Kedaruratan Onkologi

(Oncologic Emergencies)

• Cardiothoracic emergencies
• Gastrointestinal emergencies
• Genitourinary emergencies
• Neurologic emergencies
• Vascular, metabolic and endocrine emergencies
• Therapy associated emergencies
HIPERLEUKOSITOSIS
(kedaruratan metabolik)

Djajadiman Gatot
Divisi Hematologi Onkologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI - RSCM
Hiperleukositosis

ialah apabila jumlah leukosit di darah tepi melebihi

100.000/μl
Dapat terjadi pada:
 sekitar 9%-13% anak dengan leukemia
limfoblastik akut;
 5%-22% anak dengan leukemia non-limfoblastik
(mieloblastik) akut;
 anak dengan leukemia mielositik kronik
Hiperleukositosis
Dapat menyebabkan kematian karena:
 perdarahan otak
 trombosis
 leukostasis dalam paru (pulmonal)

Keadaan ini lebih banyak terjadi pada leukemia

mieloblastik akut

Risiko kematian meningkat bila jumlah leukosit

melebihi 300.000/μl
 Gejala hiperleukositosis

Neurologis : sakit kepala, kejang, kesadaran

menurun (bisa sampai coma)
Respirasi : batuk, sesak, distres pernafasan
Vaskuler : trombosis serebral (AML !), trombosis
atau perdarahan vena retina, trombosis
vena renalis, ischemia tungkai, infark
jantung dan priapismus
 Tata laksana
I. Suportif
1. Mencegah dan menangani sindroma lisis tumor
termasuk hidrasi, alkalinisasi dan pemberian allopurinol
Hidrasi: dengan cairan NaCl 0,9% atau KAEN 1B,
3 liter/m2/hari atau bila berat badan kurang dari atau
sama dengan 10 kg, 200 ml/kg/hari
Alkalinisasi: dengan Natrium bicarbonat 25 mEq/500 ml,
dengan membuat/mempertahankan pH urin sekitar 7,5
Allopurinol: 10 mg/kg/hari atau uricase, untuk
menurunkan kadar asam urat
 Tata laksana

2. Mengatasi/koreksi segera DIC (koagulasi intravaskuler

diseminata) dan/atau trombositopenia(usahakan
jumlah trombosit ≥ 50.000/μl)
Gabungan hiperleukositosis dan trombositopenia
merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan otak
3. Jangan memberikan transfusi darah (PRC) hingga
Hb> 8 g/dl (boleh 3-5 ml/kg)
 Tata laksana
II. Menurunkan jumlah sel darah putih,
dengan cara:
1. Kemoterapi segera dimulai/diberikan, walaupun
diluar jam kerja atau pada hari libur
2. Bila memungkinkan dilakukan leukapheresis,
yaitu mengeluarkan darah pasien lalu dimasuk-
kan alat aferesis, dipisahkan dan dikeluarkan
leukositnya, lalu sisanya dikembalikan ke pasien
Sindroma lisis tumor
(tumor lysis syndrome)

Sel (Leukemia)
 Protein
 Elektrolit: Kalium, Phosphat
Sindroma lisis tumor
(tumor lysis syndrome)

AKIBAT PECAHNYA SEL LEUKEMIA SECARA BERLEBIHAN AKAN MENIMBULKAN GEJALA YANG DITANDAI DENGAN:

1. DEGRADASI PROTEIN HIPERURISEMIA (KADAR

ASAM URAT  )
2. KELUARNYA ELEKTROLIT SEL
1. HIPERKALEMIA (KADAR KALIUM  )
2. HIPERFOSFATEMIA (KADAR FOSFAT  )
Hiperurisemia
Pecahnya /degradasi sel tumor yang sebagian besar
adalah protein akan meningkatkan pembentukan
asam urat secara berlebihan. Pada suasana asam/
pH rendah, asam urat akan mengkristal dan dapat
menyumbat sistem saluran dalam ginjal (tubulus),
sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Dengan alkalinisasi, maka pH di ginjal akan naik dan

asam urat tetap larut sehingga tidak dapat mengkristal
Hiperkalemia
Kalium adalah elektrolit utama (kation) yang ada dalam sel. Apabila sel pecah maka Kalium
(K+) akan keluar sel sehingga menimbulkan hiperkalemia yang berakibat dapat menimbulkan
arritmia (ventrikel) jantung dan berakibat kematian
Hiperfosfatemia
Fosfat juga akan dikeluarkan dari sel apabila sel pecah. Khusus sel-sel limfoblast mengandung fosfat banyak.
Fosfat yang bebas ini akan diikat oleh kalsium membentuk kalsium fosfat dan apabila jumlahnya banyak, dapat mengendap di dinding dalam pembuluh darah kecil. Bila terjadi di ginjal dapat
menyumbat pembuluh darah dalam ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal.
Akibat terikat dengan fosfat yang bebas, kalsium yang bebas menjadi sedikit (hipokalsemia), keadaan ini dapat menyebabkan kekakuan otot (tetani) sampai kejang.
Kesimpulan
1. hiperleukositosis merupakan kedaruratan
(onkologi)
2. harus di tatalaksana segera dan hati-hati
3. dapat menimbulkan kedaruratan lain ialah
sindroma lisis tumor