5
6
A. Pengertian Trombosit
Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk bulat oval
atau gepeng tidak berinti dan mempunyai struktur mirip piringan dengan diameter
antara 1 sampai 4 mikron dan volume antara 7- 8 fl. Trombosit dihasilkan dari pecahan
fragmen megakariosit, suatu sel muda di dalam sumsum tulang dimana setiap
sirkulasi darah antara 7 – 10 hari. Rentang hidup trombosit dari differensiasi stem sel
sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari (Kiswari, 2014). Nilai
Ultra struktur trombosit dibagi menjadi tiga komponen yaitu membran trombosit,
sitoskeleton dan organel. Membran trombosit terbentuk dari lapisan fosfolipid dua lapis
berfungsi sebagai reseptor. Melalui reseptor tersebut trombosit berinteraksi dengan zat –
zat yang menyebabkan agregasi, zat inhibitor, faktor koagulasi seperti fibrinogen, faktor
Von Willebrand dan thrombin serta dengan dinding pembuluh darah dan dengan
trombosit lainnya (Kosasih, 2008). Selain itu membran trombosit mengalami invaginasi
luas menyebabkan protein koagulasi plasma dapat diserap secara selektif (Hoffbrand
dan Moss, 2016). Dalam sitoplasma trombosit terdapat beberapa organel berupa
granula alfa dan lisosom. Granula padat berupa kandungan kalsium tinggi, serotonin,
ADP dan ATP. Isi dari granula alfa terbagi menjadi dua kelompok yaitu berupa protein
spesifik untuk trombosit dan protein yang berasal dari plasma seperti fibrinogen,
7
trombosit, lisosom lebih lambat melepaskan isinya dibanding granula alfa dan granula
melalui replikasi endomitotik yang menyebabkan volume sitoplasma setiap kali jumlah
lobus nukleus bertambah menjadi dua kali lipat. Tahap awal terjadi invaginasi membran
sangat besar dengan satu nukleus berlobus yang terletak di tepi. Trombosit terbentuk
sekitar 4000 trombosit. Interval waktu dari differensiasi sel sampai menjadi trombosit
Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Terjadi kerusakan di suatu pembuluh, trombosit akan menuju ke daerah tersebut sebagai
respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan sub endotel pembuluh. Trombosit
melekat pada permukaan yang rusak dan mengeluarkan zat yang menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit adalah mengubah bentuk
dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah yang cedera. Trombosit akan
menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara
dilakukan dengan benar dan harus segera diperiksa dalam waktu kurang dari 1 jam
jumlah trombosit, tetapi jika terdapat suatu sebab pemeriksaan untuk tidak bisa
Lokasi : vena mediana cubiti ( dewasa ) dan vena jugularis superficialis ( bayi )
Cara kerja :
2. Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
Hitung jumlah trombosit dapat dilakukan dengan metode otomatis dan manual. Cara
manual dapat dilakukan dengan metode langsung menggunakan bilik hitung dan tidak
1. Metode Otomatis
aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilalui. Hematologi
dan flowcytometri.
a. Metode Impedansi
listrik pada celah yang telah diketahui ukurannya (aperture) ketika sebuah
sedemikian rupa sehingga dapat melewati celah aperture satu demi satu.
Ketika sel melewati celah, akan terbentuk sinyal yang jumlahnya sebanding
dengan jumlah sel yang melewati celah. Besar sinyal yang terbentuk
sebanding dengan dengan besar volume sel. Sel yang berukuran 2-20 fl akan
lebih dari 36 fl dihitung sebagai lekosit. Aspirasi darah dibagi menjadi dua
Volume darah lainnya dicampur dengan larutan pengencer dan reagen Lytic
yang berfungsi untuk melisiskan sel darah merah. Hitung lekosit dilakukan
sebagai sisa sel yang melewati celah. Impedansi listrik digunakan terutama
10
rupa sehingga dapat melewati celah aperture satu demi satu. Ketika sel
jumlah sel yang melewati celah. Besar sinyal yang terbentuk sebanding
dengan dengan besar volume sel. Sel yang berukuran 2-20 fl akan dihitung
sebagai trombosit. Lebih dari 20 fl dihitung sebagai eritrosit dan lebih dari
dalam celbath untuk dihitung jumlah eritrosit dan trombosit. Volume darah
lainnya dicampur dengan larutan pengencer dan reagen Lytic yang berfungsi
untuk melisiskan sel darah merah. Hitung lekosit dilakukan sebagai sisa sel
b. Metode Flowcytometri
medium cairan bergerak. Setiap sel melewati celah satu persatu yang
melewati suatu lorong satu demi satu. Ketika sel sampai di suatu titik lorong,
sel akan ditembak dengan sinar laser. Kemudian hasil tembakan sinar laser
akan dibaca oleh detektor (McPherson & Pincus, 2017). Salah satu kelebihan
dapat menghitung sel yang abnormal dan biaya perawatan yang tidak murah.
2. Metode Manual
Rees Ecker maupun Brecher Cronkite. Metode Rees Ecker darah diencerkan
dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue) sehingga trombosit akan tampak.
biru muda berbentuk bulat, agak lonjong, atau koma yang tersebar dengan
ukuran lebih kecil dari eritrosit. Sedangkan pada metode Brecher Cronkite,
untuk melisiskan sel darah merah sehingga yang tersisa adalah trombosit.
darah yang tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata
(Kiswari, 2014).
12
Brown yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah
tepi. Trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit. Pembuatan sediaan apus darah
tepi sangat penting dalam bidang hematologi. Apus darah tepi dapat
latihan yang cukup lama. Saat membuat sediaan apus darah, hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa hanya 2/3 atau 3/4 bagian kaca objek yang
digunakan untuk apusan darah. Ketebalan lapisan sediaan apus harus dibuat
2011).
13
1. Pra Analitik
Faktor yang mempengaruhi hasil hitung jumlah trombosit pada tahap pra
analitik dapat terjadi seperti pada pemilihan sampel darah. Penggunaan darah
kapiler akan diperoleh hasil sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan darah
bermakna antara sampel darah vena dan kapiler pada hasil hitung jumlah
trombosit. Faktor lain adalah pengambilan darah yang terlalu lama dan tidak
yang kurang smpurna juga dapat menyebabkan trombosit saling melekat bahkan
terjadi bekuan. Selain itu perbandingan volume darah dengan antikoagulan harus
pada hasil. Volume darah terlalu sedikit dan antikoagulan berlebih kemungkinan
jendalan. Darah yang tidak segera diperiksa atau penundaan pemeriksaan yang
terlalu lama juga dapat menyebabkan perubahan jumlah trombosit (Sujud dkk,
2015).
2. Analitik
oleh kesalahan dalam sistem pengujian dan metode, umumnya disebabkan oleh
3. Pasca Analitik
Kesalahan pada tahap pasca analitik dapat terjadi bila keliru dalam
D. Interpretasi
1. Trombositopenia
Penyebab trombositopenia:
2. Trombositosis
primer)
15
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir
dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah
yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga
akselerator globulin.
Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi
dianggap dalam skema hemostasis.
Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan
berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan
kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor
Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang
17
1. Pembekuan darah
Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15-30 detik bila trauma pembuluh sangat
hebat, dan dala 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah berlangsung melalui
dua jalur yaitu jalur intrinsic dan jalur ekstrinsik.
yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu
glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi
sebagai resepto untuk factor IXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII
diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk factor
VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan lebih
lanjut.
berupa protein yang beredar didalam darah dan terikat lipoprotein. TFPI
menghambat langsung factor Xa dengan terikat pada enzim tersebut didekat tapak
aktifnya. Kemudian kompleks factor Xa-TFPI ini manghambat kompleks factor
VIIa-faktor jaringan.
c. Lntasan Terakhir
Pada lintasan terakhir yang sama, factor Xa yang dihasilkan oleh lintasan
intrinsic dak ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa)
yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protrombin terjadi
pada permukaan trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompelks protrombinase
yang terdiri atas fosfolipid anionic platelet, Ca2+, factor Va, factor Xa dan
protrombin. Factor V yang disintesis dihati, limpa serta ginjal dan ditemukan
didalam trombosit serta plasma berfungsi sebagai kofaktor dng kerja mirip factor
VIII dalam kompleks tenase. Ketika aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil thrombin,
unsure ini terikat dengan reseptor spesifik pada membrane trombosit dan
membentuk suatu kompleks dengan factor Xa serta protrombin. Selanjutnya
kompleks ini di inaktifkan oleh kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan
menghasilkan sarana untuk membatasi pengaktifan protrombin menjadi thrombin.
Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-tunggal yang disintesis di hati.
Region terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh residu Gla, dan
tempat protease aktif yang bergantung pada serin berada dalam region-
terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah terikat dengan kompleks factor Va serta
Xa pada membrane trombosit, protrombin dipecah oleh factor Xa pada dua tapak
aktif untuk menghasilkan molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang kemudian
dilepas dari permukaan trombosit. Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh
ikatan disulfide.
Proses konversi Fibrinogen menjadi Fibrin. Fibrinogen (factor 1, 340 kDa)
merupakan glikoprotein plasma yang bersifat dapat larut dan terdiri atas 3 pasang
rantai polipeptida nonidentik (Aα,Bβγ)2 yang dihubungkan secara kovalen oleh
ikatan disulfda. Rantai Bβ dan y mengandung oligosakarida kompleks yang terikat
22
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih. As. Dan Kosasih, E.N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium