Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN


HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Maisje M Kuhu, SKM, MPH

Disusun Oleh :

YUWANA OKTAVIANI FAJRI

P1337420219063

TINGKAT 3B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM


DIPLOMA III
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.


Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-
angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Siti Nur Khalifah, 2016 dalam Sumaryati, 2018). Masalah kesehatan yang
sering muncul pada lansia antara lain hipertensi, radang sendi, stroke,
diabetes mellitus (Yulianti, 2016).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg atau bila pasien memakai obat hipertensi (Manurung,
2018 dalam Rokhayati, 2020). Menurut data (Kemenkes, 2018 dalam
Rokhayati, 2020) prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran  pada umur ≥18 tahun sebesar 44,1 persen. Hipertensi
apabila tidak disembuhkan maka dalam jangka waktu panjang dapat
menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ-organ yang
mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otot dan ginjal. Penyakit
yang sering timbul akibat tekanan darah tinggi adalah stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Manurung, 2018 dalam
Rokhayati, 2020). Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive
heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Sedayu, 2015
dalam Rokhayati, 2020). Hipertensi menurut (Rilantono, 2013 dalam
Rokhayati, 2020) juga dapat berdampak pada retina mata.
Menurut Friedman, (2014) penderita hipertensi dalam menjalani
manajemen kesehatan hipertensi membutuhkan peran serta dari keluarga
sebagai pihak terdekat dari klien. Keluarga adalah suatu ikatan atau
persekutuan hidup yang terdiri dari beberapa anggota keluarga yang hidup
bersama dalam sebuah rumah tangga. Intervensi yang disusun pada klien
hipertensi meliputi intervensi bimbingan antisipatif dan edukasi kesehatan.
Intervensi yang pertama, yaitu program senam hipertensi. Senam hipertensi
diprogramkan sesuai dengan keadaan fisik penderita yaitu dengan prinsip
tidak perlu berat, namun olahraga ringan asal teratur. Intervensi yang kedua
adalah pendidikan kesehatan komplikasi dan penatalaksanaan hipertensi.
Pendidikan kesehatan menggunakan media lebih efektif meningkatkan
pengetahuan manajemen hipertensi dibandingkan dengan tidak menggunakan
media (Ulya, 2017).
B. Respon Lansia terhadap masalah yang dihadapi
Potter & Perry (2009) dalam Wahyuni (2018) menyebutkan bahwa
perkembangan lansia adalah menyesuaikan terhadap perubahan fisik,
psikologis, sosial ekonomi, menjaga kepuasan hidup, dan mencari cara untuk
mempertahankan kualitas hidup. Guna mencapai kualitas hidup lansia
diperlukan kemampuan lansia dalam beradaptasi terhadap kondisi fisik,
psikologis, tingkat kemandirian dan hubungan dengan lingkungan (Reno,
2010 dalam Wahyuni, 2018). Mengingat hal tersebut lansia membutuhkan
dukungan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dalam hidupnya untuk
mencapai integritas diri yang utuh. Integritas diri yang tercapai pada lansia
akan meningkatkan kualitas hidup lansia.
Menurut Sylvia (dalam Sumartini, 2019), bahwa senam hipertensi lansia
adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan
jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi, serta memasukkan oksigen
sebanyak mungkin. Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan
untuk mengatasi stress keuntungan lain dari senam jantung yang teratur
adalah menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya
frekuensi saat istirahat dan menurunnya resistensi insulin. Maryam (dalam
Sumartini, 2019), pada usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang.
Berbagai pembuluh darah penting khusus di jantung dan di otak mengalami
kekakuan. Dengan latihan fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa
jantung bertambah karena otot jantung pada orang yang rutin berolahraga
sangat kuat sehingga otot jantung pada individu tersebut berkontaksi lebih
sedikit dari pada otot jantung individu yang jarang berolahraga, karena
olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan olahraga juga

3
akan menurunkan cardiac output, yang akhirnya dapat menurunkan tenanan
darah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Smeltzer, dalam
Sumartini, 2019), sehingga aliran darah bisa kembali lancar. Jika dilakukan
secara teratur akan memberikan dampak yang baik bagi lansia terhadap
tekanan darahnya. Hasil penelitian Rizki M (dalam Sumartini, 2019), juga
menunjukkan bahwa olahraga senam hipertensi lansia dengan tekanan darah
khususnya pada lansia cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah yang
dilakukan 6 kali berturut-turut. Senam dilakukan 3 hari selama 3 minggu
dengan hasil rata-rata penurunan tekanan darah sistolik adalah 11,26 mmHg
dan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik adalah 18,48 mmHg. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang diatas. Peneliti berpendapat bahwa
senam hipertensi lansia dapat menurunkan tekanan darah sistolik adalah
14,67 mmHg dan  tekanan darah diastolik adalah 4,46 mmHg. Hasil
wawancara dengan responden didapatkan mereka merasa lebih segar, bugar
dan sehat setelah melakukan senam hipertensi lansia, yang dibarengi dengan
menggunakan obat tradisional dan obat farmakologi diberikan 1 kali
seminggu.
C. Etiologi
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan
aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik
akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik
(Wijaya & Putri, 2013).
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Nurarif dan Kusuma (2015)
dibedakan menjadi 2 yaitu tidak ada gejala dan terdapat gejala yang lazim.
Tidak ada gejala dicirikan dengan tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan

4
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosis jika tekanan arteri tidak terukur. Sedangkan adanya
gejala yang lazim dicirikan dengan munculnya gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini nyeri
kepala merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Wijaya & Putri, 2013).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor
pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Wijaya & Putri, 2013). 

5
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Wijaya & Putri, 2013).
F. Komplikasi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi maka dalam
jangka panjang menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ
yang mendapatkan suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ-organ menurut Wijaya & Putri (2013) sebagai berikut
:
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung coroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung
akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa cairan sehingga banyak cairan tertahan diparu
maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau
oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak
diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di dalam ginjal
akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan di dalam tubuh.

6
4. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutaan.
G. Penatalaksanaan
Penanganan pada hipertensi yaitu dengan modifikasi life style seperti
membatasi asupan makanan yang rendah natrium klorida (garam) maksimal 4
gram/hari (seharusnya 1,5 -3,8 gram/hari) dan konsumsi asupan tinggi serat,
rendah lemak serta kolesterol. Pada penderita hipertensi stage 1 yang tidak
ada faktor resiko kardiovaskuler lain, maka 8 penderita tersebut harus
melaksanakan pola hidup sehat setidaknya 4-6 bulan. Bila setelah 6 bulan
tidak ada penurunan tekanan darah atau terdapat faktor resiko kardiovaskuler
yang lain, maka diharapkan pasien tersebut memulai untuk konsumsi obat
sebagai tindakan farmakologi (Rahmawati, Suryandari, & Rizqiea, 2020). 
Beberapa pola hidup sehat yang disarankan oleh beberapa guidelines
antara lain menurunkan berat badan, mengganti makanan-makanan cepat saji
atau makanan yang tidak sehat dengan memperbanyak asupan buah dan sayur
yang dapat menurunkan tekanan darah, menghindari diabetes melitus dan
dislipidemia. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas pada laki-laki, atau 1 gelas
pada perempuan, dapat meningkatkan tekanan darah. Merokok merupakan
salah satu pemicu penyakit kardiovaskuler sehingga dianjurkan untuk tidak
merokok. Olah raga yang teratur 30-60 menit dalam sehari, 3x dalam
seminggu, dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti berjalan kaki,
menaiki tangga, mengendarai sepeda secara rutin, atau senam yang dapat
meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
Pengaturan pernafasan dalam senam lansia bertujuan untuk menyuplai
kebutuhan oksigen yang cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuh, misalnya
saat latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan. (Rahmawati, Suryandari, &
Rizqiea, 2020).
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Leung, et al (2016) pemeriksaan penunjang diantaranya : 
1. Pengukuran tekanan darah, baik mandiri maupun oleh klinik. 
2. Uji laboratorium rutin, yang terdiri atas : 

7
1. Urinalisis, berupa blood urea nitrogen (BUN) dan tingkat serum
kreatinin untuk memindai kegagalan ginjal 
2. Gula darah puasa dan/atau glycated hemoglobin 
3. Kimia darah (kalium, natrium, dan kreatinin) 
4. Kolesterol total serum, LDL, HDL, non-HDL, dan trigliserida 
5. EKG standar 12 lead
I. Konsep Askep Gerontik
1. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian ini dilakukan dengan tujuan menentukan
kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri, melengkapi dasar-dasar
rencana keperawatan individu, membantu menghindarkan bentuk dan
pandangan klien, dan memberi waktu kepada klien untuk menjawab
(Sunaryo, dkk 2016). 
Pengkajian pada lansia perlu dilakukan secara lengkap dan
menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia
(comprehensive geriatric assesment). Pengkajian tersebut meliputi
pengkajian biopsikososial, pengkajian kondisi fisik, pengkajian psikologis,
status fungsional (ADL), status nutrisi, dan interaksi di antara hal-hal
tersebut. Pengkajian secara komprehensif/paripurna pada lansia ini bersifat
holistik; meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual; pada lingkup kuratif,
rehabilitatif, promotif, preventif; pengkajian status fungsional; pengkajian
status psiko-kognitif; pengkajian aset keluarga klien (sosial) (Sunaryo, dkk
2016).
Pengkajian status kognitif/afektif merupakan pemeriksaan status
mental sehingga dapat memberikan gambaran perilaku dan kemampuan
mental dan fungsi intelektual. Pengkajian ini bisa digunakan pada pasien
dengan kehilangan pasangan, dilakukan dengan menggunakan Instrumen
UCLA Loneliness Scale Version 3 didapatkan skor 35-49 menunjukkan
risiko kesepian ringan. Pengkajian status fungsional pada lansia meliputi

8
pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari, penentuan kemandirian, mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien, serta menciptakan pemilihan intervensi yang tepat.
Pengkajian status fungsional ini melakukan pemeriksaan dengan
instrumen tertentu untuk membuat penilaian secara objektif. Instrumen
yang biasa digunakan dalam pengkajian status fungsional adalah indeks
katz, barthel indeks dan sullivan indeks katz. Alat ini digunakan untuk
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis
(Wijaya & Putri, 2013).
1) Identitas / data biografis klien
Nama :
Tempat Tgl Lahir :
Pendidikan terakhir :
Gol. Darah :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat : telepon.
Jenis Kelamin :
Orang yang paling dekat dihubungi :
Hubungan dengan usila :
Alamat & jenis kelamin orang dan keluarga tersebut :
2) Riwayat keluarga
a. Pasangan : hidup/mati.
b. Kesehatan :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Alamat :
f. Kematian :
g. Sebab kematian :
h. Tahun meninggal :
i. Anak : hidup/mati.
j. Nama :

9
k. Alamat :
l. Kematian, :
m. Sebab kematian :

3) Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Pekerjaan sebelumnya :
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jarak tempat kerja dari rumah :
Alat transportasi.
4) Riwayat lingkungan hidup
Type tempat tinggal / panti :
Jumlah kamar :
Jumlah orang yang tinggal di rumah/panti :
Derajat privacy :
Tetangga terdekat :
Alamat /telepon :
Kondisi panti :
5) Riwayat rekreasi.
Hoby/minat :
Keanggotaan organisasi :
Liburan perjalanan :
Kegiatan dipanti :
6) Sumber/system pendukung yang digunakan
Dokter/perawat/bidan/fisioterapi, dll :
RS, klinik, yankes lain :
Jarak dari rumah/panti :
Makanan yang dihantar :
Perawatan sehari-hari oleh keluarga :

10
7) Kebiasaan ritual
Agama :
Istirahat tidur :
Kebiasaan ibadah :
Kepercayaan :
Ritual makan :
8) Status kesehatan saat ini
Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 th yang lalu :
Keluhan kesehatan utama (PQRST) :
Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksaan masalah kesehatan :
Derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah kesehatan &
fungsi relative terhadap masalah kesehatan :
Diagnose medis.
Alasan masuk panti :
- Obata-obatan : nama dan dosis obat, waktu & cara penggunaan,
dokter yang memberi tanggal resep dan masalah karena obat-
obatan.
- Status imunisasi
Tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, influenza, dll.
- Alergi (catat agen & reaksi spesifik) : obat, makanan, kontak
substansi, factor lingkungan.
- Penyakit yang diderita.
- Nutrisi.
Diet 24 jam, riwayat peningkatan & penurunan BB, masalah dalam
pemenuhan nutrisi, kebiasaan.
9) Status kesehatan masa lalu
Penyakit masa kanak-kanak, penyakit serius/kronik, trauma, perawatan
di RS (alasan, tgl, tempat, durasi, dokter, perawat), operasi (jenis,
tanggal, tempat, alas an, dokter, hasil, perawat), riwayat obstetric.
10) Tinjauan system
Kaji ada tidaknya tanda-tanda/setiap gejala berikut ini :
a. Keadaan umum

11
Kelelahan, perubahan BB setahun lalu, perubahan nafsu makan,
demam, keringat malam, kesulitan tidur, sering pilek & infeksi,
penilaian diri terhadap status kesehatan, kemampuan melakukan
ADL, tingkat kesadaran, TTV.

b. integument.
Lesi/luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan struktur,
perubahan nevi,sering memar, perubahan rambut, kuku, katimumul
pada jari kaki & kallus, pola penyembuhan lesi & memar,
elastisitas/turgor.
c. Hemopoetik
Perdarahan/memar abnormal, pembengkakan kelenjar limfe,
anemia,riwayat tranfusi darah
d. Kepala
Sakit kepala, trauma masa lalu, pusing, gatal kulit kepala, lesi/luka.
e. Mata
Perubahan penglihatan, pemakaian kaca mata/lensa kontak, nyeri,
air mata berlebihan, pruritus, bengkak sekitar mata, floater,
diplopia, kabur, fotopobia, skoamata, riwayat infeksi, tanggal
pemeriksaan paling akhir, dampak pada penampilan ADL.
f. Telinga
Perubahan pendengaran, rabas, tinnitus, vertigo, sensitivitas
pendengaran, alat-alat protesa, riwayat infeksi, tanggal
pemeriksaan paling akhir, kebiasaan perawatan telinga, dampak
pada penampilan ADL.
g. Hidung & sinus
Rinorea, rabas, epistaksis, obstruksi, mendengkur, nyeri pada
sinus, drip postnasal, alergi, riwayat infeksi, penilaian diri pada
kemampuan olfaktorius.
h. Mulut & tenggorok

12
Sakit tenggorokan, lesi/ulkus, serak, perubahan suara, kesulitan
menelan, perdarahan gusi, karies, alat-alat protesa, riwayat infeksi,
tgl pemeriksaan paling akhir,pola menggosok gigi, pola flossing,
masalah & kebiasaan kebersihan gigi palsu.
i. Leher
Kekakuan, nyeri tekan, benjolan/ massa, keterbatasan gerak,
pembesaran kelenjar tiroid.
j. Payudara
Benjolan/massa, nyeri/nyeri tekan, bengkak, keluar cairan dari
putting susu, perubahan pada putting susu, pola pemeriksaan
payudara, tanggal mamografi paling akhir.
k. Pernafasan
Batuk, sesak nafas, hemoptisis, sputum,
mengi,asma/alergi,frekuensi, auskultasi,palpasi, perkusi, wheezing.
l. Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada,palpitasi, sesak nafas,dispnea pada
aktivitas, dispnea nocturnal paroksimal, ortopnea, murmur, edema,
varises, kaki timpang, parestesia, perubahan warna kaki.
m. Gastrointestinal
Dysfagia, tidak dapat mencerna, nyeri ulu hati, pembesaran hepar,
mual/muntah, hematemesis, perubahan nafsu makan, intoleransi
makanan,ulkus, nyeri, ikterik,benjolan/massa, perubahan kebiasaan
defekasi,konstipasi, melena, hemoroid, perdarahan rectum, pola
defekasi biasanya.
n. Perkemihan
Disuria, frekuensi, menetes, ragu-ragu, dorongan, hematuria,
poliuria, oliguria, nokturia, inkontinensia, nyeri saat berkemih,
batu, infeksi.
o. Genito reproduksi pria.
Lesi, rabas, dispareunia, perdarahan pasca senggama, nyeri pelvic,
sistokel,/rektokel/prolaps, penyakit kelamin, infeksi, masalah
aktivitas seksual, riwayat menstruasi, pap smear terakhir.

13
p. Musculoskeletal
Nyeri sendi, kaku, pembengkakan sendi, deformitas, spasme kram,
kelemahan otot, masalah cara berjalan, nyeri punggung, dampak
pada penampilan ADL.

q. System syaraf pusat


Sakit kepala, kejang/sinkop, serangan jatuh, paralysys, paresis,
masalah koordinasi, tic/tremor/spasme, parestesia, cedera kepala,
masalah memori.
r. System endokrin
Intolerasni panas/dingin,goiter, pigmentasi kulit/tekstur, perubahan
rambut, polifagia,polidipsi, poliuria.
s. System immune
Kerentanan & sering terkena penyakit, imunisasi.
t. System pengecapan berkurangnya rasa asin & panas.
u. System penciuman  peningkatan system penciuman.
v. Psikososial = cemas, depresi, insomnia, menangis, gugup, takut,
masalah dalam kehidupan, kesulitan berkonsentrasi, masalah dalam
keputusan, stress, kematian/kehilangan, dampak terhadap ADL.
11) Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, social.
Meliputi observasi kemampuan klien untuk melakukan aktifitas
kehidupan sehari-hari / Actvity dayli Leaving, fungsi kognitif, afektif
dan social.
A. Pengkajian status fungsional
Mengukur kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri.
Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi
kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan pemilihan
intervensi yang tepat.

14
Kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari berdasarkan
pada evaluasi fungsi mandiri/tergantung dari klien dalam mandi,
berpakaian, pergi kekamar mandi, berpindah, kontinen dan makan.

INDEKS KATZ
Score Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan
satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari –
hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah dan satu
fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
lain tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E,F, dan G

B. Pengkajian status kognitif & afektif.


Menggunakan Short Portable Mental Status Questionnaire
(SPMSQ) untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan
intelektual, terdiri dari 10 prtanyaan mengetes orientasi, memori
dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori
jauh, kemampuan matematis.

15
Short Portable Mental Status Questionnaire
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?, (hari, tanggal, tahun)
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda?
4a. Dimana alamat anda? (tanyakan hanya bila klien tidak
mempunyai telepon).
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 10 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun.
Jumlah kesalahan total

Penilaian SPMSQ
1. Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek
hanya berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek
kulit hitam dengan menggunakan criteria pendidikan yang
sama.
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek
kulit hitam dengan menggunakan criteria pendidikan yang
sama.

Selain menggunakan form di atas, untuk mengujiaspek-aspek kognitif dari


fungsi mental : orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat
kembali dan bahasa dapat digunakan Mini Mental Status Exam (MMSE).

16
Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau 21 / kurang
menunjukkan adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan
lanjut.

Mini Mental Status Exam


Nilai Pasien Pertanyaan
Max
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) ( bulan) apa sekarang?
5 Dimana kita : (Negara bagian) (wilayah) (kota) rumah
sakit (lantai)
Registrasi
3 Nama 3 obyek:1 detik untuk mengatakan masing-
masing.
Kemudian tanyakan klien ketiga obyek setelah anda
telah mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban
yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ketiganya. Jumlahkan percobaan dan catat.
Percobaan …….
Perhatian & kalkulasi
5 Seri 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata”ke
belakang
Mengingat
3 Minta untuk mengingat ketiga obyek di atas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil, dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut :”tak ada jika, dan, akan tetapi”
(1 poin)
Nilai total

Ikuti perintah 3-langkah “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh
di lantai”(3 poin)
Baca dan turuti hal berikut:”tutup mata anda” (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)

17
Menyalin gambar (1poin )
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum :
composmentis..apatis…somnolen…suporus…koma

Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius
yang mempengaruhi fungsi – fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak
orang .
Depresi umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan
disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalah mengertikan dengan
demensia. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan antara
depresi dan demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat tambahan yang
penting.
Inventaris depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan
sikap yang berhubungan dengan depresi

Inventaris Depresi Beck

Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia di mana saya tak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya.
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu
tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke
depan.
1 Saya mersa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis /kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang ( orang tua,
suami, istri )
2 Saya melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat

18
hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk / tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sndiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membehayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya saya sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh dir
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
peduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sbelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek/ tampak menjijihkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan perubahan yang permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua/tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada

19
sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian :
0-4 depresi tidak ada/minimal.
5 – 7 depresi ringan
8 – 15 depresi sedang
>16 depresi berat

Selain itu depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi
Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi
dinilai poin 1 (nilai 1 poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban ya
atau tidak setelah pertanyaan), nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi

Skala depresi Geriatrik Yesavage , bentuk singkat


1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Anda? (tidak)
2. Sudahkan anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? (Ya)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya)
4. Apakah anda sering bosan ? (ya)
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? (tidak)
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (ya)

20
7. Apakah anda merasa nahagia di setiap waktu? (tidak)
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada
pergi dan melakukan sesuatu yang baru?.
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda daripada yang lainnya?.
10. Apakah anda berfikir saat menyenangkan hidup sekarang ini? (tidak )
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda
sekarang?.(ya)
12. Apakah anda merasa penuh berenergi ? ( tidak )
13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (ya)
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada
Anda? (ya)

C. Pengkajian Status Sosial


Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.
Penilaian jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2 ), kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0).

APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2 = selalu
keluarga(teman-teman) saya untuk membantu pada 1= kadang-2
waktu sesuatu menyusahkan saya 0= tdk pernah
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara – cara teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama.

21
22
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan
respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas
(Herdman, 2015). antara lain: 
a. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan. 
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. 
c. Defisiensi pengetahuan
3. Perencanaan Keperawatan

Rencana keperawatan disusun bergantung dan berdasarkan dari


hasil pengkajian. Selain itu rencana keperawatan juga harus mengarah
pada penggunaan jenis fasilitas perawatan yang digunakan oleh lansia
selama dirawat (Sunaryo, dkk, 3016, p.136). Perencanaan keperawatan
yang dilakukan pada lansia dengan hipertensi berdasarkan Nursing
Interventions Classification (NIC) menurut Bulechek, Butcer, Dochterman
dan Wagner (2016) dan kriteria hasil Nursing Outcomes Classification
(NOC) menurut Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2016) yaitu :

DX NOC NIC
Defisiensi Setelah dilakukan tindakan Pengajaran : Proses
pengetahuan keperawatan, keluarga mampu Penyakit 
berhubungan mengenal masalah kesehatan
dengan kurang dengan kriteria hasil :  1. Kaji tingkat
informasi Pengetahuan: Manajemen pengetahuan klien
Hipertensi. (1837) terkait proses
penyakit
Indikator Awa Tujuan
l 2. Review pengetahuan klien
mengenai kondisinya 
Kisaran
normal untuk 3. Jelaskan mengenai proses
tekanan darah penyakit 
sistolik
4. Jelaskan tanda dan gejala
Kisaran yang umum dari
normal untuk penyakit 
tekanan darah
diastolik  5. Berikan informasi tentang
kondisi klien 
Target
tekanan 6. Diskusikan perubahan

23
darah  gaya hidup lebih sehat
untuk mencegah
Pilihan komplikasi 
pengobatan
yang tersedia 7. Diskusikan pilihan terapi 
Diet yang 8. Jelaskan alasan program
dianjurkan  terapi yang dianjurkan   
Manfaat
olahraga
teratur 
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang 
4. Pengetahuan banyak 
5. Pengetahuan sangat banyak
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Pendidikan Kesehatan
meningkatkan keperawatan, keluarga mampu (5510):
manajemen meningkatkan manajemen
kesehatan kesehatan dengan kriteria hasil: 1. Tentukkan
berhubungan NOC : Perilaku Promosi pengetahuan
dengan Kesehatan (1602) kesehatan dan gaya
mengungkapka hidup perilaku saat
n keinginan Indikator Awa Tujua ini pada individu,
untuk Menggunakan l n keluarga, atau
menangani perilaku yang kelompok sasaran.
penyakit. menghindari 2. Rumuskan tujuan
resiko dalam program
Keseimbanga pendidikan kesehatan
n aktifitas dan 3. Identifikasi
istrirahat sumber daya yang
Melakukan diperlukan untuk
perilaku melaksanakanprogra
kesehatan m
secara rutin 4. Berikan ceramah
Mengikuti untuk menyampaikan
diet sehat informasi dalam
Menggunakan jumlah besar, pada
latihan rutin saat yang tepat
yang efektif 5. Libatkan
Keterangan : individu, keluarga,
1 = Tidak pernah menunjukkan dan
2 = Jarang menunjukkan kelompokmdalam
3 = Kadang-kadang perencanaan dan
menunjukkan rencana implementasi
4 = Sering menunjukkan gaya hidup atau

24
5 = Secara konsisten modifikasi perilaku
menunjukkan kesehatan.
6. Rencanakan
tindak lanjut jangka
panjang untuk
memperkuat perilaku
kesehatan atau
adaptasi terhadap
gaya hidup.

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Resmini dkk (2017) implementasi adalah tindakan perawat
untuk membantu kepentingan pasien, keluarga maupun komunitas dengan
tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, budaya
dan lingkungan dimana mereka mencari bantuan. Implementasi pada
asuhan keperawatan dapat dilakukan pada individu dalam keluarga dan
pada anggota keluarga lainnya.
Penatalaksanaan yang akan dilakukan dapat berupa penyuluhan
untuk pasien dalam manajemen hiperglikemia, program diet dan
keterampilan psikomotor, penyuluhan untuk keluarga berupa informasi
mengenai diabetes melitus, penerapan diet dan latihan fisik, obat-obatan
dan mengenai penatalaksanaan diabetes selama sakit, serta pemantauan
secara mandiri kadar glukosa darah dan keton, jika perlu (Wilkinson dan
Ahern, 2021)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap penilaian untuk melihat keberhasilan
dari rencana tindakan yang telah diberikan. Bila tidak/belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga (Harmoko, 2012). Evaluasi
keperawatan juga bisa dilakukan dengan metode SOAP yaitu S
(Subjective) yaitu mendeskripsikan keluhan berdasarkan yang dikatakan
Keluarga, O (Objective) yaitu 12 mendeskripsikan keluhan berdasarkan

25
pengamatan peneliti, A (Assessment) yaitu membuat permasalahan yang
dialami Keluarga dan P (Planing) yaitu mendeskripsikan perencanaan
untuk tindakan selanjutnya berdasarkan masalah yang dialami Keluarga.
J. Patway Keperawatan

26
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti, A. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu Postpartum pada Ny. F


dan Ny. S dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Meningkatkan
Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten
Lumajang

Bulechek, G.M., H.K. Butcher, J.M. Dochterman, & C.M. Wagner. (2016).
Nursing Intervention Classification. Edisi 6. Terjemahan oleh Intisari
Nurjannah dan Roxsana Devi Tumanggor. Singapore: Elsevier. 

Friedman. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi : 5. Jakarta : EGC 

Harmoko. (2012). Asuhan keperawatan keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA international diagnosis


keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017. (Edisi 10). Terjemah
Keliat, B.A., Heni, D. W., Akemat, P., & M. Arsyad S. 2015. Jakarta:
EGC

Moorhead, S., M. Johnson., M.L. Maas., & E. Swanson. (2016). Nursing


Outcomes Classification. Edisi 5. Terjemahan oleh Intisari Nurjannah
dan Roxsana Devi Tumanggor. Singapore: Elsevier.

Nurarif, A. H dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta : Mediaction

Potter, A., & Perry, A, G. (2009). Fundamentals of nursing. 7 th ed. Singapore:


Mosby Elsevier.

27
Rahmawati, I., D. Suryandari, & N. S. Rizqiea. (2020). Peningkatan Pengetahuan
Lansia tentang Hipertensi Emergensi melalui Pendidikan Kesehatan.
Jurnal Empathy, 1(1):1-95.

Rokhayati, T. (2020). Asuhan Keperawatan Kurang Pengetahuan Tentang Diet


pada Pasien Hipertensi Primer di Puskesmas Ngluwar Kabupaten
Magelang.

Sampara, N., H. Saleng, & N. Triananinsi, (2020). Senam Sebagai Penanganan


Hipertensi pada Lanjut Usia di Pustu Galungbokong Desa Kabba
Kabupaten Pangkep. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis, 2(1): 42-46.

Sumartini, I.A., Zulkifli., M.A.P. Adhitya. (2019) Pengaruh Senam Hipertensi


Pada Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hiertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu, 01 (02) : 47-55

Sumaryati, M. (2018). Studi kasus asuhan keperawatan gerontik pada keluarga


Ny.M dengan hipertensi dikelurahan barombong kecamatan tamalate
kota makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 6(2) : 1379-
1383.

Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan keperawatan gerontik poltekkes kemenkes


semarang. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Ulya, Z., Iskandar A., & F. T. Asih. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Media Poster Terhadap Pengetahuan Manajemen Hipertensi
Pada Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Vol. 12, No. hal 138-46.

28
Wahyuni, S. (2018) Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Kesiapan
Peningkatan Perkembangan Usia Lanjut Danmanajemen Kasus
Penggerakan Masyarakat Kelompok Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Padang. (KTI, universitas Andalas).

Wijaya, A. & Putri (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan


Dewasa). Yogyakarta : Nuhamedika

Yulianti, Tutik & Zakiyah, Erna (2016). Tugas Kesehatan Keluarga Sebagai
Upaya Mmeperbaiki Status Kesehatan Dan Kemandirian Lanjut Usia.
Jurnal Profesi, 14 (1) : 49-55.

29
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Yuwana Oktaviani Fajri


NIM : P1337420219063
Judul Kasus : Hipertensi
No Komponen Bobot Nilai
1 Pendahuluan : Latar belakang 8
2 Respon Lansia terhadap masalah yang 20
dihadapi
3 Etiologi 6
4 Tanda dan gejala 6
5 Patofisiologi 8
6 Komplikasi 6
7 Konsep askep gerontik 18
8 Patway keperawatan 8
13 Daftar pustaka: lebih dari 5 mutahir 7
14 Sistematika penulisan 6
15 Ketepatan waktu pengumpulan 7
100

Rentang nilai 0 – 100

Pembimbing

Maisje M Kuhu, SKM, MPH

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

1. Pengkajian
a. Identitas / data biografis klien
Nama : Tn. S
Tempat Tgl Lahir : Purbalingga, 4 Juni 1958
Pendidikan terakhir : SMP
Gol. Darah :B
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Klapasawit RT3/RW6, Kec.
Kalimanah, Kab. Purbalingga

Telepon : Klien tidak mempunyai telepon


Jenis Kelamin : Perempuan
Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. T
Hubungan dengan usila : Anak
Alamat & jenis kelamin orang keluarga tersebut : Klapasawit RT3/RW6,
Kec. Kalimanah, Kab. Purbalingga, Laki-laki
b. Riwayat Keluarga
n. Pasangan : Hidup
Kesehatan : Sehat
Umur : 71 tahun
Pekerjaan : Pensiunan Satpol PP
Alamat : Klapasawit RT3/RW6, Kec. Kalimanah,
Kab. Purbalingga
Kematian : Pasangan klien masih hidup
Sebab kematian : Belum ada sebab kematian
Tahun meninggal : Belum meninggal
Anak :2
Nama : Tn. T dan Ny. S

31
Alamat : Klapasawit RT3/RW6, Kec. Kalimanah,
Kab. Purbalingga dan
Kematian, : Belum meninggal
Sebab kematian : Masih hidup
c. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan sebelumnya : Ibu Rumah Tangga
Sumber-sumber pendapatan dan
kecukupan terhadap kebutuhan : Dari anak (Turyono)
Alamat : Klapasawit RT3/RW6, Kec.
Kalimanah, Kab. Purbalingga
Pekerjaan : Petugas Pemadam Kebakaran
Jarak tempat kerja dari rumah : 15 km/jam
Alat transportasi : Mobil
d. Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal / panti : Rumah permanen
Jumlah kamar : 2 kamar
Jumlah orang yang tinggal
di rumah/panti : 2 orang
Derajat privacy : Klien memiliki kriteria yang
terbuka
Tetangga terdekat : Turyono
Alamat /telepon : Klapasawit RT3/RW6, Kec.
Kalimanah, Kab. Purbalingga
Kondisi panti : Baik, bersih dan rapi
e. Riwayat Rekreasi
Hoby/minat : Memasak dan Menonton TV
Keanggotaan organisasi : Klien tidak pernah mengikuti organisasi
Liburan perjalanan : Klien tidak pernah liburan
Kegiatan dipanti : Kegiatan klien dirumah makan, mandi,
tidur
f. Sumber/system pendukung yang digunakan

32
Dokter/perawat/bidan/fisioterapi, dll : Perawat
RS, klinik, yankes lain : BPJS
Jarak dari rumah/panti : 5 km/jam
Makanan yang dihantar : Nasi
Perawatan sehari-hari oleh keluarga : Baik
g. Kebiasaan ritual
Agama : Islam
Istirahat tidur : Pukul 22.00 WIB tidur, Pukul 13.00 WIB tidur
siang
Kebiasaan ibadah : Sholat 5 waktu, Mengaji dan Tadarusan
Kepercayaan : Percaya kepada Allah SWT
Ritual makan : Baca Doa Makan
h. Status kesehatan saat ini
Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 th yang lalu : Ada riwayat
Hipertensi dan Asma
Keluhan kesehatan utama (PQRST) : Klien tidak memiliki
keluhan nyeri dimanapun
Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksaan masalah kesehatan : Klien
mengatakan sedikit paham tentang hipertensi
Derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah kesehatan & fungsi
relative terhadap masalah kesehatan :
Diagnose medis.
Alasan masuk panti :
- Obata-obatan : -
- Status imunisasi : -
Tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, influenza, dll.
- Alergi (catat agen & reaksi spesifik) : alergi pada debu
- Penyakit yang diderita : Hipertensi dan Asma
- Nutrisi : Klien menghindari makanan
yang bersansan, gorengan dan yang banyak mengandung garam

33
Diet 24 jam, riwayat peningkatan & penurunan BB, masalah dalam
pemenuhan nutrisi, kebiasaan : Klien mengatakan
mengalami peningkatan Berat Badan selama 1 tahun naik 2kg.

i. Status kesehatan masa lalu


Klien mengatakan di rawat di rumah sakit 1 minggu yang lalu karena
hipertensi dan asmanya kambuh. Selama klien merasakan sakitnya
kambuh klien langsung dibawa ke rumah sakit oleh anaknya dan harus di
opnam selama 4 hari di RS Nirmala Purbalingga.
j. Tinjauan system
Kaji ada tidaknya tanda-tanda/setiap gejala berikut ini :
1. Keadaan umum
Kelelahan : Klien mengatakan kelelahan sampai
sesak napas
Perubahan BB setahun lalu : Klien mengatakan ada peningkatan
BB sebanyak 2kg
Perubahan nafsu makan : Klien mengatakan nafsu makan
menurun
Demam : Klien tidak demam
Keringat malam : Klien keringat dingin pada malam
hari
Kesulitan tidur : Klien tidak bisa tidur nyenyak
Sering pilek & infeksi : Klien jarang pilek
Penilaian diri terhadap status kesehatan : Baik
Kemampuan melakukan ADL : Klien mampu melakukan ADL
Tingkat kesadaran : composmentis
TTV :
- TD : 165
- Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 36,4 C

34
-R : 22 x/menit
TB : 153 cm
BB : 50 kg

6. Integument.
Inspeksi : Kulit klien tampak bersih, tidak ada lesi dan memar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik
7. Hemopoetik
Inspeksi : klien tidak nampak pucat, tidak ada perdarahan atau
memar
8. Kepala
Inspeksi : kulit kepala tampak bersih, tidak ada lesi, rambut panjang
beruban
5. Mata
Inspeksi : mata tampak kurang jernih dan sedikit berair, memakai
kaca mata tidak ada dampak pada penampilan ADL Telinga
6. Hidung & sinus
Inspeksi : hidung tampak bersih dengan bulu hidung
7. Mulut & tenggorok
Inspeksi : Bibir tampak lembab, terdapat karies pada gigi, tidak ada
perubahan suara, tidak ada lesi pada mulut dan tenggorokan, tidak
memaiaki gigi palsu
8. Leher
Inspeksi : leher tampak bersih dan bentuk normal Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Payudara
Inspeksi : tidak ada benjolan atau massa pada payudara, tidak ada
bengkak Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Pernafasan
Inspeksi : dada tampak simetri, nafas tampak normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : suara napas normal, tidak ada mengi

35
Perkusi : sonor
11. Kardiovaskuler
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : detak jantung normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : irama jantung normal
12. Gastrointestinal
Inspeksi : perut tampak bersih dan simetris, tidak ada lesi dan
bengkak Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bising usus normal 8x` /menit
Perkusi : timpani
13. Perkemihan
Inspeksi : klien mengatakan bahwa dapat berkemih secara normal,
tidak ada nyeri saat berkemih, frekwensi berkemih 5-8x sehari
14. Genito reproduksi pria.
Inspeksi : klien engatakan bahwa sudah lama mengalami menopuse
sejak rahimnya diangkat, tidak ada penyakit kelamin dan infeksi
15. Ekstremitas
Atas : Inspeksi : tidak ada fraktur deformitas
Palpasi : tidak ada nyeri pembengkakkan pada sendi
Bawah : Inspeksi : tidak ada fraktur dan lesi
Palpasi : tidak ada pembengkakan
16. Musculoskeletal
Inspeksi : kedua lutut tampak simetris dan tidak ada lesi, saat tersa
nyeri cara berjalan agak berubah, tidak dampak pada penampilan
ADL
17. System syaraf pusat
DS : Klien mengatakan bahwa jarang mengalami sakit kepala, tidak
ada masalah dalam koordinasi, keseimbangan baik, tidak ada
masalah memori atau pikun
DO : Klien tampak bisa melakukan aktivitas dengan baik tanpa
hambatan dan masih mengetahui orientasi tempat serta waktu

36
18. System endokrin
DS : klien mengatakan tidak ada inoleransi terhadap dingin maupun
panas
Inspeksi : kulit tampak bersih, berwarna sawo matang

19. System immune


DS : klien mengatakan tidak pernah mendapatkan imunisasi apapun,
klien mengatakan tidak mengikuti vaksinasi Covid-19 serta
seringkali batuk setidaknya 2 bulan 1x
DO : klien tampak ragu untuk mengikuti vaksinasi Covid-19
20. System pengecapan
DS : klien mengatakan bahwa masih bisa merasakan rasa dengan
baik DO : klien tidak mengalami masalah pada fungsi pengecapan
21. System penciuman
DS : klien mengatakan masih bisa membau dengan baik seperti
biasanya
DO : klien tidak mengalami masalah pada fungsi penciuman
22. Psikososial
DS : klien mengatakan bahwa merasa cemas dan khawatir apabila
tidak memiliki uang
DO : klien tampak khawatir tentang masalah ekonomi, tidak ada
dampak terhadap ADL
k. Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, social.
A. Pengkajian status fungsional
INDEKS KATZ
Score Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi.

Score fungsi ADL : A (kemandirian dalam hal makan, kontinen,


berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi )

37
B. Pengkajian status kognitif & afektif.
Short Portable Mental Status Questionnaire
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini? 17
+ 2 Hari apa sekarang ini?, (hari, tanggal, Rabu, 17
tahun) November 2021
+ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah saya
+ 4 Berapa nomor telepon anda? Tidak memiliki
nomor telepon
+ 4a. Dimana alamat anda? (tanyakan hanya Klapasawit rt
bila klien tidak mempunyai telepon).
+ 5 Berapa umur anda? 63 tahun
+ 6 Kapan anda lahir?
+ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi Dodo
+ 8 Siapa presiden sebelumnya? B.J Habibi
+ 9 Siapa nama kecil ibu anda?
+ 10 Kurangi 3 dari 10 dan tetap 7, 4, 1
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun.
+ Jumlah kesalahan total 1

Hasil = kesalahan yang diperoleh 0-2 (fungsi intelektual utuh)

Skala depresi Geriatrik Yesavage , bentuk singkat


15. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Anda? (tidak)
16. Sudahkan anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? (Ya)
17. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya)
18. Apakah anda sering bosan ? (ya)
19. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? (tidak)
20. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (ya)
21. Apakah anda merasa nahagia di setiap waktu? (tidak)
22. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada
pergi dan melakukan sesuatu yang baru?.
23. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda daripada yang lainnya?.

38
24. Apakah anda berfikir saat menyenangkan hidup sekarang ini? (tidak )
25. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda
sekarang?.(ya)
26. Apakah anda merasa penuh berenergi ? ( tidak )
27. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (ya)
28. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada
Anda? (ya)

Nilai 4 = tidak menandakan adanya depresi

C. Pengkajian Status Sosial


Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR
Keluarga. Penilaian jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu
(poin 2 ), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0).

APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga(teman-teman) saya untuk membantu 2
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 3
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah,
sedih, atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara – cara teman saya dan saya 2
menyediakan waktu bersama-sama.

39
2. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
DS : Defisiensi Kurang Informasi
- klien mengatakan kurang mengetahui Pengetahuan
mengenai informasi masalah kesehatan
pada dirinya
DO :
- klien tampak masih bingung dalam
menyebutkan cara perawatan yang tepat
terhadap hipertensi, seperti diit
hipertensidan terapi untuk penanganan
pasien hipertensi

DS : Kesiapan Mengungkapkan
- klien mengatakan agak pusing meningkatkan keinginan untuk
DO : manajemen menangani penyakit.
- pasien nampak meringis kesehatan
- TTV TD : 165/110 mmHg
N : 90x /menit
R : 22x /menit
S : 36,8 C

3. Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi pengetahuan
2) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan. 
4. Skoring dan Prioritas Masalah
NO Kriteria Skor Bobot
1 Sifat Masalah
- Aktual 3 2
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2 2

40
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
- Tinggi 3 2
- Sedang 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0

5. Intervensi Keperawatan
DX NOC NIC
Defisiensi Setelah dilakukan tindakan Pengajaran : Proses Penyakit 
pengetahuan keperawatan, keluarga mampu
1. Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan mengenal masalah kesehatan
klien terkait proses
dengan kurang dengan kriteria hasil : 
penyakit
informasi Pengetahuan:
2. Review pengetahuan klien
mengenai kondisinya 

Manajemen Hipertensi. (1837) 3. - Jelaskan mengenai proses


Indikator Awa Tujuan penyakit 
l
4. - Jelaskan tanda dan gejala
Kisaran
yang umum dari penyakit 
normal untuk
tekanan darah 5. - Berikan informasi tentang

sistolik kondisi klien 

Kisaran 6. - Diskusikan perubahan gaya


normal untuk hidup lebih sehat untuk
tekanan darah mencegah komplikasi 
diastolik 
7. - Diskusikan pilihan terapi 

41
Target tekanan 8.- Jelaskan alasan program
darah  terapi yang dianjurkan   
Pilihan
pengobatan
yang tersedia
Diet yang
dianjurkan 
Manfaat
olahraga
teratur 
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang 
4. Pengetahuan banyak 
5. Pengetahuan sangat banyak

42
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Pendidikan Kesehatan
meningkatkan keperawatan, keluarga mampu (5510):
manajemen meningkatkan manajemen
1. Tentukkan pengetahuan
kesehatan kesehatan dengan kriteria hasil:
kesehatan dan gaya hidup
berhubungan NOC :
perilaku saat ini pada
dengan
Perilaku Promosi Kesehatan individu, keluarga, atau
mengungkapkan
(1602) kelompok sasaran.
keinginan untuk
2. Rumuskan tujuan dalam
menangani Indikator Awa Tujuan
program pendidikan
penyakit. Menggunakan l
kesehatan
perilaku yang
3. Identifikasi sumber daya
menghindari
yang diperlukan untuk
resiko
Keseimbangan melaksanakan program
aktifitas dan 4. Berikan ceramah untuk
istrirahat menyampaikan informasi
Melakukan dalam jumlah besar, pada
perilaku saat yang tepat
kesehatan 5. Libatkan individu,
secara rutin keluarga, dan kelompok
Mengikuti diet
dalam perencanaan dan
sehat
Menggunakan rencana implementasi

latihan rutin gaya hidup atau

yang efektif modifikasi perilaku


Keterangan : kesehatan.
1 = Tidak pernah menunjukkan 6. Rencanakan tindak lanjut
2 = Jarang menunjukkan jangka panjang untuk
3 = Kadang-kadang menunjukkan memperkuat perilaku
4 = Sering menunjukkan kesehatan atau adaptasi

5 = Secara konsisten terhadap gaya hidup.

menunjukkan

43
6. Implementasi Keperawatan
Hari/ tanggal Dx Implementasi Respon Paraf
Rabu, 17 1 Memonitor Tanda-tanda Vital DS : klien Yuwana
November mengatakan masih
2021 sedikit pusing
13.00–14.00 DO : klien tampak
WIB duduk
TTV :
- TD : 165/110 mmHg
- N : 90x /menit
- R : 22x /menit
- S : 36,8 C
1 Memberikan informasi Yuwana
mengenai kondisi klien DS : klien kooperatif
saat mendengarkan
informasi mengenai
kondisinya
DO : klien tampak
memperhatikan
dengan seksama
Merumuskan tujuan dalam Yuwana
1 program pendidikan DS : klien kooperatif
kesehatan dengan program
pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan
DO : klien mau
mengikuti program
penkes yang akan
dilakukan
2 Menentukkan pengetahuan Yuwana
kesehatan dan gaya hidup DS : klien kurang
perilaku saat ini pada mengetahui tentang
individu, keluarga, atau gaya hidup dan

44
kelompok sasaran perilaku sehat
DO : klien terlihat
bingung mengenai
tindakan kesehatan
yang dialami

Kamis, 18 1 Memonitor Tanda-tanda Vital DS : klien Yuwana


November mengatakan sudah
2021 tidak pusing
13.00–14.00 DO : klien tampak
WIB sedang minum
TTV :
- TD : 145/110 mmHg
- N : 90x /menit
- R : 22x /menit
- S : 36,4 C
2 Melibatkan individu, Yuwana
keluarga dan kelompok DS : keluarga klien
dalam perencanaan dan mengatakan
rencana implementasi gaya mendukung dengan
hidup atau modifikasi program yang akan
perilaku kesehatan. dilakukan
DO : keluarga klien
terlihat mendukung
dengan program
terapinya
2 Menentukkan pengetahuan Yuwana
kesehatan dan gaya hidup DS : klien kurang
perilaku saat ini pada mengetahui tentang
individu, keluarga, atau gaya hidup dan
kelompok sasaran perilaku sehat
DO : klien terlihat
bingung mengenai

45
tindakan kesehatan
yang dialami

1 Memberikan informasi DS : klien kooperatif Yuwana


mengenai kondisi klien saat mendengarkan
informasi mengenai
kondisinya
DO : klien tampak
memperhatikan
dengan seksama

Jumat, 19 1 Memonitor Tanda-tanda Vital DS : klien Yuwana


November mengatakan sudah
2021 tidak pusing
13.00–14.00 DO : klien tampak
WIB sedang minum
TTV :
- TD : 138/95 mmHg
- N : 90x /menit
- R : 22x /menit
- S : 36,4 C
2 Menentukkan pengetahuan Yuwana
kesehatan dan gaya hidup DS : klien kurang
perilaku saat ini pada mengetahui tentang
individu, keluarga, atau gaya hidup dan
kelompok sasaran perilaku sehat
DO : klien terlihat
bingung mengenai
tindakan kesehatan
yang dialami

7. Evaluasi Keperawatan
Tanggal / Dx Catatan Perkembangan Paraf

46
jam
Jumat, 19 1 S : Klien mengatakan bahwa tensinya sudah turun Yuwana
November TTV :
2021 - TD : 138/110 mmHg
13.00-14.00 - N : 90x /menit
WIB - R : 22x /menit
- S : 36,4 C
O : klien tampak sedang duduk dan minum
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Manajemen Hipertensi. (1837)
Indikator Awal Tujuan Akhir
Kisaran normal
untuk tekanan darah 2 4 4
sistolik
Kisaran normal
4 4
untuk tekanan darah 2
diastolik
2 4 4
Target tekanan darah
Pilihan pengobatan
2 4 4
yang tersedia
Diet yang dianjurkan 2 4 4
Manfaat olahraga 2 4 4
teratur
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang 
4. Pengetahuan banyak 
5. Pengetahuan sangat banyak
2 S : Klien mengatakan bahwa sudah paham tentang Yuwana
penyakit kesehatan
O : klien tampak senang
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

47
Perilaku Promosi Kesehatan (1602)
Indikator Awal Tujuan Akhir
Menggunakan perilaku
2 4 4
yang menghindari resiko
Keseimbangan aktifitas
2 4 4
dan istrirahat
Melakukan perilaku
2 4 4
kesehatan secara rutin
Mengikuti diet sehat 2 4 4
Menggunakan latihan
2 4 4
rutin yang efektif
Keterangan :
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang-kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Secara konsisten menunjukkan

48
LAMPIRAN

b. Wawancara klien

c. Pemeriksaan Tekanan Darah

d. Pemeriksaan Suhu

49
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Lampiran: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Senam Antihipertensi

Sasaran : Salah satu warga Klapasawit

Hari/Tanggal : Rabu, 17 November 2021

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah yang bersangkutan

D. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 90 menit masyarakat mampu
memahami dan melakukan Senam Antihipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
3. Setelah diberikan penyuluhan selama 90 menit, diharapkan
masyarakat mampu melakukan senam Antihipertensi.
E. Materi
Senam Antihipertensi
a. Pengertian
b. Manfaat
c. Gerakan Senam Antihipertens
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

50
G. Kegiatan Penyuluhan

NO Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pembukaan 5 a. Mengucapkan Salam a. Menjawab Kata-
menit b. Memperkenalkan diri salam kata /
c. Menyampaikan b. Mendengarkan kalimat
tujuan dan pokok dan menyimak c.
materi Bertanya
d. Menyampaikan mengenai
pokok pembahasan perkenalan dan
e. Kontrak waktu tujuan jika kurang
jelas
2 Pelaksanaa 50 Penyampaian Materi : a. Mendengarkan Power
n menit a. Menjelaskan tentang dan menyimak Point
pengertian, manfaat b. Bertanya
dan gerakkan Senam mengenai hal - hal
Antihipertensi yang belum jelas
3 Penutup 5 1. Melakukan evaluasi a. Sasaran dapat Kata-
menit 2. Menyampaikan menjawab kata /
kesimpulan materi pertanyaan yang kalimat
3. Mengakhiri diajuka
pertemuan dan b. Mendengarkan
mengucapkan salam c. Memperhatikan
d. Menjawab
salam

H. Media/ Alat

51
1. Powerpoint
I. Evaluasi
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 90 menit pasien dan
keluarga mampu melakukan senam Antihipertensi.

52
Materi Penyuluhan Senam

A. Definisi Senam Anti Hipertensi


Senam antihipertensi adalah suatu pencegahan hipertensi
dengan serangkaian gerak nada yang teratur secara tersendiri atau
berkelompok dengan tujuan merangsang aktifitas kerja jantung.
(Herlambang, 2013).
B. Manfaat Senam Antihipertensi
Menurut Herlambang (2013) manfaat senam antihipertensi
adalah :
1. Meningkatkan daya tahan jantung dan paruparu
2. Membakar lemak
3. Memperlancar peredaran darah
4. Menghilangkan stress
5. Mendapatkan kesegaran jasmani
C. Intensitas Senam Antihipertensi
Senam hipertensi menurut Herlambang (2013) dianjurkan untuk
dilakukan 23 kali seminggu, namun akan lebih baik jika dilakukan
setiap hari selama 1530 menit (Mufidah, 2017)
D. Tahapan Senam Antihipertensi
Terlampir dalam Asuhan Keperawatan
E. Hal yang Perlu Diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi menurut
Herlambang (2013) yaitu
1. Penurunan berat badan yang berlebihan
2. Kurangi asupan natrium (sodium)
3. Usahakan cukup asupan kalium
4. Batasi konsumsi alkohol

53
F. Senam AntiHipertensi

Tepuk tangan 4x8

Silang ibu jari 4x8

54
Tepuk jari 4x8

55
Tekan jari-jari 2x8

Adu sisi kelingking 2x8

56
Adu sisi telunjuk 2x8

Ketok Pergelangan kanan 2x8

57
Menepuk lengan dan bahu 4x8

Buka Mengepal 2x8

58
Buka Mengepal 2x8

Menepuk punggung tangan 4x8

59
Menepuk pinggang 2x8

60
DAFTAR PUSTAKA

Herlambang. (2013). Hipertensi dan Diabetes. Jakarta: Tugu Publisher

Indriyani, Widian (2009). Deteksi dini kolestrol, hipertensi, dan stroke. Jakarta
milistone

Junaidi, Iskandar (2010). Hipertensi ( Pengenalan, pencegahan, dan pengobatan).


Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Mufidah, Kamalita (2017). Penerapan Senam Hipertensi Untuk Menurunkan


Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Desa Klopogodo, Gombong.
Skripsi. STIKES Muhammadyah Gombong

Rusdi (2009). Awas! Bisa mati cepat akibat Hipertensi dan Diabetes. Jogjakarta :
Power Books (IHDINA).

61

Anda mungkin juga menyukai