A. LATAR BELAKANG
Paradigma sehat yaitu dasar pandang baru dalam pembangunan kesehatan,
yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat
proaktif. Upaya tersebut merupakan model upaya kesehatan yang dalam jangka
panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga
kesehatan mereka sendiri, melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif dan menggambarkan
keadaan masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai. Upaya yang
dilakukan perlu lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang
proaktif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (IKAFI, 2001).
Proses persalinan adalah suatu proses keluarnya bayi yang sudah cukup umur
diikuti oleh keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Bila kelahiran
tidak bisa terjadi secara spontan maka biasa dilakukan dengan sectio caesarea
(SC) (Kusnandari, 2001). Sectio Caesaria adalah tindakan untuk melahirkan bayi
pre abdominal dengan membuka dinding uterus (Junaedi, 2000).
Menurut statistik kasus sectio caesaria dilakukan atas indikasi antara lain :
disporsisi 25%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah SC 11%, pre
eklamsia dan hipertensi 7% (Paul dan Camberline, 1998).
Di Indonesia kejadian operasi sectio caesaria sudah semakin banyak bahkan
bukan di anggap tabu lagi. Di Negara maju operasi section caesaria berkisar
antara 1,5% sampai 7% dari semua persalinan. Adapun indikasi yang dilakukan
section caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvic, plasenta previa, tumor
jalan lahir, letak lintang, hidrocepalus, kehamilan gamely, mal presentasi, letak
lintang.
Perawat harus memahami hal tersebut, dan harus mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi sectio caesaria. Melakukan pengkajian,
menentukan diagnosa yang mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan
mengimplementasikan rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya.
B. TANDA-TANDA PERSALINAN NORMAL, TAHAPNYA &
PENGENDALIAN RASA SAKIT
Tanda-tanda persalinan normal - Tidak ada seorangpun yang dapat
memprediksikan waktu persalinan dengan tepat, taksiran persalinan yang
diberikan dokter hanya sebagai titik acuan saja. Adalah hal persalinan normal
jika persalinan terjadi 3 minggu lebih awal atau 2 minggu setelahnya. Berikut ini
adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mungkin waktu persalinan sudah
dekat atau tidak akan lama lagi :
Peringanan
Hal ini terjadi ketika kepala bayi sudah turun ke rongga panggul sebagai
tanda persiapan proses persalinan. Perut akan terlihat lebih rendah dan
bernafas akan terasa lebih mudah, karena bayi sudah tidak lagi menekan
paru-paru anda. Anda mungkin juga akan menjadi lebih sering buang air
kecil, karena bayi menekan kandung kemih anda. Hal ini dapat terjadi
beberapa minggu sampai beberapa jam sebelum permulaan proses persalinan.
Diare
Pecah ketuban
Cairan yang menyembur atau merembes dari vagina menandakan lapisan
kantong ketuban yang menyelimuti dan melindungi bayi anda telah pecah.
Hal ini dapat terjadi beberapa jam sebelum atau pada saat proses persalinan.
Sebagian besar persalinan terjadi tidak lebih dari 24 jam setelahnya. Jika
persalinan tidak terjadi secara normal dalam rentang waktu tersebut, dokter
mungkin akan menginduksi persalinan untuk mencegah infeksi dan
komplikasi persalinan.
Kontraksi
Biasanya anda akan mengalami kontraksi (kejang otot rahim) yang tidak
beraturan ketika waktu persalinan sudah dekat. Namun kontraksi yang terjadi
dalam interval waktu kurang dari 10 menit biasanya mengindikasikan bahwa
proses persalinan sudah dimulai.
Fase laten merupakan yang terpanjang dan tidak intens. Pada fase ini,
kontraksi bertambah sering, membantu leher rahim untuk melebar sehingga
bayi anda dapat melewati jalan lahir. Ketidaknyamanan pada fase ini masih
minimal. Pada fase ini, leher rahim akan melebar kira-kira 3 4 cm. Jika
kontraksi anda teratur, anda mungkin bisa pergi ke Rumah Sakit dan
mendapatkan pemeriksaan pelvic berkali-kali untuk memastikan seberapa
besar pembukaan leher rahim.
Pada fase aktif, leher rahim melebar dari 4 ke 7 cm. Anda mungkin
merasakan nyeri hebat atau tekanan pada punggung atau perut setiap
kontraksi terjadi. Anda mungkin merasa sangat ingin (mengejan) berusaha
keras untuk mendorong bayi anda keluar, namun dokter akan meminta anda
menunggu sampai leher rahim membuka penuh.
Tahap 2
Tahap 2 dimulai ketika leher rahim membuka penuh. Pada tahap ini, dokter
akan meminta anda untuk mendorong (mengejan). Mengejan bersama-sama
dengan kekuatan kontraksi, akan mendorong bayi anda melewati jalan lahir.
Ubun-ubun yang merupakan bagian lunak dari kepala bayi anda
memungkinkannya untuk menyesuaikan diri melewati jalan yang sempit.
Kepala bayi muncul ketika bagian terlebarnya mencapai pembukaan vagina.
Ketika kepala bayi keluar, dokter akan menyedot cairan ketuban, darah, dan
lendir dari hidung dan mulutnya. Anda akan terus mendorong (mengejan)
untuk membantu mengeluarkan bahu dan tubuh bayi.
Setelah bayi lahir, dokter akan menjepit dan memotong tali pusat.
Tahap 3
Setelah bayi anda lahir, anda akan memasuki tahap akhir persalinan. Pada
tahap ini, anda akan mengeluarkan plasenta, organ yang memberi nutrisi pada
bayi anda di dalam rahim.
Beberapa metode untuk meringankan rasa sakit yang umum digunakan adalah
:
a. Obat-obatan
Beberapa obat digunakan untuk membantu meringankan nyeri pada
proses persalinan. Walaupun obat-obatan ini secara umum aman bagi ibu
dan bayi, namun tetap saja mereka berpotensi menimbulkan efek
samping.
Obat anestetik menghilangkan semua rasa, termasuk rasa nyeri dan juga
memblokir pergerakan otot. Anestesi umum (bius total) menyebabkan
anda kehilangan kesadaran. Jika melahirkan melalui operasi cesar, anda
mungkin akan mendapatkan anestesi umum, spinal, atau epidural,
tergantung pada kesehatan anda dan bayi anda serta kondisi medis yang
mengiringi proses persalinan anda.
b. Non-Drug Merhods
Non-drug methods untuk meringankan rasa nyeri meliputi akupuntur,
hipnotis, teknik relaksasi, dan sering merubah posisi tubuh selama proses
persalinan.
Hemorrhoid/Wasir/Ambeien
Hemorrhoid (pembengkakan vena (varises) pada area anus) umum
terjadi pada saat kehamilan dan sesudah melahirkan.
Konstipasi/Sembelit
Buang air besar menjadi hal yang sulit dilakukan selama beberapa
hari setelah melahirkan. Hemorrhoid, luka episiotomi, dan nyeri pada
otot dapat menyebabkan sakit ketika buang air besar.
"After pains"
Setelah melahirkan bayi, anda akan terus mengalami kontraksi selama
beberapa hari seiring dengan kembali rahim ke ukuran sebelum
kehamilan. Kontraksi paling terasa ketika anda menyusui.
Secara emosional anda mungkin akan merasa mudah marah, sedih, atau
menangis, yang umumnya mengacu pada "baby blues syndrome" selama
beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Gejala ini terjadi pada
lebih dari 80% ibu baru dan mungkin dihubungkan dengan perubahan
fisik (termasuk perubahan hormon dan kelelahan) dan penyesuaian
emosional terhadap tanggung jawab merawat bayi yang baru
dilahirkannya.
C. SECTIO CAESARIA
1. Definisi
2. Klasifikasi
a) Kista ovarium
b) Mioma uteri
c) Karsinoma serviks
d) Kekakuan serviks
b) DM
2) Kelainan congenital
Kerugiannya :
Insisi dibuat pada korpus uteri. Dilakukan kala segmen bawah tidak
terjangkau karena melekat eratnya dinding uterus pada perut karena
section sesarea yang sudah-sudah, insisi disegmen bawah uterus
mengandung bahaya perdarahan banyak berhubung dengan letaknya
plasenta pada plasenta previa, atau apabila dikandung maksud untuk
melakukan histerektomi setelah janin dilahirkan.
Indikasi :
Keuntungan :
Kerugian :
3. Indikasi
a. Indikasi Ibu :
1) Panggul sempit
4) Plassenta praevia
b. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak :
a) Letak lintang
d) Presentasi ganda
2) Gawat Janin
c. Indikasi Kontra(relative)
1) Infeksi intrauterine
2) Janin Mati
Ketidak seimbangan
Kelahiran terhambat
sepalo pelvic
Kehamilan kembar
Distress janin
Presentsi janin Post date
Preeklampsi / eklampsi
SC
Persalinan tidak
normal
Pembendungan
Kerusakan laktasi
integritas jaringan
Deficit
perawatan diri
Nyeri Mastitis
5. Komplikasi
a. Pada Ibu
1) Infeksi Puerperal
2) Perdarahan
b. Pada Anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio
sesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk
melakukan seksio sesaria. Menurut statistic di Negara-negara pengawasan
antenatal dan intra natal yang baik, kematian prenatal pasca seksio sesaria
berkisar antara 4 dan 7 %.
6. Penatalaksanaan
10) Pasangan atau suami dapat dilibatkan dalam sesi pengajaran dan
penjelasan tentang pemulihan pasangannnya. Beberapa orangtua akan
marah,frustasi atau kecewa karena wanita tidak dapat melahirkan
pervaginam. Beberapa wanita mengungkapkan perasaan seperti harga
diri rendah atau citra diri yang negative. Akan sangat berguna bila ada
perawat yang hadir selama wanmita melahirkan, mengunjungi dan
membantu mengisi kesenjangan tentang pengalaman tersebut.
11) Rencana pulang terdiri dari informasi tentang diet, latihan fisik,
pembatasan aktifitas, perawatan payudara, aktifitas seksual dan
kontrasepsi, medikasi, dan tanda-tanda komplikasi serta perawatan
bayi.
d. Luka terbuka
9. Pemerisaan Penunjang
D. MASA NIFAS
1. Definisi
Masa nifas ( Puerpenium ) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan
semula ( sebelum hamil ). Masa ini berlangsung selama kira kira 6 minggu (
Sulistyawati, 2009).
Menurut Rustam Mochtar (1998) dalam bukunya yang berjudul Sinopsis
Obsetri Jilid I, mengatakan bahwa masa nifas ( puerpenium ) adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan
kembali seperti pra-hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
g. Ligamen ligament
Ligament, fasia, dan diafragma felvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendur.
( Mochtar, 1998 ).
g. Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
cara mecegah kehamilan yang tidak diinginkan.
h. Psikologis
1) Talking in : fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri,
pengalaman waktu melahirkan diceritakannya, kelelahan membuat ibu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur.
2) Talking hold : ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawab merawat bayi, perasaan sangat sensitif sehingga
mudah tersinggung jadi komunikasi kurang hati hati, ibu butuh
dukungan untuk merawat diri dan bayinya.
3) Letting go : ibu sudah menerima tanggung jawab akan peran barunya,
ibu sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya,
keinginan untuk merawat bayinya sudah meningkat pada fase ini.
Pathway Masa nifas
Masa Nifas
Luka episiotomi / luka post SC Kontraksi uterus Hormon Saat persalinan spingter Kurang makan makanan
prolaktin uretra ditekan oleh berserat selama
merangsang kepala janin dan terjadi kehamilan
Kuat Lemah
produksi air spasme otot
Nyeri Kerusakan
integritas susu
akut Takut BAB karena
jaringan Edema kandung luka diperineum
Tidak terjadi Perdarahan Hormon kemih
perdarahan oksitosin
yang menyebabkan
Defisit Resiko abnormal Resiko kurang mio epitel Sulit kencing Konstipasi
perawatan infeksi volume cairan kelenjar susu
diri berkontraksi
Gangguan
Air susu keluar Sumbatan Kolostrum eliminasi urin
yang mengering
Bayi menyusu
Bendungan Laktasi
Menyusui efektif
ASI tidak Mastitis
keluar
Jam tidur berubah
Neri akut
Ketidakefektifan
Gangguan pola tidur menyusui
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
a. Sirkulasi
b. Integritas ego
c. Eliminasi
2) Bising usus
d. Makanan / Cairan
e. Neuro sensori
f. Nyeri / ketidaknyamanan
g. Pernafasan
h. Keamanan
2) Jalur parenteral, bila digunakan, paten dan sisi bekas eritema bengkak
/ nyeri tekan
i. Seksualiatas
1) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
2. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, ECG
: Jakarta.
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC: Jakarta
Farrer Hellen, 1999, Perawatan Maternal, Alih Bahasa Andry Hartono, ECG :
Jakarta.
Johnson, Marion. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis : Mosby.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aesculaplus:
Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
CV Andi Offset.
Winkjosastro Hanifa, 2002, Ilmu Kebidanan Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo: Jakarta