Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS PEDIATRI

SOSIAL
ANAK LAKI-LAKI 3 TAHUN 5 BULAN DENGAN
DEVELOPMENTAL DELAY SEKTOR BAHASA
DAN GIZI LEBIH PERAWAKAN NORMAL
Disusun Oleh:
Atika Nithasari
22010114210103
Irma Amalia
22010114210101
Geniza Gilda
22010113210154
Hendy Pratamaputra 22010113210162

No.

Masalah aktif

Tanggal

Problem inaktif

Anakbarubisabilangmamapapa6

18Juni2015

Denver:

18Juni2015

18Juni2015

PS:~sesuaiusia
MH:~sesuaiusia
B :~usia7bulan
MK:~sesuaiusia
6
3

ELMS
AE:7bulan
AR:21bulan
V:~sesuaiusia
GL:10.5bulan

Tanggal

4.

Conners:Skor19

18Juni2015

5.

CHAT:Resikokecilautism

18Jini2015

6.

Suspekdelaysektorbahasa

18Juni2015

7.

Gizilebih,perawakannormal

18Juni2015

IDENTITAS PASIEN

Nama penderita : An. RC


Umur/Tanggal lahir : 3 tahun 5 bulan/ 20-11-2011
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Belum Sekolah
No CM
: C480357

IDENTITAS ORANG TUA

Nama ayah : Tn. S


Umur : 28 tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sampangan,
Semarang

Nama Ibu : Ny. D


Umur : 29 tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sampangan,
Semarang

ANAMNESIS
ALLOANAMNESIS DENGAN IBU DAN AYAH PASIEN DI BKIA LT. 3 RSUP DR. KARIADI SEMARANG
TANGGAL 18 JUNI 2015, PUKUL 12.00 WIB SERTA CATATAN MEDIK PASIEN C480357

Keluhan Utama : belum bisa bicara

Riwayat Penyakit Sekarang

Anak baru bisa berkata mama, papa dan utii. Ungkapan


mama papa tidak diucapkan kepada semua orang yang
ditemui. Anak bisa mengucapkan kata mama, papa dan utii
sejak usia 30 bulan. Ketika ingin makan atau minum anak
hanya bisa dengan Bahasa isyarat. Orang tua mengaku
anak dapat merespon bila dipanggil. Riwayat trauma (-),
riwayat nyeri kepala (-), penurunan kesadaran (-), orang tua
menyangkal pasien mengalami kesulitan berjalan, tangan
dan kaki lemas atau kaku disangkal, anak juga dapat
berinteraksi dengan lingkungan dan teman sekitar dengan
baik, dapat melakukan kontak mata saat diajak bicara.

. . . RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

+ sejak usia 2 tahun anak mengikuti terapi wicara


dan OT, kemudian anak mengalami perbaikan. Saat
ini anak sudah bisa membedakan warna (merah,
kuning, hijau, biru), sudah bisa memakai baju
kancing sendiri, sudah bisa makan sendiri, berlari
dan melompat. Anak sudah bisa disuruh, sering
main
lempar
tangkap.
Anak
tidak
dapat
menyelesaikan tugas / pekerjaan sampai selesai.
Anak diasuh oleh nenek

. . .RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pada usia 7 bulan anak pernah kejang 1 kali. Kejang


tanpa disertai demam. Lama kejang 5 menit,
sebelum kejang anak sadar, saat kejang anak tidak
sadar, saat kejang keempat anggota gerak anak
menjadi kaku, kelojotan disangkal. Kejang berhenti
sendiri, anak dibawa ke RS dr. Kariadi dan dilakukan
pemeriksaan EEG didapatkan hasil yang normal.
Anak diberikan obat namun obat tidak dilanjutkan.
Dan hingga kini pasien tidak pernah kejang kembali.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Saat ini anak sudah bisa berlari, melompat, naik tangga,


menendang bola, dapat memegang benda kecil, dengan
kedua jari, menyusun kubus, dapat mencuci tangan
sendiri, gosok gigi juga dapat dilakukan oleh anak. Sehari
hari anak tinggal dirumah diasuh oleh ibu, bibi dan nenek.
Pada pagi hari aktivitas pasien makan, mandi dan
bermain bersama sepupu pasien yang menderita Down
syndrome yang berusia 4 tahun. Anak suka makan
makanan ringan sambil bermain. Anak biasanya bermain
mobil-mobilan dan bermain game di HP. Saat siang
akivitas pasien makan dan tidur siang. Saat sore anak
mandi dan bermain dengan tetangga yang didampingi
orang tua di sekitar rumah.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Saat pasien usia 7 bulan, pasien pernah kejang


tanpa disertai demam dan telah dilakukan EEG
didapatkan hasil yang normal
Saat berusia 19 bulan pasien pernah dirawat di RS
karena diare

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga yang


sakit epilepsi.
Riwayat
keluarga
yang
mengalami
perkembangan
terlambat
Sehari hari pasien diasuh
oleh ibunya, sering kontak
dengan
keluaraga
dan
tetangga,
ayah
pasien
bekerja sejak pagi hari
hingga sore, di dalam rumah
pasien
tinggal
bersama
kedua orang tua, nenek,
paman, bibi, dan anaknya
yang
berusia
4
tahun
dengan sindrom down

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien merupakan anak tunggal.


Ayah bekerja sebagai pegawai swasta
Ibu pasien adalah ibu rumah tangga.
Penghasilan per bulan Rp. 4.000.000,Biaya pengobatan ditanggung oleh JKN non PBI
Kesan : sosial ekonomi cukup

RIWAYAT PERINATAL

Prenatal :
Periksa kehamilan di dokter, ANC >4x, TT (+), trauma
disangkal, riwayat penyakit selama kehamilan tensi
tinggi (+), kejang (-), DM (-). Mengkonsumsi vitamin
dan tablet Fe seusai resep dokter, tidak pernah
mengkonsumsi obat diluar resep dokter. Riwayat
minum jamu-jamuan disangkal, kebiasaan makan
sayur mentah (-), kebiasaan konsumsi daging tidak
matang (-).

Natal :
Lahir bayi laki-laki dari ibu G1P0Ao, usia 26 tahun, aterm
9 bulan 10 hari. Persalinan dibantu oleh dokter. Lahir
dengan operasi sesar karena tensi tinggi, langsung

Post natal :

Faktor biologis : Ras Jawa, jenis kelamin laki-laki, usia 2 th 1 bulan,


berat badan lebih, perawakan tinggi, gizi lebih, tidak ada penyakit
kronis.

Faktor fisik : Kondisi rumah bersih dan sehat, lingkungan sekitar


rumah bersih, tidak berdekatan dengan area yang beradiasi tinggi.

Faktor psikososial :
Anak memperoleh stimulasi yang cukup dari keluarga, ayah pasien
bekerja dari jam 7.00-15.00, namun masih ada ibu sebagai ibu
rumah tangga yang mengasuh pasien.
Interaksi dan belajar anak didukung oleh keluarga.
Pola asuh anak permisif

Faktor keluarga adat istiadat :


Ayah seorang pegawai swasta. Ibu seorang ibu rumah tangga.

Kesan : sosial ekonomi cukup

Pendidikan kedua orang tua anak masing-masing lulusan D3 dan SMA.

RIWAYAT MAKAN MINUM

0 6 bulan : ASI ad libitum, per 2-3 jam selama 5-10


menit.
6 8 bulan : ASI ad libitum + sereal milna 1 x/hari 1
keping + buah (pisang 1 buah), habis
8 18 bulan : sereal milna 2 x/hari 1 keping + nasi
tim/kentang + sayur (sop, bayam) + ikan, telur 2 x @
piring, habis + susu SGM 4 x @ 100
18 bulan-sekarang : kentang + sayur (sop, bayam) +
ikan, telur, ayam 3 x piring, habis + susu SGM 6 x
@150 cc
Kesan : ASI eksklusif, kuantitas cukup dan kualitas
cukup

FOOD RECALL
Hari 1 :

Pagi

Siang
dadar

Malam
Hari 2 :

Pagi

Siang
habis

Malam
Hari 3 :

Pagi

Siang

Malam
Kesan

: perkedel, susu SGM 120 cc, 4 sendok takar, tumis brokoli


: kentang + tempe + telur ceplok + tumis brokoli piring habis, nasi telur
: kentang + ayam goreng + tumis brokoli piring habis, susu 120 cc habis
: kentang + lele goreng + tahu piring habis, susu 120cc habis
: kentang + sayur lodeh + lele goreng piring habis, pepaya 1 buah
: kentang + sate ayam piring habis, susu 120 cc habis
: kentang + rendang piring habis, susu 120 cc habis
: kentang + tempe + rendang piring habis
: kentang + ayam goreng piring habis, jeruk 1 buah habis

: kuantitas cukup dan kualitas cukup

RIWAYAT IMUNISASI

BCG : 1 x (1 bln, scar lengan kanan atas(+))


DPT :3 x (2,4,6 bulan), booster 1x (2 tahun)
Polio :4 x (0,2,4,6 bulan), booster 1x (2 tahun)
Hepatitis B : 3 x (2,4,6 bulan)
HiB :3 x (2,4,6 bulan)
Campak :1 x (9 bulan), booster 1x (2 tahun)

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia,


Booster (+)

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN

Perkembangan
- tersenyum: 2 bulan
- kepala tegak : 4 bulan
- miring
: 6 bulan
- tengkurap : 7 bulan
- duduk
: 8 bulan
- merangkak : 9 bulan
- berdiri : 10 bulan
- berjalan: 12 bulan
- bicara : 18 bulan (mama papa)
- saat ini
:
anak sudah bisa duduk, berjalan,
berdiri, dan berlari, melompat, naik
tangga, menendang dan melempar bola.
Anak sudah bisa berjalan mundur. Anak
sudah dapat mengambil benda-benda
kecil seperti kacang atau makanan
seperti biskuit sejak usia 15 bulan,
sudah dapat menyusun kubus. Anak
sudah dapat cuci tangan, gosok gigi.
Sektor bahasa, anak baru bisa bilang
mama papa, maem, ngeng-ngeng

Pertumbuhan
Longitudinal

BB lahir : 2600 gram


BB bulan lalu : 18 kg
BB sekarang : 18,1 kg
PBL : ibu lupa
PB sekarang : 98,5 cm
LK : 48 cm
LILA : 16,5 cm

Kesan : Perkembangan : delay sektor


bahasa

Pertumbuhan longitudinal :

Arah garis pertumbuhan : N2


Pola pertumbuhan : normogrowth

Pertumbuhan cross sectional : Gizi


lebih, perawakan tinggi, berat badan
lebih, mesosefal.

PEMERIKSAAN FISIK

Umur : 2 tahun 1 bulan


Jenis kelamin : laki-laki
Berat Badan : 18.100 g
Tinggi Badan : 98,5 cm

TANDA VITAL

Suhu : 36,5 C

Frekuensi nadi
: 110x
/menit

Frek.napas
: 22x /menit

Nadi : isi dan tegangan


cukup

KEADAAN TUBUH
Anemi

KEPALA
Konjungtivapalpebraanemis

Lingkarkepala

48cm,mesosefal

(-)
Sianotik

(-)

UUB

Datar

Ikterik

(-)

Mata

Konjungtivapalpebraanemis
(-/-)Skleraikterik(-/-).

Turgor

Turgorkulitkembalicepat

Telinga

Discharge(-/-),membrane

Tonus

Normotonus

Hidung

timpanihiperemis(-/-)
Discharge(-/-),epistaksis(-/-)

Rambut

Hitam,tidakmudahdicabut

Bibir

Sianosis(-),kering(-),

Kulit

Sawomatang,ruam(-),bintik

Mukosa

Sianosis(-),

Mulut

Sianosis(-),kering(-),gusi

merah-merah(-)
Edema

(-)

berdarah(-)
Serebral

Kejang(-)

Lidah

Normoglossus,lidahkotor(-)

Dispneu

(-)

Gigigeligi

caries(-)

Tenggorok

T1-1,FaringHiperemis(-)

Leher

Pembesarannnll(-)

THORAX
PARU-PARU
Inspeksi
: Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan
paru
Auskultasi: SD vesikuler
(+/+), ST
ronkhi (-/-) ; wheezing (-/-) ;
hantaran (-/-)
JANTUNG
Batas kiri : ictus cordis SIC IV linea
midclavicula sinistra
Batas kanan :linea parasternal dextra

ABDOMEN
Inspeksi
: Datar, hernia
umbilikalis (-) ,venektasi (-)
Auskultasi
: BU (+) N, metallic
sound (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Perkusi
: timpani, pekak sisi (+)
N, pekak alih (-)
Hepar : tak teraba
Lien : tak teraba

Thrill : (-)
Aktivitas : BJ

KELENJAR GETAH BENING :


ALAT KELAMIN :

I-II

normal,bising (-).

pembesaran nnll. (-)


laki-laki, OUE hiperemis (-), sirkumsisi
(-)

ANGGOTA GERAK
Superior
AkralDingin

CappRefill

Sianosis

Simeancrease

Gerak

Kekuatan

Tonus

Reflekfisiologis

Reflekpatologis

Inferior

-/-

-/-

<2/<2

<2/<2

-/-

-/-

-/-

-/-

Bebas

Bebas

5-5-5

5-5-5

Normotonus

Normotonus

+N/+N

+N/+N

-/-

-/-

STATUS ANTROPOMETRI

Laki-laki; usia 2 tahun 1 bulan dengan


BB 18.100 g dan PB 98,5 cm

WAZ : 3,26 SD
HAZ : 3,23 SD
WHZ : 2,27 SD
HC : 0,32 SD

Kesan : BB lebih, perawakan tinggi, gizi


lebih dan lingkar kepala normal.

PERHITUNGAN NUTRISI
Kebutuhan 24
jam

Cairan
(1410cc)

Protein
Energi

(18,45 gr)

(1500kkal)l

Dietnasi3x1

300

Susu3x200cc

600

Jumlah

900

1144,2

42

63,83%

76,2%

227%

%Kecukupan

1144,2

42

PEMERIKSAAN PENUNJANG

KPSP

Kesan : kemungkinan terdapat penyimpangan


perkembangan.

Denver
PS ~ usia
MH ~ usia
B ~ usia 13 bulan
MK ~ usia
Kesan: Suspek delay sektor bahasa.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

ELMS

AE : 8 bulan
AR : 18,5 bulan
V : 17,5 bulan
GL : 14 bulan

Capute Scale

DQ clams : 57,2
DQ Cat :54,2
FSDQ: 58,2

KMME

Kesan : didapatkan 1 jawaban ya dan rencana akan dievaluasi 3 bulan


lagi

ASSESSMENT

Dx utama
: speech delay
Dx komorbid : Dx komplikan : Dx pertumbuhan : gizi lebih, BB normal, perawakan
tinggi
Dx perkembangan : Suspek delay sektor bahasa
Dx imunisasi : Imunisasi dasar lengkap
Dx sosial ekonomi : kesan cukup

INITIAL PLAN
Speech delay
Ip Dx : S : O: Konsul THT Pemeriksaan OAE, BERA
Ip Tx : Konsul Rehabilitasi Medik untuk terapi wicara
Ip Mx : Perkembangan anak setiap bulan
Ip Ex :

Menjelaskan pada orang tua penderita tentang


keterlambatan perkembangan anak pada aspek bicara.
Menjelaskan pada orang tua bahwa anak perlu diberikan
stimulasi untuk membantu perkembangan anak dalam
aspek bahasa, sesering mungkin diajak berkomunikasi.

INITIAL PLAN
Gizi lebih, Perawakan tinggi, Berat Badan lebih
Dx : S: mencari faktor resiko seperti genetik, aktivitas
harian
O: Rx : Mx : berat badan dan tinggi badan tiap bulan
Ex :

Menjelaskan pada orangtua mengenai status gizi anak yang


berlebih dan perlu dibatasi asupan makan anak agar anak tidak
menjadi obesitas dikemudian hari
Mengedukasi orangtua untuk memantau akseptabilitas terhadap
diet yang diberikan serta berat badan dan tinggi badan anak
setiap bulan.

HASIL KUNJUNGAN RUMAH


Keadaan Rumah
Status rumah
: rumah milik kakek pasien
Halaman rumah : ada, luas dan bersih
Jumlah penghuni : 7 orang
Teras rumah : ada
Dinding rumah : dinding tembok
Lantai rumah: keramik
Ruangan
: 8 ruang ( 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 4 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar
mandi)
Kamar mandi: memiliki kamar mandi pribadi dengan septic tank, sumber air dari PDAM.
Air mengalir lancar, tidak berbau dan tidak berwarna. Air PDAM digunakan untuk mandi
dan mencuci.
Ventilasi dan pencahayaan :

Jendela berukuran 4x2 m2 di ruang tamu dan dapur. Terdapat jendela pada kamar tidur ukuran 2x1
m2. Pencahayaan cukup.

Sumber air : air artesis, jernih untuk mencuci, memasak dan minum
Kebersihan : cukup
Situasi rumah : barang-barang tertata dengan rapi.

Kebiasaan Sehari hari


Penderita tinggal bersama ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, dan paman.
Ayah penderita seorang lulusan D3, bekerja sebagai pegawai koperasi
Pertamina, ibu penderita tamat SMA dan tidak bekerja. Anak diasuh
oleh ibu dan terkadang diasuh nenek di rumah. Saat diasuh anak aktif
bermain.
Makanan dan minuman dimasak dahulu sebelum dikonsumsi, memakai
tudung saji dalam penyimpanan makanan. Alat makan dicuci bersih
dengan sabun.
Mandi dua kali sehari dengan air artesis dan sabun, pakaian kotor dicuci
tiap hari. Rumah disapu setiap 2 x sehari. Terdapat tempat sampah di
depan rumah. Sampah dikumpulkan ke kantong plastik dan setiap tiga
hari sekali dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, oleh keluarga dibawa
ke dokter keluarga. Ayah penderita tidak memiliki kegemaran merokok.

Lingkungan
Rumah
penderita terletak di komplek perumahan
penduduk. Rumah yang ditempati jauh dari daerah
persawahan dan pabrik. Rumah tersebut terletak di
perumahan Tlogosari Semarang.
Rumah penderita berdinding tembok dan di cat. Jendela
terdapat di bagian depan ruang tamu, kamar tidur, dan
dapur. Pertukaran udara di dalam rumah cukup, tidak
terasa pengap dan pencahayaan cukup. Jika musim hujan
lingkungan rumah tidak becek. Keadaan sekitar rumah
tampak bersih. Jalan di depan rumah berupa jalan aspal.
Dapat ditemukan saluran pembuangan air yang berfungsi
baik di sekitar rumah pasien.

PENGELOLAAN SECARA
KOMPREHENSIF

Kuratif

Adalah upaya untuk mendiagnosis


seawal mungkin dan mengobati
secara tepat dan rasional terhadap
individu
yang
mengalami
keterlambatan
perkembangan.
Upaya kuratif yang dapat dilakukan
pada keterlambatan perkembangan
yaitu
diberikannya
fisioterapi,
okupasi terapi, dan terapi wicara.
Dan diberikannya dietetik dengan
kuantitas dan kualitas yang cukup
berdasarkan kebutuhan sehari-hari
agar
kebutuhan
gizi
anak
terpenuhi.
Rehabilitatif

Adalah upaya untuk membantu


anak
terhadap
ketidak
mampuannya
dengan
berbagai
usaha agar anak tersebut sedapat
mungkin
kembali
pada
lingkungannya
baik
lingkungan
sosial maupun keluarga. Untuk
menjaga anak tetap sehat, maka
orang
tua
diberitahu
untuk
menjaga kualitas dan kuantitas gizi
anak sehari-hari di rumah agar
kebutuhan
gizi
anak
tetap

Preventif
Pencegahan dalam arti luas tidak hanya
terbatas ditujukan terhadap seseorang
dengan perkembangan normal sesuai
usia tetapi dapat pula ditujukan kepada
seseorang
yang
mengalami
keterlambatan perkembangan. Maksud
dari pencegahan tersebut merupakan
tindakan untuk mencegah timbulnya
atau
mencegah
terjadinya
keterlambatan
perkembangan
dan
mencegah keparahan keterlambatan
lainnya.
Ada
tiga
tingkat
upaya
pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
pencegahan primer, sekunder dan
tertier. Pencegahan primer merupakan
tingkat
pencegahan
awal
untuk
menghindari atau mengatasi faktor
resiko. Pencegahan sekunder untuk
deteksi
dini
penyakit
sebelum
keterlambatan perkembangan terjadi.
Pencegahan tertier dengan melakukan
intervensi dini agar tidak memperparah
keterlambatan
perkembangan
pada
anak.
Promotif
Merupakan
upaya
yang
dilakukan
dengan memberikan edukasi atau
penyuluhan yang bertujuan untuk

PENGELOLAAN HOLISTIK
Lingkungan mikro

Berupa interaksi anak dengan ibu atau pengasuhnya. Ibu atau pengasuh
berperan dalam pendidikan, gizi, imunisasi, dan pengobatan sederhana pada
anak. Ibu adalah orang pertama di rumah yang memegang peranan penting
terhadap proses tumbuh kembang anak dan perawatan anak ketika anak sakit.
Rendahnya pengetahuan ibu tentang kesehatan juga mempengaruhi sikap
yang diambil ketika anak sakit, seperti usaha mengobati sendiri. Pengetahuan
ibu mengenai kesehatan yang kurang juga menyebabkan kurangnya perhatian
terhadap makanan dan tumbuh kembang anak.

Lingkungan mini

Berupa interaksi anak dengan anggota keluarga lain, keadaan rumah, dan
suasana rumah dimana anak tinggal.
Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien adalah ayah, ibu, nenek, bibi,
paman dan sepupu pasien. Sepupu pasien berusia 4 tahun dan menderita
down syndrome. Anak dilatih sejak dini, untuk menghormati ayah, ibu, dan
saudaranya, sehingga tercipta suasana yang kondusif di lingkungan rumah,
untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

PENGELOLAAN HOLISTIK

Lingkungan meso

Berupa interaksi anak dengan tetangga, teman-teman sepermainan, suasana


lingkungan sekitar, dan tersedianya pelayanan kesehatan.

Interaksi dengan tetangga

Mengedukasikan orangtua untuk memperkenalkan anak dengan teman-teman


sebayanya di lingkungan tempat tinggal dan bila bermain harus tetap dalam
pengawasan orangtua.

Memberikan penyuluhan di lingkungan sekitar tempat tinggal anak mengenai


pertumbuhan dan perkembangan anak yang harus selalu diawasi.

Interaksi dengan teman-teman sepermainan

Mengedukasi orangtua agar anak menjalin hubungan yang baik dengan teman
sebaya dan sepermainannya.

Jarak daerah tempat tinggal terjangkau dengan sarana pelayanan kesehatan.


Lingkungan makro

Merupakan lingkungan yang meliputi wilayah yang lebih luas. Meliputi


kebijakan pemerintah, sosial, budaya masyarakat, dan lembaga non
pemerintahan yang ikut andil dalam usaha tumbuh kembang anak yang
optimal.

Pengadaan program skrining dan intervensi dini pada pertumbuhan dan


perkembangan anak

Keluarga mampu mengenalkan dan mengajarkan anak mengenai sosial

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai