerna
Epitel saluran
napas

Kulit

fungsi silia

Iritasi mukosa
usus

sekret

Sekresi

Reflek batuk

Peristaltik

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas

Diare

Poliferasi sel endotel


kapiler dalam korium

Eksudasi serum/eritrosit
dalam epidermis

Hiperplasi
jaringan limfoid

Ruam

Gangguan
Integritas
Kulit

Dehidrasi

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Virus sampai RES

Histamin

Set point meningkat

Gatal (nyeri ringan)

Peningkatan suhu
tubuh

Gangguan Rasa Nyaman

Hipertemi

Replikasi kembali

Virus sampai ke multiple


tissue site (viremia sekunder)

Reaksi radang

Pengeluaran mediator
kimia

Memengaruhi
thermostat dalam
hipotalamus

5. Patofisiologi Campak
Pada campak yang menimbulkan kematian, kelaianan patologik yang terjadi disebabkan baik oleh
virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya
intersitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen di dalam alveoli. Virus campak
sendiri menimbulkan kelainan - kelainan pada jaringan - jaringan tonsil, faring dan apendiks,
berupa infiltrasi sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cel). Bintik koplik yang khas di
dapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya di dalam mulut, sebenarnya
adalah akibat terjadinya inflamasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut
dannekrosis pada lesi vesikuler mukosa. Ruam kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil
prolverasi sel endotel kapiler di dalam potium bersama-sama dengan terjsdinya eksudasi serum
dan kadang - kadang eritrosit ke dalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga
terjadi.
6. Cara Penanganan Campak

a.

Bila campaknya ringan , penanganan campak anak cukup dirawat dirumah


tetapi jika campaknya berat sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat
dirumah sakit.

b.

Beberapa penderita campak mengalami komplikasi yang termasuk infeksi


telinga, penyakit diare, radang otak (ensefalitis), radang paru-paru (broncho
pneumonia), sehingga memerlukan rawat inap dirumah sakit. Komplikasi
dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan
tubuh lainnya dan paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah
komplikasi radang paru-paru dan radang otak.

c.

Anak perlu mendapatkan penanganan campak dengan dirawat ditempat


tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama bila
ada bayi dirumah yang belum mendapat imunisasi.

d.

Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.

e.

Bagi penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk


meningkatkan daya tahan tubuhnya.

f.

Penanganan dengan menjaga kebersihan tubuh anak dengan tetap


memandikannya karena masih banyak orangtua yang memperlakukan anak
secara salah, seperti anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan keringat yang
melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang

mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga


terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah.
g.

Istirahat yang cukup.

7.

Pemeriksaan Fisik Penyakit Campak


a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita: kesadaraan, tinggi badan, berat badan, dan
tanda-tanda vital.
b. Kepala dan leher
Inspeksi: kaji bentuk kepala, keadaan rambut, kulit kepala, konjungtivitis,
fotofobia, adakah aretmia dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Palpasi: adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan
didaerah leher belakang.
c. Mulut
Inspeksi : adakah bercak koplik(bintik kecil-kecil berwarna merah) di
mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, enantema di palatum
durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.
d. Torak
Inspeksi : bentuk dada anak, adakan batuk, secret pada nasofaring,
pendarahan pada hidung. Pada nasofaring, perdarahan pada hidung. Pada
penyait campak gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
Auskultasi: ronchi/bunyi tambahan pernapasan.
e. Abdomen
Inspeksi: bentuk dari perut anak adanya ruam pada kulit.
Auskultasi: bising usus
Perkusi: perkusi abdomen hanya dilakukan bila tedapat tanda abnormal,
misalnya pembengkakan.
f. Kulit
Inspeksi: eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
Palpasi: turgor kulit menurun.

Pengkajian

Waktu Pengkajian

: 6 September 2016, Pukul 09.00 WIB

Ruang

: Mawar Melati

Diagnosa Medis

: Morbilli

Waktu MRS

No. RM

1.

Identitas

Nama

: An. P

Jenis Kelamin

:P

Umur

: 9 Tahun

Agama

: Islam

Status

:-

Alamat

: Surabaya Barat

Suku Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: pelajar

Penanggung Jawab

: BPJS

2.

Keluhan Utama

Keluhan Utama

: Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan

adanya eritema dibelakang telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang


rambut dan bagian belakang bawah, badan panas, enantema ( titik merah )
dipalatum durum dan palatum mole.
Riwayat Penyakit Sekarang

: Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya

ditanyakan pada orang tua atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk,
konjungtivitis, koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasinya.
Riwayat Penyakit Dahulu

: Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi

campak dan pernah kontak dengan pasien campak.


Riwayat Kesehatan Keluarga : Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi

campak.
Riwayat Imunisasi

: Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan

misalnya BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
3.

Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Tanda-tanda vital
TD : - ; Nadi : -; RR : biasanya disertai sesak napas; Suhu

: 39oC-40,6oC

Antropometri
TB :
4.

BB SMRS

kg

BB MRS

kg

B1 Pernafasan (Breath)

Paru-paru : Bila terjadi perubahan pola nafas dan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas akan didapatkan peningkatan frekuensi pernapasan, retraksi otot bantu
pernapasan dan suara nafas tambahan. Batuk yang disebabkan oleh reaksi
inflamasi mukosa saluran nafas bersifat batuk kering. Intensitas batuk meningkat
mencapai puncak pada saat erupsi. Bertahan lama dan menghilang secara bertahap
dalam 5-10 hari.
5.

B2 Kardiovaskuler (Blood)

Jantung : terdengar suara jantung I dan II


6.

B3 Persyarafan (Brain)

a.

Mata : Konjungtivitis & fotofobia.Tampak adanya suatu garis melintang dari


peradangan konjungtiva yang dibatasi pada sepanjang tepi kelopak mata
( Transverse Marginal Line Injectio ) pada palpebrae inferior, rasa panas di
dalam mata & mata akan tampak merah, berair, mengandung eksudat pada
kantong konjungtiva.

b.

Hidung : Bersin yang diikuti hidung tersumbat & sekret mukopurulen dan
menjadi profus pada saat erupsi mencapai puncak serta menghilang
bersamaan dengan menghilangnya panas.

7.

B4 Perkemihan (Bladder)

Pola eliminasi, perlu dikaji konsistensi, warna, bau feces pada pola eliminasi alvi.
Pada pola eliminasi urine perlu dikaji prekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan
jumlah.
8.

B5 Pencernaan (Bowel)

a.

Mulut : Didapatkan koplik's spot

Merupakan gambaran bercak bercak kecil yang irregular sebesar ujung jarum /
pasir yang berwarna merah terang dan bagian tengahnya berwarma putih kelabu.
Berada pada mukosa pipi berhadapan dengan molar ke 2 , tetapi kadang
kadang menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan mukosa pipi.
Timbulnya pada hari ke 2 setelah erupsi kemudian menghilang. Tanda ini
merupakan tanda khas pada morbili.
b.

Pada pasien campak harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehariharinya seperti kalsium, zat besi, protein, Vit. C, dan lainnya untuk membantu
proses penyembuhan kulit. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa
membantu menentukan penyebab masalah kulit.

c.

Abdomen: bising usus terdengar, pada keadaan hidrasi turgor kulit dapat
menurun.

d.

Anus & genitalia:

-Eliminasi alvi dapat terganggu berupa diare


-Eliminasi uri tidak terpengaruh.
9.

B6 Muskuloskeletal dan Integumen (Bone)

Ekstremitas atas dan bawah : ditemukan rash dengan sifat sesuai waktu timbulnya.
10. Pola aktifitas sehari-hari
Personal hygiene
Mandi SMRS :3 xsehari

Mandi MRS :2x sehari

Keramas

Keramas :1x sehari

:2x sehari

Ganti pakaian : 2 x sehari

Ganti pakaian :3 x sehari

Menyikat gigi :3 x sehari

menyikat gigi :2x sehari

Memotong kuku :2 x seminggu

memotong kuku :1x

seminggu
Masalah

:TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Istirahat tidur SMRS :8 jam


Jam tidur(siang ):13.00-16.00

Jam tidur malem :21.00-04.00 jumlah :7 jam

Kualitas tidur :

jam tidur (malem) MRS :21.00-04.00


Kebiasan sebelum tidur

Masalah :insomia

Penyebab :nyeri pada lengan tangan kanan dan

kiri
Masalah :Gangguan pola tidur
Persepsi terhadap sehat sakit :klien sudah 3 kali konsultasi dirumah sakit dengan
penyakit yang sama,dan pasien berharap kondisi penyakit yang diderita pasien
lekas sembuh
Konsep diri :klien mengatakan malu dengan penyakitnya terkadang tidak percaya
diri dengan kondisi badannya yang sekarang

Kemampuan berbicara:

pasien mampu berbicara tapi pelan

berbicara

sehari hari:Jawa
Kemampuan adaptasi terhadap masalah
Ansietas :cemas (karena penyakit yang diderita belum sembuh sembuh,dan
semakin parah cacar air dilengan tangan kanan dan kiri )
Aktifitas sehari hari
Reakreasi :main kerumah nenek dan kakek
Olahraga:basket,bola voly,n bulu tangkis

Sistem pendukung :sekitar keluarganya

hubungan dengan orang lain:-

Kegiatan ibadah :sholat dan membaca alquran setiap hari


Masalah :ansietas

11. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni dalam sputum, sekresi
nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.
Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan
clomplement fiksator test akan ditemukan adanya antibodi yang spesifik dalam 13 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
Analisis Data
No
1.

Data
DS :

Etiologi
Faktor mekanik :

Masalah
Resiko kerusakan

- orang tua anak mengatakan

penggarukan

integritas kulit

timbul bercak-bercak merah di

pruritus

bada anaknya.
- orangtua mengatakan anaknya
terus-menerus menggaruk bagian
tubuhnya yang terdapat bercak
bercak merah.
DO:
- terlihat banyak papula di tubuh
2.

anak An. P
DS : -

Gangguan

DO :

integritas kulit

- anak P terlihat terus-menerus


menggaruk bagian tubuhnya
yang terdapat bercak bercak
merah.

Resiko Infeksi

3.

DS :

Proses infeksi

Hipertermi

- Suhu 38C
DS :

Gejala terkait

Gangguan rasa

- orang tua megatakan anak

penyakit :

nyaman

sering menangis

Campak

- orang tua mengatakan anak


panas sejak 4 hari yang lalu
DO :
- anak tampak gelisah
- kulit anak tampak kemerahan
4.

- orang tua mengatakan anak jadi


tidak nyaman saat tidur

5.

DO :
DS :

Sekresi yang

Ketidakefektifan

- orang tua mengatakan anak

tertahan

bersihan jalan

sering batuk 3 hari terakhir

nafas

DO:
- anak tampak gelisah
- anak mengalami dispnea

Daftar Pustaka
Anonim.2011.Askep Morbili/Campak pada Anak.
https://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/.
7 September 2016
Anonim. 2013. Askep Campak.

sibawellbercerita.blogspot.com/2013/06/askep-

campak.html. 7 September 2016


Dunia Keperawatan 2013.Askep Anak dengn Campak (Morbili).

macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-anak-dengn-morbili.html. 7
September 2016
Soedarto. 1996. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Jakarta: Widya Medika
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai