Anda di halaman 1dari 17

PALLIATIF DALAM

MANAJEMEN
KEPERAWATAN
BY. WAHYU
KONSEP DASAR

• Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya


yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara
memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang
mengganggu, selain itu juga melalui pengurangan nyeri, dengan
memperhatikan aspek psikologis dan spiritual pasien maupun keluarga.
• Perawatan menyediakan sistem pendukung untuk menolong keluarga
pasien dalam menghadapi kematian sampai dengan masa berkabung.
• Perawatan paliatif memberikan pendekatan kesehatan terpadu yang
bersifat aktif dan menyeluruh, yaitu pendekatan multidisiplin yang
terintegrasi antara dokter, perawat, fisioterapis, petugas sosial medis,
psikolog, ahli gizi, rohaniawan, relawan, serta profesi lain.
• Adapun latar belakang diperlukannya perawatan paliatif adalah karena
meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat
disembuhkan (baik pada dewasa maupun anak), seperti penyakit kanker,
penyakit paru obstruktif kronis, stroke, parkinson, gagal jantung, gagal
ginjal terminal, dan lain-lain.
• Perawatan paliatif bertujuan untuk mengurangi penderitaan
pasien, meningkatkan kualitas hidupnya, tidak hanya pasien,
melainkan juga keluarganya.
• Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting
sebelum meninggal, pasien sudah siap secara psikologis dan
spiritual, dan tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
• Ketika menghadapi fase akhir hayat, diharapkan pasien akan
mendapatkan kondisi die in dignity (husnul khotimah).
• WHO 2018,  40 juta orang di dunia membutuhkan perawatan paliatif
• hanya 14% yang baru menerima perawatan tersebut.
• Beberapa penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif :
• kardiovaskular prevalensi 38,5%, kanker 34%, pernapasan kronis 10,3%,
HIV /AIDS 5,7% dan diabetes 4,6% .
• Perawatan paliatif (60%) masuk kelompok lansia, usia di atas 60 tahun,
• Dewasa (15-59 tahun) mencapai 25% dan 0-14 tahun membentuk 6%.
• Perawatan paliatif masih belum optimal terjadi karena kurangnya
pengetahuan tenaga kesehatan, salah satunya perawat.
• Penelitian yang dilakukan oleh Indarwati et al pada tahun 2020 menyoroti
bahwa dalam konteks Indonesia, perawat yang bekerja di panti werdha
dihadapkan dengan hambatan utama ketika memberikan perawatan paliatif
dan akhir hidup, yaitu pengetahuan yang tidak memadai tentang perawatan
paliatif dan akhir hidup
• Kurangnya pengetahuan - kurangnya pelatihan atau tidak mendapatkan
pendidikan paliatif saat masih kuliah.
• Kurangnya pengetahuan dapat memiliki implikasi pada perilaku perawat
saat memberikan perawatan paliatif.
• faktor apa itu terkait dengan pengetahuan dan sikap perawat dalam
perawatan paliatif sehingga nantinya dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan paliatif
• Kualitas hidup merupakan target yang ingin dicapai pada perawatan
paliatif.
• Kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan sesuai
konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup,
harapan dan niatnya.
• Dimensi dari kualitas hidup adalah kemampuan fisik dan fungsional dalam
beraktivitas, kesejahteraan keluarga, ketenangan spiritual, fungsi sosial,
kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan), orientasi
masa depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
dan fungsi dalam bekerja.
PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN PALIATIF

• menghargai setiap kehidupan,


• menganggap kematian sebagai proses yang normal,
• tidak mempercepat atau menunda kematian,
• menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan,
• menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu,
• mengintergrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan keluarga,
• menghindari tindakan medis yang sia-sia,
• memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai
dengan kondisinya sampai akhir hayat,
• serta memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita.
SIKAP PERAWAT

• Tenaga kesehatan harus memiliki sikap peduli terhadap pasien (empati),


• menganggap pasien sebagai seorang individu yang unik, serta harus
mempertimbangkan faktor lain seperti etnis, ras, agama, dan faktor budaya
lain yang bisa mempengaruhi penderitaan pasien.
• Persetujuan dari pasien dan atau keluarganya adalah mutlak sebelum
perawatan dimulai.
• Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan
kunjungan /rawat rumah.
• Pasien dapat memilih tempat dilakukannya perawatan.
• Misalnya apabila seorang pasien dalam kondisi terminal menginginkan
untuk diberikan perawatan di rumah, maka perawatan paliatif ini dapat
dilakukan melalui perawatan rumah (home care).
SALAH SATU VISI KEMENKES RI ADALAH MEMANDIRIKAN
MASYARAKAT UNTUK HIDUP SEHAT.

•  visi dan misi  program kesehatan pelayanan kesehatan di rumah.


• Pelayanan kesehatan di rumah (home care) adalah pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien di rumahnya,
• merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian
teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu,
• berfokus pada askep individu dengan melibatkan keluarga
• tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental/ emosi pasien
PELAYANAN KESEHATAN YANG PARIPURNA

• meliputi perawatan pra-rumah sakit, selama di rumah sakit, dan purna rumah sakit.
• Tujuannya mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, yang tujuan
utamanya mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara optimal selama
mungkin.
• Pada kasus yang oleh tim dokter dinyatakan sulit sembuh atau tidak ada harapan lagi,
bahkan mungkin hampir meninggal dunia atau yang dikenal pasien stadium terminal
(PST), tentunya dibutuhkan pelayanan yang spesial.
• Di sinilah perawatan paliatif menjadi aspek penting pada pengobatan, khususnya bidang
geriatri (masalah kesehatan pada lansia).
'PELAYANAN PALLIATIVE DENGAN
PENDEKATAN MULTIDISPLINER'
• perawatan paliatif ini membutuhkan tim multidisiplin,
• berharap agar setiap rumah sakit
• perawatan paliatif tidak saja untuk menyembuhkan penyakit.
• tempat yang memungkinkan untuk dilakukan perawatan paliatif adalah rumah sakit,
puskesmas, rumah singgah (panti/hospis), dan rumah pasien.
• Perawatan paliatif yang berkualitas, perawat harus memiliki yang
pengetahuan, sikap yang memadai untuk mendukung pelaksanaan
perawatan paliatif.
• Beberapa kota yang menyelenggarakan layanan paliatif : Surabaya,
Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Bali dan Makassar.
• Data empiris tentang implementasi praktik ini masih terbatas. 
• Optimalisai kualitas perawatan paliatif mungkin terkait dengan
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai