Anda di halaman 1dari 26

MEDIKOLEGAL DAN PERAN PERAWAT

DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

PURHADI S. Kep.Ns.M.Kep
Perkembangan dan kemajuan dunia 
kedokteran

transplantasi organ tubuh 
manusia, bayi tabung
sterilisasi,  (aborsi) dan 
euthanasia dll

berhadapan dengan hak asasi
 manusia, etika dan hukum
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan 

• penyakit kanker, 
• penyakit degeneratif, 
• penyakit paru obstruktif kronis, 
• cystic fibrosis, 
• stroke , 
• Parkinson, 
• gagal jantung/heart failure , 
• penyakit genetika dan 
• penyakitinfeksi seperti HIV/
AIDS yang memerlukan perawatan pali
atif,
Perawatan paliatif 
• Perawatan paliatif merupakan perawatan pasie
n yang terminal yang dapat dilakuakan secara 
• sederhana sering kali  prioritas utama adalah k
ulitas hidup dan bukan kesembuhan dari penya
kit pasien
apakah suatu  pengobatan atau perawatan berguna 
atau tidak

seyogianya dokter tidak memulai atau meneru
skan suatu perawatan/
pengobatan, jika secara medis telah diketahuai
 tidak dapat diharapkan suatu hasilapapun, 

langkah ini akan mengakibatkan kematian Ps
Penghentian perawatan seperti ini tidak dimak
sudkan untuk mengakhiri/ memperpendek hid
up pasien, 
Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan p
emilihan keputusan 

• tim perawatan paliatif  kadang s
ulit karena keputusan yang aka
n diambil keduanya samasama 
memiliki kebaikan dan keburuk
an. 
• Pada saat berhadapan dengan di
lema etis juga berdampak emos
ional seperti rasa marah, frustra
si, dan takut saat proses penga
mbilan keputusan 
Bagaimana Aspek Medikolegal Dalam Perawatan Paliatif
Aspek Medikolegal Dalam
Perawatan Paliatif
• ( Kep. Menkes NOMOR :
812/Menkes/SK/VII/2007)
Aspek Medikolegal Dalam Perawatan Paliatif   
( Kep. Menkes NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007)

1.  Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif.

2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif. 

3. Perawatan pasien paliatif di ICU.3

4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. 
1.  Persetujuan tindakan medis/
informed consent untuk pasien paliatif

• Pasien harus memahami pengertia
n, tujuan dan pelaksanaan perawat
an paliatif. Pelaksanaan informed c
onsent atau persetujuan tindakan k
edokteran pada dasarnya dilakukan
.
• Baik penerima informasi maupun 
pemberi persetujuan diutamakan p
asien sendiriapabila ia masih komp
eten, dengan saksi anggota keluarg
a terdekatnya
2. Resusitasi/
Tidak resusitasi pada pasien paliatif. 

• Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya 
tindakan resusitasi dapat dibuat olehpasien ya
ng kompeten atau oleh Tim Perawatan paliatif
. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah dii
nformasikan pada saat pasien memasukiatau 
memulai perawatan paliatif.Pasien yang komp
eten memiliki hak untuk tidak menghendaki r
esusitasi
• Tim perawatan paliatif dapat membuat keputu
san untuk tidak melakukan resusitasi sesuai d
engan pedoman klinis di bidang ini, yaitu apa
bila pasien berada dalam tahap terminal dan ti
ndakan resusitasi diketahui tidak akan menye
mbuhkan atau memperbaiki kualitas hidupny
3. Perawatan pasien paliatif di ICU

• Pada dasarnya perawatan palia
tif pasien di ICU mengikuti ke
tentuan-
ketentuan umum yang berlaku 
• .Dalam menghadapi tahap ter
minal, Tim perawatan paliatif 
harus mengikuti pedoman pen
entuan kematian batang otak d
an penghentian peralatan life-
supporting. 
4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. 

Tim Perawatan Paliatif bekerja berdasarkan 
kewenangan termasuk pada saat melakukan pe
rawatan di rumah pasien.Pada dasarnya tindak
an yang bersifat kedokteran harus dikerjakan o
leh tenagamedis, tetapi dengan pertimbangan 
yang 
memperhatikan keselamatan pasien tindakan-
tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada t
enaga kesehatan non medisyang terlatih. 
Komunikasi 
antara pelaksana dengan pembuat kebijakan ha
rus dipelihara.
• Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan
paliatif dapat bersifat personal ataupun profesional.
• Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan
keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis.
• Sebagai tenaga profesional tim perawatan paliatif kadang sulit
karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama
memiliki kebaikan dan keburukan.
• Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak
emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini
membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik
dari tim perawatan paliatif.
” Bagaimana Aspek Medikolegal Dalam
Perawatan Paliatif (Studi Kasus Pseudo-
Euthanasia : pada Tindakan Withdrawing or
Withholding Life-support Treatment)”
• 1. Perawatan Paliatif
– Perawatan paliatif telah didefinisikan oleh World
Health Organization (WHO) sebagai"perawatan total
pasien yang aktif dari penyakit ini tidak responsif
terhadap pengobatan kuratif sakit.
– Pengawasan, gejala lain, dan dari, sosial dan
spiritual masalah psikologis, sangat penting.
– Tujuan perawatan paliatif adalah pencapaian
kualitas terbaik hidup bagi pasien dan keluarga
mereka.
• Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu
yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan
multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada
akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,
serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
(wikipedia.org)
• 2. Kualitas hidup pasien
• Adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap
keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang
dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch,
Deborah Dudgeeon dan Harvey Schipper(1999), adalah :
gejala fisik, kemampuan fungsional (aktivitas), kesejahteraan
keluarga, spiritual, fungsi sosial, kepuasan terhadap
pengobatan (termasuk masalah keuangan), orientasi masa
depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri
sendiri dan fungsi dalam bekerja. (Tejawinata, 2006)
Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif

• Perawatan paliatif terkait dengan seluruh


bidang perawatan mulai dari medis,
perawatan, psikologis, sosial, budaya, dan
spiritual, sehingga secara praktis, prinsip dasar
perawatan paliatif dapat dipersamakan
dengan prinsip pada praktek medis yang baik.
Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif (Rasjidi, 2010)

• 1. Sikap peduli terhadap pasien


• Termasuk sensitivitas dan empati. Perlu dipertimbangkan segala aspek
dari penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan.
• Pendekatan yang dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi. Faktor
karakteristik, kepandaian, suku, agama, atau faktor individual lainnya
tidak boleh mempengaruhi perawatan.
• 2. Menganggap pasien sebagai seorang individu
• Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-
gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun yang sama persis
dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang harus dipertimbangkan
dalam merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu.
• .
Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif (Rasjidi, 2010)

• 3. Pertimbangan kebudayaan
• Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi
mempengaruhi penderitaan pasien. Perbedaan-perbedaan ini
harus ciperhatikan dalam perencanaan perawatan.
• 4. Persetujuan
• Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum
perawatan dimulai atau diakhiri. Mayoritas pasien ingin
dilibatkan dalam pengambilan keputusan, namun dokter
cenderung untuk meremehkan hal ini. Pasien yang telah diberi
informasi memadai clan setuju dengan perawatan yang akan
diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
• 5. Memilih tempat dilakukannya perawatan
• Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien
can keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini.
Pasien dengan penyakit terminal sebisa mungkin
diberi perawatan di rumah.
• 6. Komunikasi
• Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien
maupun dengan keluarga adalah hal yang sangat
penting dan mendasar dalam pelaksanaan perawatan
paliatif.
• 7. Aspek klinis : perawatan yang sesuai
• Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari
penyakit yang diderita pasien. Hal ini penting karena pemberian perawatan yang
tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan
pasien. Pemberian perawatan yang berlebihan berisiko untuk memberikan
harapan palsu kepada pasien. Demikian jugs perawatan yang dibawah standard
akan mengakibatkan kondisi pasien memburuk.
• Hal ini berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian.
Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu
meskipun itu sia-sia adalah tidak etis.
• 8. Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
• Perawatan paliatif memberikan perawatan yang bersifat holistik clan integratif,
sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien
serta koordinasi yang baik dari masing-masing anggota tim tersebut untuk
memberikan hasil Yang maksimal kepada pasien dan keluarga.
• 9. Kualitas perawatan yang sebaik mungkin
• Perawatan medis secara konsisten, terkoordinasi, dan
berkelanjutan. Perawatan medis yang konsisten akan mengurangi
kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,
dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun
keluarga.
• 10. Perawatan yang berkelanjutan
• Pemberian perawatan simtomatis dan suportif dari awal hingga
akhir merupakan dasar tujuan dari perawatan paliatif. Masalah
yang sering terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain sehingga sulit untuk mempertahankan kontinuitas
perawatan.
• 11. Mencegah terjadinya kegawatan
• Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan
penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya mengenai
masalah-masalah yang sering terjadi, dan membentuk rencana untuk
meminimalisasi stres fisik dan emosional.
• 12. Bantuan kepada sang perawat
• Keluarga pasien dengan penyakit lanjut seringkali rentan terhadap stres fisik dan
emosional, terutama apabila pasien dirawat di rumah, sehingga perlu diberikan
perhatian khusus kepada mereka mengingat keberhasilan dari perawatan paliatif
juga tergantung dari sang pemberi perawatan itu sendiri.
• 13. Pemeriksaan ulang
• Perlu terus dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien, mengingat pasien
dengan penyakit lanjut kondisinya akan cenderung menurun dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai