Anda di halaman 1dari 16

DIAGNOSIS DAN

PENATALAKSANAAN
GAGAL NAFAS

Kelompok 1
Anggota

1.Barkah Nur Baeti (D3-202304002)


2.Devania Salsabila (D3-202304003)
3.Adela Hasah Nurnatsia (S1-202306001)
4.Aning prianti (S1-202306002)
5.Bella Nanda Puspita (S1-202306003)
6.Citra Amalia Nur Aisyah (S1-202306004)
7.Dewi Maratussholihah (S1- 202306005)
Pokok 1. Pengertian gagal nafas
2. Definisi gagal nafas akut
3. Fisiologi pernafasan
Bahasan 4. Etimologi gagal nafas akut
5. Patofisiologi gagal nafas akut
6. Klasifikasi
7. Diagnosis gagal nafas
8. Pemeriksaan fisik
9. Penatalaksanaan gagal nafas
Gagal Nafas
Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi didalam darah dengan atau
tanpa penumpukan CO2. Terdapat 6 sistem kegawatan salah
satunya adalah gagal nafas yang menempati urutan pertama.
Hal ini dapat dimengerti karena apabila terjadi gagal nafas
waktu yang tersedia terbatas sehingga memerlukan
ketepatan dan kecepatan dalam bertindak. Untuk itu harus
dapat mengenal tanda-tanda dan gejala gagal nafas dan
menanganinya dengan cepat walaupun tanpa menggunakan
alat yang canggih.
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal
nafas kronik dimana masing-masing mempunyai pengertian
yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang
timbul pada pasien yang memiliki struktural dan fungsional
paru yang normal sebelum awitan penyakit muncul.
Sedangkan gagal nafas kronis adalah gagal nafas yang
terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronis seperti
bronkitis kronis,emfisema. Pasien mengalami toleransi
terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara
bertahap.
Gagal Nafas Akut
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal
untuk melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida. Ketidakmampuan itu dapat
dilihat dari kemampuan jaringan untuk memasukkan oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida.Gagal nafas akut adalah
ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan
suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel
tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal.1 Kriteria
kadar gas darah arteri untuk gagal respirasi tidak mutlak bisa
ditentukan dengan mengetahui PO2 kurang dari 60mmHg dan
PCO2 diatas 50mmHg. Gagal nafas akut terjadi dalam
berbagai gangguan baik pulmoner maupun nonpulmoner.
Fisiologi Pernafasan
Fungsi paru : Pertukaran O2 dan CO2 Selama respirasi paru
: 02 diserap dari mulut dan hidung melalui trakea dan
bronkus, mencapai alveoli, dan bergabung dengan darah di
kapiler paru ( O2 dg darah dipisah, O2 di ikat oleh Hb dan
kemudian di bawa ke jantung).
Di paru-paru, CO2 berpindah dari kapiler ke alveoli,
melewati bronkus dan trakea, lalu dihembuskan melalui
hidung dan mulut.
Etiologi Gagal Nafas Akut

Etiologi Gagal Nafas Akut


Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh kelainan
intrapulmonal dan ektrapulmonal. Kelainan
intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran
nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan
interstitial,kapiler alveolar. Kelainan
ektrapulmonal merupakan kelainan pada pusat
nafas, neuromuskular, pleura maupun saluran
nafas atas.
Patofisiologi Gagal
Nafas Akut
Pemahaman mengenai patofisiologi gagal nafas akut
merupakan hal yang sangat penting di dalam hal
penatalaksanaannya. Secara umum terdapat empat dasar
mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem
pernapasan yaitu :

1 Hipoventilisasi

2 Ketidak seimbangan ventilisasi/perfusi

Pintasan darah dari kanan


Hipoventilisasi
Dapat membandingkan ke kiritubuh
struktur
3
beberapa makhluk hidup dengan makhluk
hidup lainnya
Gangguan difusi
4
Lanjutan...
Kelainan ektrapulmonel menyebabkan hipoventilasi
sedangkan kelainan intrapulmonel dapat meliputi seluruh
mekanisme tersebut. Sesuai dengan patofisiologinya
gagal nafas akut dapat dibedakan kedalam 2 bentuk yaitu:
hiperkapnia atau kegagalan ventilasi dan hipoksemia atau
kegagalan oksigenasi. Gagal nafas pada umumnya
disebabkan oleh kegagalan ventilasi yang ditandai dengan
retensi CO2, disertai dengan penurunan pH yang
abnormal, penurunan PaO2, dengan nilai perbedaan
tekanan O2 di alveoli-arteri (A-a)DO2 meningkat atau
normal.
Lanjutan...
Kegagalan ventilasi dapat disebabkan oleh hipoventilasi karena
kelainan ektrapulmoner dan ketidakseimbangan V/Q yang berat
pada kelainan intrapulmoner atau terjadi kedua-duanya secara
bersamaan. Hiperkapnia yang terjadi karena kelainan
ektrapulmoner disebabkan karena terjadinya penurunan aliran
udara antara atmosfer dengan paru tanpa kelainan pertukaran
gas di parenkim paru. Dengan demikian akan didapatkan
peningkatan PaCO2, penurunan PaO2, dan nilai (A-a) O2
normal. Kegagalan ventilasi pada penderita penyakit paru terjadi
sebagai berikut : sebagian alveoli mengalami penurunan
ventilasi relatif terhadap perfusi, sedangkan sebagian lagi terjadi
peningkatan ventilasi relative terhadap perfusi. Awalnya daerah
dengan ventilasi rendah dapat dikompesasi dengan daerah
terventilai tinggi sehingga tidak terjadi peningkatan PaCO2.
Klasifikasi Berdasarkan pada pemeriksaan AGD, gagal nafas dapat
dibagi menjadi 3 tipe.
Tipe I merupakan kegagalan oksigenasi atau
hypoxaemia arteri ditandai dengan tekanan parsial O2
arteri yang rendah.
Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia
ditandai dengan peningkatan tekanan parsial CO2 arteri
yang abnormal (PaCO2 > 46 mm Hg), dan diikuti
secara 8 simultan dengan turunnya PAO2 dan PaO2,
oleh karena itu perbedaan PAO2 - PaO2 masih tetap
tidak berubah.
Tipe III adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi
dan ventilasi ditandai dengan hipoksemia dan
hiperkarbia penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2.
Diagnosis Gagal
Nafas
Gejala dan tanda gagal napas akut menggambarkan
adanya hipoksemia atau hiperkapnia, atau keduanya,
disertai gejala dari penyakit yang mendasarinya.
Sesak merupakan gejala yang sering muncul.
Penurunan status mental adalah gejala akibat
hipoksemia maupun hiperkapnia. Pasien mungkin
mengalami disorientasi. Pada hiperkapnia pasien
dapat mengalami penurunan kesadaran menjadi
stupor atau koma. Sakit kepala sering tedapat pada
gagal napas hiperkapnia. Patogenesis dari sakit
kepala adalah dilatasi pembuluh darah cerebral akibat
peningkatan PCO2.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
• Takipnue dan takikardi yang merupakan gejala nonspesifik
• Batuk yang tidak adekuat, penggunaan otot bantu napas, dan pulsus paradoksus dapat menandakan risiko terjadinya
gagal napas
• Pada funduskopi dapat ditemukan papil edema akibat hiperkapnia atau vasodilatasi cerebral
• Pada paru ditemukan gejala yang sesuai dengan penyakit yang mendasari.
• Bila hipoksemia berat, dapat ditemukan sianosis pada kulit dan membran mukosa. Sianosis dapat diamati bila
konsentrasi hemoglobin yang mengalami deoksigenasi pada kapiler atau jaringan mencapai 5 g/dL
• Disapnue dapat terjadi akibat usaha bernapas, reseptor vagal, dan stimuli kimia akibat hipoksemia atau hiperkapnia
• Kesadaran berkabut dan somnolen dapat terjadi pada kasus gagal napas. Mioklonus dan kejang dapat terjadi pada
hipoksemia berat. Polisitemia merupakan komplikasi lanjut dari hipoksemia
• Hipertensi pulmoner biasanya terdapat pada gagal napas kronik. Hipoksemia alveolar yang disebabkan oleh
hiperkapnia menyebabkan konstriksi arteriol pulmoner.
Penatalaksanaan Gagal Nafas
Penatalaksanaan gagal napas atau respiratory failure harus adalah pemberian bantuan napas.
Meski begitu, langkah awal dalam penatalaksanaan pasien dengan gagal napas harus dimulai
dengan menilai patensi jalan napas (airway), pernapasan (breathing), dan sirkulasi (circulation
dengan melihat hemodinamik).Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan pada Gagal Napas
1. Airway dan Breathing: Pastikan bahwa airway atau jalan napas pasien dalam keadaan paten.
Apabila airway pasien tidak dalam keadaan paten maka lakukan tindakan pembebasan airway
yang didukung dengan proteksi terhadap c-spine, terutama pada pasien trauma.
2. Circulation dan Terapi Kegawatan Lainnya : Perhatikan juga kondisi hemodinamik pasien.
Protokol resusitasi cairan dapat dilakukan jika diperlukan. Penatalaksanaan gagal napas
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan analisis gas darah. Lakukan pemeriksaan secara
holistik untuk mencari etiologi gagal napas dan penyakit penyerta lain yang dapat memperberat
kondisi pasien.
SELESAI
Alhamdulillah...

Anda mungkin juga menyukai