Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS I

Dosen : Ns. Priharyanti Wulandari, M.Kep, Sp.Kep.Mat

Nama : Nurmala Dia Safitri Siregar

Nim : 2007058

Prodi : S1 Keperawatan (A)

 Link Artikel : https://materikuliahkebidanankokom.blogspot.com/2016/04/makalah-


ketidaknyamanan-kehamilan.html
 https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/mengenal-jenis-kontraksi-pada-ibu-hamil

Mengenal jenis kontraksi Pada Ibu Hamil

Abstrak
Kontraksi adalah hal yang umum terjadi pada Ibu hamil dan tidak hanya terjadi pada saat
mendekati persalinan. Sebagian Ibu hamil sering mengalami kontraksi palsu (Braxton Hicks),
yakni kondisi rahim mengencang lalu mengendur. Secara sederhana, rasanya seperti ketika Ibu
mengalami kram perut karena menstruasi. Namun, apabila kontraksi terjadi menjelang
persalinan, intensitasnya lebih kuat serta frekuensinya pun lebih sering dan lebih lama.
Apabila Ibu mengalami Braxton Hicks atau kontraksi palsu yang kadang terasa dan kadang
hilang tak tentu waktu, ini bukan berarti tanda-tanda Ibu akan bersalin. Kontraksi palsu bisa
terjadi karena Ibu kelelahan. Lantas, bagaimana membedakan kontraksi yang terjadi selama
kehamilan? Untuk itu, sebaiknya Ibu mengetahui beberapa jenis kontraksi, dengan begitu saat
terjadi kontraksi Ibu tidak menjadi panik dan khawatir yang berlebihan.

ABSTRAC
Contractions are common in pregnant women and do not only occur at the time of delivery.
Some pregnant women often experience false contractions (Braxton Hicks), which is a condition
where the uterus tightens and then relaxes. In simple terms, it feels like when you experience
stomach cramps due to menstruation. However, if the contractions occur before labor, the
intensity is stronger and the frequency is more frequent and longer.
If you experience Braxton Hicks or false contractions that sometimes feel and sometimes
disappear indefinitely, this is not a sign that you are going into labor. False contractions can
occur because you are tired. So, how to distinguish contractions that occur during pregnancy?
For that, you should know some types of contractions, so that when a contraction occurs, you
don't panic and worry too much.

PENDAHULUAN
Varney (1997) dan Prawirohardjo (2002) mengemukakan bahwa selama masa kehamilan,
banyak wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar
seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun
tidak jarang ada beberapa wanita yang merasa khawatir akan terjadi masalah dalam
kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya atau nantinya akan melahirkan bayi
yang tidak normal.
Penyebab dari kematian ibu di indonesia masih merupakan trias klasik,yaitu
perdarahan,eklamsia dan infeksi (Manuabe,2007). Komplikasi tersebut terjadi karena faktor tiga
terlambat dan empat terlambat. Salah satu dari faktor tiga terlambat adalah terlambat dalam
mengambil keputusan dikarenakan ketidakmampuan ibu maupun keluarga mengenai tanda
bahaya dalam kehamilan(Depkes,2006). Sedangkan empat faktor terlalu yaitu terlalu
muda,terlalu tua,terlalu sering,terlalu banyak. Penundaan keputusan akan berakibat
meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas. (Abdullah,2007). Deteksi dini mengenai faktor
resiko merupakan suatu kegiatan untuk menemukan ibu hamil dengan faktor resiko dan
komplikasi kebidanan (Depkes,2009). Setiap kehamilan merupakan sesuatu yang normal
dialami seorang wanita dalam proses reproduksinya tetapi ada kalanya terjadi suatu komplikasi.

PEMBAHASAN
Jenis Kontraksi pada Ibu Hamil
A. Persalinan palsu (kontraksi Braxton-Hicks)
Sekitar bulan keempat masa kehamilan, biasanya rahim Anda mulai berkontraksi dari waktu ke
waktu. Pengencangan ini dikenal sebagai kontraksi Braxton-Hicks. Jenis kontraksi ini umumnya
terjadi sewaktu-waktu dan tidak teratur. Ini adalah cara tubuh Ibu mempersiapkan otot rahim
untuk hari persalinan.
Kontraksi ini umumnya tidak terlalu menyakitkan, terkonsentrasi di area perut, membuat perut
Ibu terasa kencang, serta memberikan rasa kurang nyaman. Tapi Ibu tak perlu khawatir, sebab
kontraksi Braxton-Hicks akan berangsur-angsur memudar, jenis kontraksi ini tidak menjadi lebih
kuat, lebih lama, lebih dekat, dan tidak menyebabkan perubahan pada serviks Ibu.

Apa penyebab terjadinya kontraksi Ibu hamil jenis Braxton-Hicks? Ibu berpotensi mengalaminya
saat lelah, dehidrasi, atau terlalu banyak berdiri. Persalinan palsu biasanya akan berkurang jika
Ibu mengubah kegiatan atau kebiasaan Ibu sehari-hari.

Sebelum Ibu menghubungi dokter, cobalah minum banyak air, mengubah posisi (seperti dari
berdiri ke duduk), serta menghentikan sejenak aktivitas Ibu dan beristirahat

Apabila Ibu telah mencoba cara di atas namun masih sering mengalami kontraksi Ibu hamil jenis
Braxton-Hicks, ada baiknya Ibu segera konsultasi ke dokter untuk menghindari terjadinya
persalinan prematur.

B. Kontraksi persalinan prematur


Kontraksi Ibu hamil yang kerap terjadi teratur sebelum 37 minggu mungkin merupakan tanda
persalinan prematur.

Kontraksi dikatakan teratur berarti kontraksi apabila memiliki suatu pola. Misalnya, jika Ibu
mengalami kontraksi setiap 10 hingga 12 menit selama lebih dari satu jam, bisa jadi Ibu
mengalami persalinan prematur.

Selama kontraksi, seluruh bagian perut Ibu akan menjadi keras saat disentuh. Seiring dengan
pengetatan di rahim, Ibu juga mungkin merasakan sakit punggung, tekanan di area panggul,
tekanan di perut, serta kram.

Jika Ibu mengalami jenis kontraksi Ibu hamil di atas, maka jangan ragu untuk segera
menghubungi dokter. Terutama jika kontraksi Ibu hamil ini disertai dengan pendarahan vagina,
diare, atau keluarnya cairan bening yang mungkin menandakan ketuban pecah.
Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur:

a. Kehamilan kembar (kembar dua, kembar tiga, dll.)


b. Ada kondisi abnormal pada rahim, leher rahim, atau plasenta
c. Merokok atau menggunakan narkoba
d. Tingkat stres yang tinggi
e. Riwayat kelahiran prematur
f. Ada infeksi tertentu
g. Berat badan kurang maupun berlebih sebelum kehamilan
h. Tidak mendapatkan perawatan prenatal yang tepat

Amat penting untuk memperhatikan durasi dan frekuensi kontraksi Ibu hamil serta mencatat
gejala sekunder apa pun. Konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan perawatan yang
tepat.

C. Kontraksi setelah berhubungan intim


Bagi para Ibu yang mengalami kehamilan normal tanpa komplikasi dan masih ingin
berhubungan seks, tenang saja sebab orgasme tidak meningkatkan risiko persalinan prematur.
Hubungan seks selama kehamilan tidak akan memicu terjadinya persalinan bahkan saat
mendekati hari bersalin.

Namun, ada kemungkinan Ibu mengalami kontraksi Braxton-Hicks atau bahkan bercak ringan
sesudahnya. Meskipun kontraksi Ibu hamil ini akan mereda dalam beberapa jam, segera
hubungi dokter apabila Ibu merasakan gejala yang mengganggu seperti pendarahan, nyeri,
keputihan, atau penurunan gerakan janin secara terus menerus.

Tahapan kontraksi persalinan


Ciri kontraksi persalinan yang sebenarnya adalah kontraksi tidak melambat atau tenang reda
dengan tindakan sederhana seperti minum air dan istirahat. Sebaliknya, kontraksi Ibu hamil
menjadilebih lama, lebih kuat, dan lebih dekat jaraknya satu sama lain. Rasa sakit yang Ibu
alami adalah cara kerja rahim untuk melebarkan serviks.

Persalinan dini
Kontraksi pada tahap ini masih terbilang ringan. Pengencangan yang Ibu rasakan berlangsung
selama 30 hingga 90 detik. Jenis kontraksi Ibu hamil ini memiliki interval waktu yang teratur.
Awalnya mungkin memiliki rentang waktu berjauhan, tetapi saat Ibu mendekati akhir
persalinan awal, kontraksi Ibu hamil hanya berjarak lima menit.

Selama persalinan awal, Ibu mungkin juga memperhatikan tanda-tanda lain. Saat serviks mulai
terbuka, Ibu mungkin akan melihat keluarnya cairan dari sumbat lendir. Selain itu, air ketuban
Ibu mulai pecah dalam bentuk tetesan kecil atau semburan besar cairan dari vagina.

Persalinan Aktif dan Masa Transisi


Kontraksi yang mengarah ke masa transisi terasa jauh lebih intens dari tahap awal kontraksi Ibu
hamil.

Selama tahap persalinan ini, serviks Ibu akan terbuka dari 4 hingga 10 sentimeter sebelum si
kecil lahir. Perlahan Ibu akan merasakan kontraksi mulai menjalar ke seluruh tubuh. Diawali dari
punggung lalu bergerak di sekitar tubuh menuju area perut. Ibu juga mungkin merasakan kram
dan sakit di area kaki.

Kontraksi persalinan aktif biasanya berlangsung antara 45 hingga 60 detik, dengan tiga hingga
lima menit istirahat di antaranya. Saat transisi, ketika serviks membesar dari 7 menjadi 10
sentimeter, pola kontraksi Ibu hamil berubah menjadi 60 hingga 90 detik, dengan jeda 30 detik
hingga 2 menit di antaranya. Bahkan kontraksi ini kerap terasa tumpang tindih saat tubuh Ibu
bersiap untuk mengejan.

Sakit kepala ringan dan mual juga merupakan keluhan umum yang muncul pada kontraksi
persalinan aktif. Saat menjalani periode transisi, Ibu mungkin juga mengalami panas dingin, hot
flashes, muntah, serta keluar gas.

Bagaimana agar tetap nyaman selama kontraksi Ibu hamil?


Kontraksi paling kuat terjadi selama persalinan aktif dan tahap transisi. Ada beberapa hal yang
dapat Ibu lakukan untuk mengatasi rasa sakit, baik dengan maupun tanpa obat. Jika memilih
metode tanpa obat, Ibu bisa melakukan aktivitas berikut:
Berjalan atau mengubah posisi

a. Meditasi
b. Hipnosis
c. Mendengarkan musik
d. Melakukan pijatan aman
e. Berlatih yoga ringan

Menemukan cara unik untuk mengalihkan pikiran dari rasa sakit seperti berhitung, main games,
bermain puzzle, dll

Untuk meredakan nyeri dengan bantuan obat, Ibu bisa gunakan analgesik dan anestesi.
Analgesik seperti Demerol membantu meredakan nyeri sekaligus menjaga perasaan dan
gerakan otot tetap utuh. Sementara itu, anestesi seperti epidural mampu memblokir rasa sakit
secara keseluruhan, termasuk pergerakan otot.

Meskipun obat ini efektif, masing-masing memiliki risiko dan efek sampingnya sendiri. Ibu dapat
menulis rencana kelahiran untuk membantu staf medis mengetahui intervensi apa yang ingin
Ibu telusuri saat berada di ambang persalinan.

Kapan waktu yang tepat menghubungi dokter saat ibu hamil kontraksi?
Setelah mengenal berbagai jenis kontraksi Ibu hamil, semoga Ibu tak lagi panik dan buru-buru
ke rumah sakit tiap merasakan nyeri di perut. Meski begitu, kapan pun Ibu merasa khawatir
tentang sesuatu selama kehamilan, sebaiknya beri tahu dokter. Terlebih jika
kontraksi Ibu hamil terasa intens dan jarak antar kontraksi lebih dekat dari lima menit.

Memang sih cukup susah untuk menentukan apakah kontraksi Ibu hamil adalah tanda
persalinan atau jika rahim hanya sedang berlatih. Jika ragu, sebaiknya Ibu mulai mencatat
secara detail waktu terjadinya kontraksi dan gejala-gejala lainnya sehingga Ibu bisa
melaporkannya ke dokter.
Nyeri saat kontraksi Ibu hamil memang kerap terasa intens dan membuat para Ibu merasa
cemas. Namun semua pengorbanan itu akan terbayar tuntas saat pertama kali mendengar
suara si kecil setelah persalinan.

(Yusrina)

ANALISIS ARTIKEL

Sebelum kontraksi mulai terjadi, wanita akan merasakan rasa nyeri yang mirip dengan rasa sakit
yang wanita alami saat menstruasi. Kontraksi terjadi ketika otot rahim meregang dan mengerut
untuk membuka jalan rahim dan mendorong bayi ke leher rahim. Saat kontraksi terjadi, tahap
persalinan pun dimulai. Ciri-Ciri Kontraksi Melahirkan ,Intensitas kontraksi berangsur semakin
kuat Intensitas kontraksi persalinan akan terus bertambah kuat dengan semakin dekatnya
waktu persalinan. Rasa sakit bahkan tidak akan berkurang walaupun Bunda sudah mengubah
posisi atau melakukan aktivitas apa pun, Kontraksi semakin sering dan semakin lama Frekuensi
dan durasi kontraksi persalinan akan terus bertambah. Awalnya kontraksi terjadi dengan durasi
sekitar 30-45 detik dan jarak antarkontraksi sekitar 5-30 menit. Semakin besar pembukaan,
kontraksi akan terasa semakin kuat dengan frekuensi semakin sering dan durasi lebih lama,
sekitar 45-60 detik dan jarak antarkontraksi 3-5 menit, Rasa sakit pada punggung bawahPada
awal proses persalinan, janin yang bergeser akan mulai menekan tulang belakang. Karena itu,
awalnya kontraksi akan terasa pada bagian punggung bawah, lalu menyebar hingga perut
bagian bawah. Beberapa wanita bahkan mengatakan rasa sakit saat kontraksi dirasakan pula
hingga ke pinggang dan paha, Ada bercak darah Kontraksi persalinan bisa dibarengi dengan
bercak darah dari vagina. Ketika rahim mulai membuka, gumpalan lendir lengket pada dinding
rahim akan keluar bercampur darah. Hal ini menjadi salah satu tanda Bunda akan segera
menjalani proses persalinan, Pecah ketuban Pada 15 persen proses persalinan, kontraksi
dibarengi dengan ketuban yang pecah. Bisa jadi juga ketuban Bunda paru pecah selama proses
persalinan atau dipecahkan oleh dokter Bunda. Namun, kalau kontraksi yang Bunda rasakan
dibarengi dengan ketuban yang pecah, bisa dipastikan kontraksi yang Bunda rasakan adalah
kontraksi yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai