Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PADA AN ‘X’ UMUR 5 Thn DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT ANAK DI RSUD KABUPATEN JOMBANG

OLEH :
NAMA : SANDRA NOVA SANTIKA
NIM : 191403026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2020
TINJAUAN KASUS
ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA AN ‘X’ UMUR 5 TAHUN
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT ANAK DI RSUD
KABUPATEN JOMBANG

3.1. Identitas
Nama : An ”X”
No. Register : 01-02-22
Tanggal MRS : 23 Desember 2020 Jam : 09.00 WIB
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 1 (satu)
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Pendidikan : Taman Kanak-kanak
Pekerjaan :-
Alamat : Perum Tambakrejo Gg. A No. 23 RT 002/RW 003, Tambakberas,
Jombang
Penanggung Jawab : Orang tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. "D" Tn. "K"
Umur : 27 tahun 29 tahun
Suku / Bangsa : Jawa / WNI Jawa / WNI
Agama : Islam Islam
Pendidikan : D3 Manajemen Sarjana Pendidikan
Pekerjaan : Pegawai Bank Guru SMA
Alamat : Perum Tambakrejo Gg. A No. 23 Perum Tambakrejo
RT 002/RW 003, Tambakberas, Gg. A No. 23, RT
Jombang 002/RW 003,
Tambakberas,
Jombang

3.2. Subyektif
Pada tanggal 23 Desember 2020 jam 09.00 WIB oleh Sandra
3.2.1. Keluhan Utama Pasien
Ibu mengatakan anaknya mengalami buang air besar encer lebih dari 5 kali
dalam 24 jam dan muntah-muntah selama 2 hari.
3.2.2. Riwayat Kesehatan Anak
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya mengalami buang air besar encer lebih dari 5 kali
dalam 24 jam dan muntah-muntah selama 2 hari. Lalu keluarga membawa ke IGD
RSUD Jombang.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya sebelumnya pernah menderita batuk, pilek, panas,
dan segera sembuh setelah berobat ke bidan. Anak tidak pernah sakit sampai
masuk Rumah Sakit. Dan ibu mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat
penyakit apapun seperti jantung, ginjal, kencing manis, hepatitis atau operasi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang
mempunyai penyakit paru, jantung, asma, kencing manis, ginjal atau hepatitis.
4. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Usia 3 bulan bisa mengangkat kepala setinggi 45° dan menggerakkan kepala
dari kiri/kanan ke tengah.
b. Usia 4 bulan sudah bisa berbalik dari mulai telungkup ke telentang dan dapat
mengangkat kepala 90°.
c. Usia 7 bulan sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila dan mulai belajar
merangkak.
d. Usia 8 bulan sudah bisa mengeluarkan suara mamama, bababa, dadada.
e. Usia 9 bulan sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki.
f. Usia 10 bulan dapat berjalan dengan dituntun.
g. Usia 12 bulan sudah bisa berjalan sendiri tanpa dibantu.
h. Usia 18 bulan bisa menirukan pekerjaan rumah tangga dan memegang cangkir
sendiri, belajar makan minum sendiri
Ibu mengatakan sampai saat ini, pertumbuhan anak normal sesuai KMS.
3.2.3. Pola Kebiasaan Sehari – Hari Pasien
1. Nutrisi
Sebelum sakit : Nafsu makan baik, makan 3 x 1 nasi sayur lauk gizi
seimbang, minum air putih dan susu di pagi hari
Saat sakit : Nafsu makan anak menurun, makan 3 x 1 menu
makanan dari Rumah Sakit (hanya 2-3 sendok) kadang
disertai muntah, minum air putih dan teh di pagi hari.
2. Pola Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak tidur malam pukul 21.00- 06.00
WIB, siang hari selama 1 jam biasanya jam 13.00-14.00
WIB. Anak tidur dengan nyenyak.
Saat sakit : Ibu mengatakan selama sakit, tidur anak mengalami
gangguan, karena anak rewel dan menangis akibat
perutnya yang sakit dan muntah.
3. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif, bermain di rumah dan
sekolah taman kanak-kanak.
Saat sakit : Ibu mengatakan anaknya beberapa hari tidak masuk
sekolah, selama sakit sering menangis dan badan
lemas.
4. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lunak,
warna kuning trengguli, BAK 4-5x sehari, warna kuning
jernih.
Saat sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAB lebih dari 5x
sehari, konsistensi encer, BAK 2x sehari warna
kuning keruh.
5. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti baju : 2x/hari
Ganti CD : 2x/hari
Saat sakit : Mandi : 1x/hari
Keramas : 1x/minggu
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti baju : 2x/hari
Ganti CD : 2x/hari
3.2.4. Keadaan Psikososisal Spiritual Pasien
1. Keadaan Psikologi
Pasien dan keluarganya merasa khawatir dengan keadaan anaknya.
2. Keadaan Lingkungan Sosial dan Budaya
Lingkungan keluarga pasien bersih dan nyaman.
3. Keadaal Spiritual
Keluarga dan pasien percaya pada Allah SWT (sholat dan berdoa). Kedua
orang tua selalu berdo'a agar anak cepat sembuh dan kembali riang.

3.3. Objektif
Pengkajian Tanggal 23 Desember 2020 Jam : 09.00 WIB
3.3.1. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : -; S : 38ºC; RR : 33x/menit; N : 110 x/menit
4. BB : 24 kg
3.3.2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Rambut bersih, kulit kepala bersih, warna rambut
hitam, tidak ada benjolan abnormal.
Muka : Tampak pucat, tidak ada benjolan abnormal.
Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih, tidak odeme
palpebra, mata sedikit cowong.
Hidung : Bersih, tidak terdapat sekret dan serumen.
Mulut & Gigi : Membran mukosa kering tidak stomatitis, bersih,
tidak ada caries, tidak ada gigi palsu.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
Leher : Posisi distensi.
Dada : Retraksi, tampak pernafasan dada.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada benjolan
abnormal tidak acytes.
Genetalia : Tidak terkaji.
Anus : Tidak terkaji.
Ekstremitas Atas dan bawah : ujung jari dan bantalan kuku sedikit
sianosis CRT > 2 detik
Integumen : Turgor kulit > 2 detik, keringat dingin.
2. Palpasi
Kepala : Tidak terdapat benjolan abnormal .
Muka : Tidak terdapat benjolan abnormal.
Mata : Tidak terdapat benjolan abnormal.
Hidung : Tidak terdapat benjolan abnormal
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan
tidak ada pembendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak terdapat benjolan abnormal, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
Dada : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa abnormal.
Abdomen : Tidak terdapat benjolan abnormal, tidak acytes,
sedikit kembung.
Genetalia : Tidak terkaji.
Anus : Tidak terkaji.
Ekstremitas Atas dan bawah : ujung jari dan bantalan kuku
sianosis CRT > 2 detik.
Integumen : Turgor kulit > 2 detik.
3. Auskultasi
Dada : Paru : bunyi nafas tidak ada ronkhi dan wheezing.
Jantung : Tidak terdengar murmur ataupun gallop.
Abdomen : Bising usus 30x/menit.
4. Perkusi
Dada : Normal.
Abdomen : Timpani.
Patella : +/+.
3.3.3. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium.
-

2. Pemeriksaan Rontgen dengan foto thorak.


-

3.4. Analisa Data


An “X” umur 5 tahun dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
dehidrasi sehubungan dengan diare.

3.5. Penatalaksanaan
3.5.1. [Jam : 09.10 WIB] Melakukan pendekatan kepada klien dengan komunikasi
teraupetik senyum, salam, sapa guna membangun kerjasama antara klien, keluarga
dan petugas kesehatan serta membangun rasa saling percaya.
Hasil : Klien merespon komunikasi petugas dengan baik dan ramah.
3.5.2. [Jam : 09.10 WIB] Menjelaskan keadaan kesehatan dan kebutuhan klien kepada
klien dan keluarga untuk mempermudah penatalaksanaan pemenuhan kebutuhan
klien. Bahwa klien mempunyai masalah dan klien perlu pemenuhan kebutuhan
rehidrasi.
Hasil : Klien dan keluarga mengerti akan penjelasan petugas tentang keadaan
kesehatan dan kebutuhan klien serta sangat kooperatif tentang rencana tindakan yang
akan dilaksanakan petugas.
3.5.3. [Jam : 09.10 WIB] Meminta persetujuan (Informed Consent) dari pihak keluarga
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan.
Hasil : Keluarga memberikan persetujuan akan tindakan yang akan dilakukan.
3.5.4. [Jam : 09.15 WIB] Memberikan cairan ringer laktat (infus) 200 mL/kg (BB)/hari.
Alat :
 Alkohol swab

 Abocath ukuran 22G (berwarna biru)

 Infus set
 Cairan Ringer Laktat

 Plester

 Gunting plester

 Tourniquet

 Handscoon

 Perlak/alas
Tindakan : Melakukan pemasangan infus sesuai SOP :
1. Cuci tangan
2. Memasang alas/perlak
3. Menyiapkan infus set yang dipasangkan dengan cairan ringer laktat. Mengatur
selang agar tidak ada gelembung udara.
4. Menentukan vena yang akan ditusuk, lalu memasang tourniquet 5-10 cm di atas
vena yang akan ditusuk
5. Memakai handscoon
6. Desinfeksi vena yang akan ditusuk menggunakan alkohol swab (cukup sekali
usap)
7. Ambil abocath, lalu buka. Tusukkan ke vena dengan jarum menghadap ke atas
8. Pastikan jarum masuk ke vena, perhatikan keluarnya darah melalui abocath maka
tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke vena
9. Setelah jarum bagian dalam dilepaskan/dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian
hubungkan/sambungkan dengan selang infus
10. Buka pengatur tetesan dan atur sesuai dosis (200ml/kg (BB)/hari)
11. Lakukan fiksasi menggunakan plester
12. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
13. Melepaskan handscoon, kemudian mencuci tangan
Hasil : Menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi yang
berkepanjangan.
3.5.5. [Jam : 09.25 WIB] Melakukan pemberian oralit atau Larutan Gula Garam (LGG)
Bahan :
 Air mineral 200 cc atau 1 gelas
 Gula 2 sendok makan
 Garam 1 sendok makan
 NaCL dan sukrosa
 Air tajin
Tindakan : Memberikan oralit/larutan yang mengandung gula garam bisa seperti
NaCl dan sukrosa atau air tajin yang diberi garam dan gula dicampur diaduk sampai
larut dan diminum 3 x 1 hari.
Hasil : Menggantikan cairan yang hilang.
3.5.6. [Jam : 09.35 WIB] Menganjurkan orang tua memberikan anak minum hangat manis.
Tindakan : Memberitahukan kepada orang tua untuk memberikan minum hangat
manis seperti teh hangat manis.
Hasil : Menekan rasa mual dan membuat badan tidak lemas.
3.5.7. [Jam : 09.35 WIB] Mengkaji intake dan output cairan.
Tindakan : Mengkaji urin, feses, dan emesis pasien.
Hasil : Mengetahui tingkat dehidrasi.
3.5.8. [Jam : 09.45 WIB] Beri penyuluhan tentang penyebab, pencegahan, perawatan anak
dengan diare dan dehidrasi.
Tindakan : Memberi informasi kepada orang tua atau keluarga mengenai penyebab,
pencegahan, perawatan anak dengan diare dan dehidrasi.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti, tahu dalam memberikan pertolongan pertama pada
anak diare dan dehidrasi.
3.5.9. [Jam : 09.45 WIB] Anjurkan orang tua untuk memberikan makanan atau minuman
dengan porsi kecil tapi sering.
Tindakan : Memberitahukan kepada orang tua untuk memberikan makanan atau
minuman dengan porsi kecil tapi sering.
Hasil : Makanan mudah diabsorbsi, mencegah muntah.
3.5.10. [Jam : 09.45 WIB] Observasi TTV tiap 4 jam.
Alat :
 Tensimeter atau spigmomanometer
 Stetoskop
 Termometer
 Arloji
Tindakan :
1. Melakukan pengkajian Tekanan Darah dengan tensimeter atau spigmomanometer
dan stetoskop (menurut WHO normalnya 120/80 mmHg). Dengan memasang
tensimeter atau spigmomanometer (manset) pada lengan atas sekitar 2 jari di atas
lipatan siku, upayakan sejajar dengan jantung, lalu stetoskop diletakkan pada
arteri brakialis yang berada pada lipatan siku. Tutup katup pengatur udara dengan
cara memutar ke kanan sampai habis. Sambil mendengarkan denyut nadi,
tekanan di dalam tensimeter dinaikkan dengan memompa sampai sekitar 140
mmHg (hipertensi ±160 mmHg). Kemudian tekanan di dalam tensimeter
diturunkan dengan cara diputar ke kiri pelan-pelan. Baca denyut nadi atau
ketukan pertama yang berarti tekanan sistol. Untuk ketukan berikutnya atau
yang kedua dinamakan ketukan diastol. Hasilnya tekanan darah sistol/diastol.
2. Nadi (per menit) menggunakan arloji (normalnya 80-100 x/menit). Dengan
meraba nadi pada radialis pada pergelangan tangan lalu dihitung frekuensi nadi
selama satu menit penuh.
3. Respirasi (per menit) menggunakan arloji (normalnya 16-20 x/menit). Dengan
cara memperhatikan frekuensi pernapasan pada perut, lalu dihitung selama satu
menit penuh.
4. Suhu (normalnya 36,5°C-37,5°C). Dengan menggunakan termometer aksila yang
diletakkan pada aksila atau ketiak, tunggu ±5 menit sampai termometer berbunyi,
lalu lihat angka yang muncul pada termometer.
Hasil : Mengetahui perkembangan pasien.
3.5.11. [Jam : 10.00 WIB] Ganti celana tiap kali BAB.
Tindakan : Memberitahukan kepada orang tua atau keluarga untuk mengganti celana
dalam setelah anak BAB.
Hasil : Mencegah iritasi.
3.5.12. [Jam : 10.00 WIB] Pemberian obat-obatan sesuai advice dokter : (antisekresi,
antispasmolitik, antibiotik).
Tindakan : Pemberian obat anti sekresi, antispasmolitik, dan antibiotik sesuai dosis.
 Obat anti sekresi : Asetosal 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg,
klorpromazine 0,5-1 mg/kg BB/hari
 Obat anti spasmolitik : papaverin, opium, loperamide
 Obat antibiotik : diberikan bila ada penyakit penyerta, bila ada penyakit penyerta
maka diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari.
Hasil : anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri
berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
3.5.13. [Jam : 10.15 WIB] Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.
Tindakan : Mencatat waktu tanggal tindakan, identitas pasien, tindakan apa saja yang
diberikan, dosis obat yang diberikan, kondisi pasien pasca tindakan, nama yang
memberikan tindakan, tanda tangan yang memberikan tindakan.
Hasil : Untuk mencatat tindakan yang telah diberikan pada pasien, memudahkan
tenaga kesehatan yang akan memberikan tindakan pada waktu selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai