BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sebagai penunjang diagnosis, dituntut untuk
dapat memberikan hasil yang akurat atau memberikan hasil yang dapat
akan dapat ditegakkan diagnosis dan diberikan tindakan dan terapi terhadap
pasien.
(Hardjoeno, 2003).
(Hardjoeno, 2003).
2
dapat menggunakan dua metode yaitu dengan Rees Ecker atau Fase Kontras
Ecker darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker . Hitung trombosit ini dapat
satunya dengan mengubah prosedur yaitu tanpa diinkubasi dalam kapas basah
trombosit, sehingga waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat. Tetapi hal
basah dan diinkubasi pada tabung reaksi selama 10 dan 15 menit metode Rees
Ecker.
B. Rumusan Masalah
basah dan diinkubasi pada tabung reaksi selama 10 dan 15 menit basah metode
Rees Ecker.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
menggunakan kapas basah dan diinkubasi pada tabung reaksi selama 10 dan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
umum.
4
2. Bagi Akademik
3. Bagi Peneliti
E. Hipotesis Penelitian
kapas basah dan diinkubasi pada tabung reaksi selama 10 dan 15 metode
Rees Ecker.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian, bagian cair
yang disebut plasma dan unsur-unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah
membentuk 6 sampai 8% dari berat badan tubuh total, volume darah secara
keseluruhan kira-kira 5 liter dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi
di dalam suatu cairan yang disebut plasma (Sacher dan McPherson, 2004).
2. Komponen Darah
Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah (eritrosit), sel
membentuk 55% dari volume darah total. Sedangkan 45% sisanya adalah
c. Sel darah putih (leukosit), berjumlah 0,2% dari total darah. Fungsi
leukosit adalah menjaga sistem imunitas tubuh dan membunuh virus atau
sekitar 7%-10% berat badan orang normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung pada
usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri
a. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
komponen berikut:
3. Hematopoiesis
dan humerus (tabel 2.1). Bahkan pada daerah hemopoietik tersebut, sekitar
50% sumsum tulang terdiri dari lemak. Sumsum berlemak biasanya dapat
berubah kembali untuk hemopoiesis, dan pada banyak penyakit, juga terjadi
perluasan hemopoiesis pada tulang panjang. Lagi pula, hati dan limpa
s Proksimal Femur.
a
(Hoffbrand dkk, 2005).
membentuk tiga kelompok sel darah yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit (gambar 2.1). Sel bakal ini adalah sel pertama dari rangkaian
pengkondisi dan mediator, serta menghasilkan sel bakal yang lain dan
melakukan regenerasi diri dalam dua jalur utama. Sel-sel bakal akan
8
sel bakal multipoten pluripoten tampak sebagai sel-sel kecil yang mirip
4. Fungsi Darah
a. Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan
keseluruh tubuh.
b. Alat transpor oksigen, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk
paru-paru, ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk
diteruskan ke empedu dan saluran cerna sebagai tinja ( untuk bahan yang
d. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu
basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang
seharusnya.
(Sadakin, 2001).
1. Pengertian Trombosit
2. Asal Trombosit
dari megakarioblas yang timbul dari proses diferensiasi sel asal hemapoetik
jumlah inti bertambah dua kali lipat. Biasanya pada keadaan 8 inti,
replikasi inti lebih lanjut dan pertumbuhan sel berhenti, sitoplasma menjadi
dan volume sel rata-rata 5,8 fl. Hitung trombosit normal sekitar 150
3
400 x 10 / L (Hoffbrand. et al, 2005).
11
3. Morfologi Trombosit
berguna untuk adhesi dan agregasi, zone sol gel menunjang struktur dan
trombosit serta zone membran yang keluar dari isi granula saat pelepasan.
4. Fungsi Trombosit
c. Stabilisasi fibrin.
5. Trombositopenia
lanjut.
fibrosa), leukemia akut, dan karsinoma metastatik lain yang menganti unsur-
produksi trombosit.
Wilson, 2004).
14
6. Trombositosis
jenis sel-sel lain, di dalam sumsum tulang (Price dan Wilson, 2004).
15
penyebab lain, baik secara sementara setelah stress atau olahraga dengan
pelepasan trombosit dari sumber cadangan (dari lien), atau dapat menyertai
larutan pengencer dapai dipakai larutan Rees Ecker atau larutan amonium
sampai angka 0,5 kemudian dipipet reagen rees ecker 101. Dihomogenkan,
bilik hitung yang sudah ditutup dengan deck glass. Bilik hitung diletakkan
pada cawan petri yang dilapisi dengan kapas basah selama 15 menit
(Suharyono, 2008).
Pada cara tak langsung dibuat hapusan darah dari darah kapiler atau
per 1000 eritrosit. Dilakukan perhitungan jumlah eritrosit dari bahan darah
17
3,8 gr, Brillian Cresyl Blue 0,1 gr, larutan Formal Dehida 40% 2 mL,
larutan tersebut tidak tahan lama dan harus disimpan dalam lemari es
dalam botol yang ditutup gelas serta harus disaring sebelum dipakai.
Amonium aksalat 1 gr, aquadest 100 mL. Larutan ini bersifat melisiskan
eritrosit. Larutan ini harus dibuat dengan menggunakan alat gelas yang
18
4C (Gandasoebrata, 2001).
4. Prinsip Kerja
hitung.
(Gandasoebrata, 2001).
19
1. Komponen Mikroskop
(Wirjosoemarto K, 2008).
a. Kaki
b. Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat
c. Cermin
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin
datar digunakan bila sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung
digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti
dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah
20
tidak lagi dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang
d. Kondensor
mengumpulkan sinar.
e. Diafragma
f. Meja preparat
penjepit. Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada
g. Lensa obyektif
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada
model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan
mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah
h. Lensa Okuler
Pada mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar dan
penjagaan jarak antara mata dan okuler. Untuk menentukan jarak ini,
mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum sekitar 1 cm. Jarak
setajam-tajamnya. Selain itu, mata yang sebelah lagi harus tetap terbuka.
secara perlahan agar tabung mikroskop naik. Pada saat demikian, gambar
22
yang lebih jelas, sekrup pemutar halus diputar sehingga dapat diamati
3. Macam-macam Mikroskop
4. Pemeliharaan Mikroskop
sedikit deterjen.
E. Kerangka Konseptual
Inkubasi trombosit
menggunakan kapas basah
selama 15 menit Jumlah Trombosit
BAB III
25
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sectional yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu jumlah
waktu bersamaan .
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional.
Sa
Umur/Je Jumlah Trombosit
m
nis
No p
Kela Diinkubasi Diinkubasi
e
min dengan tanpa kapas
l
kapas basah basah
1. S.1
2. S.2
3. S.3
4. S.4
5. S.5
......
.
.
..... .
.
.
.
S.2
28.
8
Ket : S = Sampel
26
1. Populasi
2. Sampel
Dik :
d = 0.1
N = 40
N . Z ( 1 /2 ) 2 . P(1P)
Rumus : n= Nd 2 + Z(1 /2) 2 P(1P) (Rianto A, 2010).
( 40 x 3,84 ) .(0,25)
n=
( 40 x 0,01 ) +(3,84 x 0,25)
38,4
n=
1,36
27
N = Populasi
Q = 1-P
tergantung
95%=1,96,
99% = 2,57.
2. Waktu Penelitian
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
1. Trombosit adalah sel darah tak berinti berasal dari sitoplasma megakariosit.
G. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Cawan perti
b. Deck glass
e. Pipet eritrosit
f. Rak tabung
g. Selang penghisap
29
h. Tabung EDTA
2. Bahan
a. Aquadest
b. Kapas
e. Spoit
H. Prosedur Kerja
1. Pra Analitik
pembesaran.
b. Jika memakai vena mediana cubiti, memasang turniquet pada lengan atas
c. Ditegangkan kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya
f. Diletakkan kapas diatas jarum dan dicabut spoit itu secara perlahan-
lahan.
(Gandasoebrata, 2010).
2. Analitik
masukan dalam kamar hitung yang sudah ditutup dengan deck glass.
d. Diletakkan kamar hitung pada cawan petri yang dilapisi dengan kapas
dengan pembesaran 10x10 (10 kali untuk lensa okuler dan 10 kali untuk
3. Pasca Analitik
I. Kerangka Operasional
Persiapan Responden
Pengambilan Darah
Jumlah trombosit
J. Analisis Data
1. Jenis Data
a. Data primer yaitu data yang berasal dari jumlah trombosit setelah
b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari jurnal, literatur-literatur yang
pustaka.
2. Pengumpulan Data
populasi, penentuan jumlah sampel, lalu kemudian persiapan alat dan bahan
3. Pengolahan Data
4. Penyajian Data
BAB IV
A. Hasil Penelitian
diambil dari mahasiswa (i) Analis Kesehatan tingkat IIIB tentang Perbedaan
menggunakan kapas basah metode Rees Ecker diperoleh data hasil penelitian
sebagai berikut :
persentase 100%.
Inkubasi Jumlah
tro Jumla
Persentase (%)
mb h
osit
Normal 28 100
Menggunakan
kapasbasah dan
Tanpa menggunakan Abnorm
kapas basah - -
al
Jumlah 28 100
(Sumber : Data Primer, 2014).
Tabel 4.4 Hasil analisa uji t jumlah trombosit yang diinkubasi dengan
Std.
Jumlah Dev
No Mean N Sig
trombosit iati
on
1. Diinkubasi
dengan 292.21
28 59.3
kapas 4
basah
.000
2. Diinkubasi
tanpa 256.92
28 53.4
kapas 8
basah
(Sumber : Data Primer, 2014). = 0.05 .
basah metode Rees Ecker terdapat perbedaan yang signifikan. Sesuai dengan
B. Pembahasan
menggunakan kapas basah metode Rees Ekcer. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah darah vena pasien yang diambil dari mahasiswa (i)
menggunakan kapas basah metode Rees Ecker dan dilanjutkan dengan analisa
hasil untuk t hitung = 5,709 dan nilai t tabel = 2,052 pada derajat kebebasan =
menunjukan secara nyata adanya kolerasi antara dua variabel yang diteliti.
sesuia dengan hipotesis yang telah dikemukakan oleh peneliti diawal maka
trombosit yang diinkubasi dengan dan tanpa menggunakan kapas basah metode
Rees Ecker. Hal ini menunjukan bahwa pemeriksaan jumlah trombosit yang
diinkubasi dengan menggunakan kapas basah metode Rees Ecker lebih baik
Hasil penelitian ini didukung oleh teori bahwa pada cara manual
(Brecher Chonkrite atau Rees Ecker), untuk larutan pengencer dapat dipakai
larutan Rees Ecker atau larutan amonium oksalat 1%. Untuk pemeriksaan
menggunakan Rees Ecker atau larutan Amonium Oksalat 1%, mula-mula darah
diisap dengan pipet eritrosit sampai angka 0,5 kemudian dipipet reagen Rees
pertama dimasukan kedalam bilik hitung yang sudah ditutup dengan deck
glass. Bilik hitung diletakkan pada cawan petri yang dilapisi dengan kapas
nyata tentang jumlah trombosit tersebut dan kemudian dihitung trombosit pada
kapas basah dan tanpa menggunakan kapas basah metode Rees Ecker, jumlah
dapat disebabkan dari sifat larutan Rees Ecker yang akan rusak atau tidak tahan
lama pada suhu ruang. Sehingga pada proses penyimpananya harus diletakkan
pada lemari es, pada botol yang ditutup gelas serta harus disaring sebelum
dipakai agar tetap tetap baik pada saat digunakan (Gandasoebrata, 2001).
menggunakan kapas basah akan membuat reaksi larutan Rees Ecker terhadap
trombosit akan baik karena berlangsung dalam suhu yang diharapkan dengan
karena proses reaksi yang terjadi berlangsung dalam keadaan yang tidak sesuai
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
menggunakan sampel yang berasal dari pasien yang sedang sakit atau
yang berasal dari pasien yang sehat sehingga dapat memberikan hasil yang
lebih valid tentang perbedaan jumlah trombosit yang diinkubasi dengan dan