Anda di halaman 1dari 6

UTEROTONIKA

Uterotonika atau oksitosik ialah obat yang merangsang kontraksi ute\rus. Banyak obat yang
memperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan
dapat berguna dalam praktek kebidanan ( Amir Syarif dan Armen Muchtar 1995, farmakologi
dan terapi. Gaya baru, Jakarta)
Oksitosik adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus menggumentasi
persalinan, mempercepat kelahiran janin, dan pada kala III mempercepat kelahiran plasenta dan
menghentikan hemoragi pascapartum (susanti, dkk. 2013 farmakologi kebidanan: aplikasi dalam
praktik kebidanan)
Berikut ini adalah petunjuk penggunaan uterotonika (oksitosik) yang benar.
1. Untuk mengatasi perdarahan setelah melahirkan
Penggunaan dengan tujuan ini adalah yang paling penting. Pada kasus perdarahan hebat
setelah uri keluar, suntikkan 1 ampul 0.2 mg ergonovim (atau beri dua tablet 0.2 mg) atau
ergometrin maleat (ergotrate, dan lain-lain) setiap jam selama tiga jam atau sampai
perdarahan dapat diatasi, teruskan dengan 1 ampul (atau 1 pil) setiap 4 jam selama 24
jam. Jika tidak ada ergonovin atau jika perdarahan hebat dimulai sebelum uri lahir,
suntikkan oxytocin (pitocin).
2. Membantu mencegah perdarahan hebat setelah melahirkan
Seorang wanita yang pernah menderita perdarahan hebat setelah persalinannya, boleh
diberikan 1 ampul (atau 2 pil) ergonovine segera setelah uri keluar dan setiap 4 jam
selama 24 jam berikutnya,
3. Untuk mengatasi perdarahan pada keguguran
Untuk mengatasi perdarahan pada keguguran. Penggunaan oxytocic dapat menimbulkan
bahaya dan hanya seorang petugas kesehatan yang terlatih boleh menggunakannya.
Namun, jika ibu mengalami kehilangan darah yang banyak karena perdarahan yang cepat
sedangkan pertolongan dokter sukar diperoleh, gunakan oxytocic sebagaimana
dianjurkan diatas. Oxytocin mungkin yang terbaik.
( Apa yang Anda Kerjakan bila tidak ada dokter, david Werner, carol thuman, jane
Maxwell. 2010 yogyakarta cv andika offset)
Obat yang termasuk dalam uterotonika ialah oksitosin dan derifavatnya, alkaloid ergot dan
derivatnya, dan beberapa prostaglandin semi sintetik. (syarif, amir., dkk, 1998)
A. Oksitosin
Dalam menimbulkan kontraksi uterus, oksitosin dianggap bekerja pada membrane sel
miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot tersebut tanpa menambah
sifat-sifat yang baru. Kepekaan miometrium terhadap oxytocin bertambah dengan
semakin lanjutnya kehamilan ( Harry Oxorn & William R. Forte, Ilmu Kebidanan:
Patologi dan Fisiologi Persalinan 2010 yayasan essential medica, Yogyakarta)
Bentuk sintetik oksitosin oktapeptida secara komersial tersedia di pasaran Amerika
Serikat sebagai Syntocinon dan Pitocin; 1 mg oksitosin sama dengan sekitar 500 unit
USP. Setiap milliliter suntikan oksitosin mengandung 10 unit USP, yang tidak efektif bila
diberikan secara oral. Masa paruh oksitosin intravena sangat pendek, mungkin 3 menit
(F. Gary Cunningham… (et al.) Obstetry Williams, Ed.21, Vol. 1 Jakarta EGC 2004)
Cara Kerja
Oksitosin menimbulkan kontraksi ritmik rahim dan efeknya meningkat dengan
meningkatnya umur kehamilan. Dosis kecil akan meningkatkan kekuatan kontraksi, dosis
besar atau dosis berulang akan menimbulkan kontaksi tetanik.
Indikasi Pemakaian
Oksitosin digunakan dalam penatalaksanaan abortus, induksi persalinan, dan untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi uterus.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pada menggunaan oksitosin, yaitu:
1. Tidak ada indikasi yang tepat
2. Persyaratannya tidak terpenuhi
3. Ada disproporsi, umumnya berupa panggul sempit dan obstruksi jalan-lahir oleh
tumor
4. Grande multipara; kemungkinan terjadinya rupture uteri terlampau besar
5. Bekas section caesarea
6. Uterus yang hipertonik (hypertonic uterus) atau yang tak-terkoordinasi (incoordinate
uterus). Keadaan hipertonik atau inkoordinasi uterus ini menjadi semakin buruk pada
pemberian Oxytocin dan dapat menimbulkan cincin konstriksi
7. Kelelahan ibu. Keadaan ini harus diatasi dengan istirahat dan pemberian cairan,
bukan dengan stimulasi oleh oxytocin
8. Fetal distress. Bukan saja oxytocin tidak boleh diberikan pada keadaan ini, tetapi juga
bila dalam pemberian tetesan terjadi ketidakteraturan atau kelambatan denyut jantung,
maka tetesan tersebut harus dihentikan.
9. Segala jenis kelainan presentasi dan posisi
10. Kepala yang belum masuk panggul
11. Anomaly congenital uterus
12. Placenta previa
13. Bekas myomektomi yang luas ( Harry Oxorn & William R. Forte, Ilmu Kebidanan:
Patologi dan Fisiologi Persalinan 2010 yayasan essential medica, Yogyakarta)
Dosis Pemakaian
Tujuan Pemberian Bentuk Obat Dosis
Mengatasi Injeksi intravena 10-40 mg, diberikan dalam infus 1 liter.
perdarahan pasca
persalinan
Induksi persalinan Injeksi intravena 1-2 miliunit/menit yang dapat ditambah dengan
interval minimum 30 menit sehingga tercapai
kontraksi 3-4 kali dalam 10 menit. Dosis
maksimum tidak boleh melebihi 32
miliunit/menit. Dosis dikurangi secara perlahan
pada saat proses persalinan sudah berlangsung.
Induksi air susu ibu Nasal spray 1 semprotan kurang lebih 4 unit melalui hidung
5 menit sebelum menyusui.

Efek Samping
Spasme uterus, hiperstimulasi uterus, antidiuretik menyebabkan intoksikasi air,
hipernatremia, mual, muntah, ruam, anafilaksis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion-
singkirkan diagnosis sebelum memulai terapi (Claire Banister, Pedoman obat: Buku saku
bidan, 2005 EGC)
B. Alkaloid Ergot
Sumber alkaloid ergot adalah Claviseps Purpurea, suatu jamur yang hidup sebagai parasit
pada tanaman gandum. Khasiatnya yang terpenting adalah stimulasi otot polos, terutama
dari pembuluh darah perifer dan dan rahim dengan efek vasokonstriksi dan oksitosik.
Alkaloid-alkaloid ini merupakan turunan asam lisergat dan dibagi ke dalam tiga
kelompok yaitu:
1. Ergotamine
Indikasi: meningkatkan kontraksi uterus, migraen
Mekanisme kerja: oksitosik dan vasokonstriksi kuat. Zat aktif Ergotamin yang
bekerja dengan membuat pembuluh darah berkontraksi atau vasokontriksi
(menyempit) terutama pada pembuluh darah tepi dan otak.
Kontra indikasi: wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati
Efek samping: berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare
2. Ergometrin
Khasiat vasokonstriksi lebih lemah daripada ergotamine, namun efek oksitosiknya
lebih kuat. Turunannya metil ergometrin, memiliki efek oksitosik yang lebih kuat dan
lebih lama. Ergometrine umumnya digunakan untuk mencegah dan mengatasi
perdarahan setelah proses persalinan atau aborsi.
Indikasi
Meningkatkan kontraksi uterus, migraen.
Mekanisme kerja
Ergometrine menyebabkan kontraksi otot rahim. Pada dosis rendah, ada peningkatan
frekuensi dan amplitudo kontraksi sementara pada dosis yang lebih tinggi, ritme basal
rahim meningkat. Ergometrine juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh perifer
dan serebral.
Dosis pemakaian
a. Oral
Postpartum dan perdarahan pasca aborsi 0.2 – 0.4 mg 2 sampai 4 kali sehari
sampai bahaya akan atonia uterus dan perdarahan hilang (biasanya 48 jam).
Durasi maksimum: 1 minggu postpartum.
b. Intramuskular
Manajemen aktif pada tingkat ketiga dalam persalinan 500 mcg diberikan dengan
5 unit oxytocin setelah persalinan pundak anterior bayi atau langsung setelah
persalinan.
c. Intravena
Perdarahan berlebih pada uterus 200 mcg melalui infus IV selama setidaknya 1
menit. Dapat dilanjutkan dengan dosis minum 200-400 mch 2-4 kali sehari
sampai bahaya akan atonia uteri dan perdarahan hilang (biasanya 48 jam).
d. Intramuskular
Pengobatan dan profilaksis perdarahan pascapersalinan 200 mcg, dapat diulang
pada perdarahan parah setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan.
Kontra indikasi
Wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati.
Efek samping
Berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare.
3. Ergotoksin
Terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokonin. Yang digunakan hanya derivat
dihidro – nya. Terutama digunakan pada gangguan sirkulasi dipermukaan, hipotensi
ringan dan migrain.
C. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan asam asam karboksilat dengan 20 atom karbo yang secara
enzim matik terbentuk dari asam asam lemak essential polyumsaturasi. Kebanyakan
organ tubuh mampu mensitesis prostaglandin disamping mampu memetabolisasinya
menjadi senyawa senyawa yang kurang aktif.
Cara kerja
Prostaglandin ini, mula mula diisolasi dari cairan seminalis terdistribusi secara luas dalam
semua jaringan mamalia.cara kerjanya yang tepat belum diketahui tetapi diperkirakan
prostaglandin menjadi bagian dari mekanisme yang mengendalikan transmisi dalam
system saraf simpatetik. Tanpa adanya dua aktifitas yang umum: 1. Pengubahan
kontraksilitas otot polos , 2. Modulasi aktifitas hormonal . bagian suatu organ akan
memberikan responnya tergantung kepada 1. Jenis prostaglandinnya , 2 takaran, 3 cara
pemberian, 4 lingkungan hormonal atau obat.Prostaglandin dimetabolisasi dengan cepat
dan efeksistemiknya mempunyai masa yang singkat. Dalam takaran yang cepat
prostaglandin dapat memulai proses persalinan. Karena prostaglandin memiliki daya
stimulasi yang sangat kuat terhadap myometrium.
Respon prostaglandin tidak bisa diramalkan dan memiliki efek samping yang sangat
menonjolsehingga obat ini belum bisa menggantikan oksitosin dalam pelaksanaan
induksi dan percepatan persalinan. Namundemikian, pada keadaan dimana pemberian
oksitosin merupakan kontranindikasi, prostaglandin bisa memainkan peranan dalam
menstimulasi aktivitas uterus pada saat aterm
Reaksi yang merugikan dan kontraindikasi
1. Keluhan gastrointestinal, termasuk nausea, vomitus, dan diare yang terjadi pada sepruh
pasien. Pada kebanyakan kasus efek ini mempunyai masa yang singkat dan tidak berat.
2. Sindrom kontriksi bronchial(serangan asma ) dengan thakikardia, efek vasofagal dan
dapat terjadi perubahan pada tekanan darah. Jika hal ini terjadi, pemberian obat harus
dihentikan dan mulai terapi supportif.tanda tanda vital akan normal kembali dalam waktu
beberapa menit, karena obat tersebut dimetabolisasi dengan cepat.
3. Kadang-kadang terjadi hiperpereksia.
4. Serangan konvulsi pernah dilaporkan dan pasien-pasien yang mempunyai riwayat
penyakit epileksi tidak boleh diberikan prostaglandin
5. Kontraindikasi mencakup penyakit asma, penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.
(oxforn, Harry, dkk. 2010. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan.yem:
yogjakarta)

Anda mungkin juga menyukai