Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN KASUS PERTEMUAN II KEPERAWATAN KRITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Arman Saleh Pohan. 7. Leo Richad


2. Asri Ompusunggu. 8. Resa Idayani
3. Baharuddin Yusuf. 9.Rini Panggabean
4. Dewi Kristina. 10. Rizky Fahreza
5. Eunique Felicia. 11. Suci Helena
6. Fita Adila. 12. Yuliana

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA

MEDAN

TAHUN 2020/2021

PEMBAHASAN SOAL
Seorang lelaki (68 tahun) dirawat di ruang ICU dengan dianosa gagal jantung disertai efusi
pleura. Saat ini pasien masih terpasang monitor, ventilator, urine kateter (+), NGT (+), dan CVC
(+). Pasien sudah dirawat selama hamper 3 minggu namun tidak menunjukkan perbaikan
kondisi. Hasil pengkajian didapatkan KU lemah, kesadaran stupor, TTV: TD 110/70mmHg,
frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 16x/menit, suhu 36 0C, akral teraba agak dingin, kuku
dan konjungtiva tampak pucat. Pasien tirah baring dan setiap aktivitas perawatan diri dibantu
oleh keluarga dan perawat. Keluarga mengatakan kepada perawat “lebih baik dicabut saja
peralatan medis yang terpasang. Kasihan ayah saya menderita berlama-lama”.

1. Jelaskan masalah psikososial apa yang dihadapi oleh keluarga pasien maupun perawat pada
kasus tsb, serta bagaimana Tindakan untuk menangani masalah tersebut!
Pembahasan Soal:
Ketika merawat pasien kritis perawat dituntut untuk secara seimbang memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional dirinya maupun pasien dan keluarganya. Untuk mencapai
keseimbangan ini perawat harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana keperawatan
kritis yang dialami mempengaruhi kesehatan psikososial pasien, keluarga dan petugas
kesehatan Dalam keperawatan, keadaan sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentang yang
dinamis dari kehidupan seseorang. Keadaaan penyakit kritis sangat besar pengaruhnya
terhadap kedinamisan dari rentang sehar sakit jiwa karena dalam keadaan mengalami
penyakit kritis, seseorang mengalami stress yang berat dimana pasien mengalami kehilangan
kesehatan, kehilangan kemandirian, kehilangan rasa nyaman dan rasa sakit akibat penyakit
yang dideritanya. Semua keadaan tersebut bisa memperburuk status kesehatan mereka.  
Sebagai seorang perawat kritis, perawat harus mampu mengatasi berbagai masalah
kesehatan pasien termasuk masalah psikososialnya. Perawat tidak boleh hanya berfokus pada
masalah fisik yang dialami pasien. Kegagalan dalam mengatasi masalah psikososial pasien
bisa berdampak pada semakin memburuknya keadaan pasien karena pasien mungkin akan
mengalami kecemasan yang semakin berat dan menolak pengobatan.

a. Peningkatan kepercayaan diri


Dalam sebuah keperawatan ada juga beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya
peningkatan kepercayaan diri tentang kesembuhan pada pasien dan juga kepada yang
merawatnya, dengan aspek tersebut bisa membuat pasien dan juga yang merawatnya
menjadi lebih percaya atas kesembuhan yang akan terjadi pada pasien.
b. Riwayat klien atau pasie
Dari adanya riwayat pasien bisa terlihat dari latar belakaang, dan juga tahap
perkembangan yang terjadi dari penyakit yang sedang dialami, adanya keyakinan budaya
dan juga sisi spiritual dan keyakinan mengenais ehtanya pasien, akan membantu paisen
dalam kesembuhan dan juga dalam sisi keperawatannya. 
2. Jelaskan perawatan End of life yang perlu dilakukan oleh perawat terhadap pasien tersebut!
Pembahasan Soal:
Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup Perawatan end of
life yang tepat harus bertujuan untuk
memberikan pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama perawa
tan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka menahan atau menarik
intervensi untuk mempertahankan hidup mungkin diperbolehkan dalam kepentingan terbaik
dari pasien yang sekarat.4.
Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki
kewajiban untuk bekerja sama untuk membuat keputusan bagi pasien yang kurang
bisadalam pengambilan keputusan,dengan mempertimbangkan keinginan pasien
Dapat disimpulkan bahwa End of life care merupakan salah satu tindakan keperawatan
yang difokuskan pada orang yang telah berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan
untuk membuat orang hidup dengan sebaik- baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal
dengan bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai