Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM SPONTAN

DENGAN HISTEREKTOMI DI RUANG MELATI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA

NAMA : NURMALA DIA SAFITRI SIREGAR

NIM : 2007058

TAHUN AJARAN 2021/2022

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


A. KONSEP DASAR TEORI

1. Definis

o Definisi histrektomi
Histerektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
uterus (rahim) Anda. Tergantung pada alasan untuk melakukan Histerektomi, ini
dapat dilaksanakan melalui insisi di perut (Histerektomi Abdominal) atau melalui
vagina (Histerektomi Vaginal).

Histerektomi Abdominal biasanya dilakukan jika uterus menjadi besar akibat fibroid
atau tumor, sedangkan Histerektomi Vaginal biasanya dilakukan untuk uterus
prolaps (turun dari posisi asalnya). Sesekali, laparoskopik atau pembedahan ‘lubang
kunci’ dilakukan sebagai prosedur invasif minimal.

Kadang-kadang, indung telur dan saluran fallopian diangkat selain uterus dan
serviks. Keputusan untuk mengangkat indung telur dan saluran fallopian bergantung
pada alasan untuk pembedahan tersebut. Histerektomi biasanya dilakukan hanya
apabila semua perawatan lainnya sudah diupayakan

o Definisi post partum spontan


Post partum adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Kumalasari, 2015).

Post Partum Spontan


Post partum spontan adalah masa persalinan dan setelah kelahiran, masa pada
waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil) (Aspiani, 2017).

Pada ibu post partum sering mengalami nyeri pada bagian perineum, nyeri
perineum bisa menjadi persoalan bagi ibu post partum karena akan menimbulkan
gangguan ketidaknyamanan dan kecemasan untuk melakukan mobilisasi dini. Nyeri
perineum timbul karena adanya kejadian robekan atau laserasi perineum saat
proses melahirkan. Nyeri perineum akan dirasakan secara berbeda pada setiap ibu
post partum karena setiap ibu post partum memiliki kemampuan yang berbeda
dalam beradaptasi dengan rasa nyeri (Mulati, 2017).

Pada ibu post partum spontan dapat mengalami infeksi ada beberapa faktor yang
mengakibatkan infeksi pada ibu post partum spontan antara lain ruptur perineum
spontan dan episiotomi. Ruptur perineum spontan merupakan robekan jaringan
pada vulva dan anus secara paksa. Penyebabdari ruptur perineum spontan antara
lain perineum kaku, berat badan lahir bayi, paritas, teknik penolong persalinan.
Episiotomi merupakan perobekan secara sengaja yang dibuat diperineum antara
lubang vagina dan anus untuk mempermudah keluarnya bayi. Perineum yang
dilakukan dengan episiotomi harus dilakukan atas indikasi antara lain bayi besar,
perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan
alat baik forceps maupun vacum (Dewi, 2012).

2. Etiologi
o Histrektomi
Adanya mioma uteri fibroid yang merupakan tumor jinak pada rahim, Histerektomi
perlu dilakukan karena tumor ini dapat menyebabkan perdarahan berkepanjangan,
nyeri panggul, anemia, dan tekanan pada kandung kemih.

Endometriosis, suatu kelainan yang disebabkan dinding rahim bagian dalam yang
seharusnya tumbuh didalam rahim saja, juga ikut tumbuh diindung telur, tuba
falopii, atau bagian tubuh lainnya. Hal ini bisa membahayakan bagi ibu, oleh karena
itu, biasanya dianjurkan untuk melakukan histerektomi oleh dokter.

o Post partum spontan


Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2012)

a) Teori penurunan hormone

1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone


dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila progesterone turun.

b) Teori placenta menjadi tua

Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan


kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c) Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot


rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteri sampai plasenta

d) Teori iritasi mekanik

Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila


ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e) Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang
laminaria yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

B. Manifestasi klinis
o Histrektomi

manifestasi klinis post histerektomi meliputi:


1. Berhenti menstruasi dan tidak akan bisa punya anak
2. Angka leukosit tinggi
3. Angka eritrosit rendah
4. Nyeri perut
5.Mual
6.Tidak nyaman menggunakan kateter
7. Sulit berkemih atau buang air kecil
8. Keluar cairan atau perdarahan vagina
9. Rasa lelah dan kelemahan
10. Konstipasi

o Postpartum spontan

Menurut Kumalasari (2015), perubahan fisiologis dan psikologis post partum


spontan antara lain:

1. Perubahan Fisiologis a. Perubahan sistem Reproduksi 1) Involusi uterus, vagina,dan


perineum Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Perubahan
normal pada uterus selama post partum

2) Vagina Vagina akan mengecil dan timbul ragae (lipatan-lipatan atau


kerutan) kembali ke ukuran normal kurang lebih 6-8 minggu setelah bayi lahir

3) Perineum Luka pada episiotomi terasa nyeri, pada tahap early edema dan
luka kebiruan.

4) Lochea Lochea merupakan darah yang dibuang dari rahim berbentuk cairan
sekret. Lochea memiliki bau yang khas. Bau ini tidak seperti bau menstruasi. Lochea
dibagi menjadi 4 berdasarkan jumlah dan warnanya antara lain:

• Lochea rubra berwarna merah dan hitam sisa darah yang keluar
mulai hari pertama sampai hari ketiga
• Lochea sangiolenta berwarna putih bercampur merah mulai hari
ketiga sampai hari ketujuh

• Lochea serosa berwarna kekuningan dari hari ketujuh sampai hari


ke empat belas,

• Lochea alba berwarna putih setelah hari ke empat belas.

5) Endometrium dan serviks

• Hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, setelah tiga hari


permukaan mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan
parut. Perubahan serviks dimulai dari kala I dengan perubahan
serviks secara progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks
lengkap.

• Perubahan Sistem Pencernaan Kurangnya makanan berserat selama


persalinan dapat menyebabkan ibu post partum mengalami
konstipasi. Faktor lainnya yang menyebabkan adalah karena rasa
takut ibu ketika buang air besar, jika terdapat luka pada perineum

• Perubahan Sistem Perkemihan Saluran kencing biasanya akan


kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu paska melahirkan.
Pelvis ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama
proses kehamilan akan kembali normal pada minggu ke empat.

C. Patofisiologi
o Histrektomi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30
Tahun. Faktor resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human
Paipilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko
Lain perkembangan kanker serviks adalah aktivitas seksual pada usia
Muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status
Sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel
Skuamosa dan epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan
Skuamokolumnar atau zona tranformasi). Pada zona transformasi
Serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang berakhir
Sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma
In situ atau High-grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
Mendahului karsinoma invasif. Karsinoma serviks terjadi bila tumor
Menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal
Menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para servikal.
Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat
Dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal
Invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum
Kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening
Dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang

o Postpartum spontan
Masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil dan terjadinya perubahan fisikologis serta perubahan psikologis.
Perubahan fisikologis ini terdapat involusi uterus yaitu proses kembalinya
uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Perubahan – perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut
“involusi”. Involusi terjadi perubahan-perubahan penting yakni
mengkonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir karena pengaruh
hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluhpembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks adalah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat
implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal
2-5mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisasisa sel desidua basalis
yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan perlu setelah
janin lahir berangsur-angsur kembali seperti semula (Aspiani, 2017).
D. Pathway

Resiko
pendaraha
n
Resiko
nyeri
Resiko

Infeksi

E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan yang dilakukan oleh
dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan
setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit
pada pasien
F. Komplikasi
o Histrektomi
Komplikasi post operasi histerektomi adalah :
1. Syok
2. Perdarahan
3. Trombosis vena profunda
4. Retensi urin
5. Infeksi luka post operasi
6. Sepsis
7.Embolisme Pulmonal
8. Komplikasi Gastrointestinal
o Pospartum spontan

Komplikasi post partum spontan menurut Aspiani, 2017 antara lain :

• Pembengkakan payudara
• Mastitis (peradangan pada payudara)
• Endometritis (peradangan pada endometrium).
• Post partum blues.
• Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluaran cairan berbau
dari jalan lahir selama persalinan atau sesudah persalinan. .

G. Penatalaksanaan

o Histrektomi

1. Preoperative Setengah bagian abdomen dan region pubis serta perineal dicukur
dengan sangat cermat dan dibersihkan dengan sabun dan air (beberapa dokter
bedah tidak menganjurkan pencukuran pasien). Traktus intestinal dan kandung
kemih harus dikosongkan sebelum pasien dibawa keruang operasi untuk mencegah
kontaminasi dan cidera yang tidak sengaja pada kandung kemih atau traktus
intestinal. Edema dan pengirigasi antiseptic biasanya diharuskan pada malam hari
sebelum hari pembedahan, pasien mendapat sedative. Medikasi praoperasi yang
diberikan pada pagi hari pembedahan akan membantu pasien rileks

2. Postoperative Prinsip-prinsip umum perawatan pasca operatif untuk bedah


abdomen diterapkan, dengan perhatian khusus diberikan pada sirkulasi perifer
untuk mencegah tromboflebitis dan TVP (perhatikan varicose, tingkatkan sirkulasi
dengan latihan tungkai dan menggunakan stoking

o Post partum spontan


Menurut (Irianto,2014), post partum spontan dibagi menjadi 3 tahap antara
lain :

1. Puerperium dini
Puerperium dini adalah masa keputihan yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, bersih dan boleh bekerja setelah
40 hari.

2. Puerperium intermedial

Puerperium intermedial adalah masa keputihan menyeluruh alat-alat


genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

3. Remote puerperium

Remote puerperium adalah masa diperlukan untuk pulih dan sehat


sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
seminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan

H. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Konsep dasar keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam
usaha memperbaiki atau memelihara pasien (klien) sampai ke taraf optimum melalui suatu
pendekatan yang sistematik untuk mengenal dan membantu pemenuhan kebutuhan khusus
klien.

1. Pengkajian fokus
2. Identitas Pasien

Riwayat kesehatan meliputi hal-hal berikut :

i. Riwayat kesehatan saat ini, yaitu keluhan utama yang menyebabkan klien
pergi ke

Rumah sakit, misalnya perdarahan per vagina diluar siklus haid, berdarah

Pascakoitus, nyeri abdomen, amenorrhoe dan hipermenorhoe, dan pengeluaran


cairan

Vagina yang berbau.

ii. Riwayat kesehatan keluarga, riwayat anggota keluarga yang pernah


menderita

Penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami klien saat ini.
iii. Riwayat tumbuh kembang klien, meliputi usia, menarche, lama siklus haid,
usia saat

Pertama kali klien melakukan hubungan seksual, banyaknya kehamilan dan

Persalinan, adanya pasangan yang lebih dari satu, berapa kali klien menikah, dan

Kondisi perkembangan fisik klien saat ini.

iv. Riwayat psikososial klien, mencakup kemampuan klien untuk menerima


penyakitnya

Serta harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan klien terhadap

Suami dan orang lain, respon suami/keluarga terhadap klien dilihat dari segi

Keuangan keluarga.

v. Konsep diri klien meliputi gambaran diri, peran, dan identitas ketika klien

Mengalami gangguan terhadap gambaran dirinya yang berkaitan dengan kehilangan


Sistem reproduksi akibat histerektomi. Sebagai wanita, klien merasa tidak berguna
Lagi karena kehilangan fungsi reproduksinya. Akibat operasi yang telah dijalani,
Klien akan merasa ketergantungan sehingga merubah peran klien sebagai ibu dan
istri. Perlu diperhatikan pula raut muka pasien yang sedih, serta keluhan klien yang
merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi dan hanya akan menyusahkan orang lain.
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari, yang meliputi pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik klien histerektomi meliputi tinggi badan, lingkar abdomen, tanda-
tanda vital, keluhan klien berupa nyeri pada saat BAB, nyeri abdomen akut,
kelelahan, hipertensi, penurunan berat badan, adanya perdarahan, pengeluaran
sekret
melalui vagina, dan perdarahan pascakoitus.
3. Prioritas Keperawatan
a. Mendukung adaptasi terhadap perubahan
b. Mencegah komplikasi
c. Memberikan informasi tentang prosedur/prognosis dan kebutuhan

2. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut kumalasari I (2015) , antara lain : pemeriksaan urine , hemoglobin
dan hematokrit 12-24 jam post partum ( jika Hb <10g% dibutuhkan suplemen Fe ), Eritosit , leukosit
dan trombosit

3. Terapi obat

Terapi obat Dosis


Infus Ringer Laktat 20 tpm
Injeksi keteolac 3 x 30mg
Injeksi cefotaxime 2x 1gr

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut b.d Agens pencedera fisik. (D.0077)

2) Resiko infeksi b.d Kerusakan integritas kulit (D.0142)

3) Gangguan mobilitas fisik (D.0054)

4. Intervensinya

Intervensi Keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan. Tindakan Keperawatan adalah perilaku atau aktifitas spesifik yang
dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
SDKI 2018

5. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dari suatu rencana keperawatan yang telah


disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah. (Meirisa,2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
I. DAFTAR PUSTAKA

TIM POKJA SDKI PPNI.(2017).Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:DPP PPNI

TIM POKJA SIKI PPNI. (2018). Sumber intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

Wilkinson, Judith M. (2017). Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC Operasi.
Yogyakarta : Nuha Medika

Lowdermilk, dkk. (2013). Keperawatan Maternitas Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika

Sukma , Dea . 2016 “asuhan keperawatan pd.ny Y dengan


histrektomi” ,https://kink.onesearch.id/Record/IOS7316.slims-529/Description 1 juli 2022
jam 13:10

Lestari , sp . 2013 “ asuhan keperawatan pada ny.E post partum “ ,


http://eprints.ums.ac.id/25935/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf . 1 juli 2022 jam 13:16

Anda mungkin juga menyukai