Hiperleukositosis
secara
umum
didefinisikan
sebagai
30%
pasien
hiperleukositosis.
kegawatan
pada
dengan
LLA
Hiperleukositosis
LLA.
Hal
tersebut
dapat
mengalami
merupakan
dapat
suatu
menyebabkan
sel
darah
putih
merupakan
faktor
utama
yang
terjadinya
gastrointestinal.
komplikasi
Selain
itu
neurologis,
pasien
juga
pulmonal,
berisiko
Gejala
leukostasis,
hiperleukositosis
yaitu
suatu
terutama
sindrom
disebabkan
klinikopatologi
oleh
yang
klinis
hiperleukositosis
tergantung
dari
adalah
Perdarahan
sistem
SSP,
saraf
pusat
leukostasis,
(SSP)
atau
dan
paru-paru.
trombosis
dapat
Presentasi
klinis
hiperleukositosis
tergantung
dari
adalah
Perdarahan
sistem
SSP,
saraf
pusat
leukostasis,
(SSP)
atau
dan
paru-paru.
trombosis
dapat
pendengaran,
tinnitus,
diplopia,
edema
Perdarahan intrakranial
Sistem Kardiovaskuler
-
hipokalemia
Peningkatan sel darah merah, hemoglobin, dan
atau
hematokrit
Komplikasi Hiperleukositosis
Hiperleukositosis merupakan suatu keadaan emergensi
karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Terdapat 2
mekanisme
yang
menjelaskan
terjadinya
komplikasi
yang
Leukostasis
pulmonal
dapat
menyebabkan
menunjukkan
promielosit,
adanya
limfoblast,
sel
monoblast,
muda
(mieloblast,
eritroblast,
atau
terapi pilihan untuk jumlah yang sangat tinggi atau pada pasien dengan
hiperleukositosis simptomatik. Pemberian diuretik secara rutin tidak diindikasikan
karena tujuan hidrasi adalah untuk hemodilusi dan mengurangi viskositas.
Diuretik diindikasikan jika terdapat tumour lysis syndrome (TLS) dan overload
cairan.
Semua pasien harus mulai dihidrasi dengan cairan yang bebas
mengandung kalium dan kalsium. Cairan D51/4NS (Dextrose 5%-NaCl 0,225%)
ditambah 50-100 mEq/l NaHCO3 merupakan pilihan cairan yang tepat, 2-4 kali
cairan maintenance dengan tujuan untuk mempertahankan pH urine 6,5-7,5, urine
output >100 ml/m2/jam, berat jenis urine <1010. Guna mengurangi pembentukan
asam urat, dapat diberikan Allupurinol 10 mg/kg/hari dibagi 3 per oral atau
Pasburicase 0,2 mg/kg/hari i.v. Transfusi sel darah merah diberikan bila ada
gangguan oksigenasi jaringan atau bila hb<6 g/dl dengan target 8 g/dl. Transfusi
trombosit diberikan bila kadar trombosit <20.000/ui.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit.
ed.6. vol.1. cet.1. Jakarta:EGC;2006.p.272-277.
2. Sudoyo AW, et al (ed). Buku ajar ilmu penyakit dalam. ed.4. jil.2. cet.2. ed.rev.
Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI;2007.p.728-734.
3. Bunin NJ, Pin CH. Differing Complication of Hyperleukocytosis in Children
With Acute Limphoblastic or Acute Nonymphoblastic Leukemia. J Clin Oncol
1985 ; 3 : 1590-5. Dikutip dari Lange B, DAngio G, Ross III AJ, Oneill, Jr.
JA, Packer RJ. Oncology Emergencies. Dalam : Pizzo PA, Poplack DG,
Penyunting : Principles and Practice of Pediatric Oncology. ed 2.
Philadelphia : JB Lippincott Company, 1993; 964-8.