Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

Tanggal Masuk RS : 09/12/2022


Tanggal Pengkajian : 09/12/2022
Diagnosa Medis : Autism Spectrum Disorder (ASD)
No. RM : 123456

A. Identitas Klien
1. Nama : An. A
2. TTL/Usia : 6 Juni 2018 / 4 tahun 6 bulan
3. Alamat : Jl. Gragal Tak Berujung, Ponorogo
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Pekerjaan :-
6. Pendidikan :-
7. Agama : Islam
8. Kebangsaan : Indonesia
9. Pengasuh : Ny. B dan Tn. C

B. Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab Klien


1. Ayah
a. Nama : Tn. C
b. Agama : Islam
c. Alamat : Jl. Gragal Tak Berujung, Ponorogo
d. Usia : 32 th
e. Pekerjaan : Karyawan Tambang
f. Pendidikan : SMA
2. Ibu
a. Nama : Ny. B
b. Agama : Islam
c. Alamat : Jl. Gragal Tak Berujung, Ponorogo
d. Umur : 26 th
e. Pekerjaan : IRT
f. Pendidikan : SMA

C. Keluhan Utama
Alloanamnesis dilakukan dengan ibu penderita pada tanggal 09 Desember 2022 di poli
Anak RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Keluhan Utama : Pasien belum bisa bicara
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan jika anak belum dapat berbicara dengan jelas hingga usia 3
tahun. Hal ini dirasakan ketika ibu membawa anaknya untuk berkunjung kerumah
saudara. Ibu menyadari jika anaknya tidak sama dengan anak lainnya yang seusia pasien
saat ini. Jika anak lainnya sudah bisa mengeluarkan banyak kata-kata dengan jelas, anak
pasien hanya bisa mengucapkan kata ayah, dan ibu.
Anak tidak bisa duduk diam dirumah, keluhan ini dirasakan ibu sejak anak mulai bisa
berjalan dan berlari. Pasien sulit untuk diperintahkan duduk diam sebentar, atau
beristirahat.
Anak selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan, sangat suka dengan permainan yang
melibatkan bola, susah bila diajak bermain dengan orang lain.
Anak sering mengoceh sendiri, dengan kata kata yang tidak bisa dimengerti orang lain,
suka tersenyum dan tertawa sendiri bila memandangi sesuatu. Pasien hanya bisa
membentuk sepatah patah kata, tidak pernah bisa membentuk sebuah kata lengkap atau
kalimat. Tidak bisa mengerti perintah jelas dari orang lain. Sulit diajak komunikasi
dengan orang lain.
Nafsu makan pasien berubah-ubah seringkali baik, namun kadang buruk dan hanya mau
minum susu melalui dot saja. Tidak ada keluhan lain yang diderita anak, tidak ada
muntah.
Pasien sering tantrum, ketika tantrum pasien terkadang menggigit tangannya atau
membenturkan kepalanya di tembok

E. Riwayat Penyakit Dahulu


Anak tidak pernah menderita sakit keras sebelumnya yang menyebabkan harus sampai
dirawat dirumah sakit. Anak juga tidak pernah sakit rutin yang mengganggu
aktivitasnya sehari hari.
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga baik dari keluarga ayah maupun ibu yang menderita
keluhan yang serupa, mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, atau
mengalami gangguan mental lainnya.
G. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

H. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal


Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan sebanyak 8x hingga bayi lahir.
ibu juga mengaku sudah mendapatkan suntikan TT saat kehamilan sebanyak 1x. Ibu
mengaku jarang menderita sakit selama kehamilan, tidak ada riwayat perdarahan
selama kehamilan, tidak ada riwayat trauma saat kehamilan, riwayat minum jamu
jamuan dan obat tanpa resep diangkal oleh ibu. Obat yang diminum ibu selama masa
kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.
Kesan : Riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.
I. Riwayat Persalinan
• Anak laki laki lahir dari ibu G1P1A0, hamil 36 minggu lahir dengan bantuan
vacuum karena ibu mau pingsan saat proses melahirkan di Klinik Bersalin, bayi
tidak langsung menangis, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 48 cm,
lingkat kepala saat lahir ibu lupa, lingkar dada saat lahir ibu lupa, tidak ada
kelainan bawan.
• Kesan : Neonatus aterm, lahir normal pervaginam.
J. Riwayat Pemeliharaan Postnatal
• Ibu membawa anaknya ke Posyandu secara rutin dan mendapat imunisasi dasar
lengkap
K. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
• Pertumbuhan
❖ Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 48 cm
❖ Berat badan sekarang 18 kg, tinggi badan 96 cm
• Perkembangan
❖ Senyum : 5 bulan
❖ Miring : ibu lupa
❖ Tengkurap : 5 bulan
❖ Merangkak : ibu lupa
❖ Duduk : 9 bulan
❖ Berdiri : 12 bulan
❖ Berjalan : 14 bulan
❖ Berlari : 19 bulan
❖ Bicara : 2 tahun
Saat ini anak berusi 4 tahun 7 bulan, anak tidak diikutkan dengan
pendidikan anak usia dini, TK, atau kelompok lainnya.

Kesan : Pertumbuhan sesuai umur, perkembangan terlambat.

L. Riwayat Makan dan Minum Anak


❖ Diberikan ASI saja dari lahir sampai umur 6 bulan, kemudian dilanjtukan
dengan ASI dan susu formula sampai usia 1,5 tahun. Selanjutnya
dilanjutkan susu formula saja.
❖ Mulai usia 6 bulan diberikan makanan tambahan berupa bubur susu milna.
❖ Mulai usia 10 bulan, anak diberikan nasi lunak dengan lauk lunak/cacah.
❖ Mulai usia 1 tahun, anak diberi makanan padat, seperti makanan keluarga
3 x sehari
Jenis Makanan Frekuensi

Nasi 3x sehari dan Makanan Ringan


(Biskuit atau Roti). Kadang habis
kadang tidak

Tahu / tempe 2x sehari porsi tidak teratur

Telur Frekuensi dan porsi tidak teratur

Ayam 3-4 hari sekali, porsi tidak teratur

Ikan 3-4 hari sekali porsi tidak teratur

Sayur 2x sehari, porsi tidak teratur

Buah Frekuensi dan porsi tidak teratur

Susu 2x sehari , 1 botol 300 ml.

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minuman cukup baik.

M. Pemenuhan Kebutuhan Sehari


ADL Keterangan

Makan Pasien makan 3x sehari. Porsi tidak teratur. dengan


tambahan makanan ringan.

Minum Pasien minum 4-5 gelas per hari dan susu 2x300 ml

Mandi Pasien mandi 2x sehari dibantu oleh orang tua

BAB dan BAK BAK : 5-6x sehari dibantu orang tua


BAB : 1-2 hari sekali

Tidur Tidur siang 1 – 2 jam per hari. Frekuansi tidak teratur


Tidur malam 7 – 8 jam
N. Riwayat Imunisasi
- BCG : 1 kali usia 2 bulan, scar (+) di lengan kanan atas
- Hepatitis : 4x (usia 0, sisanya ibu lupa)
- Polio : 4x (ibu lupa diberikan pada usia berapa)
- DPT : 3x (ibu lupa diberikan pada usia berapa)
- Campak : 1x (diberikan pada usia 9 bulan)
Kesan : Imunisasi dasar anak lengkap.

O. Riwayat Keluarga Berencana


- Ibu mengikuti program Keluarga Berencana yaitu pil KB setelah melahirkan
.
P. Riwayat Sosial Ekonomi
- Ayah pasien bekerja sebagai karyawan tambang dan menanggung 1 orang istri
dan 1 orang anak. Gaji sebulan Rp 2.500.000., Biaya pengobatan ditanggung
BPJS PBI Kelas III
Kesan : keadan sosial ekonomi cukup

Q. Status Mental:
Kesan Umum : Pasien berpakaian rapi, roman wajah sesuai dengan usianya, pasien tidak
berbau, pasien hiperaktif dan Tidak kooperatif, tidak ada kontak mata

Kontak :Verbal (-)

Non verbal (-)

Kesadaran : Compos Mentis

Daya ingat : Tidak bisa dikaji

Persepsi : Halusinasi visual (-) auditorik (-)

Proses berpikir : Bentuk: sulit dievaluasi, Arus : sulit dievaluasi, Isi : sulit dievaluasi

Afek/emosi : Pasien cenderung diam

Kemauan : ADL (+) Social (-) pekerjaan (-)

Psikomotor : Meningkat

1. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat/paling nyaman untuk cerita
Orang terdekat pasien adalah kedua orang tua.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial


Pasien lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain sendiri dengan bola
kecilnya meskipun ada temannya sebaya yang bermain di dekatnya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Pasien belum bisa bicara. Pasien kadang menirukan satu kata yang diucapkan
oleh orang lain

R. Pemeriksaan Fisik
- Dilakukan tanggal 10 Desember 2022 di Poli Anak RSU Muhammadiyah
Ponorogo
- Anak laki-laki usia 4 tahun 7 bulan
- Keadaan Umum : Compos mentis, aktif
a. Tanda Vital
a. Tekanan darah :-
b. Nadi : 116 x/ menit, isi dan tegangan cukup
c. Suhu : 36,7 C
d. Pernapasan : 28 x/ menit
b. Status Gizi
Berat badan : 18 kg

Tinggi badan : 96 cm

Status gizi baik

c. Status Generalis
a. Kepala : kesan mesocephal, rambut hitam
b. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Refleks cahaya
(+/+), isokor (± 3mm)
c. Telinga : discharge (-/-)
d. Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
e. Mulut : bibir kering (-), lidah tremor (-), pernapasan mulut (-)
f. Leher : pembesaran KGB (-)
g. Abdomen
❖ Inspeksi : datar
❖ Auskultasi : peristaltik (+), bising usus (+) normal
❖ Perkusi : timpani di seluruh kuadran
❖ Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), hepar, lien tidak teraba

h. Thorax : pergerakan dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi


simetris, retraksi dinding dada (-), ICS tidak melebar
➢ Jantung
❖ Inspeksi : ictus cordis tampak
❖ Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5
linea midclavikula 2 cm ke medial, pulsus
parasternal (-), pulsus epigastrium (-)
❖ Perkusi
Kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra
Kiri jantung : ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke medial
❖ Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Kesan : Normal
➢ Pulmo
▪ Perkusi : sterm fremitus hemithorax dextra sama
dengan sinistra
▪ Palpasi : sonor di kedua lapang paru
▪ Auskultasi : suara napas dasar vesikuler, ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Kesan : Normal
i. Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
j. Ekstremitas
Superior Inferior

Sianosis -/- -/-

Edema -/- -/-


Akral dingin -/- -/-

Pelebaran vena -/- -/-

Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”

Refleks fisiologis + N/+N + N/+N

Refleks patologis -/- -/-

Kesan: Normal
Analisa data

Diagnosis Kelompok Data Penyebab

Gangguan Komunikasi Subyektif: - Hambatan Individu (Autism)


Verbal

Obyektif:

a. Pasien tidak bisa bicara


b. Pasien hanya bisa membentuk
sepatah patah kata, tidak
pernah bisa membentuk
sebuah kata lengkap atau
kalimat.
c. Anak sering mengoceh sendiri,
dengan kata kata yang tidak
bisa dimengerti orang lain
d. Anak sering menirukan kata
yang diucapkan oleh orang
lain
Gangguan interaksi Subyektif: - Hambatan Perkembangan
sosial
Obyektif:

a. Pasien belum bisa bicara


b. Pasien tidak bisa
berkomunikasi dengan orang
lain
c. Pasien lebih sering bermain
sendiri

Defisit Pengetahuan Subyektif: Ibu mengatakan Kurang terpapar informasi


Orang tua tentang mengetahui kondisi anaknya
Autisme berbeda dengan anak lain yang
seusia ketika anaknya berumur 3
tahun

Obyektif:

a. Anak diberikan makanan berupa


roti / biskuit (Casein)
b. Anak diberikan minum susu
(Glutein)
Rencana Tindakan Keperawatan

1. Gangguan Komunikasi Verbal b/d Hambatan Individu (Autism)


a. Tujuan

Anak akan membentuk kepercayaan dengan seorang pemberi perawatan ditandai dengan sikap
responsive dan kontak mata dengan orang baru dalam waktu 3x24 jam dengan kriteria hasil:
o Pasien mampu berkomunikasi dengan cara yang dimengerti oleh orang lain
o Pesan-pesan nonverbal pasien sesuai dengan pengungkapan verbal
o Pasien memulai berinteraksi verbal dan non verbal dengan orang lain
b. Tindakan
1. Observasi

▪ Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara


▪ Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
▪ Monitor frustrasi, marah, depresi atau hal lain yang menganggu bicara
▪ Identifikasi prilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi

2. Terapeutik

▪ Gunakan metode Komunikasi alternative (mis: menulis, berkedip, papan


Komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan computer)
▪ Sesuaikan gaya Komunikasi dengan kebutuhan (mis: berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambil menghindari teriakan, gunakan Komunikasi
tertulis, atau meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien.
▪ Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
▪ Ulangi apa yang disampaikan pasien
▪ Berikan dukungan psikologis
▪ Gunakan juru bicara, jika perlu

3. Edukasi

▪ Anjurkan berbicara perlahan


▪ Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara
4. Kolaborasi

▪ Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis

2. Gangguan interaksi sosial b/d hambatan perkembangan


a. Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka interaksi sosial


meningkat, dengan kriteria hasil:

1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat


2. Perasaan mudah menerima atau mengkomunikasikan perasaan meningkat
3. Responsif pada orang lain meningkat
4. Minat melakukan kontak emosi meningkat
5. Minat melakukan kontak fisik meningkat

b. Intervensi
1. Observasi

• Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial


• Identifikasi focus pelatihan keterampilan sosial

2. Terapeutik

• Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial


• Beri umpan balik positif (mis: pujian atau penghargaan) terhadap
kemampuan sosialisasi
• Libatkan keluarga selama Latihan keterampilan sosial, jika perlu

3. Edukasi

• Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial


• Jelaskan respons dan konsekuensi keterampilan sosial
• Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami
• Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
• Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan sosial
• Latih keterampilan sosial secara bertahap
3. Defisit Pengetahuan Keluarga tentang Autisme b/d Minimnya Informasi
a. Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status tingkat


pengetahuanmeningkat, dengan kriteria hasil:

1. Perilaku sesuai anjuran meningkat


2. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
3. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
4. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan
topik meningkat
5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
6. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
7. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

b. Intervensi
1. Observasi

• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


• Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

2. Terapeutik

• Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


• Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
• Berikan kesempatan untuk bertanya

3. Edukasi

• Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan


• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Tindakan Keperawatan
NO TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN RESPON
KEP

1. 10/12/2022 Gangguan 1. mengajarkan keluarga proses Keluarga


Komunikasi kognitif, anatomis dan mengikuti proses
PK.10.00
Verbal fisiologis yang berhubungan edukasi dengan
WIB
dengan kemampuan berbicara lancar

Gangguan 2. mengedukasi keluarga untuk Keluarga


Interaksi Sosial dukungan keterampilan sosial mengikuti proses
edukasi dengan
lancar

Defisit 3. menjelaskan faktor risiko yang Keluarga


Pengetahuan dapat mempengaruhi mengikuti proses
Keluarga Kesehatan edukasi dengan
lancar
SP 1 KELUARGA

1. Fase Orientasi

Salam

Pr: Selamat pagi bu Beti, perkenalkan nama saya ........saya adalah perawat ruang Poli
Tumbuh Kembang. Apakah benar ibu Beti adalah ibu dari Anak Adam? Jika benar, apakah
boleh kalau kita ngobrol sebentar?

Ps: Benar bu, baik tidak apa apa

Evaluasi

Pr: Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu hari ini? selama ini apakah yang terjadi dengan
putra ibu?

Ps: Alhamdulillah saya sehat. Jadi putra saya ini belum bisa bicara seperti anak-anak
seusianya. . . .selain itu dia juga suka bergerak kesana-kemari, tapi kalau bermain dia lebih
sering sendiri dan hanya suka dengan 1 mainan saja. . .

Validasi

Pr: Baiklah bu, berdasar dengan keterangan ibu dan data yang saya dapatkan, Apakah ibu
sudah mengetahui apa yang di alami anaknya dan bagaimana cara merawatnya?

Ps: Belum bu

Kontrak (Topik dan tujuan)

Pr: Baiklah, pada hari ini kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang di alami oleh anak
ibu, dan bagaimana caranya agar kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan keadaanya
semakin baik? Jika ibu mau, kita bisa berbincang-bincang selama 30 menit.

Ps: Baik Bu tidak apa-apa

2. Fase Kerja
Pr: Berdasarkan dari cerita ibu dan juga data yang kami dapatkan, keadaan yang anak ibu
alami itu dinamakan dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) atau terkenal dengan istilah
Autis. Jadi singkatnya Autis itu adalah salah satu gangguan pada fase perkembangan anak
yang menyebabkan anak mengalami kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain. Ya kurang lebih seperti yang dialami oleh anak ibu sekarang ini. Nah, tapi ibu jangan
berkecil hati Autis ini bisa disembuhkan kok bu. Ibu tahu Albert Einstein? Elon Musk? Atau
orang terkaya di dunia saat ini Bill Gate? Mereka adalah sekian dari banyak orang yang
dulunya juga mengalami autis. Jadi jangan berkecil hati karena apa yang dialami anak ibu
ini bisa disembuhkan melalui terapi dan semacamnya. Dan tentunya peran orang tua dalam
mendukung proses penyembuhan ini sangat berpengaruh. Seperti misalkan ibu mengajari
anaknya untuk menggambar, mewarnai, atau melatih menyusun abjad dan angka. Selain itu
agar anak mau bermain dengan temannya yang lain, ibu juga harus ikut bermain didalamnya.
Karena saat ini dia beranggapan bahwa ibu adalah orang yang paling dekat dengannya. Nah,
selain itu dari data kami bahwa ibu mengatakan bahwa anak ibu kadang makannya habis
kadang tidak ya bu? Selain itu sering diberi roti dan susu? Jadi, pada anak autis ini dia sangat
pilih-pilih dalam hal makanan, jadi cepat bosan kalau makannya itu-itu saja. Sehingga harus
ada variasi misalkan tekstur dan bentuknya dibuat berbeda Bu. Selain itu karena anak ibu
itu sangat aktif sehingga dia butuh asupan nutrisi, vitamin, protein, mineral, dan serat.
Misalkan vitamin tentunya diperoleh dari buah-buahan, buah apa bu yang disukai anak ibu?
Nah, boleh itu bu. Lalu protein bisa dari protein nabati seperti tempe, tahu atau protein
hewani. Dan tak kalah pentingya serat, serat ini didapat dari sayuran bu, atau bisa juga dari
agar-agar atau jely sehingga ada variasi. Nah tapi, berdasarkan penelitian baiknya anak yang
autis itu diet Bebas Glutein dan Casein. Karena saluran pencernaan anak autis itu sulit
mencerna glutein dan casein. Apa itu glutein dan Casein? Jadi casein itu adalah salah satu
protein yang terdapat dalam susu sapi murni atau susu skim bu. Jadi mulai sekarang
diusahakan kalau beli susu dilihat dilabel nutrisinya terkait kandungan gluteinnya ada atau
tidak. Kalau Glutein itu adalah protein yang berasal dari tepung dan gandum. Jadi kalau
bisa dikurangi atau dihindari pemberian roti dan biskuti kepada anak ibu.

3. Fase Terminasi

Evalusi Subyektif

Pr: Bagaimana bu setelah ngobrol dengan saya terkait apa yang dialami oleh anak ibu?
Apakah ibu mengerti?
Ps: InsyaAlloh mengerti

Evaluasi Obyektif

Pr: Jadi ibu sudah tahu ya apa yang terjadi pada Anak ibu?, coba ibu ulangi apa yang di
alami anak ibu? Lalu bagaimana cara untuk merangsang kemampuan berkomunikasi anak
ibu? Dan makanan apa saja yang baik untuk anak ibu?

Ps: Iya tahu, jadi anak saya mengalami autis. Saya sebagai orang tua harus mendukung
kesembuhan anak saya dengan cara mengajari menggambar, menyusun huruf, dan
sebagainya. Makanan yang bagus untuk anak saya adalah yang mengandung vitamni,
protein, dan serat. Dan makanan yang tidak baik untuk anak saya adalah yang mengandung
glutein dan casein.

RTL

Pr: Jangan lupa bu, selalu dukung proses kesembuhan anak ibu dengan hal-hal tadi.

Ps: Baik

Kontrak Akan datang (topik, waktu, tempat)

Pr: Bulan depa ketika ibu kontrol, bagaimana kalau kita membahas terkait perkembangan
anak ibu setelah usaha yang dilakukan oleh ibu? Bagaimana apakah ibu setuju?

Ps: Baik.

Anda mungkin juga menyukai