DOSEN PENGAMPU:
RATIFAH, SST.M.Kes
Pertemuan ke 10
Selasa , Tgl: 21 September 2021
GAGAL NAFAS dan STATUS ASMATIKUS
PENDAHULUAN
Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan
untuk mempertahankan oksigenasi didalam darah, dng
atau tanpa penumpukan CO2.
A. Pengertian
1. Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan
tekanan parsial normal O2 & atau CO2 didalam darah. (Merenstein,
1995)
2. Gagal nafas adalah suatu kegawatan yg disebabkan oleh gg
pertukaran oksigen & karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tdk
mampu memenuhi metabolisme tubuh. (Staf pengajar ilmu kesehatan
anak, 1985).
3. Gagal napas adalah kondisi kegawatan medis yg terjadi akibat gg
serius pd sistem pernapasan, shg menyebabkan tubuh kekurangan
oksigen.
Kondisi ini perlu sgr mendpt penanganan medis. Jika tdk sgr
ditangani, gagal napas dpt menyebabkan kerusakan organ tubuh &
bahkan kematian.
B. Etiologi:
Gagal napas dpt dikelompokkan berdasarkan kategori
penyakitnya, sebagian etiologi dpt menyebabkan: hipoksemia &
hiperkapnia sekaligus.
1. Gagal napas hipoksemik umumnya terjadi akibat ketidakseimbangan
ventilasi & perfusi (V/Q mismatch) yg paling sering disebabkan kelainan pd
parenkim paru & alveolus., spt
Pneumonia
Edema paru
Fibrosis kistik
Perdarahan paru
Tenggelam
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Kontusio paru
2. Gagal napas hiperkapnik berkaitan dng retensi karbon
dioksida yg umumnya terjadi akibat fungsi ventilasi alveolar
yg tdk adekuat, misalnya pada:
Kelainan Jalan Napas
Laringomalasia
Trakeitis
Croup
Stenosis subglottis
Tracheal ring
Aspirasi benda asing
Tumor
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Asthma bronkial berat
Bronkiolitis
Anafilaksis
Kelainan Sistem Saraf Pusat
Penyakit serebrovaskular
Tumor intrakranial
Cedera kepala (trauma)
Infeksi sistem saraf pusat, misalnya ensefalitis
Toksisitas obat atau zat
Ensefalopati metabolik, misal: uremia, ensefalopati hepatikum
Kongenital, misal: sindrom hipoventilasi kongenital
Malformasi vaskular
Kelainan Otot Pernapasan & Dinding Dada
Paralisis diafragma
Hernia diafragma
Paralisis nervus frenikus
Kelainan neuromuskular, misalnya sindrom Guillain-Barre, miastenia gravis
Kelainan otot, misalnya distrofi otot, polimiositis
Kyphoscoliosis
Flail chest
Kelainan dinding dada kongenital
C. Pathofisiologi
Ada 2 jenis gagal nafas, yaitu: Gagal nafas Akut & Gagal nafas
Kronis yg masing-masing mempunyai pengertian yg berbeda
1. Gagal nafas Akut, yaitu :
Gagal nafas yg timbul pd pasien yg parunya normal scr struktural
maupun fungsional sblm awitan peny.timbul.
Stlh gagal nafas akut, biasanya paru-paru kembali ke keadaan
asalnya
2. Gagal nafas Kronis, yaitu:
Gagal nafas yg terjadi pd pasien dng peny. paru kronis spt:
bronchitis kronis, emfisema & peny. paru hitam (peny. penambang
batu bara).
Pasien mengalami toleransi terhdp hipoksia & hiperkapnia yg
memburuk scr berthp.
Pd kasus ini, struktur paru alami kerusakan yg ireversibel
Indikator gagal nafas ialah: Frekuensi pernafasan &
kapasitas vital.
Frekuensi pernafasan normal yaitu: 16-20 x/ mnt, bila lbh
dari 20 x/mnt, mk tindakan yg dilakukan ialah memberi
bantuan ventilator krn kerja pernafasan menjadi tinggi
shg timbul kelelahan
Kapasitas vital adalah: ukuran ventilasi
Apabila salah satu dari sistem kerja ini terganggu, maka dpt memicu terjadinya
gagal napas.
Gagal napas didefinisikan sbg kegagalan tubuh dlm memenuhi kebutuhan
oksigen & atau membuang karbondioksida.
Pd pemeriksaan medis, akan dibuktikan dng kadar oksigen yg rendah & atau
tingginya kadar karbondioksida.
Diagnosis
Penentuan diagnosis gagal napas tipe 1 ditetapkan atas dasar wawancara medis mendetail,
pemeriksaan fisik, & pemeriksaan penunjang.
Pd wawancara medis akan diketahui bila terdpt adanya riwayat penyakit tertentu yg dpt
menyebabkan komplikasi gagal napas tipe 1. Misalnya, pada seseorang dng edema paru.
Sedangkan pd pemeriksaan fisik, umumnya akan terlihat pucat, bibir & kuku kebiruan,
mengalami sesak, & pd pemeriksaan dng stetoskop ditemukan suara napas tambahan, bila
gg distribusi oksigen melibatkan jantung juga dpt ditemukan Irama jantung yg tidak teratur
(aritmia)
Pd pemeriksaan penunjang dng pulse oxymetri di ujung jari didapatkan kadar oksigen yg
rendah di ujung jari. Sedangkan analisa gas darah menunjukkan kadar oksigen yg rendah di
bawah 60 mm Hg & kadar karbondioksida normal atau rendah.
Penyebab
Umumnya, gagal napas tipe 1 disebabkan o/ penyakit yg ada pd paru. Misalnya edema
paru, infeksi paru pneumonia, & fibrosis paru.
Pd berbagai penyakit tsb, paru tidak lagi dpt menyediakan oksigen yg cukup u/ kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Akan tetapi kadar karbondioksida tetap dpt dijaga normal, krn
sebagian paru masih berfungsi dng baik. Akibatnya, organ-organ dlm tubuh menjadi
kekurangan oksigen serta nutrisi, yg pd akhirnya dpt mengorbankan kerja serta kesehatan
organ itu sendiri.
Gejala
Hilangnya kesadaran.
Dan dng rendahnya kadar oksigen, juga berdampak pd jantung berupa:
Gg irama jantung atau aritmia.
yg bila tdk juga tertangani dng tepat & cepat, kondisi ini dpt
menyebabkan kegagalan kerja berbagai organ tubuh (multi organ
failure) &
berujung pd kematian.
Pencegahan
Pencegahan pd gagal napas tipe 2 ini dpt dilakukan dng:
Mengobati penyakit yg mendasarinya, pd penderita penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK) misalnya: dng pemberian
pengobatan adekuat perlu dilakukan u/mencegah serangan
sesak datang kembali.
Begitu pula dng penderita Asma, menghindari pencetus asma
& pemberian obat-obatan pengontrol serangan adalah kunci
utama agar serangan asma tdk muncul kembali, shg dpt
menghindari risiko terjadinya gagal napas tipe 2.
I. Pengkajian
Pengkajian Primer, meliputi:
1. Airway:
Peningkatan secresi pernafasan
Bunyi nafas krekels, roncki dan mengi.
2. Breathing:
Ditress pernafasan: pernafasan cuping hidung , takipneu/
bradipneu, retraksi
Menggunakan otot aksesori pernafasan
Kesulitan bernafas: lapar udara, diaforisis, sianosis
3. Circulation:
Penurunan curah jantung: gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Gg tkt kesadaran: ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
Papiledema
Penurunann haluaran urine
J. PENATALAKSANAAN GAGAL NAPAS SECARA
UMUM
A. Pra Interaksi
1. Beri salam, panggil pasien dengan menyebut namanya
B. Fase Orientasi
1. Cek catatan medik , meliputi :
- Alasan pengambilan spesimen darah.
- Riwayat faktor perdarahan, terapi antikoagulan, gangguan perdarahan,
jumlah trombosit yang rendah.
- Kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena, infus intra
vena atau keadaan setelah radikal mastektomi.
No. Langkah Kerja Ilustrasi
3. Cuci tangan
Dekatkan peralatn pada klien, dan atur posisi klien agar nyaman.
.
No. Langkah Kerja Ilustrasi
10. Identifikasi tempat penusukan
11. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
12 Letakkan pengalas.
14. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan,tentukan darah pulsasi maksimal.
15. Lakukan Allen, untuk mengkaji kadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri ulnaris.
Tes Allen dengan lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu
pergelangan tangan pasien sampai denyutan hilang.
Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris,
Jika tangan kembali normal dng cepat (tangan akan kemerahan dlm 10 detik), hasil test
dinyatakan negatif dan penusukan arteri dpt ilakukan pd pergelangan tangan tsb
Jika stlh dilakukan pelepasan tekanan pd arteri renalis tangan tetap pucat, artinya sirkulasi
ulnaris tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain harus di
test.
Bila hasil ke 2 pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis hrs dieksplorasi.
8. Peringatan Analisis Gas Darah
Sampel darah untuk analisis gas darah berasal dari pembuluh darah arteri yang
terletak lebih dalam daripada pembuluh darah vena. Oleh karena itu, teknik
pengambilan darah akan berbeda dengan pengambilan darah pada umumnya.
Teknik ini juga mungkin terasa lebih tidak nyaman.
Pengambilan sampel darah bisa dilakukan di beberapa lokasi yang pembuluh darah
arterinya paling mudah untuk diakses. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat
pengambilan darah arteri tidak boleh dilakukan pada sebuah lokasi, antara lain:
Terdapat gangguan aliran darah
Terdapat penyakit arteri perifer
Terdapat saluran abnormal (fistula) pada pembuluh arteri, baik yang timbul karena
penyakit atau sengaja dibuat atau dicangkok untuk akses cuci darah (cimino)
Terdapat infeksi, luka bakar, atau bekas luka
Pasien perlu memberi tahu dokter jika memiliki gangguan pembekuan darah atau
sedang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan) guna mengurangi risiko
perdarahan. Pasien juga perlu memberi tahu semua obat-obatan, termasuk produk
herbal, vitamin, dan suplemen yang sedang dikonsumsi.
Beberapa kondisi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, antara lain merokok atau
menghirup asap rokok (pasif), mengalami demam, dan bernapas cepat, misalnya
karena cemas.