Anda di halaman 1dari 21

TERAPI OKSIGEN

OLEH : GABRIELLA HANUM ANINDYA


DOSEN PEMBIMBING : DR. SAMSIRUN
HALIM, SP.PD, KIC
PENDAHULUAN

 Oksigen (O2)  salah satu komponen gas dan unsur


yang vital dalam proses metabolisme.
 Joseph Priestley (1775 )  oksigen menjadi suatu
cara pengobatan dalam perawatan pasien.
 Pada keadaan kekuraangan O2 dapat ditandai
dengan keadaan hipoksia  kompetensi sebagai
dokter dalam mengenal keadaan hipoksemia dengan
segera
TINJAUAN PUSTAKA

 ANATOMI
 Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada
manusia  hidung yang menuju nasofaring (pars
nasalis), dan mulut yang menuju orofaring (pars
oralis).
 Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru)
dan dasar. Paru kanan lebih besar dari paru kiri dan
dibagi menjadi tiga lobus oleh fisura interlobaris.
Paru kiri dibagi menjadi dua lobus.
 FISIOLOGI
Mekanisme pernafasan  masuk dan keluarnya
udara dari atmosfir  paru-paru dimungkinkan oleh
peristiwa mekanik pernafasan  inspirasi dan
ekspirasi.
 Ventilasi
 Distribusi
 Difusi
 Perfusi
TERAPI OKSIGEN
 Terapi oksigen  Pemberian oksigen sebagai
ntervensi medis, dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dibanding yang terdapat dalam udara.
a. Hipoksemia  keadaan dimana terjadi penurunan
konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2)
atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai
normal. Hipoksemia dibedakan menjadi
• Ringan  Pa02 60-79mmHg, Sa02 90-94%
• Sedang  PaO2 40-60 mmHg SaO2 kurang dari 75 %
• Berat  PaO2 kurang dari 40 mmHg SaO2 kurang dari 75
 Hipoksia  apabila aliran oksigen tidak adekuat
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan,
hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah
ventilasi spontan berhenti. Secara tradisional,
hipoksia dibagi 4 jenis :
 Hipoksia hipoksik
 Hipoksia anemik
 Hipoksia stagnan
 Hipoksia histotoksi
Manfaat Terapi Oksigen
 Tujuan terapi oksigen  mengoptimalkan
oksigenasi jaringan memperbaiki hemodinamik
paru, kapasitas latihan, kor pulmonal,
menurunkan cardiac output, meningkatkan fungsi
jantung, memperbaiki fungsi neuropsikiatrik,
mengurangi hipertensi pulmonal, dan memperbaiki
metabolisme otot.
Indikasi Terapi Oksigen
Terapi Oksigen Jangka Pendek

The American College of Chest Physicians dan The National Heart,


Lung, and Blood Institute
Terapi Oksigen Jangka Panjang
Kontra Indikasi Pemberian Oksigen

 Pasien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat


dengan keluhan utama dispneu, tetapi dengan
PaO2 lebih atau sama dengan 60 mmHg dan tidak
mempunyai hipoksia kronik.
 Pasien yang meneruskan merokok, karena
kemungkinan prognosis yang buruk dan dapat
meningkatkan resiko kebakaran.
 Pasien yang tidak menerima terapi adekuat.
Tekhnik Pemberian Oksigen

Cara pemberian oksigen dibagi dua jenis:


 Sistem arus rendah
 sistem arus tinggi
Alat pemberian oksigen dengan arus rendah

 Kanul nasal
 Simple oxygen mask (face mask)
 Partial rebreathing mask
 non-rebreathing mask
 Transtracheal oxygen
Alat pemberian oksigen dengan arus tinggi

 venture mask dan reservoir nebulizer


blenders.
Komplikasi Terapi Oksigen

 Penderita PPOK dengan retensi CO2 sering bergantung pada


“hypoxic drive” untuk mempertahankan ventilasinya.
 Kerusakan retina (retrorental fibroplasia) menyebabkan kebutaan
pada neonatus, terjadi karena pemberian terapi oksigen yang tidak
tepat.
 Pneumonitis dan pembentukan membran hyaline didalam alveoli
yang dapat menyebabkan penurunan pergantian gas dan
atelektasis.
BAB III KESIMPULAN

 Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen


tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan.
 Indikasi terapi oksigen ini adalah untuk pasien
hipoksia, oksigenasi kurang sedangkan paru normal,
oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal,
oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi
tidak normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai