Anda di halaman 1dari 10

HOME CARE PADA KLIEN DENGAN KONDISI PENYAKIT TERMINAL

PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas keperawatan komunitas

Dosen pengampu : suhanda, S.Ag.Ners,.M.Kes

Oleh :

Kelompok 1

Bela Diani

Budi Fitriana

Euis Aisyah

Jusman Ardian

Retno Wulansari

Sofy Siti Sofiah

Kelas 3B

STIKes Muhammadiyah Ciamis

Jalan K.H. Ahmad Dahlan No.20, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46211

2019

1
PROPOSAL HOME CARE PADA KLIEN DENGAN KONDISI PENYAKIT
TERMINAL
I. Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat
untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi
tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan
di rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor
yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Salahsatu pelayanan kesehatan di rumah yaitu pelayanan kesehatan pada klien
dengan kondisi terminal pasca hospitalisasi. Kondisi Terminal adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami penyakit / sakit yang tidak mempunyai harapan untuk
sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian.
Factor yang mendasari hal tersebut karena kasus - kasus penyakit terminal di
anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat di institusi pelayanan
kesehatan yang secara medis belum dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-
kasus penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan
demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak
lanjut keperawatan di rumah.
Tujuannya untuk memberikan pelayanan yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan mampu terselenggaranya pelayanan keperawatan secara
menyeluruh, efektif dan efisien yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga, Untuk menerapkan ilmu pengetahuan dalam bidang
kesehatan, Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri,
Untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
II. Konsep pelayanan home care pada klien dengan kondisi terminal (penyakit kronis)
A. Konsep tentang klien dengan kondisi terminal (penyakit kronis)
1. Pengkajian keperawatan pada pasien terminal
a. Batasan Pasien Terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit / sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat
dekat dengan proses kematian.
b. Penyakit yang bisa menyebabkan seseorang dalam kondisi terminal/
mengancam hidup, antara lain :
 Penyakit kronis (TBC, Pneumonia, Edema Pulmonal,Sirosis Hepatis,
Penyakit Ginjal Kronis, Gagal Jantung dan Hipertensi)
 Kondisi Keganasan (Ca Otak, Ca Paru-paru, Ca Pankreas, Ca Liver,
Leukemia)
2
 Kelainan Syaraf seperti Paralise, Stroke, Hydrocephalus
 Keracunan seperti keracunan obat, makanan, zat kimia
 Kecelakaan

Doka (1993) menggambarkan respon tehadap penyakit yang mengancam


hidup kedalam empat fase, yaitu :

 Fase prediagnostik terjadi ketika diketahui ada gejala atau faktor resiko
penyakit
 Fase akut, berpusat pada kondisi krisis, klien dihadapkan pada serangkaian
keputusasaan, termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun psikologis
 Fase kronis, klien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya
 Fase terminal, dalam kondisi ini kematian bukan lagi hanya kemungkinan,
tetapi pasti terjadi.
Klien dengan kondisi terminal akan mengalami berbagai masalah fisik,
psikologik, maupun social dan spiritual.
2. Factor – factor yang perlu dikaji
a. Factor fisik
Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan pada penglihatan,
pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital, mobilisasi,
nyeri. perawat harus respek terhadap perubahan fisik yang terjadi pada klien
terminal karena hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan penurunan
kemampuan klien dalam pemeliharaan diri.
b. Factor psikologis
Perawat harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien
terminal, harus bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan apakah sedih,
depresi, atau marah. Problem psikologis lain yang muncul pada pasien
terminal antara lain ketergantungan, kehilangan harga diri dan harapan.
Perawat harus mengenali tahap-tahap menjelang ajal yang terjadi pada klien
terminal. Menurut Kubler Ross (1969) seseorang yang menjelang ajal
menunjukan lima tahapan,
yaitu : Denial, Anger, Bargaining, Depresion, Aceptance.
c. Factor sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal,
karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung,
tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi penyakitnya.
Ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi.
Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien
dapat memberikan dukungan social bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani klien.
d. Factor spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin
mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya.
Perawat juga harus mengetahui disaat- saat seperti ini apakah pasien
mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat
terakhirnya.

3
3. Konsep dan Prinsip Etika, Norma, Budaya dalam Pengkajian Pasien
Terminal
Nilai, sikap, keyakinan, dan kebiasaan adalah aspek cultural/budaya yang
mempengaruhi reaksi klien menjelang ajal. Latar belakang budaya mempengaruhi
individu dan keluarga mengekspresikan berduka dan menghadapi
kematian/menjelang ajal. Perawat tidak boleh menyamaratakan setiap kondisi
pasien terminal berdasarkan etika, norma, dan budaya, sehingga reaksi
menghakimi harus dihindari. Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah, ritual
harus diberi dukungan. Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui
keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus sensitive terhadap kebutuhan ritual
pasien yang akan menghadapi kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien
menjelang kematian dapat terpenuhi.
4. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kondisi terminal antara lain :
 Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake/asupan tidak adekuat
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret
 Nyeri akut/kronis
 Hipertermi
 Konstipasi berhubungan dengan immobilisasi
 Potensial terjadi kecelakaan fisik berhubungan dengan kelemahan
 Ganguan imobilisasi
 Gangguan konsep diri berhubungan dengan ketidakmampuan pasien
menerima keadaannya
 Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengungkapkan
perasaannya dalam menghadapi kematian
 Depresi berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian
5. Perencanaan tindakan keperawatan pada pasien terminal
Prinsip Rencana Keperawatan pada pasien terminal adalah perawat harus
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.
Tujuan merawat klien terminal adalah sebagai berikut :
 Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik
 Mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
 Mempertahankan harapan
 Mencapai kenyamanan spiritual
 Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
 Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
 Membantu klien menerima kehilangan
III. Teknis asuhan keperawatan home care pada pasien kondisi terminal
A. Alat – alat
1. Alat kesehatan
 Tas/ kit
 Set Pemeriksaan fisik
 Set perawatan luka
 Set emergency
 Set pemasangan selang lambung
 Set huknah

4
 Set memandikan
 Set pengambilan preparat
 Set pemeriksaan lab. Sederhana
 Set infus/ injeksi
 Sterilisator
 Tiang infus
 Tempat tidur khusus orang sakit
 Pengisap lender
 Perlengkapan oxygen
 Kursi roda
 Tongkat/ tripot
 Perlak/ alat tenun
 Kasur Dekubitus
 Spuit 50cc TIP Terumo
 Spuit 5cc Terumo
 Spuit 10cc Terumo
 Spuit 3cc Terumo
 Urine Bag Adult
 Folley Catheter no 8 s/d 24 yellow
 Folley Catheter Rusch no 8 s/d 24 Gold
 Folley Catheter no 18 Silicon Coated
 Folley Catheter no 14 s/d 24 Silicon White Rusch
 Obat Inhalasi (berotec, bisolvon, nacl)
 Handscoon Gamex no 6 s/d 8
2. Alat habis pakai
 Obat emergency
 Perawatan luka
 Suntik/ pengamian darah
 Untuk infus
 Pemasagan selang lambung
 Huknah, selang lambung, kateter
 Sarung tangan, masker
3. Sarana lain
 Alat dan media pendidikan kesehatan
 Ruangan beserta perlengkapannya
 Kendaraan
 Alat komunikasi
 Alat informasi/ dokumentasi

5
B. Persiapan
1. Struktur organisasi

Ketua pengelola

Ketua administrasi / keuangan

Kabid. pelayanan PJ. Koordinator kasus konsultan Pengadaan


kelengkapan

Perawat pelaksana Ahli gizi Ahli terapis Sarana prasarana

Dokter Apotik

2. Perizinan
Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home
care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
 ruang direktur
 ruang menajemen pely
 gudang sarana dan peralatan
 sarana komunikasi
 sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care
3. Format askep
Meliputi format register, pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, evaluasi, rekap alat/bahan yang terpakai.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan
keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.
4. Surat Permohonan kerjasama antara profesi lain
misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas
sosial.Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien
bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya

6
C. Prosedur
Protap umum :
1. Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter
praktek, institusi pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan
perawatan penunjang (paliatif) karena berbagai alasan. Langkah awal adalah :
a. Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status
home care
b. Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu
status pasien dan melakukan tindakan pengkajian.
2. Melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan
b. Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter
c. Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan
pasien pada saat itu, misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan
lain-lain
d. Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau
keluarganya tentang cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya
e. Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien
f. Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila
sewaktu-waktu diperlukan terkait dengan keluhan pasien.
3. Awasi keadaan pasien secara berkala
4. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter
5. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera
konsultasi ke dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk
ke rumah sakit dengan pendampingan
6. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-
masing pelaksana home care
7. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas
pelaksana home care, kemudian di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit,
Selanjutnya hasil laboratorium dikonsultasikan ke dokter.
8. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai
keperluan berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit
dalam pengadaan obat. Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan
daya jangkau pasien tanpa mengurangi kualiatas obat.
9. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah
terima, meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
10. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan
dengan penyakitnya.

7
D. Tekhnis
Mekanisme pelayanan home care :
1. Proses Penerimaan Kasus
a. Home care menerima pasie dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk koordinator kasus untuk mengelola kasus
c. Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses Pelayanan Home Care
a. Persiapan
1) Pastikan identitas pasien
2) Bawa denah/penunjuk tempat tinggal pasien
3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
5) Siapkan file asuhan keperawatan
6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan lain-lain
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan
c. Monitoring dan Evaluasi
1) Keakuratan data kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana
d. Proses Penghentian Pelayanan Home Care, Dengan Kriteria :
1) Tercapai sesuai tujuan
2) Kondisi pasien stabil
3) Program rehabilitasi tercapai secara maksimal
4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5) Pasien di rujuk
6) Pasien menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal dunia
IV. Anggaran
A. Pembiayaan Sarana Dan Prasarana Dan Obat-Obatan

Nama barang Harga Keterangan


Suction pump Rp. 300.000/bln 1x pemakaian
Kasur Dekubitus Rp. 200.000/bln 1 x pemakaian
Kursi Roda Strecher Rp. 200.000/bln selama perawatan home care
Oksigen 1 kubik Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian
Inhalasi/Nebilizer Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian
Ventilator Rp. 500.000/hari selama perawatan home care

8
Tempat tidur manual 3 posisi Rp. 300.000/hari selama perawatan home care
Sterilisator Rp. 10.000 1 x pemakaian

B. Harga Alkes Dan Obat

Nama barang Harga Keterangan


Set peawatan luka Rp. 35.000/pcs 1 x pemakaian
Set emergency Rp. 50.000/pcs 1 x pemakaian
Set pemasangan NGT/OGT Rp. 25.000/pcs 1 x pemakaian
Set huknah Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian
Set memandikan Rp. 25.000/pcs 1 x pemakaian
set infus Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian
Urine bag Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian
Folley catheter no 8 s/d 24 yelow Rp. 18.000/pcs 1 x pemakaian
Folley catheter rusch no 8 s/d 24
gold Rp. 25.000/pcs 1 x pemakaian
Obat inhalasi Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian
handscoon Rp. 50.000/pcs 1 box
Pemeriksaan lab sederhana Rp. 25.000 1 x pemakaian
Selang oksigen Rp. 12.000/pcs 1 x pemakaian
Mask oksigen Rp. 25.000/pcs 1 x pemakaian

C. Kunjungan dan perawatan


1. Rp 50.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius 5-30 km)
2. Rp 75.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius >30 km)
3. Rp 30.000 untuk 1 kali kunjungan (radius <5 km)
Konsul dan kunjungan dokter :
1. Kunjungan ke rumah penderita: Rp 250.000,- per kunjungan sesuai radius di
atas.
2. Konsul via telepon (hp): Rp50.000,- per hari (1 kali)
V. Kesimpulan
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat
untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi
tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan
di rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor
yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Salahsatu pelayanan kesehatan di rumah yaitu pelayanan kesehatan pada klien
dengan kondisi terminal pasca hospitalisasi. Factor yang mendasari hal tersebut karena
kasus - kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di

9
rawat di institusi pelayanan kesehatan yang secara medis belum dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan.
Kesehatan merupakan hak setiap individu yang perlu di pertahankan dan di
tingkatkan oleh seluruh masyarakat dan bangsa negara Indonesia. Sebagai realisasi untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat kami selaku petugas kesehatan.

Ciamis, Maret 2019


Pelaksana Asuhan Keperawatan

(kelompok 1)

LEMBAR KONTRAK
Assalmualaikum wr.wb.
Dengan hormat,
Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunianya kepada kita semua, shalawat beserta salam kita curahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Kesehatan merupakan hak setiap individu yang perlu di pertahankan dan di tingkatkan
oleh seluruh masyarakat dan bangsa negara Indonesia. Sebagai realisasi untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat kami selaku petugas kesehatan (perawat) yang bernamakan Home Care
pada kondisi terminal yang beranggotakan 6 orang, bertujuan untuk melakukan perawatan
pasien di rumah atas rujukan dari rumah sakit ( Kerjasama dengan pihak rumah sakit ) agar
keadaan kesehatan pasien dapat di pantau walaupun berada di rumah dan dapat memudahkan
petugas kesehatan untuk mendeteksi keadaan bahaya pada pasien sehingga dapat segera di
rujuk.Setiap untuk layanan mengenai pembiayaan yang terlampir.
Dengan hal tersebut kami akan melakukan asuhan keperawatan pada pasien sesuai
dengan kondisi pasien. Dengan harapan kiranya pihak pasien dan keluarga berkenan bekerjasama
dengan kami. Demikian surat kontrak kerjasama ini, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih. Harus ada bunyi anfal yg dijanjikan.
Ciamis , Maret 2019
Pihak 2 Pihak 1

(pelaksana home care) (pasien/keluarga)

10

Anda mungkin juga menyukai