Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM SPONTAN

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ‘AISYIYAH SAMARINDA

Dosen Pengampu : Ns. Kartika Setia, P, M.Kep

DISUSUN OLEH :
NOVITA RAHAYU SUJIATI
2211102412241

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga
disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post Partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2004 dalam Aspiani,
2017).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah
partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu
(Ambarwati, 2016). Akan tetapi seluruh alat genetal baruh pulih
kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Sulistyawati, 2016). Masa nifas adalah priode sekitar 6 minggu
sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat reproduksi tengah
kembali ke kondisi normal (Melati, 2017).
2. Etiologi
Berikut etiologi persalinan normal menurut (Oktarina M, 2016).
a. Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron.
Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron
yang mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena
sintesa prostaglandin di chorioamnion.
b. Teori Rangsangan Estrogen.
Estrogen menyebabkan iritability miometrium, estrogen
memungkinkan sintesa prostaglandin pada decidua dan
selaput ketuban sehingga menyebabkan kontraksi uterus
(miometrium).
c. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hiks.
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi
berlangsung lama dengan persiapan semakin meningkatnya
reseptor oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Distribusi
reseptor oksitosin, dominan pada fundus dan korpus uteri,
ia makin berkurang jumlahnya di segmen bawah rahim dan
praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri.
d. Teori Ketegangan.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot – otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi
utero plasenter.
e. Teori Fetal Membran.
Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya
esterified yang menghasilkan arachnoid acid, arachnoid
acid bekerja untuk pembentukan prostaglandin yang
mengakibatkan kontraksi miometrium.
f. Teori Plasenta Sudah Tua.
Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi
pada plasenta menurun segera terjadi degenerasi trofoblast
maka akan terjadi penurunan produksi hormone.
g. Teori Tekanan Serviks.
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran
syaraf sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi
internum yang mengakibatkan SAR (Segemen Atas Rahim)
dan SBR (Segemen Bawah Rahim) bekerja berlawanan
sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.
3. Patofisiologi
Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya
persalinan yang lama, gawat janin (janin premature, letak
sungsang, janin besar) tindakan operatif dan gawat ibu (
perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, primigravida
umumnya. Persalinan dengan episiotomi mengakibatkan
terputusnya jaringan yang dapat menekan pembuluh syaraf
sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa takut
bergerak sehingga terjadi penurunan tonus otot dan hal ini
menyebabkan resiko konstipasi.
Ibu akan mengalami penurunan refleks untuk berkemih yang
menyebabkan distensi kandung kemih dan akan muncul
masalah perubahan eliminasi urine. Terputusnya jaringan juga
merusak pembuluh darah dan menyebabkan resiko defisit
volume cairan. Terputusnya jaringan juga menyebabkan resiko
infeksi apabila tidak dirawat dengan baik karena kuman mudah
berkembang dan semakin banyak mikroorganisme masuk
kedalam tubuh. Dibutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk
mempercepat proses penyembuhan luka.
Ibu dengan persalinan episiotomi setelah 6 minggu
persalinan, ibu berada pada masa nifas. Pada saat masa nifas
ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan
fisiologis pada ibu akan terjadi kontraksi uterus. Dimana
kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat. Dikatakan
adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi perubahan
involusi yaitu proses pengembalian uterus kedalam bentuk
normal yang dapat menyebabkan nyeri yang prosesnya
mempengaruhi syaraf pada uterus.
Ibu mengeluarkan lochea setelah proses persalinan berupa
sisa plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi
resiko kuman mudah berkembang. Dikatakan tidak adekuat
dikarenakan kontraksi uterus lemah akibatnya terjadi
perdarahan dan atonia uteri. Perubahan fisiologis dapat
mempengaruhi payudara. Setelah melahirkan terjadi
penurunan hormone progesteron dan estrogen sehinggga
terjadi peningkatan hormon prolaktin yang menghasilkan
pembentukan ASI, dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi
pada bayi. Apabila bayi mampu menerima asupan ASI dari ibu
maka reflek bayi baik berarti proses laktasi efektif. Sedangkan
jika ASI tidak keluar disebabkan kelainan pada bayi dan ibu
yaitu bayi menolak, bibir sumbing, putting lecet, suplai tidak
adekuat berarti proses laktasi tidak efektif.
Perubahan psikologis pada ibu yaitu terjadi proses taking in,
taking hold dan letting go, pada fase taking in kondisi ibu lemah
maka terfokus pada diri sendiri sehingga butuh pelayanan dan
perawatan dirinya sendiri. Pada fase taking hold ibu belajar
tentang hal baru dan mengalami perubahan yang signifikan
dimana ibu butuh informasi karena ibu kurang pengetahuan.
Pada fase letting go, ibu mampu menyesuaikan diri dengan
keluarga sehingga disebut ibu yang mandiri, menerima
tanggung jawab dan peran baru sebagai orang tua.
(Winkjosastro 20018).

4. Pathway
5. Tanda dan Gejala
1) Tanda permulaan persalinan Menurut (Hafiffah, 2018)
Pada permulaan persalinan / kata pendahuluan (Preparatory
stage of labor) yang terjadi beberapa minggu sebelum terjadi
persalinan, dapat terjadi tandatanda sebagai berikut :
a. Lightening atau setting / deopping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering kencing (polikisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang karena kontraksi
ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser
yang terletak pada sekitar serviks (tanda persalinan false-
false labour pains).
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat
kontraksi otot rahim.
f. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks
dilepaskan dan bisa bercampur darah (Bloody show).
2) Tanda-Tanda post partum sebagai berikut :
Menurut Hafiffah ,(2018) post partus di tandai oleh :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi
normal setelah hamil
2) Keluarnya lochea, komposisi jaringan endometrial,
darah dan limfe. Tahapannya:
a. Rubra (merah) : 1-3 hari
b. Sanguinolenta: warna merah kekuningan, berisi
darah dan lendir terjadi pada hari ke 3-7
c. Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini
tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
d. Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari
setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Lochea purulenta: ini terjadi karena infeksi, keluar
cairan seperti nanh berbau busuk
f. Lochiotosis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Siklus menstruasi Siklus menstruasi akan mengalami
perubahan saat ibu mulai menyusui
4) Serviks Setelah lahir servik akan mengalami edema ,
bentuk distensi untuk beberapa hari , struktur interna
akan kembali setelah 2 minggu
5) Vagina Nampak berugae kembali pada 3 minggu
6) Perinium Akan terdapat robekan jika di lakukan
episiotomi yang akan terjadi masa penyembuhan
selama 2 minggu
7) Payudara Payudara akan membesar karena
vaskularisasi dan engorgemen (bengkak karena
peningkatan prilaktin.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnosis yang diperlukan selama sebelum proses
persalinan antara lain :
1. Darah : Hb, Gula darah
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada
trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena
pada usia 30 minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu
dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr% dan anemia berat < 8
gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein
dan kadar glukosa pada urin.
2. USG (Ultrasonografi). Tekhnik diagnostic untuk pengujian
struktur badan bagianyang melibatkan formasi bayangan dua
dimensi dengan gelombangultrasonik. (Aspiani,2017)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada persalinan normal biasa disebut dengan
kaladan dibagi menjadi empat kala diantara lain
(Hidayat & Sujiatini 2017) :
b. Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya kontraksi
yangadekuat sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi
dalam 2 fase : fase laten (O servik 1-3 cm – dibawah 4 cm )
membutuhkan waktu 8 jam, fase aktif (O servik 4-10 cm/
lengkap), membutuhkan waktu 6 jam.
c. Kala II atau kala pengeluaraan dari pembukaan lengkap
sampailahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada
primi dan 1 jampada multi.
d. Kala III atau kala uri dimulai segera setelah bayi
lahir sampailahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
8. Komplikasi
Beberapa komplikasi persalinan normal (Aspiani, 2017) :
a. Distosia atau persalinan yang sulit akibat dari :
1) Kelainan tenaga atau his
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan.Kelainan his dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Inersia uteri hipotonik: kontraksi uterus terkoordinasi,
tapitidak adekuat.
b) Inersia uteri hipertonik: kontraksi uterus
tidakterkoordinasi, kuat tidak adekuat.
2) Kelainan janin (kelainan dalam letak atau bentuk janin )
3) Kelainan jalan lahir
b. Perdarahan saat dan setelah persalinan
1) Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum
lahirnyaplasenta hingga atau melebihi waktu 30
menit setelah bayi lahir.
2) erlukaan vulva, vagina dan serviks
3) Rupture uteri adalah robekan atau diskontinuitas
dindingRahim akibat dilampauinya daya regang
myometrium,
4) Emboli air ketuban
B. Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas) SDKI
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik
2. Menyusui tidak efektif b/d anomali payudara(mis.puting yang
masuk kedalam)
3. Ketidak nyamanan pasca partum b/d trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
C. Penetapan tujuan dan Rencana Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen pencedera tindakan keperawatan (I.08238)
fisik selama 1x24 jam 1.1 Identifikasi skala
masalah nyeri akut nyeri
dapat teratasi dengan 1.2 Identifikasi faktor
kriteria hasil: yang memperberat dan
1. Keluhan nyeri memperingan nyeri
2. Meringis 1.3 Berikan teknik non
3. Gelisah farmakologis untuk
Ket: mengurangi rasa nyeri

1. Meningkat (Teknik mendengarkan


musik)
2. Cukup meningat
1.4 Ajarkan teknik non
3. Sedang
farmakologis untuk
4. Cukup menurun mengurangi rasa nyeri

5. menurun 1.5 Kolaborasi


pemberian analgetik jika
perlu
2. Menyusui tidak Setelah dilakukan Edukasi Menyusui
efektif b/d anomali tindakan keperawatan (I.12393)
payudara(mis.puti selama 1x24 jam 2.1 Identifikasi tujuan
ng yang masuk masalah menyusui atau keinginan
kedalam) tidak efektif dapat menyusui
teratasi dengan 2.2 Dukung ibu
kriteria hasil: meningkatkan
1. Perlekatan bayi kepercayaan diri dalam
pada payudara ibu menyusui

2. Kemampuan ibu 2.3 Ajarkan 4 posisi

memposisikan menyusui dan

bayi dengan benar perlekaan (latch on)


dengan benar
3. Tetesan/pancaran
2.4 Ajarkan perawatan
ASI
payudara antepartum
4. Suplai ASI
dengan
adekuat
mengkompres
5. Kepercayaan diri dengan kapas yang
ibu telah diberikan

6. Hisapan bayi minyak kelapa

Ket: 2.5 Ajarkan perawatan


payudara postpartum
1. Menurun
(mis.memerah
2. Cukup menurun
ASI,pijat
3. Sedang payudara,pijat
4. Cukup Meningkat oksitosin)

5. Meningkat

7. Lecet pada putting

8. Kelelahan
Maternal
9. Kecemasan
maternal
Ket:

1. Meningkat

2. Cukup meningkat

3. Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun
3. Ketidak Setelah dilakukan Perawatan kenyamanan
nyamanan pasca tindakan keperawatan : (I.08245)
partum b/d trauma selama 1x24 jam
perineum selama masalah 3.1 Identifikasi
persalinan dan ketidaknyamanan pemahaman tentang
kelahiran pasca partum dapat kondisi,situasi dan
teraasi dengan perasaannya
kriteria hasil: 3.2 Identifikasi masalah
1. Keluhan tidak emosional dan spiritual
nyaman 3.3 Ciptakan lingkungan
2. Luka episiotomy yang nyaman
3. Kontraksi uterus 3.4 Berikan terapi
Ket: akupresur

1. Menurun 3.5 Ajarkan terapi


relaksasi (mengajarkan
2. Cukup menurun
teknik terapi musik)
3. Sedang
3.6 Ajarkan teknik
4. Cukup Meningkat distraksi dan imajinasi

5. Meningkat terbimbing

10. Payudara
bengkak
11. Tekanan darah

12. Frekuensi nadi


Ket:

1. Meningat

2. Cukup meningkat

3. Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati R. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika

Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Aplikasi


NANDA, NIC dan NOC. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Bobak, et all. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta :


EGC

Hafiffah ,(2018). Panduan Praktek Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.
Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat & Sujiatini 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta
: Salemba Medika.

Mulati, T.S. 2017. Nyeri Perineum berdasarkan Karakteristik Pada Ibu


Post Partum. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol.7 No.13

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2015. KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Oktarina M. 2016. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba


Medika.

Sulistyawati, A. (2016). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu


nifas.Yogyakarta :Penerbit ANDI

Winkjosastro,H. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai