BAB I
PENDAHULUAN
untuk anak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai pada usia enam
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Th 2003, pasal 1 ayat 14
tentang Sisdiknas). Pendidikan anak usia dini penting dilaksanakan sebab anak
usia 0-6 tahun berada pada masa peka yaitu masa dimana seluruh potensi
anak dapat dikembangkan secara optimal baik dalam aspek fisik, bahasa,
“Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Usia TK
ke dalam kelompok A usia 4-5 tahun dan kelompok B usia 5-6 tahun
(Permendiknas No 58 Tahun 2009). Pada usia 5-6 tahun atau berada dalam
kelompok B, anak masih mengalami masa keemasan (the golden ages) yang
merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima
pelajaran di kelas satu sekolah dasar sulit diikuti jika anak-anak lulusan TK
belum bisa membaca sehingga guru TK harus mampu memilih strategi dan
itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus
dipelajari. Pada saat anak memasuki sekolah dasar, ia telah siap menerima
informasi dalam bahasa yang dikuasainya, seperti bahasa daerah dan bahasa
3
menjadi dua yaitu; mendengar dan berbicara, serta membaca dan menulis. Hal
ini juga dikemukakan oleh Soemiarti Patmonodewo (2003: 29) yakni terdapat
dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat pengertian atau
reseptif yang meliputi mendengar dan membaca; serta bahasa yang bersifat
168) masih pada tahap membaca dan menulis permulaan. Pada tahap
pertama merupakan kelas untuk Kelompok A (anak usia 4-5 tahun) dan kelas
yang kedua untuk Kelompok B (anak usia 5-6 tahun). Masing-masing kelas
diampu oleh dua orang guru. Fokus penelitian ini ditujukan kepada anak-anak
4
Lasusua.
guru, dengan kata lain anak kesulitan dalam mengingat huruf yang telah
diajarkan. Selain itu kemampuan anak dalam membaca gambar juga masih
belum optimal yaitu terlihat ketika guru menunjukkan suatu gambar, dalam
hal ini gambar cangkir yang di bawahnya juga terdapat kata tersebut, masih
ada anak yang menyebutkan bahwa itu kopi, ada pula yang menyebut bahwa
itu gambar teh. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa benda yang ada di
gambar adalah cangkir dan ketika guru kembali bertanya gambar apa ini
(cangkir) ternyata masih ada anak yang menjawab kopi. Jadi anak masih
“cangkir, ember, dan lilin” dengan gambar, dan ternyata hal ini tidak berhasil
dengan baik. Anak-anak masih belum dapat “niteni” tulisan yang diberikan.
Dengan kata lain masih ada anak yang belum dapat menghubungkan kata
dengan sistem atau gambar yang melambangkannya. Oleh karena itu anak
pada guru. Hal ini terlihat ketika pembelajaran berlangsung guru lebih banyak
menyesuaikan kondisi ruang yang tidak terlalu luas untuk 19 anak yang dibagi
permasalahan yang terjadi pada anak ada juga yang disebabkan karena daya
ingat anak terhadap materi pembelajaran kurang baik, sehingga guru sering
Permainan kartu huruf ini merupakan salah satu metode bermain yang
anak. Sebab anak pada usia 5-6 tahun masih pada tahap pra operasional
dapat dilihat oleh anak, sehingga membantu anak dalam mengenal dan
kata dan lain sebagainya. Permainan kartu huruf ini memiliki cukup banyak
beberapa cara bermain, media yang digunakan mudah didapat ataupun dibuat,
sesuai dengan tahap usia anak yaitu anak belajar menggunakan sesuatu yang
6
dapat anak lihat agar mudah diingat, serta memberi kebebasan pada anak
Permainan kartu huruf ini harus dikemas sedemikian rupa agar dapat
diperlukan metode bermain kartu huruf yang menarik, serta melibatkan peran
aktif anak dalam bermain. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang
B. Rumusan Masalah
huruf?
C. Tujuan Perbaikan
D. Manfaat Perbaikan
sebagai berikut.
7
3. Bagi Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dari saat periode kelahiran hingga usia enam tahun (Danar Santi, 2009: 7).
anak usia mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai
pembelajaran atau pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini sebaiknya
usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8
dan perkembangan.
kelompok A usia 4-5 tahun dan kelompok B usia 5-6 tahun (Harun Rasyid,
2009: 45). Hal ini diatur dalam Permendiknas No 58 tahun 2009 halaman 5
9
yang membagi usia pra-sekolah dalam 2 kelompok usia yaitu usia 4-5 tahun
yang disebut kelompok A dan usia 5-6 tahun yang disebut kelompok B. Sofia
usia 0-12 bulan; (2) kelompok bermain pada usia 1- 3 tahun; (3) kelompok pra
sekolah pada usia 4-5 tahun dan; (4) kelompok usia sekolah pada usia 6-8
adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yaitu masih pada tahap
usia prasekolah dimana pada tahap ini penting untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki anak karena anak pada masa peka. Masa peka adalah
secara optimal sehingga diperlukan stimulasi yang tepat. Anak usia 4-6 tahun
kanak. Pada usia ini diperlukan pembelajaran yang tepat agar anak memiliki
tersebut dibagi dalam 2 kelompok usia yaitu usia 4-5 tahun yang disebut
Hal ini menjelaskan bahwa anak usia dini sebenarnya adalah individu
yang khusus sesuai dengan tahapan yang dilalui oleh anak tersebut. Sedangkan
Nasional bahwa Anak Usia Dini adalah anak yang sejak pertama anak
beberapa jalur pendidikan. Salah satu jalur pendidikan anak usia dini yang
Taman Kanak-kanak. Anak Usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun, yang
sering disebut juga sebagai masa emas karena peluang perkembangan anak
yang sangat berharga (Rosmala Dewi, 2005: 1). Masitoh, dkk (2005: 7)
mengungkapkan bahwa anak usia TK sering disebut sebagai “the golden age”
atau masa emas yang berarti bahwa masa ini merupakan fase yang sangat
adalah anak usia antara tiga sampai lima atau enam tahun yang merupakan
masa awal yang penting untuk perkembangan anak baik aspek psikososial,
belum sampai pada pemahaman yang mendalam pada materi bacaan. Membaca
benda yang suara huruf awalnya sama, menyebutkan kata yang mempunyai
huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
tingkat awal atau membaca permulaan dapat diberikan kepada anak di Taman
Kanak- kanak. Hal ini tergantung pada kesiapan membaca anak. Tanda-tanda
9.3) yaitu dapat memahami bahasa lisan, dapat mengucapkan kata dengan
menunjukan minat membaca, dan dapat membedakan suara atau bunyi dan
studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki
itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
kebutuhan emosional”.
terhadap apa yang telah dibacanya. Pada anak usia dini khususnya anak TK,
usia ini masih berada pada tahap membaca permulaan yaitu masih dalam tahap
yang mahir maka seorang anak memerlukan pengetahuan tentang nama huruf,
huruf- bunyi) dan pengalaman membaca dan dibacakan buku oleh orang lain.
1. Pemahaman Fonemik
huruf yang dapat membentuk kata baru, mengenali bahwa kata dibentuk
terbentuk dari huruf-huruf apabila salah satu huruf diganti akan berubah
maknanya seperti kata baku, bila huruf pertama dirubah s maka menjadi
saku.
dilihat, serta mencoba mencari tahu makna kata dan frasa yang baru. Anak
usia 5-6 tahun mulai tertarik dengan berbagai simbol persiapan membaca,
perlunya orang tua maupun pendidik untuk menstimulasi anak agar peka
membaca anak.
14
3. Pendalaman
Jadi pada pendalaman ini anak mulai dapat memahami sebuah cerita,
terprogram yang diperuntukkan untuk anak usia dini. Melihat hal ini, anak TK
dasar kemampuan membaca permulaan pada anak usia 4-6 tahun berlangsung
bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku berulang kali,
dan suka membawa buku kesukaannya. Pada tahap ini orang tua
kata yang sudah dikenal, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis,
dan sudah mengenal abjad. Orang tua perlu melibatkan anak ketika sedang
menceritakan sebuah cerita dengan melakukan tanya jawab pada anak dan
makanan, pasta gigi, dan lain-lain. Anak mulai mengingat kembali cetakan
pada konteksnya.
tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan
whole word (model kata utuh), phonics, dan analogy. Model whole word
dimulai dari huruf lepas-suku kata-kata dan kalimat. Pada model analogy guru
dapat menggunakan berbagai benda seperti benda, bunyi, media gambar dan
dari bawah (bottom up) yaitu metode yang menghubungkan grafem dengan
17
fonem. Anak belajar membaca dari huruf-huruf yang akhirnya disusun menjadi
sebuah kata; b) membaca dari atas ke bawah (top down) yaitu membelajarkan
anak langsung pada konteks isi dari gambar, sehingga sering terjadi kesalahan
dalam mengeja huruf. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2009: 59) ada dua
yang baik dan tepat perlu diketahui dan dikembangkan oleh pendidik.
hal ini tidak ditindak lanjuti dengan tepat, TK tidak lagi menjadi tempat
pelajaran yang sangat sulit dan tidak menyenangkan (Aulia, 2011: 21). Untuk
mengatasi hal ini maka diperlukan strategi yang sesuai dengan karakteristik
anak.
strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai minat yang
dibutuhkan anak, melibatkan anak dan situasi yang berbeda dalam kelompok
kecil, kelompok besar, atau secara individu. Strategi yang dapat digunakan
melibatkan anak. Selain itu, perlu juga memperhatikan motivasi dan minat
anak itu sendiri misalnya keinginan untuk dapat membaca dengan lancar dan
benar, sedangkan ekstrinsik bersumber dari luar seperti guru ataupun orang tua.
Contoh dari motivasi ini misalnya mendapat pujian dan hadiah dari guru atau
orang tua. Saat mengajarkan anak untuk membaca, Aulia (2011: 37)
(2003: 16) juga mengungkapkan bahwa metode adalah cara untuk mencapai
pembelajaran.
19
suatu cara yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
yang diharapkan. Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus memiliki alasan
yang kuat dalam memilih metode agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai
yang meliputi selalu ingin bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
mengerti tentang arti angka. Saat anak-anak mulai belajar menghitung, mereka
terhadap angka masih terbatas pada hitungan 1, 2-3, dan mungkin belum bisa
membayangkan arti 5-6-7 dan seterusnya, bila si anak sudah tahu urutan dari 1
sampai dengan 10, dapat dikatakan dia bisa mulai mengerti apa arti angka-
angka tersebut. namun tidak jarang anak-anak kecil sering salah membuat
bagi keberhasilan anak dimasa yang akan datang . burns dalam bukunya math
usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung), pola dan
masalah”.
kegiatan bermain sambil belajar yang mengandung arti bahwa setiap kegiatan
dibuat sedemikian rupa agar anak tertarik, berperan aktif dan tidak terbebani
dasar dan pengetahuan seperti konsep dasar seperti warna, ukuran, bentuk, dan
pengetahuan lainnya, oleh karena itu metode bermain merupakan metode yang
pada cara daripada tujuan, serta kelenturan. Suatu aktivitas dikatakan bermain
apabila aktivitas tersebut muncul dari dalam diri anak (motivasi instrinsik)
sehingga tidak ada pihak luar yang dapat memberikan tekanan atau paksaan,
fleksibel, dan aturan yang ada dibuat sendiri oleh para pemainnya.
memiliki pengaruh yang positif yaitu merupakan aktivitas atau tingkah laku
memiliki efek atau pengaruh positif terhadap orang yang melakukannya (anak).
Bermain dapat meningkatkan daya ingat anak karena aktifitas ini menarik dan
bermain maka akan dapat efektif untuk mengembangkan potensi anak tidak
dengan bermain ini anak akan berlatih untuk berkomunikasi dengan baik,
media yang hanya dapat dilihat (Cucu Eliyawati, 2004: 114). Media
Dwi Doso Warso, 2013: 68). Kartu huruf termasuk dalam alat permainan
aman dan tidak berbahaya bagi anak, 5) dirancang unruk mendorong aktifitas
Media kartu memiliki berbagai jenis yaitu mulai dari kartu gambar, kartu seri,
kartu huruf, kartu kategori dan kartu-kartu lainnya yang dapat digunakan
permainan ini dapat dikreasikan dengan beberapa cara bermain, media yang
digunakan mudah didapat ataupun dibuat, sesuai dengan tahap usia anak yaitu
anak belajar menggunakan sesuatu yang dapat ia lihat agar mudah diingat,
serta memberi kebebasan pada anak untuk berekspresi menyusun kata sesuai
huruf atau yang disebut dengan kartu abjad merupakan salah satu bentuk dari
flash card yaitu merupakan kartu kecil yang berisi gambar, huruf, teks atau
tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun anak kepada sesuatu yang
terdapat tulisan huruf abjad a-z (masing-masing kartu hanya memuat 1 huruf).
merupakan salah satu media visual yang memuat bentuk/simbol huruf yang
kartu huruf ini bertujuan untuk mengenal huruf alfabet a-z, membedakan
antara huruf vokal dan konsonan, serta membantu anak untuk memahami
antara bunyi huruf dan bentuk huruf sehingga anak dapat menyusunnya
menjadi sebuah kata yang memiliki makna. Permainan kartu huruf ini
tahun masih berada pada tahap pra operasional (Slamet Suyanto, 2005: 4)
yaitu anak belajar melalui benda konkret, dalam hal ini kartu huruf sebagai
media/benda konkret yang dapat dilihat oleh anak, sehingga membantu anak
ini adalah memudahkan anak dalam mengingat huruf abjad, melatih anak
ditunjukkan guru. Oleh karena itu dalam permainan ini diperlukan cukup
banyak huruf agar anak tidak kebingungan karena huruf yang dicarinya
tidak ada/habis.
anak bertugas mencocokkan huruf sesuai dengan gambar dan tulisan yang
ditunjukkan guru. Alat dan bahan yang digunakan adalah gambar yang
pada anak sehingga dalam permainan kartu huruf ini prinsipnya adalah
melibatkan peran aktif anak, yaitu anak sebagai pelaku dalam permainan ini,
menggunakan media dalam hal ini kartu huruf, serta anak memiliki kebebasan
berekspresi terhadap kartu huruf tersebut yaitu menyusun kata sesuai dengan
Slamet Suyanto (2005: 176-177), Raisatun Nisak (2012: 149) dan Depdiknas
3. Kartu huruf diletakkan di lantai secara acak baik vokal maupun konsonan
huruf vokal, dan konsonan, anak melompat dan menyebutkan nama huruf
1. Guru melakukan apersepsi pada anak yaitu menjelaskan tema yang ada
3. Anak mencari huruf untuk membentuk suatu kata misalnya rumah. Anak
BAB III
RENCANA PERBAIKAN
anak Kelompok B TK Negeri Pembina Lasusua yang terdaftar pada semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 11 orang
mendapat bantuan dari berbagai pihak, anatara lain dari Ibu Silmi Syam, S.Pd.,
selaku supervisor 2 dan Ibu Naliaty, S.Pd., selaku penilai 1 dan Dr. H. Saiful,
Taggart tersebut.
Keterangan:
Siklus I
- Perencaan
- Tindakan & Observasi
- Refleksi
Siklus II
- Perencaan
- Tindakan & Observasi
- Refleksi
84).
1. Perencanaan (planning)
3. Refleksi (reflecting)
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
BAB IV
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016, Senin
tanggal 25 Oktober 2016 dan Senin tanggal 26 Oktober 2016 berjalan baik dan
lancar walaupun masih ada beberapa kendala. Hari pertama anak-anak antusias dan
huruf disertai dengan papan flanel merupakan kegiatan baru. Kartu ini yang
yang menarik sehingga dapat menarik perhatian anak sebab biasanya anak hanya
menggunakan LKA dan media papan tulis serta spidol dalam pembelajaran
membaca.
berdiri sendiri namun juga terkait dengan pembelajaran yang lainnya. Pengamatan
32
ini dilakukan untuk melihat hasil dari pemberian stimulasi berupa permainan kartu
membaca gambar 68,75% atau sebanyak 11 anak dikatakan mampu dan 5 anak
gambar. Anak yang telah mampu membaca gambar dengan cepat menyebutkan
nama gambar. Anak yang belum mampu terlihat kebingungan ketika ditanya
menunjuk simbol huruf yang diminta sebesar 62,5% yaitu 10 dari 16 anak
yang dapat dikatakan mampu, sedangkan 4 anak yang lainnya masih kesulitan
ketika diberi bantuan satu huruf ada anak yang langsung mengingat, namun ada
pula yang tetap diam. Selain pada huruf tengah tersebut anak dalam
mengucapkan huruf b dan d masih ada yang keliru, begitu juga pada huruf
yang berdekatan seperti huruf m, n,huruf u, v dan w serta lafal pada huruf q
dan z belum jelas. Pada indikator menyebutkan kata dan mengidentifikasi huruf
yang ada pada kata tersebut, kemampuan anak mencapai 75% yaitu 12 anak
yang kesulitan tersebut hanya melihat gambar tanpa melihat dan mencocokkan
yaitu 9 anak yang dikatakan mampu, 7 anak yang lainnya belum mampu,
Indikator menyusun huruf menjadi kata yang bermakna 75% anak dikatakan
mampu yaitu sebanyak 12 anak, sedang yang lainnya masih dapat dikatakan
belum mampu, ini terlihat dari anak yang masih salah menempatkan huruf dan
posisi huruf yang masih terbalik sehingga belum dapat menjadi kata yang
Mereka hanya asal menebak, tanpa mengingat huruf vokal apa saja yang
dikenalkan guru. Sehingga dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
Membaca gambar Menunjuk simbol Menyebutkan Mampu menyebut Menghubungkan Menyusun huruf Menyebut dan
huruf yang simbol huruf a-z kata dan gambar dengan menjadi kata yang mengelompokkan
diminta membunyikan kata bermakna. huruf vokal dan
simbol huruf yang konsonan
ada dalam kata
tersebut
bentuk yang hampir sama, misalnya huruf i dan l, b dan d, serta huruf n dan
anak yang dapat dikatakan mampu, sedangkan 2 anak yang lainnya masih
a-z dengan runtut, sedangkan dua yang belum mampu ini masih perlu
dengan kata sebanyak 81,25% yaitu 13 anak yang dikatakan mampu dan 3
anak, sebagian yang lainnya masih dapat dikatakan belum mampu, ini
terlihat dari anak yang masih salah menempatkan huruf dan posisi huruf
yang masih terbalik sehingga belum dapat menjadi kata yang memiliki
makna.
bantuan. Mereka yang belum mampu hanya asal menebak, mereka mampu
hanya mampu menyebutkan huruf vokal a dan o dan juga tidak mampu
96.00%
93.75%
94.00%
92.00%
90.00%
87.50% 87.50% 87.50%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00% 81.25% 81.25% 81.25%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
Membaca gambar Menunjuk simbol Menyebutkan Mampu menyebut Menghubungkan Menyusun huruf Menyebut dan
huruf yang simbol huruf a-z kata dan gambar dengan menjadi kata yang mengelompokkan
diminta membunyikan kata bermakna. huruf vokal dan
simbol huruf yang konsonan
ada dalam kata
tersebut
peningkatan dari kemampuan awal, setelah siklus I dan setelah siklus II.
Persentase Persentase
No. Aktivitas
Siklus I Siklus II
Peningkatan yang terjadi mulai dari siklus I hingga Siklus II dapat kita lihat
pada setiap indikatornya yaitu pada indikator membaca gambar dari 66,75%
z meningkat dari 75% menjadi 87,5%. Pada indikator menyebut kata dan
dari 56,25% menjadi 81,25%. Indikator menyusun huruf menjadi kata yang
menjadi 85,71%.
lebih baik. Terbukti dengan adanya sistem kompetisi kelompok anak dapat
Hasil tersebut juga didukung dengan media yang digunakan membuat anak
tidak bosan untuk bereksplorasi dengan kartu huruf, sehingga pada siklus
kategori kurang baik, pada siklus I menjadi 65,78% dalam kategori cukup
39
baik dan setelah siklus II mencapai 85,71%. Angka tersebut telah mencapai
ditentukan 85,71%% tergolong dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu
ini berawal dari sebuah permasalahan bahwa kemampuan anak khususnya dalam
dilaksanakan observasi bahwa masih banyak anak yang belum mampu mengenali
huruf dan mengidentifikasi bagaimana bentuk dan bunyi huruf abjad. Padahal
menurut Slamet Suyanto (2005: 169) anak usia 5-6 tahun sudah mulai dapat
mengingat kata yang sering ia jumpai, menceritakan cerita yang pernah didengar,
mengenal huruf alfabet (abjad) dan tertarik terhadap berbagai huruf dan bacaan
metode permainan kartu huruf. Metode ini dipilih dengan asumsi bahwa bagi anak
Peningkatan yang terjadi terlihat dari yang awal mulanya mayoritas anak
belum mampu untuk membaca gambar, menyebutkan simbol huruf dan menunjuk
dengan tulisan serta menyusun huruf menjadi kata yang bermakna serta
belum maksimal. Peningkatan itu terlihat pada tabel 4.3 yang menggambarkan
pelaksanaan siklus I terlihat bahwa anak-anak tertarik memainkan kartu huruf ini.
Mereka bereksplorasi dengan kartu huruf, dengan demikian anak dapat belajar
diungkapkan oleh Slamet Suyanto (2005: 4) bahwa anak belajar melalui benda
konkret. Dalam penelitian ini kartu huruf sebagai media/benda konkret yang dapat
dilihat oleh anak, sehingga membantu anak dalam mengenal dan mengerti bunyi
huruf dan bentuknya, mencoba menyusunnya menjadi sebuah kata dan lain
sebagainya. Anak dapat belajar dengan mudah apabila anak dapat mengalami
pengalaman langsung atau belajar dengan suatu benda yang berwujud (konkrit),
keberhasilan yang sudah ditentukan, oleh karena itu dilaksanakan siklus II dengan
sedikit perubahan metode. Pada refleksi siklus I terlihat bahwa antusiasme anak
huruf menjadi kurang, dan mengakibatkan hasil yang diperoleh belum maksimal
sehingga semua anak dapat terlibat aktif, dengan demikian intensitas anak dalam
mengidentifikasi huruf pun juga meningkat. Anak yang semula sibuk bermain
dengan APE yang ada didekatnya, menjadi sibuk dan antusias dalam membantu
temannya mencari huruf yang dibutuhkan agar kelompoknya menang. Hal ini lah
Selain itu dengan kompetisi kelompok ini anak yang belum mampu akan
Vygotsky (Rita Eka Izzaty, dkk,. 2008: 36) bahwa interaksi dapat
Development (ZPD) yaitu tugas-tugas yang sulit dikuasai sendiri oleh anak dapat
dikuasai dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau teman sebaya. Hasil
Hal ini terlihat dari dari kemampuan rata-rata pada siklus I menjadi 65,78% dan
demikian peningkatan yang terjadi belum mencapai 100%, yaitu masih terdapat
42
gambar dengan kata dan menyebut serta mengelompokkan huruf vokal dan
permainan huruf. Metode permainan kartu huruf merupakan salah satu metode
yang tepat untuk dipilih karena tidak bertentangan dengan prinsip perkembangan
anak karena menurut Sofia Hartati (2005: 12-17) disebutkan bahwa bermain
selain itu anak merupakan pebelajar aktif, sehingga keterlibatan anak secara
metode permainan kartu huruf. Melalui metode permainan kartu huruf anak
belajar melalui benda konkrit yang melibatkan peran aktif anak, pengetahuan anak
BAB V
A. Simpulan
Pembina Lasusua. Peningkatan tersebut dapat dilihat dan dibuktikan dari adanya
Siklus I dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus II. Peningkatan dari pra
peningkatan sebesar 19,93%. Anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat
Baik sebelum tindakan/pra tindakan sebesar 44,36% pada Siklus I sebesar 65,78%.
sebagai berikut:
1. Bagi Guru, dalam pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar ini,
guru harus lebih mampu menguasai materi yang akan diajarkan dan mampu
harus mampu menciptakan suasana yang riang dan nyaman bagi anak serta
selalu memberikan perhatian dan motivasi baik itu verbal, fisik, ataupun
dengan hadiah/ reward. Guru juga bisa lebih memodifikasi kegiatan dengan
kartu kata bergambar sehingga anak lebih aktif, antusias, dan cepat menangkap
2. Bagi Peneliti Selanjutnya harus lebih mampu untuk mengkreasikan media ini
sehingga anak lebih tertarik. Pelaksanaan lebih dibuat bervariasi lagi melalui
kartu kata bergambar ini sehingga anak menjadi aktif dan merasa mereka tidak
DAFTAR PUSTAKA
Cucu Eliyawati. (2005). Pengembangan dan Pemilihan Sumber Belajar untuk Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Danar Santi. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini: Antara Teori dan Praktek. Jakarta:
Indeks.
Ellah Siti Chalidah. (2005). Terapi Permainan bagi Anak yang Memerlukan Layanan
Pendidikan Khusus. Jakarta: Depdiknas.
Harun Rasyid. (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
46
Raisatun Nisak. (2012). Seabrek Games Asyik- Edukatif untuk mengajar PAUD/ TK.
Jogjakarta: Diva Press.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini
(Penerjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks.
Slamet Suyanto. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.
Sofia Hartati. (2005). Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.
Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48
BIODATA PENELITI
49
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Kendari
Di Kendari
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Kendari
Di Kendari
Siklus : I dan II
Tema : Lingkungan
Kelompok :B
Tanggal : 24 Oktober 2016 – 29 Oktober 2016
Identifikasi Masalah
Kemampuan membaca permulaan di TK Negeri Pembina Lasusua belum berkembang
dengan baik. Ketika pembelajaran terdapat anak yang kesulitan dalam mengenal dan
menyebutkan kembali simbol huruf yang diperlihatkan guru, dengan kata lain anak
kesulitan dalam mengingat huruf yang telah diajarkan. Selain itu kemampuan anak
dalam membaca gambar juga masih belum optimal.
Analisis Masalah
Pembelajaran yang ada masih berpusat pada guru. Hal ini terlihat ketika pembelajaran
berlangsung guru lebih banyak memberikan penjelasan-penjelasan pada anak.
Permasalahan di atas disebabkan beberapa masalah diantaranya penataan ruang kelas
yang harus menyesuaikan kondisi ruang yang tidak terlalu luas untuk 19 anak yang
dibagi dalam tiga kelompok kecil, sehingga anak-anak yang duduk di kelompok paling
belakang konsentrasinya terpecah. Anak cenderung tidak memperhatikan dan memilih
untuk berbicara ataupun bermain dengan teman yang ada di dekatnya. Menurut salah
seorang guru di TK tersebut, permasalahan yang terjadi pada anak ada juga yang
disebabkan karena daya ingat anak terhadap materi pembelajaran kurang baik,
sehingga guru sering kali mengulang-ulang materi yang telah diajarkan.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di
TK Negeri Pembina Lasusua menggunakan media kartu huruf?
52
Menjawab Anak dapat - Tanya jawab nama anggota keluarga Percakapan LKA
pertanyaan apa, menyebutkan
mengapa, dimana anggota keluarga
dengan tepat
Memasangkan Anak dapat meniru - Pemberian tugas memasangkan gambar anggota keluarga dengan Penugasan Contoh, buku,
benda sesuai dengan tulisan dengan tugasnya. pensil
pasangannya benar
Meniru dan
membuat garis Anak dapat meniru - Pemberian tugas meniru tulisan nama-nama anggota keluarga Hasil Karya
lengkung, tegak, tulisan dengan
datar dan miring benar
Menciptakan Anak dapat - Pemberian tugas menyusun balok menjadi gedung Hasil Karya Balok
bentuk dari balok bermain kreatif
dengan balok
Pemberian warna Anak dapat - Pemberian tugas mewarnai gambar anak. Hasil Karya LKA, Crayon
dengan berbagai mewarnai
media
Mencontoh huruf - Pemberian tugas meniru huruf konsosnan Penugasan Buku tulis,
Meniru huruf dengan benar pensil
konsonana
Menciptakan Anak dapat - Pemberian tugas menyusun balok menjadi gedung Hasil Karya Balok
bentuk dari balok bermain kreatif
dengan balok
Pemberian warna Anak dapat - Pemberian tugas mewarnai gambar anak. Hasil Karya LKA, Crayon
dengan berbagai mewarnai
media
Mencontoh huruf - Pemberian tugas meniru huruf konsosnan Penugasan Buku tulis,
Meniru huruf dengan benar pensil
konsonana
Dapat Anak dapat - Pemberian tugas menyusun balok membuat rumah keluarga Hasil Karya Balok
melaksanakan bermain kreatif
tugas kelompok dengan balok
Meronce dua pola Anak dapat - Pemberian tugas membuat kalung untuk ibu Hasil Karya Manik-manik,
dengan berbagai meronce kalung benang
media dengan rapi
Menyusun benda Anak dapat - Pemberian tugas menyusun gambar anggota keluarga dari rendah ke Penugasan Gambar anggota
dari yang paling menyusun gambar tinggi keluarga
tinggi ke yang dengan tepat
paling rendah
- Pemberian tugas menghubungkan gambar alat makan dengan tepat Hasil Karya LKA, spidol
Membuat berbagai Anak dapat - Pemberian tugas membuat kalung untuk ibu Hasil Karya Manik-manik,
macam coretan mengambar rumah benang
yang bermakna dengan
imajinasinya
sendiri
Mau meminjamkan Anak berkreasi - Pemberian tugas kelompok membuat gedung Penugasan Balok
miliknya dengan balok
Menyusun benda Anak dapat - Pemberian tugas menyusun gambar anggota keluarga dari yang Penugasan Gambar
dari yang tinggi ke menyusun gambar rendah ke tinggi anggota
rendah dengan tepat keluarga
Dapat Anak dapat - Menyusun balok membuat rumah keluarga Unjuk Kerja Balok
melaksanakan tugas bermain kreatif
kelompok dengan balok
Meronce dua pola Anak berkreasi - Pemberian tugas membuat kalung untuk ibu Hasil karya Manik-manik
dengan berbagai dengan balok benang
media
Menyusun benda Anak dapat - Pemberian tugas menyusun gambar anggota keluarga dari yang Penugasan Gambar
dari yang tinggi ke menyusun gambar rendah ke tinggi anggota
rendah dengan tepat keluarga
Dapat Anak dapat - Menyusun balok membuat rumah keluarga Unjuk Kerja Balok
melaksanakan tugas bermain kreatif
kelompok dengan balok
Meronce dua pola Anak berkreasi - Pemberian tugas membuat kalung untuk ibu Hasil karya Manik-manik
dengan berbagai dengan balok benang
media
PETUNJUK
Baca dengan cermat RKH/RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang
akan digunakan oleh guru/mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
A. RKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan/menentukan indikator
perbaikan pembelajaran dan menentukan
kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indikator perbaikan
kegiatan pengembangan
1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang
sesuai dengan masalah yang diperbaiki
Rata-rata butir 1 = A
2. Menentukan alat dan bahan yang sesuai
dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
2.2. Menentukan bahan yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
dengan materi perbaikan
Rata-rata butir 1 = B
67
B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-hal
yang harus diperbaiki, dan langkah-
langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan Hal-hal yang Harus
Diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah-langkah Perbaikan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan penataan ruang kelas
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian
anak agar anak dapat berpartisipasi dalam
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan alat dan cara penilaian
perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
5.2 Menentukan cara penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 5 = E
Rata-rata butir 6 = F
Nilai APKF 1 = R
A+B+C+D +E+F
R= =
6
PETUNJUK
Baca dengan cermat RKH/RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang
akan digunakan oleh guru/mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
A. RKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan/menentukan indikator
perbaikan pembelajaran dan menentukan
kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indikator perbaikan
kegiatan pengembangan
1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang
sesuai dengan masalah yang diperbaiki
Rata-rata butir 1 = A
2. Menentukan alat dan bahan yang sesuai
dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
2.2. Menentukan bahan yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
dengan materi perbaikan
Rata-rata butir 1 = B
69
B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-hal
yang harus diperbaiki, dan langkah-
langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan Hal-hal yang Harus
Diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah-langkah Perbaikan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan penataan ruang kelas
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian
anak agar anak dapat berpartisipasi dalam
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan alat dan cara penilaian
perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
5.2 Menentukan cara penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 5 = E
Rata-rata butir 6 = F
Nilai APKF 1 = R
A+B+C+D +E+F
R= =
6
PETUNJUK
Rata-rata butir 5 = E
6. Melaksanakan penilaian selama proses
perbaikan kegiatan pengembangan
1. Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan
pengembangan sesuai dengan perbaikan kegiatan
2. Melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan sesuai
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 6 = F
72
PETUNJUK
Rata-rata butir 5 = E
6. Melaksanakan penilaian selama proses
perbaikan kegiatan pengembangan
1. Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan
pengembangan sesuai dengan perbaikan kegiatan
2. Melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan sesuai
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 6 = F
75
PETUNJUK
Baca dengan cermat RKH/RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang
akan digunakan oleh guru/mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
A. RKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan/menentukan indikator
perbaikan pembelajaran dan menentukan
kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indikator perbaikan
kegiatan pengembangan
1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang
sesuai dengan masalah yang diperbaiki
Rata-rata butir 1 = A
2. Menentukan alat dan bahan yang sesuai
dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
2.2. Menentukan bahan yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
dengan materi perbaikan
Rata-rata butir 1 = B
77
B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-hal
yang harus diperbaiki, dan langkah-
langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan Hal-hal yang Harus
Diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah-langkah Perbaikan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan penataan ruang kelas
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian
anak agar anak dapat berpartisipasi dalam
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan alat dan cara penilaian
perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
5.2 Menentukan cara penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 5 = E
Rata-rata butir 6 = F
Nilai APKF 1 = R
A+B+C+D +E+F
R= =
6
PETUNJUK
Baca dengan cermat RKH/RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang
akan digunakan oleh guru/mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:
A. RKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan/menentukan indikator
perbaikan pembelajaran dan menentukan
kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indikator perbaikan
kegiatan pengembangan
1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang
sesuai dengan masalah yang diperbaiki
Rata-rata butir 1 = A
2. Menentukan alat dan bahan yang sesuai
dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
2.2. Menentukan bahan yang akan digunakan
dalam perbaikan kegiatan pengembangan
dengan materi perbaikan
Rata-rata butir 1 = B
79
B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-hal
yang harus diperbaiki, dan langkah-
langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan Hal-hal yang Harus
Diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah-langkah Perbaikan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan penataan ruang kelas
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian
anak agar anak dapat berpartisipasi dalam
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan alat dan cara penilaian
perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
5.2 Menentukan cara penilaian perbaikan
kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 5 = E
Rata-rata butir 6 = F
Nilai APKF 1 = R
A+B+C+D +E+F
R= =
6
PETUNJUK
Rata-rata butir 5 = E
6. Melaksanakan penilaian selama proses
perbaikan kegiatan pengembangan
1. Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan
pengembangan sesuai dengan perbaikan kegiatan
2. Melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan sesuai
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 6 = F
82
PETUNJUK
Rata-rata butir 5 = E
6. Melaksanakan penilaian selama proses
perbaikan kegiatan pengembangan
1. Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan
pengembangan sesuai dengan perbaikan kegiatan
2. Melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan sesuai
perbaikan kegiatan pengembangan
Rata-rata butir 6 = F
85
Kegiatan/Pembimbingan Paraf
No Hari/Tanggal Hasil/Komentar Tindak Lanjut
Mhs. Sup.2
1. 18/10/2016 Orientasi Kegiatan Dimilikinya kemampuan Perbaiki identifikasi
PemantapanKemampuan profesionalitas yang lebih masalah dengan
Profesional (PKP) baik dalam prinsip penelitian menambahkan temuan-
tindakan kelas (PTK) temuan berupa
pembelajaran.
2. 18/10/2016 Mahasiswa Perorangan dan bersifat
mengidentifikasimasalah mandiri
pembelajaran yang -
terjadisetelah melakukannya di
kelas
3. 18/10/2016 Menyusun rencana Komponen RPP ditulis
perbaikanEksak/Non Eksak, lengkap, mediadan buku
praktek/latihan perbaikan sumber yang akan -
pembelajaran tahap 1 digunakankegiatan
perbaikan pembelajaran
4. 23/10/2016 Refleksi dan merancang Judul disusun dengan jelas, Minat siswa dalam
siklus berikutnya dan singkat dan padat (12 s.d 22 belajar bertambah
lanjutankanmenyusun Judul kata), ilustrasikan sehingga banyak siswa
Laporan, BAB I Pendahuluan upaya perbaikan (masalah, yang mengalami
87
DOKUMENTASI
Gambar Anak mencari dan melompati huruf yang sesuai dengan nama anak
dengan dibantu teman-temannya