Anda di halaman 1dari 15

Gagal Nafas

Oleh :
Humam mukti aziz Smf Pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi rsud
meurxa banda aceh 2020
DEFINISI

Gagal napas merupakan suatu kondisi gawat darurat pada sistem


respirasi berupa kegagalan sistem respirasi dalam menjalankan
fungsinya, yaitu oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
Berdasarkan kedua fungsi tersebut, maka gagal napas dapat
diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu gagal napas hipoksemik dan
gagal napas hiperkapnik.). 
EPIDEMIOLOGI

Gagal napas merupakan penyebab utama kematian dan paling


banyak adalah pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK).
Mortalitas paling tinggi sering dijumpai pada pasien dengan
gagal napas adalah dari studi multisenter internasional dilaporkan
hanya 55,6% pasien dengan gagal napas akut berhasil dapat
diselamatkan di ruang perawatan, sedangkan 44,4% meninggal di
rumah sakit
KLASIFIKASI
Gagal Napas Tipe 1
Pada tipe 1,  kelainan berupa hipoksemia, sehingga
disebut gagal napas hipoksemik. Tekanan parsial oksigen
di arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg. Pasien telah
mendapatkan oksigenasi dengan fraksi oksigen (FiO2)
minimal 0.60. Terjadi akibat kegagalan difusi oksigen dari
alveolus ke sirkulasi.
Gagal Napas Tipe 2
Kelainan berupa hiperkapnia  sehingga disebut gagal
napas hiperkapnik. Tekanan parsial karbondioksida di arteri
(PaCO2) lebih dari 45 mmHg. Terutama terjadi akibat
kegagalan fungsi ventilasi atau pompa udara pada saluran
napas. Dapat disertai hipoksemia, umumnya disertai asidosis
respiratorik.
Penyebab Gagal Nafas

 Sistem respirasi terdiri dari sistem saraf pusat, sistem saraf perifer, otot respirasi dan
dinding dada, saluran napas atau alveoli. Defek pada masing-masing komponen dapat
menyebabkan gagal napas. Defek pada susunan saraf pusat, susunan saraf perifer, otot
respirasi dan dinding dada, saluran napas yang menyusun “respiratory pump” dapat
menimbulkan gagal napas hipoksemia dan hiperkapni. Kelainan pada alveoli dapat
menimbulkan gagal napas hipoksemi.
ETIOLOGI GAGAL NAFAS
 1. Penyakit Paru-Paru
Orang yang mengidap penyakit paru-paru ternyata lebih berisiko mengalami gagal napas.
Kondisi ini sering dipicu oleh berbagai penyakit, seperti penyakit paru obstruktif kronik alias
PPOK, emboli paru, pneumonia, sindrom gagal napas akut, serta fibrosis kistik. Penyakit-penyakit
tersebut bisa memengaruhi aliran udara serta darah yang masuk dan keluar dari paru-paru. 

 2. Pneumonia
Mikroorganisme pada pneumonia mengeluarkan toksin dan memicu reaksi inflamasi dan
mensekresikan mucus. Mucus membuat area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan
kapiler paru secara kontinu menurun, membuat terganggunya difusi O2 dan eliminasi CO2 . 
 3. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah adanya udara di dalam ruang pleura yang menghalangi ekspansi
paru sepenuhnya. Ekspansi paru terjadi jika lapisan pleura dari dinding dada dan lapisan
visera dari paru-paru dapat memelihara tekanan negative pada rongga pleura. Ketika
kontinuitas sistem ini hilang, paru akan kolaps. 
 4. Efusi pleura
penumpukan cairan pada rongga pleura. Cairan pleura normalnya merembes secara
terus-menerus ke dalam rongga dada dari kapiler-kapiler yang membatasi pleura parietalis
dan diserap ulang oleh kapiler dan sistem limfatik pleura viseralis. Kondisi apapun yang
mengganggu sekresi atau drainase dari cairan ini akan menyebabkan efusi pleura
Manifestasi klinis
Gejala yang tampak pada pasien dengan gagal napas adalah sebagai berikut:
1. Sesak napas. Pada awal tahapan gagal napas, gejala yang dominan terlihat adalah sesak napas.
Sesak napas ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbondioksida
dalam darah.
2. Bibir, kuku, dan kulit terlihat pucat. Rendahnya kadar oksigen menyebabkan bibir, kuku, dan
kulit penderitanya terlihat pucat.
3. Penurunan kesadaran. Bila tidak segera tertangani, rendahnya kadar oksigen akan membuat
otak tidak dapat bekerja dengan baik. Padahal otak merupakan pusat kesadaran. Itulah
sebabnya bila tidak segera ditangani, pada akhirnya pusat kesadaran ini yang akan
dikorbankan.
4. Irama jantung tidak teratur (aritmia). Kekurangan oksigen pada otak akan menyebabkan
penurunan kesadaran, sedangkan pada jantung mengakibatkan ketidakteraturan irama jantung.
PATOFISIOLOGI

Gagal nafas Ventilasi atau


Gagal nafas hipoksemia Hiperkapnia
Pemeriksaan Penunjang
GAGAL NAFAS

Laboratorium Radiologi

1. Analisa gas Darah 1. Radiografi dada


2. Pulse Oximetry 2. Ekokardiografi
3. Capnography 3. Pulmonary Fuction Tests (PFTs)
PENGOBATAN

Jalan nafasnya terlebih Terapi hipoksemia dan


Terapi Kausal
dahulu hiperkapni
Ventilasi Mekanik

Indikasi Pemasangan
Pada Ventilasi Mekanik Tujuan Ventilasi
Mekanik
KESIMPULAN
Gagal napas merupakan yang paling sering kita jumpai di ICU.
Dikatagorikan Diagnosis gagal napas adalah berdasarkan pemeriksaan analisa
gas darah. Disebut gagal napas bila PaO2 < 60 mmHg dengan atau tanpa
peningkatan CO2.
Gagal napas dapat diklasifikasikan menjadi gagal napas akut dan kronis
atau hipoksemi, hiperkapni. Bila tidak ada pemeriksaan gas darah saturasi
oksigen (SpO2) yang diperiksa dengan pulse oximeter dengan udara kamar
dapat sebagai pengganti PaO2

Anda mungkin juga menyukai