Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal (undang-undang kesehatan, 1992).untuk mencapai tujuan
kesehatan ini, dan sesuai dengan visi pemerintah “Indonesia sehat tahun 2010”, Departemen
kesehatan telah mengubah paradigmanya menjadi paradigma sehat (Healthy Paradigm) yang
fokusnya pada upaya preventif dan promotif selain Kuratif /curatif, bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap individu.
Hal ini sesuai dengan definisi keperawatan menurut Virginia Henderson:

Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh
masyarakat,

2. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus


menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang ,

3. Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan


kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka
ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.

Masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia saat ini di pengaruhi oleh factor antara
lain:

1. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan semakin meningkatnya usia harapan hidup
bagi masyarakat Indonesia menyebabkan semakin banyaknya usia lansia,

1
2. Krisis moneter yang berkepanjangan yang menyebabkan perekonomian masyarakat
menjadi terpuruk dan semakin banyak masyarakat menjadi miskin, dan pelayanan kesehatan
semakin tidak terjangkau,

3. Berubahnya pola penyakit selain dari penyakit-penyakit infeksi, penyakit degenatif


semakin mening kat, sehingga memerlukan perawatan yang lebih lama,

4. Letak demografi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sulit untuk di jangkau.

Untuk mengatasi masalah masalah tersebut diatas diperlukan tenaga pelayanan kesehatan
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan utama kepada individu, keluarga maupun
masyarakat secara efektif dan terjangkau. Praktik keperawatan merupakan sumber yang
paling memungkinkan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena tenaga
keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai
kepelosok sesuai dengan letak demografi, dan sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

1.2 Tujuan

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan


masalah kesehatan dan kecacatan,

3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,

4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,

5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN

Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan


konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan kerumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:

1.American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di rumah adalah
perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat
spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat

maternitas dan perawat medikal bedah

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak
lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga
di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh
perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

3
5. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak)
(warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).

Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat didukung oleh factor ekonomi yaitu
semakin tingginya biaya pelayanan di rumah sakit, keberhasilan sistem DRG (diagnosis
related group) dapat menekan lamanya waktu rawat, dan kemajuan teknologi kesehatan
dimana peralatan –peralatan yang semula dengan ukuran besar yang biasa digunakan dirumah
sakit sudah dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah digunakan
dirumah. Beberapa alasan mengapa keperawatan kesehatan dirumah merupakan alternative
yang banyak diminati oleh masyarakat antara lain: keperawatan dirumah dipersepsikan lebih
hemat biaya, lingkungan memberikan efek yang terapeutik, pemberdayaan keluarga dalam
asuhan klien lebih optimal, mengurangi lamanya waktu dirawat dirumah sakit, memberikan
kesempatan bagi kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis atau
kasus terminal.

1.2 LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan


keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya.

Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-

4
tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan melakukan evaluasi.

2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi


ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan
sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok

4. Sebagai pembela/pendukung ( advokat ) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan


keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap
klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,


mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

1.3JENIS PELAYANAN KEPERWATAN DI RUMAH

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak di laksanakan
pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.

2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promotif dan prevensi.
Pelayanannya mencankup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah
melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi
terhadap proses menua, serta tentang diit mereka.

3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit- penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi,
masalah- masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.

5
1.4MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan kepewrawatan di rumah dapat merupakan


rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas . namun
pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau
praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan.

Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di
lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi
perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan


dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh
pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui
oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah:

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping
bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola

2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)

3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk
memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

6
1.5 FASE – FASE KEPERAWATAN HOME CARE

1.FASE PERSIAPAN

Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi,
manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

PERIZINAN

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg ditetapkan
dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg
melampirkan :

a. Rekomendasi dari PPNI

b. Ijin lokasi bangunan

c. Ijin lingkungan

d. ijin usaha

e.. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :

· ruang direktur

· ruang menajemen pelayanan

· gudang sarana dan peralatan

· sarana komunikasi

· sarana transportasi

f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care

Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah


tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan
Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi,
nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.

7
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang
terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.

Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan
pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.

Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,
laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home care
dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat
pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi
pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata. Sistem
penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.

2. FASE IMPLEMENTASI

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan
perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk
merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu,
biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan
keperawatan oleh perawat pelaksana.

3. FASE TERMINASI

Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap


peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak kunjungan ke klg untuk penyelesaian
administrasi.

4. FASE PASCA KUNJUNGAN

Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan

– angket

8
– pertelepon

– lewat email

– Kunjungan Mengenai : pelayanan perawatan, komunikasi, sarana, dll

1.6 HOME CARE DI INDONESIA

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara lain Institusi
pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah
dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia)
yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang
dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah

1.6 HOME CARE DI AMERIKA

Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang melaksanakan
pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya biasanya dilakukan oleh
LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya bala
keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai
wujud pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk praktik mandiri baik
perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home care dengan
menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak
ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan swasta tentu tidak berorientasi not
for profit services.

Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di rumah
sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar mengharuskan kita


untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus
memperhatikan hal berikut :

9
1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, dan
kemudahan untuk membuat janji.

2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara
masyarakat dengan institusi home care swasta

3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri profesional

Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.

4. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki


kualitas layanan.

10
BAB III
KESIMPULAN

Pelayanan keperawatan dirumah (Home health Care) adalah merupakan bentuk


praktik keperawatan mandiri yang dapat diberikan oleh seseorang perawat professional sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan mandiri ini merupakan salah
satu peluang, tetapi harus dicermati dengan diundangkannya undang-undang perlindungan
konsumen dan undang-undang praktik keperawatan, pelaksana praktik keperawatan harus
melaksanakan praktiknya dengan bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga dapat
melindungi keselamatan klien, dan akan terhindar dari tuntutan. Dan untuk mencapai
”Indonesia Sehat 2010 ”

11
DAFTAR PUSTAKA

Helwiah.2004.Home Care Sebagai Bentuk Praktik Mandiri Perawat Di Rumah dalam Juornal
Kepewatan Universitas Padjadjaran Bandung Vol 5 No. IX Tahun 2004. PSIK FK Unpad
Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai