PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan
dimana trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-
350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia biasanya dijumpai pada
penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem
imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria
. Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah kegagalan
produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi trombosit abnormal,
dan kehilangan akibat dilusi. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit,
yaitu sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang
belakang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera
setelah memasuki darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru.
Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000/µL
(Guyton dan Hall, 2007).
Darah terdiri dari beberapa komponen" yaitu sel darah merah eritrosit
seldarah putih leukosit, keping darah trombosite dan plasma. Kadang-kadang tidak
semua komponen darah tersebut dibutuhkan oleh pasien. Misalnya pasien yang
terkena demam berdarah hanya membutuhkan trombosit saja. selain it volume
transfusi juga harus diperhatikan. pasien yang masih anak-anak volume
transfusi yang diberikan tidak sama dengan volume transfusi yang diberikan kepada
orang dewasa, oleh karena itu darah utuh lebih baik dipisahkan menjadi komponen-
komponen darah
Beberapa macam transfusi trombosit yang kita ketahui adalah transfusi
trombosit konsentrat (TC) dari whole blood yang sering juga disebut sebagai random
donor platelets (RDP) dan transfusi trombosit apheresis yang disebut juga single
donor platelets (SDP) atau platelets apheresis (Cable dkk., 2007; Sherrill dkk., 2007).
Transfusi trombosit random donor merupakan pilihan transfusi trombosit yang sudah
umum dilakukan di pusat pelayanan kesehatan, dan transfusi ini mengandung 0,5 -
0,75 x 1011 sel trombosit per unit (Schiffer dkk., 2001)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar dapat memperoleh informasi
dan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan penyakit trombositopeni
2. Tujuan khusus
trombositopeni
Kemuning RSAB Harapan Kita Jakarta yang dilakukan pada tanggal 22-24 juli 2015.
D. Metode Penulisan
dalam merawat pasien dengan masalah trombositopeni. Dengan cara memperoleh data dan
penmeriksaan fisik, serta studi dokumentasi dengan melihat data status bayi yang berupa
terintegrasi.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini dimulai dengan kata pengantar
diikuti dengan BAB I yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II berisikan tentang tinjauan
teoritis yang terdiri dari konsep dasar medis, yaitu defenisi, etiologi, manifestasi klinis,
dasar asuhan keperawatan. BAB III terdiri dari tinjauan kasus, BAB IV berisikan tentang
pembahasan kasus, serta BAB V yang terdiri dari kesimpulan dan saran, daftar pustaka,
dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Trombosit
a. Definisi trombosit
c. Struktur trombosit
Trombosit mempunyai banyak ciri khas yang fungsional sebagai
sebuah sel, walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat berproduksi. Di
dalam sitoplasma terdapat factor-faktor aktif seperti (1) molekul aktif dan
myosin, sama seperti yang terdapat dalam sel-sel otot, juga protein kontraktil
lainnya, yaitu trombostenin yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi;
(2) sisa-sisa retikulum endoplasma dan apparatus golgi yang mensintesis
berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium; (3) mitokondria
dan sistem enzim yang mampu membentuk adenosine trifosfat (ATP) dan
adenosine difosfat (ADP); (4) sistem enzim yang mensintesis prostaglandin,
yang merupakan hormon setempat yang menyebabkan berbagai jenis reaksi
pembuluh darah dan reaksi jaringan setempat lainnya; (5) suatu protein
penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin; (6) faktor pertumbuhan yang
dapat menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel endotel pembuluh
darah dan fibroblast, sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan seluler yang
akhirnya memperbaiki dinding pembuluh yang rusak (Guyton dan Hall, 2007).
Pada permukaan membran sel trombosit terdapat lapisan glikoprotein yang
menyebabkan trombosit menghindari perlekatan pada endotel normal dan
melekat pada daerah dinding pembuluh darah yang terluka, terutama sel-sel
endotel yang rusak, dan bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di
bagian pembuluh darah. Selain itu membran mengandung banyak fosfolipid
yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan
darah (Guyton dan Hall, 2007).
d. Fungsi trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan
dari sel-sel darah yang lain. Trombosit cenderung melekat pada permukaan asing
(bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal (Gandasoebrata, 2004).
2. Trombositopenia
3. Tranfusi darah
a.Pengertian
Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah
lengkap ataukomponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau
trombosit melalui IV. Meskipun tranfusi darah penting untuk mengembalikan
homeostasis, tranfusi darah dapat membahayakan. Banyak komplikasi dapat
ditimbulkan oleh terapi komponen darah,contohnya reaksi hemolitik akut yang
kemungkinan mematikan, penularan penyakitinfeksi dan reaksi demam.
Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh
identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau
komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang
inkompatibel.
Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan
pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Perawat
bertanggung jawab untuk mengkali sebelum dan selama tranfusi yang
dilakukan. Apabila klien sudah terpasang selang IV, perawat harus mengkaji
tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau infilrasi. Transfusi darah
adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darahdari satu orang ke
sistem peredaran orang lainnya.
Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan
darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi,syok dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Seaksi transfuse adalah reaksi
yang terjadi selama tranfusi darah yang tidak diinginkan berkaitan dengan
tranfusi itu. sejak dilakukannya tes komatibilitas untuk menentukan adanya
antibody terhadapantigen sel darah merah, efek samping transfusi umumnya
disebabkan oleh leokosit ,trombosit dan protein plasma. Gejala bervariasi
mungkin tidak terdapat gejala atau gejalanya tidak jelas, ringan samapi berat.
Saat transfusi darah dilakukan, pembuluh darah vena ditusuk dengan sebuah
jarum kecil terbuat dari bahan elastis. Jarum tersebu tterhubung dengan infus
set. Melalui infus set dan jarum tersebut, darah disalurkan kedalam tubuh.
Prosedur transfusi darah biasanya memakan waktu sampai beberapa
jam,tergantung berapa banyak darah yang mesti ditransfusikan.
3. Etiologi
Penyebab trombositopenia pada neonatus sangat bervariasi,pada
sebagian besar kasus,penyebab dasar ditentukan oleh pola
trombositopenia (waktu terjadinya,derajat berat,lama berlangsung dan
respon terhadap tranfusi) dan gejala klinis yang terjadi.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi kilinik
Trombositopenia merupakan salah satu kelainan hemostatik yang sering
ditemukan pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Gejala yang
terdapat pada bayi mulai tanpa tanda gejala,perdarahan mukokutanius ringan
hingga PIV berat.
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu kegiatan pemeriksaan dan peninjauan terhadap
situasi yang dihadapi oleh klien untuk tujuan perumusan masalah. Ruang
lingkup pengkajian terdiri dari :
1. Identitas data
Biodata klien : umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
suku bangsa, alamat, no MR, tanggal masuk, diagnosa
medis
Biodata orang tua penanggung jawab : nama, umur,
pekerjaan, alamat, suku bangsa, agama
Riwayat antenatal : apakah pada riwayat kehamilan ibu
klien terdapat kelainan atau keluhan yang dapat
memperberat keadaan ibu dan proses persalinan serta
mengetahui tempat dan jumlah frekuensi pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan.
Apakah ibu mempunyai penyakit-penyakit yang merupakan
faktor pencetus terjadinya kejang seperti kehamilan ganda,
toksemia, riwayat hipertensi, apakah ibu ada riwayat DM,
peminum alcohol, perokok atau pengguna obat-obatan
tertentu.
Riwayat kelahiran
Proses persalinan ditolong oleh siapa, apakah berlangsung
secara normal atau memerlukan bantuan alat atau operasi.
Perlu juga diperhatikan apgar scor, warna ketuban, dan
tindakan yang sudah dilakukan seperti tindakan resusitasi,
pemberian Vit K dan obat tetes mata.
Riwayat penyakit sebelumnya
Merupakan gambaran sebelum bayi masuk kedalam
ruangan, apabila bayi langsung masuk keruangan, dan
sebelumnya tidak pernah masuk keruangan atau rs lain juga
perlu didokumentasikan.
Diantaranya hal-hal yang perlu ditanyakan tentang riwayat
sebelum masuk keruangan, apakah rujukan dari suatu
poliklinik, rumah bersalin, puekesmas atau rs. Pernah
masuk ke ruang intensif berapa lama dan bagaimana
keadaan saat masuk juga saat keluar intensif.
Riwayat penyakit sekarang
a. Sistem respirasi
Pernafasan takipnue
Pola nafas tidak teratur
Retraksi interkostal, substernal
Pernafasan cuping hidung
Grunting
Adakah ronchi
Bentuk dada simetris atau tidak
Adanya periode apnue
b. Sistem kardiovaskuler dan sirkulasi
Bradikardi atau takikardi
Tekanan darah rendah
Sianosis sentral atau perifer
Adakah perdarahan atau oedem
Denyut nadi pemoralis kiri dan kanan teraba
Pemeriksaan CRT
Pemeriksaan auskultasi didapatkan bunyi
jantung s2 lebih kuat dibanding s1
Terdengar atau tidak adanya bunyi murmur
Saturasi oksigen beriksar antara 88-92%
c. Sistem termoregulasi
Kulit bayi teraba dingin
Akral dingin
Suhu badan mencapai suhu normal
Adakah kebiruan pada ujung-ujung ekstremitas
bayi
d. Sistem gastrointestinal
Pantau bentuk dan tekstur abdomen
Kaji adanya bising usus yang lemah
Reflex hisap dan reflex menelan lemah
Adakah muntah atau residu
Kaji kebutuhan nutrisi
e. Sisten neurosensorik
Kesadaran bayi
Respon bayi terhadap nyeri
Pergerakan motorik
Reflex pupil
Adakah kejang
f. Sisten integument
Adakah sianosis
Warna kulit
Turgor
Integritas
g. Sistem eliminasi
Warna urin
Jumlah
h. Sistem reproduksi
Pada laki-laki kelamin tampak pigmentasi dan
rugae pada skrotum banyak, testis sudah turun
ke dalam skrotum
i. Psikososial
Persepsi orang tua bayi terhadap kesehatan
bayinya saat ini biasanya orang tua tampak
cemas
Harapan orang tua terhadap kesehatan anaknya
saat ini
Mekanisme dan koping digunakan, dan tingkat
pengetahuan orang tua terhadap penyakit yang
diderita anaknya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Resiko Perdarahan
C. Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif
Tujuan: Manajemen pola nafas
Intervensinya:
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Pasang oroparingeal airway bila perlu
- Monitor respirasi dengan status O2
- Kolaborasi pemberian oksigen
- Kolaborasi pemasangan ETT dan ventilator mekanik
2. Berihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan: Manajemen jalan nafas
Intervensinya:
- Buka jalan nafas gunakan teknik chinlift bila perlu
- Pastikan kebutuhan oral atau trakheal suctioning auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah suction
- Informasikan pada keluarga tentang suction
- Melakukan pengisapan lendir dari mulut dan hidung
- Monitor saturasi oksigen
- Kolaborasi melakukan inhalasi
3. Resiko Perdarahan
Tujuan : Manajemen cairan
Intervensinya :
- Mengkaji penyebab perdarahan
- Memonitor tanda-tanda vital
- Mengukur CRT
- Memonitir tanda-tanda syok
- Melakukan kolaborasi pemberian cairan parental
- Melakukan kolaborasi pemberian oksigen
- Melakukan kolaborasi ptranfusi darah
- Melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium(hb,ht,trombosit)
D. Implementasi
1.Tindakan independen
2. Tindakan interdependen
Meruapakan tindakan yang dilaksanakan oleh perawat yang memerlukan kerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, petugas laboratorium,
petugas radiologi dll.
3. Tindakan yang pelaksanaannya berhubungan dengan rencana tindakan medis
E. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana diagnosa keperawatan, perencanaan dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai.Ada dua komponen untuk mengevaluasi
tindakan keperawatan yaitu :
1. Proses
Merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera
2. Hasil
Meruapakan perubahan perilaku atau status kesehatan pasien pada
akhir tindakan keperawatan.
Pada bayi trombositopenia evaluasi akhir diharapkan adalah Tidak
terjadi perdarahan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan penunjang :
Hasil laboraturium
No Tanggal Hasil laboraturium
1. 22 juli 2019 Hb = 13,8 mg/dl
Ht = 41,%
Leukosit = 26.000
Trombosit = 17.000
CRP = 149,7
Differensial = 02/11/00/00/91/00
2. 23 juli 2019 Na=137
K=4,0
Cl=110
Ca=92
Hasil echo
Tgl 17 juli 2019=truncus arteriocus
Hasil foto radiologi
Kesan =sesuai ompalocel
11. Penatalaksanaan
Tanggal 22 juli 2019
Parenteral: Total volum 180ml/kgbb/hr,inf N2D10+kcl 74% 2ml+ca
glukonas 10% 4 ml :16,3 ml/jam,aminosteril 10%
4gr/kgbb/hr:5,8cc/jam,smoflipid 20% 3gr/kgbb/hr:2.1cc/jam,nacl 3%
50cc:2.1cc/jam
Enteral Minum asi/sf 4x3cc dan 4x4cc personde gravitasi
Rawat omfalokel dengan lomatul dtutup menggunakan kassa steril dan
duk steril dilakukan /2hr
tranfusi trombosit 1 40cc
antibiotik meropenem 70mg/8 jam
Data subjektif : -
Data subjektif : -
- Mengganti pampers
- Mengukur TTV
T= 36,7
RR= 64 X/i
HR= 151 X/i
06.00 Spo2 = 75 %
Mengobservasi Turgor kulit
dan membran mukosa.
- Menghitung Intake Output
Intake ( 59,4 cc ) output (62 cc_
Pada bab ini saya akan melakukam pembahasan terhadap asuhan keperawatan pada bayi Ny,I
diruangan Kemuning RSAB Harapan Kita yg akan dilaksanankan pada tanggal 22 juli 2019 –
24 juli 2019 dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa kepeawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan .
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian secara teoritis pengumpulan data, didapat melalui wawancara
dengan orang tua bayi,Observasi keadaan bayi,status bayi yang terdiri dari catatan
medis dan catatan keperawatan. Dalam kasus ini,pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan orang tua bayi,observasi keadaan bayi,status bayi yng terdiri dari
catatan medis dan catatan keperawatan. Hal ini sesusai dengan teori yang ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan kasus pada bayi Ny.I dengan trombositopeni diagnosa keperawatan yang
muncul adalah :
- Pola nafas tidak efektif
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Resiko Infeksi
Pada kasus ini saya mendapat data objektif diantaranya bayi tidak stabil,bayi
nafas dengan bantuan on ventilator Simv + vg, Pmax 20/6, rr:50 x/i Fi02 35% ,
desaturasi ada, slem putih kental.
C. Intervensi Keperawatan
Pada tahap intervensi keperawatan, kelompok menentukan dan menetapkan rencana
yang di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien pada saat itu. Intervensi yang
dilakukan berdasarkan dengan masalah yang ada dan mendokumentasikan dengan
catatan terintegrasi.
D. Implementasi
Implementasi terhadap bayi Ny.I disesuaikan dengan intervensi yg telah ditetapkan
dan semua intervensi dapat diimplementasikan pada by.Ny.I. Adapun
pendokumentasian setiap tindakan keperawatan yang dilakukan,dicatat dalam rencana
asuhan keperawatan.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap penentuan keberhasilan dari semua rencana dan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan mliputi evaluasi tindakan dan valuasi akhir.
Evaluasi tindakan dilakukan tiap 24 jam. Pada kasus ini,setiap tindakan dilakukan
pada setiap shift selama 24 jam. Pada kasus ini setiap tindakan dilakukan pada setiap
shift selama 24 jam yang dapat dilihat dari respon yang di tunjukan oleh
pasien.Asuhan keperawatan selanjutnya dapat diteruskan oleh perawat ruangan.
BAB V
PENUTUP
TUGAS INDIVIDU
PEMBIMBING :
Ns. WIDAYATI, S. Kep