B. ANATOMI FISIOLOGIS
C. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Pitriani, 2014).
e. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos Rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron
turun.
f. Teori plasenta menjadi tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
g. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
h. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang plekus frankenhauser, amniotomi
(pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
D. PATOFISIOLOGI
Pada kasus post partum akan terjadi perubahan fisiologi. Pada perubahan
fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatan kadar oksitosis,
peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan
perubahan pada vagina dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis,
personal hygiene yang kurang baik, pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia
menjadi kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko
infeksi. Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di
pengaruhi oleh hormone estrogen dan peningkatan prolactin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara berurai dari uterus
dan retensi darah di pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan
pada duktus intiverus sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan
menyusui tidak efektif (Heryani,2014).
F. KOMPLIKASI
Menurut Reeder, (2011) berikut ini merupakan komplikasi yang terjadi pada ibu saat post
partum, yaitu:
a. Penurunan berat badan
Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih dalam 2 tahun setelah
wanita hamil disbanding wanita yang belum pernah hamil, dan penurunan berat
badan biasanya bisa terjadi pada dalam beberapa waktu sesudah hamil dan
melahirkan.
b. Demam nifas
Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat ibu berada
di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga kurang lebih dari 6
minggu setelah masa persalinan, demam nifas biasanya yang disebabkan oleh
perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini disebabkan oleh infeksi
setelah masa persalinan atau melahirkan.
c. Nyeri pada simfisis pubis
Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu pasca bersalin atau masa nifas,dan nyeri
tersebut aka nada setelah kondisi ibu melahirkan bayi melalui vagina, nyeri ini
diakibatkan karena adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan
pasca melahirkan.
d. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual
Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan berjalan
pasca bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam hubungan seksual
pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan karena timbulnya rasa sakit disekitar
jalan lahir setelah pasca melahirkan.
e. Payudara membengkak disertai kemerahan
Pada persalinan setelah dua atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau post
partum akan merasakan payudaranya mulai membengkak yang disebabkan oleh
adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococus yang berasal dari saluran air susu
yang tersumbat, selain itu dengan adanya penyumbatan pada sekitar area payudara
akan membuat terlihat payudara menjadi bengkak dan kemerahan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b. Urine lengkap
H. PENATALAKSANAAN
Perawatan pasca persalinan antara lain :
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk
mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan
pulang.
b. Diet
Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih
penuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Dengan melakukan
mobilisasi secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
d. Defekasi
Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terjadi
obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin
terjadi febris. Lakukan klisma atau berikan laksan peroral ataupu perektal.
Dengan melakukan mobilasasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi
dapat diatasi.
e. Perawatan payudara
Dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui.
Jika putting rata. Sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu
harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik
Payudara bengkak. Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI
yang tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu
cepat disapih. Penatalaksanaanya dengan menyusui lebih sering, kompres
hangat. Susu dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesic oral
atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.
f. Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obat
laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.
I. Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa
suami/istri).
2. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium; USG,Darah,
Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi, emosional dan impresi,
upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang diperoleh.
3. Riwayat Persalinan
1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan , penolong
persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.
2) Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang pernah
dialami, masalah bayi yang pernah dialami.
3) Riwayat KB : Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,
jumlah anak yang direncanakaan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut pernah
diderita sampai saat ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelaianan, congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
a. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Menggambarkan persepsi,pemeliharaan, dan penanganan kesehatan
2. Pola Eliminasi
Eliminasi ( buang air besar ) dan eliminasi uri (BAK), menggambarkan keadaan
eliminasi klien sebelum sakit dengan saat sakit (saat ini) yang meliputi frekuensi,
konsistensi, warna, bau, adanya darah dan lain – lain. Bila ditemukan adanya
keluhan pada eliminasi hendaknya dibuatkan deskripsi singkat dan jelas tentang
keluhan yang dimaksud
3. Pola aktivitas
Menggambarkan aktivitas rutin yang dilakukan klien sebelum sakit sampai saat
sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali termasuk penggunaaan waktu
senggang. Mobilitas selama sakit dilihat dan aktivitas perawatan diri seperti
makan, minum, toileting, berpakaian, berhias, dan penggunaan instrumen
4. Pola istirahat dan Tidur
Jumlah dan kualitas tidur klien, apakah ada gangguan seperti ( sering terjaga /
terbagun, sulit memulai tidur, bangun tidur terlalu dini dan sulit tidur lagi ).
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Menggambarkan kemampuan klien berkomunikasi ( berbicara dan mengerti
pembicaraan ) status mental dan orientasi, kemampuan pengindraan, penciuman,
perabaan dan pengecapan
6. Pola Konsep Diri
Menggambarkan perasaan yang berhubungan dengan kesadaran akan dirinya
sendiri meliputi : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas diri.
7. Pola peran – hubungan
Diisi dengan hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat pada
umumnya, perawat, dan tim kesehatan yang lain. Termasuk juga pola
komunikasi yang digunakan klien dalam berhubungan dengan orang lain
8. Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang dirasakan dengan seksualitas
9. Pola mekanisme koping
Menggambarkan mekanisme koping yang biasa digunakan klien menghadapi
masalah/konflik/stress/kecemasa. Bagaimana klien mengambil keputusan
( sendiri atau dibantu )
10.Pola Nilai Kepercayaan
Menggambarkan nilai – nilai dan menyakinkan klien terhadap sesuatu dan
menjadi sugesti yang amat kuat sehingga mempengaruhi gaya hidup klien dan
berdampak pada kesehatan klien. Termasuk juga praktik ibadah yang dijalankan
klien sebelum sakit sampai saat sakit. Untuk mengkaji pola ini sebaiknya perawat
yang melakukan pengkajian seagama dengan klien sehingga mampu mendapatkan
data yang lengkap
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2. Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak
3. Alis : Mudah dicabut atau tidak
4. Mata : Keadaan konjungtiva, sklera
5. Muka : Oedema atau tidak
6. Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak
7. Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak
8. Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada ginggivitas atau tidak
9. Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak
10. Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis
11. Dada dan axilla: ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
12. Mamae : masih teraba lunak pada hari I dan II post partum, mulai keluar
Kolustrum, hari III hangat dan berisi , hari IV keras dan produksi ASI meningkat
13. Putting : penonjolan putting , kondisi puting, monthgomeri, pengeluaran
olostrums
14. Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan
lien serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU,
kontur kulit, palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi
uterus
15. Ekstermitas
16. Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
pendek, pucat atau tidak )
17. Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
tidak, pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )
18. Genetalia
19. Perinium : Intack, ruptur, episiotomi, tanda – tanda REEDA ), jenis
episiotomi
20. Lochea : warna, bau, jumlah
21. Rectum
B. Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis
2.Kekurangan volume cairan b.d faktor psikologis
3.Resiko tinggi infeksi b.d efek procedure infasive
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d manajemen nyeri
1) SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
8) Monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, te knik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, perloda, dan pemicu stres
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik (Jika perlu)
2. Kekurangan volume cairan b.d faktor psikologis
1) Observasi
a. Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Hematokrit, Na, K, Cl,
berat jenis urin , BUN)
d. Monitor status hemodinamik ( Mis. MAP, CVP, PCWP jika tersedia)
2) Terapeutik
a. Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam
b. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
c. Berikan cairan intravena bila perlu
3) Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
3. Resiko tinggi infeksi
1) Observasi
a. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
b. Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
c. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
2) Terapeutik
a. Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral
b. Dokumentasikan informasi vaksinasi
c. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
3) Edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping
b. Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
c. Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap penyakit namun saat ini
tidak diwajibkan pemerintah
d. Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
e. Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
f. Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien. Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Pada saat implementasi perawat
harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa
keperawatan. Di mana perawat membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Sehingga, dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung
gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan
secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan
respons pasien
E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai
tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Pitriani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).
Heryani, R. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui. CV. Trans Info
Media.