Disusun Oleh:
2021
A. Latar Belakang
Proses penuaan yang dialami lansia akan menyebabkan penurunan fungsi
normal tubuh. Hal ini dapat membuat seorang lansia beresiko mengalami masalah
kesehatan baik biologis, fisiologis, maupun psikologis (Pambudi, Dewi, &
Sulistiyorini, 2017). Jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 30-
40 juta, sehingga Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia.
Masalah muskuloskeletal seperti arthritis dan gangguan pada tulang
menjadi masalah yang sering terjadi pada lansia, karena mempengaruhi mobilitas
dan aktivitas yang merupakan hal vital bagi kesehatan total lansia. Arthritis dan
gangguan pada tulang menyebabkan munculnya nyeri sendi (WHO, 2016). Nyeri
sendi memiliki prevalensi nyeri muskuloskeletal yang paling banyak terjadi pada
lansia (Sitinjak, 2016).
Intervensi yang dapat diberikan menurut Ameican Collage of Rheumatolgi
mengatakan terapi yang lebih direkomendasikan untuk OA lutut adalah terapi non
farmakologi yang bersifat terapi modalitas seperti aerobik, latihan ketahanan, dan
intervensi psikososial (Hochberg et al, 2012). Menurut Arthritis Care and
Research olahraga dapat menstimulasi meningkatnya pelepasan hormon endorfin.
Para peneliti menemukan bahwa olahraga tiga kali seminggu secara signifikan
memperbaiki kesehatan pasien-pasien arthritis termasuk OA (Stevenson et al,
2012). Senam rematik merupakan senam yang berfokus pada mempertahankan
lingkup gerak sendi secara maksimal. Tujuan dari senam rematik ini yaitu
mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan jasmani penderita rematik (Heri,
2014).
B. Nama Kegiatan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan melakukan senam
rematik agar lansia memahami konsep gerakan dan manfaatnya sehingga
dapat dilakukan secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Kegiatan senam rematik memiliki beberapa tujuan khusus, diantaranya:
a. Mahasiswa mengetahui manfaat senam rematik bagi lansia
b. Mahasiswa mampu mempraktekan senam rematik bagi lansia
c. Lansia mampu menirukan gerakan dari senam rematik
d. Lansia mampu mengaplikasikan senam rematik secara mandiri
e. Lansia memahami manfaat senam rematik bagi kesehatan
D. Konsep Acara
1. Persiapan
a. Membuat pre planning kegiatan Senam Lansia
b. Mempersiapkan demonstrasi senam lansia
c. Melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas dalam penyelenggaraan
senam lansia sebagai bagian kegiatan pengaktifan posyandu lansia.
d. Berkoordinasi dengan kader serta tokoh masyarakat tentang tempat
kegiatan.
e. Mempersiapkan media dan alat seperti sound system, LCD, layar, dan
video senam.
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan senam lansia dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Lansia di arahkan untuk berbaris di lapangan
2) Senam dipimpin oleh instruktur senam, beberapa panitia ikut
mendampingi lansia selama senam berlangsung
3) Lansia dianjurkan istirahat setelah senam
b. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan fisik lansia dilakukan dengan
menggunakan system 3 meja, yaitu :
1) Meja 1 : Pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa
2) Meja 2 : Pemeriksaan fisik oleh petugas kesehatan sebagai tindak
lanjut pemeriksaan sebelumnya
3) Meja 3 : Pengambilan obat
c. Peserta kegiatan senam lansia adalah sebagai berikut:
1) Seluruh kader Rt 03 Rw 10
2) Seluruh para lansia yang berada di Rt 03 Rw 10
d. Tempat dan Waktu
Kegiatan senam Lansia ini dilakukan pada:
E. Strategi Kegiatan
a. Peserta
Peserta kegiatan merupakan lansia yang bertempat tinggal di desa Penolih RT
03/RW 10, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga.
b. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2021
Waktu : 09.00-10.30 WIB
Tempat : Posyandu lansia desa Penolih RT 03/RW 10, Kecamatan
Kejobong, Kabupaten Purbalingga.
c. Susunan acara
No Waktu Kegiatan
1. 09.00-09.05 Pembukaan oleh ketua panitia
2. 09.05-09.35 Senam lansia
3. 09.35-09.45 Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) atau snack
4. 09.45-10.00 Pemeriksaan kesehatan umum (TTV)
5. 10.00-10-15 Pemeriksaan fisik oleh petugas
kesehatan sebagai tindak lanjut
pemeriksaan sebelumnya
6. 10.15-10.30 Penutup
d. Cara pendekatan
Pendekatan dilakukan dengan cara memperkenalkan diri ke
masyarakat, menjelaskan kepada lansia dan keluarga mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan memfasilitasi pelayanan kesehatan dasar untuk
pemeriksaan kesehatan lansia.
e. Susunan kepanitiaan
Ketua : Luqman Hakim
Wakil Ketua : Ikhwan Zulfa Rahmawan
Bendahara : Yessy Puji Lestari
Sekretaris : Gilang Gustiani
Fasilitator : Durotun Nafisah
Observer : Ari Purwaningsih
Sie. Kegiatan : Dhea Meilidiana Cahya Hakim
Hesti Intan Pratiwi
Linda Ayu Purwanti
Laelin Maghfirotul Kholqi
Sie. Konsumsi : Dwi Nursiva Ahya Widiyanti
Kintan As Syifa Anindita
Rofisa Geanika
Sie. Perlengkapan : Anggun Roro Utami
Ketut Ayulita Meilani
Suci Maulita Sari
Sie. Humas : Niken Nureka Riskiautami
Yusrotun Nurul Mawaddah
Fadila Rizki Rahma Dhani
Sie. Dokumentasi : Yuwana Oktaviani Fajri
Ivandy Ardiansyah
Siva Amaliyah
f. Anggaran dana
No Jenis Harga
F. 1. Sie konsumsi
Air mineral 1 dus Rp. 20.000
Snack X @ 30 (peserta & panitia) Rp. 150.000
Total Rp. 170.000
Evaluasi
Evaluasi struktur
a. Menyiapkan pre planning 1 minggu sebelum kegiatan dan dilakukan
konsultasi pre planning
b. Waktu pelaksaan kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia telah
disepakati dan telah ditetapkan (21 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB)
c. Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan
senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia
d. Telah terbentuk panitia penyelenggara 4 hari sebelum kegiatan lansia dan
pemeriksaan fisik lansia
e. Koordinasi dengan pihak terkait yaitu rt, rw dan petugas kesehatan puskesmas
1 minggu sebelum kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia
Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lokasi waktu yang telah ditentukan
b. Instruktur senam memimpin kegiatan senam lansia
c. Lansia mengikuti kegiatan senam dengan aktif dan kooperatif
d. Pemeriksa melakukan pemeriksaan kesehatan, bekerja sama dengan kader
serta petugas kesehatan
Evaluasi Hasil
a. Terbina hubungan saling percaya dengan para lansia di desa penolih
b. 6 orang lansia hadir
c. 90% lansia yang hadir mampu mempraktekan gerakan senam
d. 100% lansia yang hadir memeriksakan kesehatannya.
TINJAUAN TEORI
Lanjut usia adalah seseorang yang mimiliki usia lebih atau sama
dengan 55 tahun (WHO, 2013). Lansia dapat juga diartikan sebagai
menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
e. Infection (infeksi)
• Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya
daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya
komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya
mengenal tanda infeksi secara dini.
• Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
• Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-
tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering
terjadi pada pasien usia lanjut.
f. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatandan penciuman)
• Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
• Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah
dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan
bedah berupa implantasi koklea.
• Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak
atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan
operasi pada katarak.
g. Isolation (Depression)
• Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut
usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup,
anak, bahkan binatang peliharaan.
• Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang
mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien
akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat
melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
h. Inanition (malnutrisi)
Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40- 70 tahun.
Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap,
pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi dan
demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada
nafsu makan dan asupan makanan.
5. Pemeliharaan Kesehatan
Pada dasarnya, senam lansia adalah serangkaian gerak atau latihan fisik
yang dilakukan oleh orang lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan
fungsionalnya. Jenis aktivitas ini memiliki gerakan yang teratur, terarah, dan
terencana, yang disesuaikan dengan berbagai perubahan tubuh pada lansia.
Umumnya, senam untuk orang lanjut usia memiliki gerakan dan kecepatan yang
lebih lambat dibandingkan dengan senam aerobik. Meski demikian, sama seperti
aerobik, senam ini juga biasanya dilakukan secara berkelompok dengan iringan
musik tertentu. Hal ini dilakukan untuk membawa suasana yang ceria, sehingga
bisa menjadi sarana untuk melepas penat dan kelelahan yang rentan terjadi pada
kelompok usia ini.
Selain itu, ada manfaat lain untuk lansia jika melakukan senam ini secara
rutin. Manfaat tersebut adalah:
mudah untuk di lakukan. Senam ini dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan
kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Saat ini senam lansia
a. Pemanasan
b. Kondisioning
c. Penenangan
a. Gerakan wajah
Gerakan wajah sangat membantu untuk mengencangkan kulit
lansia yang memang cenderung mengendur. Selain itu, dengan
melakukan gerakan ini dapat membantu kulit wajah lansia agar tidak
kaku. Untuk gerakan ini memang cukup sederhana yaitu cukup anda
lakukan dengan mengucapkan a,i,u,e,o secara berulang-ulang minimal 5
kali dan dapat anda lanjutkan dengan mengucapkan ha- ha, hi-hi
sebanyak 5 kali.
b. Gerakan kepala
3) Gerakan III
- Saling menekan kedua telapak tangan
- Menarik jari-jari kedua tangan
4) Gerakan IV
- Memutar badan ke kanan
- Memutar badan ke kiri
5) Gerakan V
- Menarik kedua bahu
- Merentangkan kedua lengan kesamping
6) Gerakan VI
- Memiringkan sisi tubuh ke kanan
- Memiringkan sisi tubuh ke kanan
7) Gerakan VII
- Memutar badan dan kaki ke kanan
- Memutar badan dan kaki ke kiri
8) Gerakan VIII
- Membungkukkan badan
9) Gerakan IX
- Melangkahkan kaki serong kanan
- Melangkahkan kaki serong kiri
10) Gerakan X
- Mengangkat kaki kanan
- Mengangkat kaki kiri
11) Gerakan XI
- Menekuk kaki kanan ke belakang
- Menekuk kaki kiri ke bel
b. Gerakan Inti : Ketukan musik 145 ketukan / menit selama 12 menit.
1) Gerakan I
- Jalan di tempat
2) Gerakan II
- Menundukkan dan menegakkan kepala
- Memiringkan kepala kesamping kanan dan kiri
3) Gerakan III
- Memutar bahu ke depan
- Memutar bahu ke belakang
4) Gerakan IV
- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu
rentangkan
5) Gerakan V
- Mendorong lengan ke depan
- Mendorong lengan ke samping
6) Gerakan VI
- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas, lalu
rentangkan
7) Gerakan VII
- Merenggutkan dan merentangkan tangan
- Mengangkat kedua lengan ke atas dan kaki kanan / kiri ke belakang
8) Gerakan VIII
- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu
rentangkan
9) Gerakan IX
- Memutar badan ke samping kanan dan kiri
- Membungkuk badan serong ke kanan dan ke kiri
10) Gerakan X
- Jalan di depan dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu
rentangkan
11) Gerakan XI
- Mengangkat lutut kanan dan kiri
- Mengayun kaki ke kanan dan ke kiri
12) Gerakan XII
- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu
rentangkan
13) Gerakan XIII
- Mengayun kedua lengan ke atas kanan dan kiri
- Mengayun kedua lengan ke samping kanan dan kiri belakang
14) Gerakan XIV
- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu
rentangkan
15) Gerakan XV
- Lari di tempat
16) Gerakan XVI
- Lari di tempat sambil mengayunkan kaki kanan dan kiri ke depan
bergantian
17) Gerakan XVII
- Lari di tempat sambil menekuk kaki kanan dan kiri ke belakang
bergantian
18) Gerakan XVIII
- Lari di tempat mengangkat lutut ke depan, sambil mengangkat
kedua lengan lurus sejajar ke depan dan ke atas
19) Gerakan XIII
- Lari di tempat dan menepuk tangan di atas kepala
20) Gerakan XX
- Lari ditempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas, lalu
rentangkan, menarik nafas
c. Gerakan pendinginan: Ketukan musik 120 ketukan / menit selama 4
menit 30 detik
1) Gerakan I
- Membuka kaki kanan selebar bahu dan membungkuk
2) Gerakan II
- Memutar badan dan kaki ke samping kanan dan kiri
3) Gerakan III
- Memutar badan ke kanan dan ke kiri
4) Gerakan IV
- Meluruskan lengan dan kaki (SJS seri I, 2001).