Anda di halaman 1dari 7

INTOKSIKASI GAS

INTOKSIKASI OKSIGEN
Pendahuluan
Oksigen adalah suatu racun universal pada tekanan tertentu dan lamanya pemaparan,
hiperoksia ternyata memiliki efek toksik pada setiap organ, jaringan, dan sel sel tubuh.
Oksigen terdapat di udara sebanyak 21 %.
Tekanan parsial normal diudara 0,2 ATA (160 mmHg).
Sifat : tidak berwarna, tidak berbau, dan membantu proses pembakaran.
Tekanan parsial oksigen pada setiap kedalaman : kadar oksigen dalam campuran
gas x tekanan disekitarnya.

Definisi
Terjadi bila bernafas dengan tekanan parsial oksigen lebih dari 2 ATA.

Etiologi
Peningkatan tekanan parsial oksigen dalam darah, karena :
Penggunaan alat selam closed/semi closed.
Penyelaman saturasi.
Penggunaan oksigen untuk memperbanyak waktu penyelaman.
Terapi oksigen dalam ruang bertekanan tinggi.
Resusitasi dengan pemberian oksigen yang lama pada ganggaun pernafasan.
Timbulnya keracunan oksigen bergantung pada :
Tekanan parsial oksigen.
Lamanya paparan oksigen.
Variasi daya perorangan.

Klasifikasi
Keracunan oksigen akut
Keracunan oksigen yang mengenai otak bila PO2 > 2 ATA. Kemungkinan karena
peningkatan presentase oksigen dalam gas pernafasan, peningkatan tekanan
lingkungan, atau keduanya.
Gejala Klinis :
Mual, muntah.
Pusing.
Kejang pada bibir dan otot wajah.
Halusinasi pandangan.
Inkoordinasi getaran otot.
Kejang kejang epileptic.
Kebingungan dan hilang ingatan setelah kejang.
Keracunan oksigen kronik

Pada penyelaman saturasi/penyelaman dalam ruang rekompresi dalam waktu


lama.
Etiologi : Penghisapan O2 dalam waktu lama dengan PO2 0,8 ATA atau lebih.
Gejala Klinis :
Tenggorokkan gatal (seperti flu).
Rasa pedih di daerah tulang dada.
Batuk (terutama bila bernafas dalam, kering, dan mengiritasi)
Rasa sakit bertambah berat dengan pernafasan
Nafas berbunyi dan batuk tidak terkontrol.
Nafas pendek.
Dahak berdarah.
Kematian

Pencegahan
- Pengukuran fungsi vital paru dengan vitalogra (mengamati tanda awal keracunan).
- Selingan dengan bernafas udara (memperlambat gejala).
- Penghembusan nafas secara maksimal secara periodic (menghindari kolaps paru).
- Mematuhi daftar yang berhubungan antara batas batas pernafasan oksigen dengan
terjadinya keracunan oksigen pada paru.
Pengobatan
Gejala serebral/neurologi :
- Menjalani terapi rekompresi, jika ada tanda peringatan toksisitas otak
berkembang, pasien didorong untuk hiperventilasi dan diberi udara untuk bernafas
-

sampai gejala mereda.


Jika pasien kejang, posisikan tubuh pasien menyamping untuk melindungi jalan
nafas dari obstruksi atau aspirasi isi lambung. Setelah kejang, pasien biasanya

tidak sadar, jalan nafas dilindungi sesuai prinsip resusitasi.


Gejala Pulmonal
Penurunan tekanan parsial O2 yang diberikan akan memperlambat toksisitas.
Pada periode pendek menghirup udara, 5 enit setiap setengah jam, sering
digunakan oleh dokter berpengalaman untuk menunda toksisitas oksigen selama
O2 terapi.
INTOKSIKASI KARBON MONOKSIDA (CO)
Pendahuluan
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna dan berbau, yang dihasilkan
dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari material yang berbahan dasar karbon
seperti kayu, batu bara, bahan bakar minyak, dan zat zat organik lainnya.

Definisi

Intoksikasi gas CO merupakan akibat serius dari kasus inhalasi asap dan diperkirakan
lebih dar 80 % penyebab kefatalan yang disebabkan oleh trauma inhalasi.

Epidemiologi
Gas CO adalah penyebab utama dari kematian akibat keracunan di Amerika Serikat dan
lebih dari separuh penyebab keracunan fatal lainya di seluruh dunia.

Gejala dan Tanda


Misdiagnosa sering terjadi karena beragamnya keluhan dan gejala pasien.
Pada anamnesa didapatkan riwayat paparan gas CO.
Penderita trauma inhalasi/luka bakar harus dicurigai kemungkinan terpapar dari
keracunan gas CO.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan takikardi, hipertensi, atau hipotensi,
hipertermia, takipnea.
Pada kulit biasanya didapatkan warna kulit yang merah seperti buah cherry,
didapatkan lesi berupa eritem atau bula.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Analisa kadar HCO membutuhkan alat ukur spectrophotometric yang khusus.
Kadar HBCO yang meningkat akibat paparan gas.
Pada perokok didapatkan peningkatan ringan kadar CO sampai 10 %.
Pemeriksaan Imaging
X Foto Thorax. Perlu dilakukan pada kasus keracunan gas dan saat terapi
oksigen hiperbarik diperlukan. Hasil x foto thorax biasanya dalam batas normal.
Adanya gambaran ground glass appearance, perkabutan parahiler, dan intra
alveolar edema menunjukkan prognosis yang jelek.
CT Scan, perlu dilakukan pada kasus keracunan berat gas CO atau bila terdapat
perubahan status mental yang tidak pulih dengan cepat. Edema serebri dan lesi
fokal, menunjukkan adanya komplikasi ke neurologis.
Pemeriksaan Lainnya
Elektrokardiogram :
Sinus takikardi adalah ketidaknormalan yang sering didapatkan.
Adanya aritmia akibat hipoksia iskemik atau infark.
Pulse Oximetry
Cooximetry (darah arteri) menggunakan teknik refraksi 4 panjang
gelombang yang dapat secara akurat mengukur kadar HbCO.

Penatalaksanaan
Perawatan sebelum tiba di rumah sakit.

Memindahkan pasien dari paparan gas CO dan memberikan terapi O2


dengan masker nonbreathing.
Intubasi dilakukan untuk pasien dengan penurunan kesadaran dan proteksi
jalan nafas.
Perawatan di UGD.
Pemberian O2 dilanjutkan sampai pasien tidak menunjukkan gejala dan
tanda keracunan dan kadar HbCo turun dibawah 10%.
Lamanya pemberian O2 berdasarkan waktu paruh HbCO dengan
pemberian oksigen 100% yaitu 30 90%
Dirujuk ke hiperbarik, apabila kadar HbCo diatas 40% atau adanya
gangguan kardiovaskular atau neurologis.
Apabila pasien tidak membaik dalam 4 jam pasca pemberian O2, kirim ke
unit hiperbarik.

Terapi Oksigen Hiperbarik


HBO dapat bermanfaat untuk mengurangi dengan cepat kadar HbCo dalam darah,
meningkatkan transportasi O2 intraseluar, mengurangi aktivitas daya adhesi
neutrofil.

INTOKSIKASI KARBON DIOKSIDA (CO2)


Etiologi
Akibat hipoventilasi alveolar (ventilasi kurang memadai, untuk mengimbangi
pembentukkan CO2).
Ada 4 mekanisme hiperkapnia dalam penyelaman :
Kegagalan sistem absorben
Ventilasi yang inadekuat dalam lingkungan tertutup, misalnya penggunaan
alat selam standar atau helmet dan RUBT dimana aliran untuk
menghilangkan CO2 tidak cukup.
Penurunan ventilasi pulmoner, misalnya pada penyelaman dalam dimana

media pernafasan menjadi lebih padat atau terjadi peningkatan resistensi.


Kontaminasi media pernafasan dengan CO2
Gejala Klinis
5 6 % CO2 dapat menyebabkan distress dypneu dikrnai dengan kenaikan tidal
volume terutama dalam kecepatan respirasi, didapatkan kenaikan darah dan
denyut nadi.

Bernafas dengan CO2 10 % menyebabkan penurunan denyut nadi, tekanan darah,


kehilangan kesadaran.
Bernafas dengan CO2 12 - !4 % menyebabkan kematian karena depresi sentral
pernafasan.
Bernafas dengan CO2 20 40 % menyebabkan konvulsi midbrain, spasme
ekstensor, dan kematian.

Pencegahan
Memonitor kadar CO2 dan adanya sistem peringatan ketika keadaan
membahayakan.

Pengobatan
Setiap penyelam yang menggunakan alat pernafasan ulang harus benar benar
terlatih jika mengalami keracunan CO2 harus segera menghindari aktivitas dan
istirahat sehingga aktivitas otot menurun, pada saat yang sama menginformasikan
temannya agar bisa dibantu naik ke permukaan, menyalurkan sistem rebreathing
dengan gas segar, kemudian kembali ke permukaan dengan melepas pemberat dan
enghirup udara atmosfer.
Jauhkan penderita dari sumber CO2, berikan O2 100 % melalui masker, dan
lakukan bantuan hidup dasar, termasuk resusitasi cardiopumonary jika sesuai.
Parasetamol (acetaminofen). Sakit kepala parah akibat akibat toksisitas CO2 harus
diobati degan analgesik sederhana seperti parasetamol (asetaminofen).
Pertolongan Pertama
Mengangkatnya dari lingkungan yang toksik.
Memelihara pernafasan dan sirkulasi untuk beberapa waktu.
PCO2 dan pH arterial akan kembali normal bila ventilasi alveolar
memadai, dan sirkulasi membaik.

NITROGEN NARKOSIS
Definisi
Nama lain : Narks.
Keadaan dimana seseorang bernafas pada tekanan tinggi, nitrogen (yang
membentuk 79% udara) memiliki pengaruh yang dapat mengakibatkan
keracunan.
Pengaruh tersebut akan dialami oleh penyelam yang menggunakan udara sebagai
gas pernafasannya pada kedalaman 70 meter atau lebih dengan udara kompresi.

Etiologi

Nitrogen dan gas inert lainnya tidak turut serta pada perubahan metabolik dalam
tubuh untuk menimbulkan efeknya. Pada umumnya etiologi dikklasifikasikan
dalam teori biofisika dan biokimia :
Teori Biofisika
Kelarutan lemak. Meyer dan Hopf (1923) menyatakan semua gas dan zat
mudah menguap menyebabkan narkosis bila mereka berpenetrasi ke dalam
sel lemak pada konsentrasi tertentu. Hal ini berarti bahwa semaki besar
koefisien kelarutan gas terhadap minyak dan air, semakin kuat gas tersebut
menimbulkan nakrosis.
Berat Molekul
Telah diketahui bahwa efek narkosis besar sesuai dengan berat
molekulnya.
Pembentukkan Klastrat
Mikrokristal hidrat gas dapat mengganggu transmisi impuls syaraf dalam

daerah sinaps.
Teori Biokimiawi
Teori metabolik dari Quastel.
Teori anestesi umum ini menyatakan bahwa anestetik mengganggu
oksidasi intraseluler dengan cara mencegah pemindahan energi dari
piruvat ke sistem enzim sitokrom.
Transmitter sistem syaraf pusat.
Mekanisme narkosis terjadi akibat terganggunya fungsi dari transmitter
neurohormonal.
Hipoksia Histotoksik
Gas inert menggantikan oksigen dari sel sel sehinggamengurangi energi
yang tersedia, yang dapat menyebabkan terganggunya pertukaran natrium
dan menghambat transfer substrat dari kapiler neuron, akibatnya tejadi
depresi SSP.
Faktor Resiko
Intelegensia yang rendah.
Kelelahan atau kerja berat.
Kegelisahan, kurang pengalaman, penyelam pemula.
Dingin.
Minum alkohol.
Daya pandang buruk.
Gangguan oksigen atau karbon dioksida.
Faktor Yang Mengurangi
Motivasi yang kuat.
Akimatisasi.

Manifestasi Klinis
Terhadap fungsi otak
Daya pemikiran.
Daya penilaian.
Daya ingat dan perhatian
Meningkatnya tekanan menyebakan penyelam akan mengalami kesukaran dalam
pergerakan tangan dan koordinasi.
Pada kedalaman yang sangat dalam dapat menyebabkan halusinasi dan
ketidaksadaran yang diikuti tenggelam.

Pencegahan
Menghindari paparan gas inert yang dapat menyebakan keracunan.

Pengobatan
Membawa penyelam dengan gejala narkosis nitrogen ke permukaan secara
perlahan dan jangan terlalu cepat, hal ini untuk menurunkan pN2. Jika naik terlalu
cepat maka nitrogen cair akan terperangkap di dalam tubuh kita tak bisa keluar
begitu tiba di permukaan, maka nitrogen cair ini akan berubah jadi gelembung
nitrogen di tubuh dan memenuhi pembuluh darah, jaringan otot, dan sendi,
disebut dengan penyakit dekompresi.
Terapi untuk penyakit dekompresi ini adalah hiperbarik. Pasien masuk ke dalam
chamber dan diberi tekanan sesuai kedalaman dia menyelam, agar gelembung
nitrogen kembali ke bentuk cairan, da baru tekanan dikurangi sedikit demi sedikit,
agar nitrogen bisa bersih dari tubuh penyelam.

Referensi
Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Lakesla.
Pengantar Ilmu Kesehatan Penyelaman. PKHI.

Anda mungkin juga menyukai