Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANGAN DIAMON
RS KEN SARAS

DisusunOleh :

Nurmala Dia Safitri Siregar

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2021
PENDAHULUAN

I.KONSEP DASAR

1. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh.Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas.(Wartonah Tarwanto, 2006)

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan


oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh,
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Potter & Perry,
2009).

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,


dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh.
Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan
manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

2. Etiologi
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
3. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll

4. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada


kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.

b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan. 5.
kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.

3. Manifestasi Klinik
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung). dispnea,
ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi
3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatandiameter
anterior-posterior, frekuensi nafaskurang, penurunan kapasitas vital menjadi
tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi
gangguan oksigenasi Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas
yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia,
kebingungan, AGD abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat,
kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas .Selain itu tanda dan gejala
gangguan oksigenasi yaitu :

1.Suara napas tidak normal

a.Crakckles Fine crackles / crackles halus

b.Crackels kasar

c.Wheezing (mengi)

1.Ronchi Kering

2.Basah

d.stridor

e.pleura friction rub

2.Perubahan jumlah pernafasan

1.Normal : 16-24x/menit

2.Trachypnea : > 24x/menit

3.Bradipnea : < 16x/menit

Macam macam pemberian O2 tambahan

1. Pemberian melalui nasal kanul

Tujuan :
a.Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat
kebutuhan oksigen minimal

b. Memberikan oksigenyang tidak terputus saat klien


makan/minum(Aryani,2009:54)

2.Pemberian oksigen melalui masker oksigen

Macam-macam bentuk masker:

1.Simple Fce mask, dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.

2.Rebreating mask, dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit

3.Non rebeathing mask, dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit

Tujuan > Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan


konsentrasi dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasal
kanul(suparmi,2008:68)

3.Batuk disertai dahak


4.Penggunaan otot tambahan pernafasan (Retraksi) yaitu penarikan pada
dinding dada bagian bawah dalam keadaan bernapas.
5.Dispnea yaitu, merupakan sensasi yang dirasakan ketika bernapas tetapi
rasanya tidak cukup (sesak)
6.Penurunan keluaran urin
7.Penurunan ekspansi paru
8.Takhipnea yaitu, suatu kondisi yang menggambarkan pernapasan yang
cepat dan dangkal karena ketidakseimbangan antara karbondoksida dan
oksigen di dalam tubuh.

4. Patofisiologis
5. Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi ,difusi dan
transportasi.Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru),apabila pada pasien ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus.Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas.
selain kerusakan pada proses ventilasi,difusi,maka kerusakan pada
transportasi seperti perubahan volume sekuncup,afterload,preload dan
kontraktifitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner &
Siddarth,2022)

5.Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu :
1.EKG : menghasilkan rekaman grafik aktifitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi implus dan posisi listrik jantung.
2.Pemeriksaan stress latihan digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik.Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigenasi dan menentukan
keadekuatan aliran dan koroner.
3.Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan
oksigenasi;pemeriksaan fungsi paru,analisis gas (AGD).

7. Komplikasi
a.Gagal Napas Hiperkapnia

Gagal napas hiperkapnia dapat dicegah dengan mengenali kelompok pasien


yang berisiko tinggi terhadap komplikasi tersebut, yaitu pasien yang
mendapat terapi oksigen jangka panjang, memiliki obstruksi jalan napas
permanen akibat bronkiektasis, pasien PPOK, mempunyai jaringan parut luas
di paru-paru akibat tuberkulosis, obesitas morbid, mengalami penyakit
neuromuskular, atau overdosis opiat dan benzodiazepin. [2]

b.Toksisitas Oksigen

Toksisitas oksigen dapat dikenali dari beberapa gejala dan tanda seperti
batuk, nyeri dada substernal, sesak, ronki basah, hipoksemia arterial
progresif, infiltrat paru bilateral, yang sangat sulit dibedakan dari manifestasi
akibat perjalanan penyakit paru itu sendiri. Namun, penanda utamanya
biasanya adalah progresivitas hipoksemia arterial.
Langkah terbaik untuk penanganan toksisitas oksigen adalah dengan
mencegahnya melalui pemantauan ketat selama terapi oksigen menggunakan
NRM serta memberi target oksigenasi arterial (SaO2) lebih dari 90% pada
FiO2 minimal.

8. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:

a. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah


pengobatan. b. Siapkan pasien dan keluarga.

1) Atur posisi pasien dengan semi fowler jika memungkingkan. Posisi ini
memungkingkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan bernapas

2) Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan


diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea.
Informasi ke pasien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang
berhubungan dengan penggunaan oksigen

c. Atur peralatan oksigen dan humidifier

d. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi

1) Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak
ada suara pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada
gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat
measakan keluar pada kanul, masker atau tenda.

2) Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6
l/min. e. Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai

1) Kanul:

a) Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan
elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band
ditarik ke bahwa

b) Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.
c) Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi
jika dibutuhkan 2) Masker wajah:

a) Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung kebawah.

b) Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah,
sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan
dagu.

c) Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman.

d) Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan
mencegah iritasi karena masker.

3) Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar
pada kepala. f. Kaji pasien secara teratur.

(13)
2) Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan
setelah itu secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan
gerakan dada.

3) Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi,


confuse/bingung , dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA
jika memungkingkan.

4) Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan
untuk melapisi membran mukosa.

5) Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika
diperlukan. g. Inspeksi peralatan secara teratur.

1) Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan
pada saat memberkan perawatan pada klien.

2) Pertahankan tinggi air di humidifier 3) Pastikan petunjuk kemanan diikuti

h. Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi
dan semua hasil pengkajian keperawatan.
2. Terapi pengobatan sesuai program.

II.TINJAUAN KASUS

1.Pengkajian Keperawatan
a.Data Umum
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.M
b. Umur : 58 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku : Jawa
e. Agama : Islam
f. Status Pernikahan : Kawin
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
i. Alamat : sendang mulyodadapan rt 05/ rw 02 semarang
j. Tanggal masuk : 04 Januari 2022
k. No.RM : IRNA 1 REV 1 Hal.1-2 (00.16.33)
l. Diagnosa Medis : OHF

2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Tn.A
b. Umur : 30 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Swasta
f. Hubungan dengan pasien : Anak

b.Riyawat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Sesak nafas pada bagian dada
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh Sesak nafas sejak kurang lebih 3hari
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus sudah
3tahun
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
DM selain diri nya pasien tidak mempunyai penyakit keturunan lainya
seperti hipertensi,dan jantung.

c.Pola Kesehatan Fungsional


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
a. Pasien mengerti kondisi kesehatan saat ini
b. Pemeliharaan kesehatan : Rutin control
c. Tidak ada adat istiadat atau budaya yang mempengaruhi
masalah kesehatan
2. Pola Istirahat dan Tidur
a. Waktu tidur : 8jam
b. Kulitas : Sering terbangun
c. Insomnia : ya
d. Konsumsi obat sebelum tidur : -
3. Pola Eliminasi
Sebelum masuk Rumah Sakit
a. BAK
Frekuensi : 5x6x/hari
b. BAB
Frekuensi : 1x2x/hari
4. Pola aktifitas dan latihan
Pasien dibantu sebagian dengan skor total 5 yang artinya
rendah,dengan jenis aktivitas ;
Mobilisasi=1,Toileting=1,Makan/minum=1,Mandi=1,Berpakaian=1
5. Pola Persepsi sensori dan kognitif
a. Pengetahuan tentang penyakit :Sedikit tahu
b. Persepsi sensori : Nyeri
c. Tingkat kesadaran :CM
d. Disorientasi :-
e. Bicara : Normal
f. Interaksi : Aktif
g. Pendengaran :-
h. Menggunakan alat bantu :-
i. Pengelihatan :-
j. Tingkat Pendidikan :Dasar
6. Pola Hubungan dengan orang lain
a. Interaksi klien :Baik
b. Kepada siapa klien berespon :Perawat
c. Pekerjaan : IRT
d. Penanggungjawab pasien : Anak
e. Penjamin pasien RS :BPJS
f. Status klien dalam keluarga : ibu
7. Pola reproduksi dan seksual
a. Menstruasi :-
b. Keluhan digenetalia :-
c. Menggunakan alat kontrasepsi :-
8. Persepsi diri dan konsep diri
a. Gambaran Diri :Optimis dengan kondisi tubuhnya
b. Ideal diri : Menerima diri
c. Harga diri : Percaya diri positif
d. Peran : Peran minimal
e. Identitas diri : Persepsi diri baik
9. Pola meksnisme koping
a. Mekanisme pasien dalam mengatasinya : Adaptif
b. Ekspresi afek dan emosi : Gelisah
10. Pola kepercayaan dan keyakinan
a. Agama : Islam
b. Pasien taat beribadah
c. Tidak ada larangan tindakan medis
d.Pemeriksaaan Fisik
1. Penampilan Keadaan umum
a. Kepala : inspeksi: Bentuk kepala=Mesochepal,Kulit
kepala=bersih,Pertumbuhan rambut=merata. Palpasi;Tidak
nyeri bila ditekan
b. Pengelihatan mata : Kelopak mata=Normal,Bola
mata=Normal,Pupil=Ishkor,Sklera=Normal,Konjungtiva=N
ormal
c. Thorax :
d. Abdomen :
e. Ektremitas :
2. Tingkat Kesadaran
a. GCS : E=4,M=6,V=5
b. Tampak Sakit Sedang
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 147/88
b. RR : 24x/menit
c. T :36`c
d. N : 97x/menit
e.Data Fokus
e.Data Penunjang
1.

2.Diagnosa Keperawatan
-

3.Intervensi/Perencanaan
NO HARI/TGL TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
DAN
KRITERIA
HASIL

4.Implementasi

5.Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan dasar Manusia (Oksigenasi).
Tangerang : Graha Ilmu
Ardianto & Mirza. (2015). Pengaruh Terapi Napas Dalam Terhadap
Perubahan Saturasi
Oksigen Perifer pada Pasien Asma di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
Pekalongan
Ariestianti. (2013). Pemberian Diaphraghmatic Breathing Exercise Sama
Baiknya Dengan Pursed Lip Breathing Dalam Meningkatkan Arus Puncak
Ekspirasi Pada Perokok aktif.
Puspita, Ayu Pradita. (2015). Pengaruh Pemberian Inhalasi Dengan Nebulizer
Terhadap Kepatenan Jalan Nafas Dan Peningkatan Saturasi Oksigen Pada
Klien Dengan Asma Di IGD RSUD DR MOEWARDI Surakarta. Semarang :
Poltekes Kemesnkes Semarang.
.

Anda mungkin juga menyukai