Anda di halaman 1dari 21

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN

TERMINAL DI RUANG INTENSIF (ICU)

Dr. Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep


Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Pengertian
• Perawatan terminal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
dukungan dan perawatan yang diberikan selama waktu mendekati kematian
dimana perawatan tersebut diberikan tanpa menunggu pasien mengalami
kegawatan nafas.
• Salah satu penyebab perawatan terminal adalah penyakit kronis yang
membutuhkan hari perawatan yang lama bahkan sampai dengan beberapa bulan
(Ichikyo, 2012).
• Perawatan terminal adalah sebagai perawatan dan dukungan pelayanan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga dengan penyakit serius untuk mengambil
keputusan dalam mengakhiri pengobatan (Noome, et all. 2015)
Apa pentingnya komunikasi terapeutik pada
pasien yang dirawat di ICU?
• Tujuan komunikasi terapeutik pada pasien yang dirawat diruang
perawatan intensif adalah untuk menggali perasaan pasien agar
perawat dapat memaksimalkan perannya baik advokat, konselor
maupun edukator
Hal penting yang harus diperhatikan
perawat !!
• Perawat harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang
tindakan penenangan bagi pasien sakit terminal.
• Kontrol nyeri penting karena mengganggu tidur, nafsu makan,
mobilitas, dan fungsi psikologis.
• Pemberian kenyamanan bagi pasien terminal juga mencakup
pengendalian gejala penyakit dan pemberian terapi
Cont...
• Titik sentral dari perawatan paliatif adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya
penyakit yang dideritanya.
• Perhatian ini tidak dibatasi pada pasien secara individu, namun diperluas sampai mencakup
keluarganya.
• Metode pendekatan yang terbaik adalah melalui pendekatan terintegrasi dengan
mengikutsertakan beberapa profesi terkait.
• Pelayanan pada pasien diberikan secara paripurna, hingga meliputi segi fisik, mental, sosial,
dan spiritual.
• Pelayanan perawatan terminal yang mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat,
terapis, petugas sosial-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan.
Prinsip perawatan pasien terminal
• Perawatan terminal menekankan bahwa pelayanan terminal berpijak pada pola dasar, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya, serta
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perawatan terminal adalah untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan dukungan kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal telah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan
pasien penyakit terminal yaitu:
1.Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit terminal, sistem pendekatan bagi
pasien. Ras Kerud telah mengklasifikasikan pengkajian yang dilakukan yaitu riwayat psikososial, banyaknya
distress yang dialami dan respon terhadap krisis, kemampuan koping, tingkat perkembangan, dan adanya
reaksi sedih dan kehilangan.
2. Faktor sosio kultural
Pasien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan, pola kultur terhadap kesehatan, penyakit dan
kematian yang dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal.
3. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi antara lain prognosis akhir penyakit yang menyebabkan kematian, faktor transisi dari arti
kehidupan menuju kematian, support dari keluarga dan orang terdekat, hilangnya harga diri karena
kebutuhan tidak terpenuhi sehingga pasien menarik diri, cepat tersinggung dan tidak ada semangat hidup
4. Faktor perilaku
Faktor perilaku antara lain respon terhadap pasien, respon terhadap diagnosa, isolasi sosial.
• Pada kondisi terminal, pasien dengan penyakit kronis
tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti • Perawat yang memiliki
nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial
pendidikan dan
dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pelatihan yang
pasien dan keluarganya.
• Maka kebutuhan pasien pada stadium terminal suatu
memadai.
penyakit tidak hanya pemenuhan atau pengobatan
gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan • Pendidikan dan
terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
yang dilakukan.
pelatihan tersebut
• Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual merupakan faktor yang
tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial yang
dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada
mempengaruhi persepsi
tiap individu juga berbeda. (Efendi & Makhfudli,
• Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang 2015).
ditunjukan oleh pasien terminal (Smeltzer & Suzanne,
2001). 
Peran perawat dalam perawatan pasien terminal
(KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007) :
1. Peningkatan kenyamanan
2. Pemeliharaan kemandirian
3. Pencegahan kesepian dan isolasi
4. Peningkatan ketenangan spiritual
5. Dukungan untuk keluarga yang berduka
1. Peningkatan kenyamanan
Kenyamanan bagi pasien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distress
psikobiologis.
Perawat harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan penenangan bagi
pasien sakit terminal.
Kontrol nyeri penting karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi
psikologis.
Pemberian kenyamanan bagi pasien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit
dan pemberian terapi.
Klien mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya untuk pemenuhan kebutuhan
dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan bimbingan dan konseling bagi keluarga
tentang bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien. 
2. Pemeliharaan kemandirian
• Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif, pilihan lain
adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif di rumah --->
Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga dan pasien.
• Sebagian besar pasien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya. Mengizinkan
pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan
meningkatkan martabat pasien.
• Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi pasien terutama jika ketidakmampuan secara
fisik membuat partisipasi tersebut menjadi sulit.
• Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan pasien membuat
keputusan.
3. Pencegahan kesepian dan isolasi
• Perawat membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk merespon secara
efektif terhadap pasien menjelang ajal.
• Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat meningkatkan
kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi pencahayaan yang baik, keterlibatan
anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah kesepian.
• Keluarga atau penjenguk harus diperbolehkan bersama pasien menjelang ajal
sepanjang waktu. Perawat memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/
selalu bersama klien menjelang ajal, terutama saat-saat terakhir hidupnya. 
4. Peningkatan ketenangan spiritual
• Peningkatan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar meminta
rohaniawan. Ketika kematian mendekat, pasien sering mencari ketenangan.
• Perawat dan keluarga dapat membantu pasien mengekspresikan nilai dan
keyakinannya. pasien menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan
dan makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian.
• Pasien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota
keluarga.
• Perawat dan keluarga memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan
keterampilan komunikasi, empati, berdoa dengan pasien, membaca kitab suci, atau
mendengarkan musik.
5. Dukungan untuk keluarga yang berduka
• Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan
kematian dari orang yang mereka cintai.
• Semua tindakan medis, peralatan yang digunakan pada pasien harus
diberikan penjelasan, seperti alat bantu nafas atau pacu jantung.
• Kemungkinan yang terjadi selama fase kritis pasien terminal harus
dijelaskan pada keluarga
Teknik komunikasi pada klien tidak sadar
• Pasien terminal diruang perawatan intensif seperti ICU seringkali
dalam kondisi kesadaran yang menurun (tidak sadar)
• Komunikasi pada pasien tidak sadar menggunakan teknik atau strategi
khusus karena fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami
penurunan
• Pada pasien tidak sadar seringkali tidak dapat menerima stimulus
dengan baik dan tidak dapat merespon kembali stimulus tersebut
Fungsi komunikasi pada pasien tidak sadar
1. Mengendalikan perilaku
2. Dapat mengembangkan atau meningkatkan motivasi pasien
3. Pengungkapan emosional
4. Mendapatkan Informasi
Cara berkomunikasi dengan pasien tidak
sadar
1. Menjelaskan
Meskipun pasien dalam kondisi tidak sadar, namun pasien dapat merasakan keberadaan
atau perhatian orang-orang dilingkungan. Perawat tetap dapat menjelaskan apa yang
dilakukan perawat terhadap pasien. Penjelasan tersebut dapat berupa intervensi yang akan
dilakukan pada pasien, perkembangan kondisi kesehatan, dan upaya yang akan dilakukan
untuk membantu pasien. Dengan memberikan penjelasan secara spesifik, kemungkinan utk
informasi yang disampaikan dapat membantu pasien memahami kondisi nya dan dapat
meningkatkan motivasi pasien.
2. Menfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atas konsep kunci dari pesan
yang dikirimkan
Cara berkomunikasi dengan pasien tidak
sadar
3. Memberikan informasi
Tujuan berkomunikasi adalah memberikan informasi kepada pasien. Informasi
tersebut dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari
status kesehatan pasien. Pasien tidak sadar tetap diasumsikan sebagai pasien lain
yang memiliki hak sama untuk mendapatkan informasi terhadap penyakitnya.
Dengan keterbukaan informasi tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan pasien
terhadap perawat dan mendorongnya untuk menjadi lebih baik
4. Mempertahankan ketenangan
Perawat dapat menunjukkan kesabaran dalam merawat pasien. Ketenangan yang
diberikan dapat membantu/ memotivasi pasien menjadi lebih baik. Perawat dapat
memperkuat komunikasi verbal dengan cara memberikan komunikasi non verbal
seperti sentuhan yang hangat (touching).
Prinsip komunikasi pada pasien tidak sadar
• Berhati-hati melakukan komunikasi verbal --> organ pendengaran
merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan, sehingga
rangsangan dari luar berupa suara-suara kemungkinan masih bisa diterima
pasien meskipun tidak mampu meresponnya sama sekali
• Berasumsi bahwa pasien dapat mendengar pembicaraan perawat --->
usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan
memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat pasien
• Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh pasien --> Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada pasien
• Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin --> Dapat
membantu pasien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan
Tahapan Komunikasi pada pasien tidak sadar
1. Fase pra interaksi
2. Fase orientasi
3. Fase Kerja
4. Fase Terminasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai