Anda di halaman 1dari 2

Apa Bedanya Persalinan Spontan Dengan

Persalinan Normal?
Persalinan normal adalah metode melahirkan yang paling diidam-idamkan oleh para ibu hamil.
Pasalnya, persalinan melalui vagina ini dinilai lebih cepat proses pemulihannya dibandingkan
persalinan caesar. Jadi, Anda bisa lebih cepat meninggalkan rumah sakit dan segera menjalani
masa-masa indah dengan bayi Anda.

Namun, persalinan normal sering kali disamakan dengan persalinan spontan. Meski sama-sama
merupakan persalinan lewat vagina, ternyata keduanya berbeda, lho! Lantas, apa itu persalinan
spontan? Baca terus ulasan berikut.

Apa itu persalinan spontan?


Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung tanpa menggunakan
alat maupun obat tertentu, baik itu induksi, vakum, atau metode lainnya. Jadi, persalinan ini
benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi.
Persalinan ini dapat dilakukan dengan persentasi belakang kepala (kepala janin lahir terlebih
dahulu) maupun persentasi bokong (sungsang).

Beda persalinan spontan dengan persalinan normal


Persalinan spontan memang mirip dengan persalinan normal, namun keduanya tidaklah sama.
Perbedaannya terletak pada penggunaan bantuan alat dan juga posisi bayi lahir.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, persalinan spontan lebih mengandalkan tenaga dan
usaha ibu. Jadi, persalinan ini tidak membutuhkan induksi, vakum, atau metode lain untuk
mendorong persalinan sehingga bayi bisa dilahirkan secara normal. Sementara itu, jika
persalinan terjadi dengan bantuan induksi maupun vakum, maka persalinan ini termasuk dengan
persalinan normal.

Kedua tipe persalinan ini juga memiliki perbedaan dalam hal persentasi atau posisi bayi saat
lahir. Pada persalinan spontan, persalinan dapat terjadi pada persentasi belakang kepala (kepala
janin lahir terlebih dahulu) maupun persentasi bokong (sungsang). Sementara dengan persalinan
normal, persalinan biasanya lebih kepada persentasi belakang kepala.

Bagaimana proses persalinan spontan?


Lamanya proses persalinan tidak selalu sama pada setiap ibu hamil. Bila Anda melahirkan untuk
yang pertama kalinya, proses ini cenderung berlangsung selama 12 hingga 24 jam dimulai dari
awal pembukaan. Sementara itu, bila Anda sudah pernah melahirkan, proses melahirkan
selanjutnya biasanya terjadi lebih cepat, sekitar 6 sampai 8 jam.

Menjelang menghadapi persalinan spontan, Anda akan mengalami tiga fase yang menjadi sinyal
bahwa Anda siap untuk bersalin, di antaranya:

1. Terjadi pecah ketuban yang kemudian menyebabkan kontraksi. Saat kontraksi


berlangsung, serviks akan melebar secara bertahap sampai cukup fleksibel untuk
memudahkan bayi keluar dari rahim Anda.
2. Saat pembukaan mencapai diameter 10 cm (pembukaan 10), Anda akan mulai diarahkan
untuk mengejan oleh dokter guna mendorong bayi turun sampai ia lahir.
3. Dalam waktu satu jam, Anda akan melahirkan plasenta, yaitu organ yang
menghubungkan antara Anda dan bayi Anda untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen
melalui tali pusar selama kehamilan.

Namun, tidak semua ibu hamil bisa langsung menjalani proses persalinan spontan. Terdapat
beberapa kondisi yang memungkinkan Anda untuk beralih ke proses persalinan caesar bila Anda
mengalami beberapa hal berikut:

 Plasenta previa, yaitu kondisi plasenta yang menutup sebagian atau seluruh serviks
 Virus herpes dengan lesi aktif
 Terinfeksi HIV yang tidak diobati
 Pernah menjalani proses caesar satu atau dua kali maupun pernah melakukan operasi
rahim

Yang harus dipersiapkan sebelum menjalani persalinan


spontan
Belakangan ini sudah banyak tersedia kelas ibu hamil yang bisa Anda manfaatkan untuk
menggali informasi seputar persalinan yang Anda idam-idamkan. Anda bisa menanyakan
berbagai macam hal yang mungkin menjadi kebingungan dan ketakutan Anda selama ini, di
antaranya:

 Cara mengetahui kapan Anda melahirkan


 Kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dan persalinan
 Cara meredakan nyeri, baik dengan metode relaksasi atau epidural
 Cara bekerja sama dengan pendamping melahirkan
 Perawatan setelah melahirkan (post natal care), termasuk perawatan masa nifas
 Cara merawat bayi, dan sebagainya

Menjelang persalinan, tetap posisikan diri Anda dalam keadaan rileks, cukup asupan makanan
dan cairan, serta berpikir positif. Pasalnya, perasaan takut, gugup, dan tegang akan melepaskan
hormon adrenalin yang bisa memperlambat proses persalinan.

Yakinkan diri Anda bahwa Anda bisa melewati setiap proses persalinan normal seperti wanita
pada umumnya. Fokuskan bahwa sebentar lagi Anda akan bertemu dengan buah hati yang
selama ini Anda nantikan guna mempercepat proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai