PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
faktor VIII), hemofilia B (defisiensi faktor IX) dan hemofilia C (defisiensi faktor XI) (Scott
and Montgomery, 2011).
diketahui karena keterbatasan fasilitas diagnosis, tetapi dari berbagai kejadian di negara
berkembang, diperkirakan prevalensi terjadi pada 1 dari 10.000 untuk hemofilia A dan 1
dari 50.000 untuk hemofilia B dari setiap kelahiran laki – laki (Carcao et al., 2013). Menurut
Ragni (2012) insiden hemofilia diperkirakan terjadi pada 1 dari 5000 untuk hemofilia A
dan 1 dari 30.000 untuk hemofilia B dari setiap kelahiran laki-laki. Menurut Stonebreaker
(2010), prevalensi hemofiia A (per 100.000 laki-laki) bervariasi di tiap negara. Sebagai
contoh, prevalensi yang dilaporkan pada awal tahun 1970 di United Kingdom sekitar 10
per 100.000 laki-laki sedangkan di United States sekitar 20 per 100.000 laki-laki. Tiga
puluh tahun kemudian terjadi sebaliknya, prevalensi pada tahun 2006 di United States
adalah 8 per 100.000 laki-laki sedangkan di United Kingdom adalah 20,7 per 100.000 laki-
tahun 2011, jumlah pasien hemofilia yang terdaftar di Indonesia mencapai 1.388 pasien.
Angka itu diperkirakan tidak mencerminkan jumlah penderita sebenarnya. Informasi di
negara berkembang tidak diketahui karena tidak tersedianya fasilitas diagnosis (Carcao et
al., 2013).
1
terbatas. Pasien hemofilia memerlukan terapi pengganti faktor VIII atau IX. Selama ini,
penentuan dosis terapi pengganti faktor VIII atau IX, memerlukan pemeriksaan aktivitas
alat koagulometer otomatis mempunyai presisi dan akurasi yang baik, tetapi alat tersebut
relatif mahal dan tidak semua fasilitas kesehatan mempunyai alat itu, sehingga
diperlukan metode yang lebih mudah untuk memperkirakan kadar faktor VIII atau IX pada
pasien hemofilia. Nilai koreksi APTT pada mixing study diharapkan menjadi metode
alternatif dalam memperkirakan kadar faktor VIII atau IX pada pasien hemofilia, sehingga
dapat membantu klinisi untuk menentukan dosis terapi pengganti faktor VIII atau IX pada
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui manajemen Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
Hemofilia
2. Mengetahui peran perawat dalam menjalankan Intervensi pada pasien dengan
Gangguan Hemofilia
3. Mengetahui EBN (Evidance Based Nursing) dalam Membuktikan Intervensi pada
Hemofilia
C. Manfaat Penulisan
Penulis berharap dari adanya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
hemofilia.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital yang disebabkan
karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan faktor IX. Faktor
VIII dan faktor IX merupakan protein plasma yang merupakan protein plasma yang
a. Trombosit
Trombosit merupakan sel darah kecil yang terdiri atas beberapa sitoplasma
yang dikelilingi oleh membran plasma. Trombosit dihasilkan didalam sumsum
pembuluh darah.
Trombosit
Trombosit merupakan sel darah kecil yang terdiri atas beberapa sitoplasma
yang dikelilingi oleh membran plasma. Trombosit dihasilkan didalam sumsum
3
Permukaan trombosit mengandung protein dan glikoprotein yang
memungkinkan mereka untuk menempel pada protein lain seperti kolagen di
pembuluh darah.
Trombosit matang adalah fragmen sel yang aktif, merupakan komponen
penting kedua dalam hemostasis. Trombosit tidak berinti dan berada dalam
darah perifer setelah diproduksi dari sitoplasma megakariosit. Megakariosit
memiliki diameter rata-rata-rata 2-4 µm, trombosit yang lebih muda berukuran
lebih besar dibandingkan yang lebih tua. Berbeda dengan megakariosit,
trombosit tidak memiliki inti. Sitoplasmanya berwarna biru muda atau merah-
ungu. Trombosit beredar pada aliran darah melalui endotel pembuluh darah
tanpa berinteraksi dengan trombosit lain atau dengan dinding pembuluh darah.
Trombosit adalah sel yang sangat sensitif dan dapat menanggapi rangsangan
4
bentuk menjadi tidak teratur dengan pseudopodia berduri akan terjadi dengan
rangsangan tambahan. Perubahan ini dalam bentuk selular dipicu oleh
ada dalam jumlah normal, tetapi juga harus berfungsi dengan baik.
e. Fungsi Trombosit
darah yang terluka, perubahan bentuk, agregasi, dan sekresi. Setiap perubahan
struktural dan fungsional disertai dengan serangkaian reaksi biokimia yang
keutuhan vaskular oleh adhesi trombosit yang cepat pada endotel yang rusak.
Selain itu, trombosit menyebar, menjadi aktif, dan membentuk agregat besar,
pelepasan.
1) Adhesi Trombosit
5
trombosit ke jaringan ikat subendotelial, terutama kolagen, terjadi dalam 1-
2 menit setelah berdiam diendotel. Epinefrin dan serotonin mendukung
2) Agregasi Trombosit
Agregasi Trombosit adalah tes standar untuk menetukan fungsi
diblokir oleh zat seperti prostaglandin E (PGE), adenosin, dan obat anti-
inflamasi nonsteroid, misalnya aspirin. Hal ini secara klinis terdeteksi
protein baru, terjadi cacat yang disebabkan oleh aspirin selama masa
hidupnya (sekitar 10 hari). Oleh karena itu, setelah pengobatan dengan
6
4) Hitung Trombosit
Jumlah trombosit merupakan komponen pokok dalam evaluasi
6) Waktu Perdarahan
Uji waktu perdarahan adalah pengukuran in vivo adhesi dan agregasi
turun dibawah 100 x 103 / mL, maka waktu perdarahan meningkat progresif
dari normal 3 sampai 8 menit menjadi lebih dari 30 menit. Waktu
perdarahan yang lama pada pasien dengan jumlah trombosit lebih besar
dari 100 x 103 / mL adalah indikasi fungsi trombosit terganggu atau cacat
kerena itu, semakin kecil hematokrit maka semakin besar tingkat retraksi
bekuan. Tingkat retraksi bekuan berbanding lurus dengan jumlah trombosit
dan berbanding terbalik hematokrit dan kadar fibrinogen. Ketika terjadi lisis
bekuan (fibrinolisis) yang sangat aktif, bekuan fibrin dapat dilisis hampir
7
secepat waktu pembekuan dan retraksi bekuan akan terganggu.
f. Pembekuan Darah
Perdarahan dari pembuluh darah kecil dapat dihentikan oleh vasokonstriksi
urutan kaskade. Modifikasi dari urutan ini sekarang diketahui terjadi karena
factor koagulasi darah saling berinteraksi unutk membentuk thrombus akhir
yang larut.
Konsep Dasar Pembekuan Darah. Pembekuan darah adalah proses reaksi
kimia yang melibatkan protein plasma, fosfolipid, dan ion kalsium. Sebagian
besar factor beredar dalam sirkulasi darah berperan seta dalam proses koagulasi
yang diberi tanda dengan angka Romawi. Bentuk yang aktif dari factor
enzimatik tersbut ditandai dengan angka Romawi yang diikuti oleh akhiran-a,
misalnya factor XII ( tidak aktif ), XIIa berarti dalam keadaan aktif. Penunjukkan
angka Romawi tidak menunjukkan urutan reaksi dalam proses pembekuan.
gangguan perdarahan, kecuali factor XII, prekallikrein (factor Flet), dan high
molecule weight kininogen (HMWK, factor Fitzgerald).
2) Masing-masih factor diketahui mempunyai karakteristik fisik dan kimia
3) Sintesis factor bersifat independen terhadap protein lain
8
fibrinogen, kelompok protrombin, dan kelompok kontak. Kelompok fibrinogen
terdiri dari factor I, V, VIII, dan XIII. Faktor-faktor ini digunakan selama proses
Vitamin K tersedia melalui sumber makanan dan juga dihasilkan oleh bakteri
usus. Kelompok ini dihambat oleh warfarin. Kelompok ini dianggap stabil dan
I Fibrinogen
II Protrombin
III Tromboplastin
IV Kalsium
V Faktor labil dan proakselerin
VI Akselerator pengubah protrombin serum
VII Faktor antihemifilik
VIII Faktor Christmas, komponen tromboplastin plasma
IX Faktor Stuart-Power
X Anteseden tromboplastin plasma
XI Faktor Hageman
XIII Faktor penstabilisasi fibrin
(Tabel 2.1 Faktor pembekuan)
1) Faktor I (Fibrinogen)
Fibrinogen adalah protein globulin berukuran besar yang stabil (berat
2) Faktor II (Protrombin)
Protrombin adalah protein yang stabil (berat molekul 63.000). Dengan
9
oleh aksi enzimatik tromboplastin dari kedua jalur ekstrinsik dan instrinsik.
Protombin memiliki waktu paruh hampir 3 hari dan digunakan kira-kira
standar dalam 15 detik pada suhu 28 Celcius. Dalam tubuh manusia, hanya
sejumlah kecil yang diperlukan untuk pembekuan darah. Kekurangan
4) Faktor V (Proaccelerin)
Faktor V adalah protein globulin yang sangat labil, berubah dengan
pembentukan tromboplastin.
5) Tromboplastin Jaringan (Sebelumnya disebut Faktor III)
Jaringan ini dapat berasal dari otak, paru-paru, endotel pembuluh darah,
hati, plasenta, atau ginjal, yang merupakan jenis jaringan yang mampu
vitamin K.
7) Faktor VIII (Faktor Antihemofilik)
10
Faktor ini adalah reaktan pada fase akut, digunakan selama proses
pembekuan dan tidak ditemukan dalam serum. Faktor VIII sangat labil, dan
berkurang sebanyak 50% dalam waktu 12 jam pada suhu 4 Celcius in vitro.
Faktor VIII dapat dibagi ke dalam berbagai komponen fungsional.
pembentukan tromboplastin.
9) Faktor X (Struart Factor)
umum dimana produk-produk dari kedua jalur ekstrinsik dan intrinsic yang
menghasilkan tromboplastin bergabung untuk membentuk tromboplastin
intrinsik.
11) Faktor XII (Faktor Hageman)
Faktor XII merupakan faktor yang stabil. Adsorpsi faktor XII dan
kininogen (dengan prekallikrein terikat dan faktor XI) pada permukaan
pembuluh darah yang cedera akan memulai koagulasi dalam jalur intrinsic.
Karena mekanisme umpan balik, kallikrein (diaktifkan faktor Fletcher)
yang stabil.
11
h. Meknisme Koagulasi
lebih kecil seperti jalur ekstrinsik dan intrinsik. Meskipun jalur ini bukan
merupakan jalur yang bersifat fisiologis yang sebenarnya dalam hemostasis,
salah satu dari dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik dan intrinsic. Terlepas dari jalur
mana yang memulai, dua jalur tersebut akan menyatu menjadi jalur bersama
yang merupakan jalur akhir. Hasil dari proses ini adalah perubahan factor
koagulasi terlarut yang beredar membentuk bekuan fibrin menyerupai agar-
agar dengan sel darah yang terperangkap, sehingga terbentuk bekuan darah.
Setelah perbaikan jaringan yang rusak terjadi, maka sebagian gumpalan ituakan
12
sistem fagositik mononuclear.
Awal Koagulasi. Inisiasi pembekuan dimulai dengan baik melalui jalur
ekstrinsik atau jalur intrinsic, yang diawali dengan aktivasi factor X yang
merupakan titik percakapan-gence. Faktor X dapat diaktifkan dengan salah satu
yang terganggu. Fosfolipid trombosit tidak diperlukan untuk aktivasi pada jalur
ekstrinsik karena factor jaringan mempunyai pasokan fosfolipid sendiri. Factor
VII akan mengikat fosfolipid dalam membrane sel dan jaringan membentuk
factor VIIa, yang merupakan enzim kuat yang mampu mengaktifkan factor X
thrombin.
Jalur Intrinsik Koagulasi. Jalur intrinsic melibatkan aktivasi factor kontak
prekallikrein, HMWK, factor XII, dan factor XI. Faktor-faktor ini berinteraksi pada
permukaan untuk mengaktifkan factor IX menjadi IXa. Factor IXa bereaksi
dengan factor VIII, PF3, dan kalsium untuk mengaktifkan factor X menjadi Xa.
Bersama factor , factor Xa mengaktifkan protrombin (factor II) menjadi
HMWK. Dengan tidak adanya prekallikrein, factor XIIa akan terjadi lebih lambat.
Kalsium terionisasi berperan penting dalam aktivasi factor koagulasi tertentu
dalam jalur intrinsic. Kalsium tidak diperlukan untuk aktivasi factor XII,
prekallikrein, atau factor XI, tetapi diperlukan untuk aktivasi factor IX oleh factor
XIa.
Jalur Bersama. Setelah factor X diaktifkan mnjadi Xa, jalur ekstrinsik dan
13
aktif. Factor XIIIa menyebabkan ikatan peptide dalam jaringan fibrin
terpolimerasi. Reaksi silang ini membentuk fibrin yang lebih elastis dan kurang
rentan terhadap lisis oleh agen fibrinolitik. Fibrin membentuk penutup yang
longgar di daerah luka, yang akan memperkuat sumbat trombosit dan menutup
luka. Setelah dalam waktu yang singkat gumpalan mulai menjadi lebih kecil dan
lebih padat. Filament fibrin akan menarik serat lebih dekat. Ketika terjadi nekuan
dalam tabung reaksi, terjadinya retraksi bekuan yang dapat diamati. Cairan
diperas dari bekuan dan menghasilkan serum.
polimer. Polimer ini membentuk mirip jala, dan larutan fibrin akhir diubah
menjadi bentuk gel ketika lebih dari 25% fibrinogen diubah menjadi fibrin.
autokatalisis.
Inhibitor Pembekuan. Penghambatan koagulasi yang disebabkan oleh
dalam kategori ini adalah mendukung pelepasan sel endotel dari t-PA.
Perbaikan Jaringan. Trombin memperantarai perbaikan jaringan dengan
daerah yang rusak sampai terjadi perbaikan. Fibrinolysis adalah proses fisiologis
untuk menghilangkan timbunan fibrin. Setelah terjadi penyembuhan, gumpalan
dilisis oleh plasmin. Plasmin mencerna fibrin dan fibrinogen dengan cara
hidrolisis untuk diubah menjadi fragmen yang semakin kecil. Proses yang
14
berlangsung lambat ini secara bertahap melarutkan bekuan saat perbaikan
jaringan sedang berlangsung, dengan difagosit oleh sistem faositik
plasma tromboplastin antecedent (factor XI), dan factor Hagemen yang aktif
(factor XIIa).
sangat besar dalam susunan hemopoetik dalam sumsum tulang yang memecah
menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah,
tidak mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Didalam sitoplasmanya terdapat
faktor-faktor aktif seperti :
15
a. Molekul aktin dan miosin, sama seperti yang terdapat dalam sel-sel otot, juga
protein kontraktil lainnya, yaitu tromboplastin, yang dapat menyebabkan
trombosit berkontraksi.
b. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang mensintesis berbagai
setempat yang menyebabkan berbagai jenis reaksi pembuluh darah dan reaksi
jaringan setempat lainnya.
sel endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah, fibroblas, sehingga
dapat menimbulkan pertumbuhan sel-sel untuk memperbaiki dinding
16
bekerja membuat anyaman (benang-benang fibrin) yang akan menutup luka
sehingga darah berhenti mengalir.
jumlah faktor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak
terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.
17
B. Konsep Medik
1. Etiologi
Penyebab utama kelainan ini adalah defisiensi faktor VII, IX, atau XI yang tidak
disebabkan karena adanya factor kengenital dan faktor di dapat. Hemofilia bersifat
resesif autosomal herediter, kelainan timbul akibat penurunan sintesis factor
pembekuan darah. Gejala berupa mudah timbulnya kebiruan pada kulit atau
perdarahan spontan atau perdarahan yang berlebihan setelah suatu trauma. Selain
itu, gangguan ini biasannya disebabkan oleh defisiensi faktor II (protrombin) yang
terjadi pada neonates terutama yang kurang bulan karena fungsi hati yang belum
2. Klasifikasi
a. Hemofilia A
banyak kekurangan faktor VIII protein pada darah yang menyebabkan masalah
pada proses pembekuan darah. Hemofilia A disebebkan oleh adanya
b. Hemofilia B
Hemofilia B dikenal juga dengan nama penyakit Chrismas, karena
Terjadi pada kedua jenis kelamin dan diwariskan sebagai trait autosomd
18
ominan. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya produksi protein Von
Willebrand. Protein Von Willebrand mengandung komponen adhesive-
Trombosit (faktor Von Willebrand) dan juga protein berfungsi untuk membawa
faktor VIII dan plasma. (Yuli Aspiani, Reny, 2014, hal; 337)
3. Menifestasi klinis
Frekuensi dan beratnya perdarahan bergantung pada derajat defisiensi faktor
menyebar serta perdarahan kedalam otot, sendi, dan jaringan lunak) sekalipun
trauma minimal.
berulang; banyak pasien menjadi cacat akibat kerusakan sendi sebelum masa
dewasa.
perdarahan paling sering disebabkan oleh tindakan cabut gigi. (Brunner &
Suddarth, 2013; hal 292)
4. Patofisiologi
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan
yang terletaknya dalam, seperti otot, sendi dan lainnya yang dapat terjadi karena
gangguan pada tahap pertama yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan
yang terdapat pada jenis hemofilia A dan B. Perdarahan mudah terjadi pada
penderita hemofilia karena adanya faktor pembekuan. Kondisi ini diawali ketika
seseorang berusia sekitar 3 bulan atau saat akan mulai merangkak maka akan terjadi
19
perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan dengan keluhan berikutnya.
Hemofilia juga dapat menyebabkan perdarahan serebral dan berakibat fatal.
Rasionalnya adalah ketika mengalami perdarahan, berarti terjadi luka pada pembulu
darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh) menyebabkan darah
5. Pemeriksaan Diagnostic
a. Uji skinning untuk koagulasi darah.
1) Jumlah trombosi (normal 150.000-450.000 per mm3 darah)
koagulasi intrinsik).
4) Fungsi onal terhadap faktor VII dan IX (memastikan diagnosis)
5) Masa pe
6) Bekuan thrombin (normalnya 10-13 detik)
b. Biopsihati: digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi
dan kultur.
c. Uji fungsi feal hati: digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati (misalnya,
serum glutamic-piruvic transaminase (SGPT), serum glutamic-oxaloacetic
6. Penatalaksanaan
a. Non-Farmakologi
1) Menjaga agar penderita tidak terluka
20
4) Pada periode perdarahan akut, tetapi penggantian yang tepat dalam
beberapa jam merupakan hal yang sangat penting, lakukan imobilisasi
b. Farmakologi
1) Terapi terkini FVIIA untuk hematrosis telah efektif untuk klien ini. Dokter
mengurangi nyeri. Jika nyeri hebat, mungkin perlu dilakukan aspirasi darah
dari seendi. Ketika perdarahan berhenti dan bengkak berkurang, klien
FVIII plasma.
21
C. Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas
b. Sirkulasi
1) Tanda: kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf serebral atau tanda
perdarahan
2) Gejala: palpitasi
c. Eliminasi
1) Tanda: hematura
d. Integritas
1) Tanda: deprisi, menarik diri, ansietas, marah
g. Keamanan
1) Tanda: hematoma
dengan ruang sendi, krista tulang dan gerakan sendi yang terbatas.
c) Biasanya perdarahan juga dijumpai pada gastrointestinal, hematuria
22
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Perdarahan
Definisi : Rentan mengalami penurunan volume darah, yang dapat
mengganggu kesehatan.
Domain : 11
Kelas : 2
b. Risiko Jatuh
Domain : 11
Kelas : 2
c. Resiko Cedera
Definisi :
kesehatan.
Domain : 11
Kelas : 2
d. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi :
Kerentanan mengalami penurunan volume cairan intravascular, intterstisial, dan
Kelas : 5
e. Resiko Syok
mengganggu kesehatan.
Domain : 11
Kelas : 2
f. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Gaya hidup
kurang gerak
Definisi : Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu
23
kesehatan
Domain : 4
Kelas : 4
g. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Faktor mekanik (mis., daya
Domain : 11
Kelas : 2
Faktor Penghubung : Faktor mekanik (mis., daya gesek, tekanan, imobilitas fisik).
h. Ketidakmampuan Koping Keluarga Berhubungan dengan Gaya koping yang
Kelas : 2
Faktor yang berhubungan :Gaya koping yang tidak sesuai antara individu
24
dini, plasenta, Sedang : 3 tersembunyi/for frank or occult
previa/abtrupsio, blood).
kehamilan kembar) 041302 : Hematuria 3. Instruksikan pasien untuk
3. Kurang pengetahuan Ringan : 4 meningkatkan makanan yang
tentang kewaspadaan kaya vitamin K.
perdarahan. 041312 : Kehilangan Panas 4. Instruksikan pasien dan keluarga
Tubuh untuk memonitor tanda-tanda
Ringan : 4 perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi
041313 : Kulit dan Membran perdarahan (misalnya: lapor
Mukosa Pucat kepada perawat).
Ringan : 4 5. Hindari mengangkat benda berat.
6. Monitor komponen koagulasi
041314 : Cemas darah termasuk protombin time
Ringan : 4 (PT), Partial Thromboplastin Time
(PTT), Fibrinogen, Degradasi
041316 : Penurunan Hemoglobin fibrin atau Split products, dan
(Hb) trombosit hitung dengan cara
Ringan : 4 yang tepat.
25
180911 : Langkah-langkah keparahan kehilangan darah
Keselamatan Pejalan Kaki dan tindakan-tindakan yang
Pengetahuan banyak : 4 tepat untuk dilakukan.
Aktivitas-Aktivitas :
1. Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien berdasarkan
fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa lalu.
2. Identifikasi hal-hal yang
membahayakan di lingkungan
(misalnya,(bahaya), fisik,
biologi dan kimiawi).
3. Singkirkan bahan berbahaya
dari lingkungan jika diperlukan
4. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahan
berbahaya dan berisiko.
5. Edukasi individu dan kelompok
yang berisiko tinggi terhadap
bahan berbahaya yang ada di
lingkungan.
6. Monitor lingkungan terhadap
terjadinya perubahan status
keselamatan.
2 Risiko Jatuh 1.Kontrol Resiko 1.Pencegahan Jatuh
Domain : 11
Kelas : 2 Definisi : Definisi :
Tindakan individu untuk Melaksanakan pencegahan khusus
Definisi : mengerti, mencegah, dengan pasien yang memiliki resiko
Rentan terhadap peningkatan mengeliminasi, atau mengurangi karena jatuh.
risiko jatuh, yang dapat ancaman kesehatan yang telah
menyebabkan bahaya fisik dimodifikasi. Aktivitas-Aktivitas :
dan gangguan kesehatan. 1. Identifikasi perilaku dan faktor
Indikator dan Skala : yang mempengaruhi resiko
Faktor Resiko : 190219 : Mecari Informasi jatuh.
a. Riwayat Jatuh Tentang Risiko Kesehatan 2. Identifikasi karakteristik dari
b. Penurunan kekuatan Sering menunjukkan : 4 lingkungan yang mungkin
ekstremitas bawah meningkatkan potensi jatuh
c. Gangguan 190220 : Mengidentifikasikan (misalnya : lantai licin dan
keseimbangan Faktor Risiko tangga terbuka).
d. Gangguan mobilitas Sering menunjukkan : 4 3. Ajarkan pasien bagaimana jika
26
jatuh, untuk meminimalkan
190201 : Mengenali Faktor cedera.
Risiko Individu 4. Ajarkan anggota keluarga
Sering menunjukkan : 4 mengenai faktor resiko yang
berkontribusi terhadap adanya
190202 : Memonitor Faktor kejadian jatuh dan bagaimana
Risiko Di Lingkungan keluarga bisa menurunkan
Sering menunjukkan : 4 resikonya.
5. Kembangkan cara untuk
190214 : Menggunakan Sistem pasien berpartisipasi secara
Dukungan Personal Untuk aman dalam mengisi waktu
Mengurangi Risiko luang.
Sering menunjukkan : 4 6. Kaji ulang riwayat jatuh
bersama dengan pasien dan
190215 : Menggunakan Sistem keluarga.
Dukungan Personal Untuk
Mengurangi Risiko 2. Manajemen Lingkungan: Keselamatan
Sering menunjukkan : 4
Definisi :
2.Kepuasan Klien : Keamanan Memonitor dan memanipulasi
lingkungan fisik untuk meningkatkan
Definisi : keamanan.
Tingkat persepsi positif terhadap
prosedur, informasi dan Aktivitas-Aktivitas :
perawatan untuk mencegah 1. Identifikasi kebutuhan
kerusakan atau cedera. keamanan pasien berdasarkan
fungsi fisik dan kognitif serta
Indikator dan Skala : riwayat perilaku di masa lalu.
301001 : Penjelasan Tentang 2. Identifikasi hal-hal yang
Aturan dan Prosedur Keamanan membahayakan di lingkungan
Sangat Puas : 4 (misalnya,(bahaya), fisik,
biologi dan kimiawi).
301002 : Respon Segera Staf 3. Singkirkan bahan berbahaya
Terhadap Cedera dari lingkungan jika diperlukan
Sangat Puas : 4 4. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahan
301014 : Penggunaan Alat-Alat berbahaya dan berisiko.
Keamanan Untuk Mencegah 5. Edukasi individu dan kelompok
Cedera yang berisiko tinggi terhadap
Sangat Puas : 4 bahan berbahaya yang ada di
lingkungan.
301009 : Tanda-Tanda 6. Monitor lingkungan terhadap
Peringatan Adanya Lingkungan terjadinya perubahan status
Yang Berisiko Tinggi Ditunjukkan keselamatan.
Dengan Jelas
Sangat Puas : 4
3. Identifikasi Resiko
301015 : Strategi Pencegahan
Jatuh Definisi :
27
Sangat Puas : 4 Analisis faktor resiko potensial,
pertimbangan resiko-resiko kesehatan
301011 : Informasi Diberikan dan memprioritaskan strategi
Tentang Risiko Perawatan dan pengurangan resiko bagi individu
Komplikasi maupun kelompok.
Sangat Puas : 4
Aktvitas-Aktivitas :
301013 : Menjaga Lingkungan 1. Kaji ulang riwayat kesehatan
Yang Terlindung Ketika Berisiko masa lalu dan dokumentasikan
Mencederai Diri Sendiri bukti yang menunjukkan
Sangat Puas : 4 adanya penyakit medis,
diagnosa keperawatan serta
keperawatnnya.
2. Kaji ulang data yang
didapatkan dari pengkajian
resiko secara rutin.
3. Pertimbangkan status
pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.
4. Instruksikan faktor resiko dan
rencana untuk mengurangi
faktor resiko.
5. Diskusikan dan rencanakan
akitvitas-aktivitas
pengurangan resiko
berkolaborasi dengan individu
atau kelompok.
6. Implementasikan aktivitas-
aktivitas pengurangan resiko.
3 Resiko Cedera (00035) 1. Koagulasi Darah 1. Pencegahan Perdarahan.
Domain : 11
Kelas : 2 Definisi : Definisi :
Tingkatan dimana pembekuan Pengurangan stimulus yang dapat
Definisi : darah terjadi dalam periode menyebabkan perdarahan atau
Rentan mengalami cedera waktu yang normal. pendarahan pada pasien yang berisiko.
fisik akibat kondisi lingkungan Aktivitas-Aktivitas:
yang berinteraksi dengan Setelah dilakukan perawatan 1. Monitor dengan ketat resiko
sumber adaptif dan sumber selama 1x24 jam diharapkan terjadinya perdarahan pada
defensif individu, yang dapat pasien mendapatkan hasil pasien.
mengganggu kesehatan. dengan kriteria sebagai berikut : 2. Monitor tanda dan gejala
pendarahan menetap (contoh:
Batasan Karakteristik : Indikator dan Skala : cek semua sekresi darah yang
a. Disfungi imun . 040901 : Pembentukan Bekuan sangat terlihat jelas yang
b. Gangguan Devisiasi ringan sedang dari tersembunyi/for frank or
28
mekanisme kisaran normal : 4 occult blood).
pertahanan primer 3. Instruksikan pasien untuk
(misalnya : kulit 040902 : Perdarahan meningkatkan makanan yang
robek). Sedang : 3 kaya vitamin K.
c. Profil darah yang 4. Instruksikan pasien dan
abnormal 040903 : Memar keluarga untuk memonitor
Ringan : 4 tanda-tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang
040918 : Hematuria tepat jika terjadi perdarahan
Ringan : 4 (misalnya: lapor kepada
perawat).
040915 : Waktu Pembekuan 5. Hindari mengangkat benda
aktif/Activated clotting time berat.
(ACT) 6. Monitor komponen koagulasi
Devisiasi ringan sedang dari darah termasuk protombin
kisaran normal : 4 time (PT), Partial
Thromboplastin Time (PTT),
2. Keparahan Cedera Fisik Fibrinogen, Degradasi fibrin
atau Split products, dan
Definisi : trombosit hitung dengan cara
Keparahan dari tanda dan gejala yang tepat.
dari cedera tubuh
2. Pencegahan Jatuh
Indikator dan Skala :
191301: Lecet Pada Kulit Definisi :
Ringan : 4 Melaksanakan pencegahan khusus
dengan pasien yang memiliki resiko
191302: Memar karena jatuh.
Ringan : 4
Aktivitas-Aktivitas :
191303: Luka Gores 1. Identifikasi perilaku dan faktor
Ringan : 4 yang mempengaruhi resiko
jatuh.
191316: Gangguan Imobilitas 2. Identifikasi karakteristik dari
Ringan : 4 lingkungan yang mungkin
meningkatkan potensi jatuh
191323: Perdarahan (misalnya : lantai licin dan
29
Sedang : 3 tangga terbuka).
3. Ajarkan pasien bagaimana jika
191324: Trauma Perut jatuh, untuk meminimalkan
Ringan : 4 cedera.
4. Ajarkan anggota keluarga
mengenai faktor resiko yang
berkontribusi terhadap adanya
kejadian jatuh dan bagaimana
keluarga bisa menurunkan
resikonya.
5. Kembangkan cara untuk
pasien berpartisipasi secara
aman dalam mengisi waktu
luang.
6. Kaji ulang riwayat jatuh
bersama dengan pasien dan
keluarga.
3. Identifikasi Resiko
Definisi :
Analisis faktor resiko potensial,
pertimbangan resiko-resiko kesehatan
dan memprioritaskan strategi
pengurangan resiko bagi individu
maupun kelompok.
Aktvitas-Aktivitas :
1. Kaji ulang riwayat kesehatan
masa lalu dan dokumentasikan
bukti yang menunjukkan
adanya penyakit medis,
diagnosa keperawatan serta
keperawatnnya.
2. Kaji ulang data yang
didapatkan dari pengkajian
30
resiko secara rutin.
3. Pertimbangkan status
pemenuhan kebutuhan sehari-
hari.
4. Instruksikan faktor resiko dan
rencana untuk mengurangi
faktor resiko.
5. Diskusikan dan rencanakan
akitvitas-aktivitas
pengurangan resiko
berkolaborasi dengan individu
atau kelompok.
6. Implementasikan aktivitas-
aktivitas pengurangan resiko.
4 Risiko Kekurangan Volume 1.Keseimbangan Cairan 1.Monitor Cairan
Cairan
Domain: 2 Definisi : Definisi :
Kelas : 5 Keseimbangan cairan di dalam Pengumpulan dan analisis data pasien
ruang intraselular dan dalam pengaturan keseimbangan cairan
Definisi : ekstraselular tubuh
Kerentanan mengalami Aktivitas-Aktivitas :
penurunan volume cairan Setelah dilakukan perawatan 1. Tentukan faktor-faktor resiko
intravascular, intterstisial, dan selama 1x24 jam diharapkan yang mungkin menyebabkan
atau intraselular, yang dapat pasien mendapatkan hasil ketidakseimbangan cairan
mengganggu kesehatan. dengan kriteria sebagai berikut : (misalya, kehilangan albumin,
Faktor Risiko luka bakar, malnutrisi, sepsis,
a. Faktor yang Indikator dan Skala : sindrom nefrotik, hipertermia,
mempengaruhi 060107 : Keseimbangan intake terapi diuretik, patologi ginjal,
kebutuhan cairan dan output dalam 24 jam gagal jantung, diaphoresis,
b. Kurang pengetahuan Sedikit terganggu 4 disfungsi hati, olahraga berat,
tentang kebutuhan paparan panas, infeksi, paska
cairan 060116 : Turgor Kulit operasi, polyuria, muntah, dan
c. Kehilangan cairan Sedikit terganggu 4 diare).
melalui rute normal. 2. Monitor berat badan
060117 : Kelembaban Membran 3. Monitor asupan dan
Mukosa pengeluaran
Sedikit terganggu 4 4. Monitor nilai kadar serum dan
elektrolit urin
31
060101 : Tekanan Darah 5. Monitor tekanan darah, denyut
Sedikit terganggu 4 jantung, dan status pernafasan
6. Monitor membrane mukosa,
60120 : Berat Jenis Urin turgor kulit, dan respon haus.
Sedikit terganggu 4
32
3.Manajemen Berat Badan
Definisi :
Memfasilitasi pasien untuk
mmepertahankan berat badan dan
persentase lemah tubuh yang optimal.
Aktivitas-Aktivitas :
1. Diskusikan dengan pasien
mengenai hubungan antara
asupan makanan, olahraga,
peningkatan berat badan, dan
penurunan berat badan.
2. Kaji motivasi pasien untuk
mengubah pola makannya
3. Hitung berat barat ideal pasien
4. Dorong pasien untuk
mengkonsumsi air yang cukup
setiap hari
5. Informasikan ke pasien jika
terdapat komunitas
manajemen berat badan
6. Bantu pasien membuat
perencanaan makan yang
seimbang dan konsisten
dengan jumlah energi yang
dibutuhkan setiap harinya.
5 Resiko Syok (00205) 1.Perfusi Jaringan : Seluler 1.Pencegahan Syok
Domain : 11
Kelas : 2 Definisi : Definisi :
Kecukupan aliran darah melalui Mendeteksi dan mengobati pasien yang
Definisi : pembuluh darah untuk berisiko mengalami syok
Rentan mengalami mempertahankan fungsi pada
ketidakcukupan aliran darah tingkat sel Aktivitas-Aktivitas :
ke jaringan tubuh, yang dapat 1. Monitor terhadap adanya
mengakibatkan disfungsi Setelah dilakukan perawatan respon kompensasi awal syok
seluler yang mengancam jiwa, selama 1x24 jam diharapkan (misalnya, tekanan darah
yang dapat mengganggu pasien mendapatkan hasil normal, tekanan nadi melemah,
33
kesehatan. dengan kriteria sebagai berikut : hipotensi otrostatik ringan, (15
sampai 25 mmHg),
Faktor Risiko : Indikator dan Skala : perlambatan pengisian kapiler,
a. Hipovolemia 041612 : Kebekuan pucat/dingin pada kulit atau
b. Infeksi Sedang : 3 kulit kemerahan, kakipnea
c. Hipoksia ringan, mual dan muntah,
041616 : Rasa Sakit peningakatan rasa haus dan
Ringan : 4 kelemahan).
2. Anjurkan pasien dan keluarga
041618 : Kulit dingin dan pucat mengenai faktor-faktor pemicu
Ringan : 4 syok
3. Anjurkan pasien dan keluarga
041619 : Kerusakan Kulit mengenali tanda/gejala syok yang
Ringan : 4 mengancam jiwa
4. Anjurkan pasien dan keluarga
041605 : Keseimbangan Cairan mengenali langkah-langkah yang
Deviasi ringan dari kisaran harus dilakukan terhadap
normal : 4 timbulnya gejala syok
5. Monitor hasil laboratorium,
041612 : Agitasi terutama nilai Hgb dan Hct, profil
Ringan : 4 pembekuan, AGD, laktat, elektrolit,
kultur dan kimia darah
6. Monitor status sirkulasi (misalnya,
2. Keparahan Cedera Fisik tekanan darah, warna kulit,
Definisi : keparahan dari tanda temperature kulit, bunyi jantung,
dan gejala dari cedera tubuh nadi dan irama, kekuatan dan
kualitas nadi perifer, dan pengisian
Indikator dan Skala : kapiler).
191301: Lecet Pada Kulit
Ringan : 4 2.Pengurangan Perdarahan
34
191316: Gangguan Imobilitas 2. Monitor pasien akan perdarahan
Ringan : 4 secara ketat
3. Beri penekanan langsung atau
191323: Perdarahan penekanan pada balutan, jika
Sedang : 3 sesuai
4. Evaluasi respon psikologis pasien
191324: Trauma Perut terahadap perdarahan dan
Ringan : 4 persepsinya pada peristiwa
(perdarahan).
5. Instruksikan pasien akan
pembatasan aktivitas
6. Instruksikan pasien dan keluarga
menegnai tingkat keparahan
kehilangan darah dan tindakan-
tindakan yang tepat untuk
dilakukan.
3.Manajemen Hipovolemi
Definisi :
Ekspansi dari volume cairan
intravaskular pada pasien yang
cairannya berkurang.
Aktivitas-Aktivitas :
1. Monitor status hemodinamik,
meliputi nadi, tekanan darah,
MAP, CVP, PAP, PCWP, CO,
dan CI, jika tersedia.
2. Monitor adanya tanda-tanda
dehidrasi (misalnya, turgor
kulit buruk, capillary refill
terlambat, nadi lemah/thread
pulse, sangat haus, membran
mukosa kering, dan penurunan
urin output).
3. Monitor adanya sumber-
35
sumber kehilangan cairan
(misalnya., perdarahan,
muntah, diare, keringat yang
berlebihan, dan takipnea).
4. Dukung asupan cairan oral
(misalnya, berikan cairan lebih
dari 24 jam dan berikan cairan
dengan makanan), jika tidak
ada kontra indikasi.
5. Implementasikan posisi
trenderenburg yang
dimodifikasi (misalnya., kaki
ditinggikan di atas posisi
jantung dengan tubuh
terlentang) saat hipotensi
untuk mengoptimalkan perfusi
otak dalam meminimalkan
kebutuhan oksigen jantung.
6. Instruksikan pada pasien dan
atau keluarga untuk mencatat
intake dan output, dengan
tepat.
7. Instruksikan pada pasien dan
atau keluarga tindakan-
tindakan untuk mengatasi
hipovolemia.
36
darah di ekstremitas Indikator dan Skala : mengetahui suhu makanan,
c. Warna kulit pucat 040715 : Pengisian Kapiler Jari cairan, air mandi, dan lain-lain
saat elevasi Devisiasi ringan dari kisaran 3. Instruksikan pasien dan
d. Kelambatan normal : 4 keluarga untuk menjaga posisi
penyembuhan luka tubuh ketika sedang mandi,
perifer 040716 : Pengisian Kapiler Jari duduk, berbaring, atau
Kaki merubah posisi
Faktor Yang Berhubungan : Devisiasi ringan dari kisaran 4. Instruksikan pasien dan
Gaya hidup kurang gerak normal : 4 keluarga untuk memeriksa
adanya kerusakan kulit setiap
040744 : Kelemahan Otot harinya.
Ringan : 4 5. Diskusikan atau identifikasikan
penyebab sensasi abnormal
040747 : Rubor atau perubahan sensasi yang
Ringan : 4 terjadi
6. Instruksikan pasien untuk
040743 : Muka Pucat selalu mengamati posisi tubuh
Ringan : 4 jika propriosepsi terganggu.
37
Definisi :
Mengumpulkan, menganalisis dan
menggunakan data pasien untuk
(dapat) mengkategorikan risiko dan
mencegah cedera pada ekstremitas
bawah.
Aktivitas-Aktivitas :
1. Inspeksi terhadap kebersihan
kulit yang buruk
2. Inspeksi kaki apakah terdapat
tekanan (misalnya, adanya
kemerahan yang terlokalisir,
peningkatan suhu, lepuh,
katimumul, atau pembentukan
kalus).
3. Kaji refleks tendon dalam
(misalnya, pergelangan kaki
dan lutut), sesuai indikasi
4. Gunakan level risiko cedera
sebagai penuntun untuk
menetukan rujukan yang
sesuai.
5. Identifikasi keinginan
pasien/keluarga untuk
(memperoleh) rujukan petugas
kesehatan atau institusi, sesuai
kebutuhan
6. Lengkapi rujukan secara
tertulis, sesuai kebutuhan.
7. Kerusakan Integritas Kulit 1.Integritas Jaringan: dan 1.Pengecekan Kulit
Domain : 11 Membran Mukosa
Kelas : 2 Definisi :
Definisi : Keutuhan struktur dan Pengumpulan dan anlisis data pasien
Definisi : Kerusakan pada fungsi fisiologis kulit dan selaput untuk menjaga kulit dan integritas
epidermis dan dermis. lendir secara normal. membrane mukosa.
38
Sedikit terganggu : 4 untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut (misalnya, melapisi
110115 : Lesi pada Kulit kasur, menjadwalkan reposisi).
Sedikit terganggu : 4 6. Ajarkan anggota keluarga atau
pemberi asuhan mengenai
110116 : Lesi Mukosa Membran tanda-tanda kerusakan kulit,
Sedikit terganggu : 4 dengan tepat.
Aktivitas-Aktivitas :
1. Ikuti prinsip 5 benar
pemberian obat.
2. Tentukan pengetahuan pasien
mengenai medikasi dan
pemahaman pasien mengenai
metode pemberian obat.
3. Tentukan kondisi kulit pasien
diatas area dimana obat akan
diberikan.
39
4. Sebarkan obat diatas kulit,
sesuai kebutuhan.
5. Ajarkan dan monitor tekni
pemberian mandiri, sesuai
kebutuhan.
6. Dokumentasikan pemberian
obat dan respon pasien, sesuai
dengan protokol institusi.
40
8 Ketidakmampuan Koping 1.Dukungan Keluarga Selama 1.Dukungan Pengasuhan (caregiver
Keluarga Perawatan support)
Domain : 9
Kelas : 2 Definisi : Definisi :
Kapasitas dari sebuah keluarga Penyediaan informasi, advokasi dan
Definisi: untuk menunjukkan dan dukungan yang diperlukan untuk
Perilaku individu pendukung menyediakan dukungan memfasilitasi perawatan pasien oleh
(anggota keluarga, orang emosional kepada individu yang orang lain selain ahli kesehatan.
terdekat atau teman dekat) menjalani perawatan.
yang mebatasi kapasitas atau Aktivitas-Aktivitas :
kemampuannya dan Indikator dan Skala : 1. Mengkaji tingkat pengetahuan
kemampuan klien untuk 260901 : Anggota Keluarga caregiver.
secara efektif melakukan Mengungapkan Keinginan 2. Menyediakan informasi
tugas penting untuk adptasi Untuk Mendukung Anggota mengenai pasien sesuai
keduanya terhadap masalah Keluarga Yang Sakit dengan apa yang menjadi
kesehatan. Sering menunjukkan : 4 keinginan pasien.
3. Mengajarkan caregiver
Batasan karakteristik : 260904 : Meminta Informasi mengenai pemberian terapi
a. Distorsi realitas Mengenai Prosedur bagi pasien sesuai dengan
tentang masalah Sering menunjukkan : 4 keinginan pasien.
kesehatan klien. 4. Mengajarkan caregiver
b. Intoleransi. 260909 : Meminta Informasi mengenai cara meningkatkan
c. Mengadopsi gejala Mengenai Kondisi Pasien. rasa aman bagi pasien.
penyakit klien. Sering menunjukkan : 4 5. Monitor indikator adanya
d. Perilaku keluarga stress
yang mengganggu 260906 : Anggota Keluarga 6. Mengkaji lebih lanjut tentang
kesejahtereaan. Mempertahankan Komunikasi koping caregiver.
e. Terlalu khawatir Dengan Anggota Keluarga Yang
klien. Sakit. 2.Peningkatan Keterlibatan Keluarga
Sering menunjukkan : 4
Faktor yang Berhubungan : Definisi :
Gaya koping yang tidak sesuai 260910 : Bekerja Sama Dengan Memfasilitasi partisipasi anggota
antara individu pendukung Anggota Keluarga Yang Sakit keluarga dalam perawatan fisik dan
dank lien. Dalam Menentukan Merawatan. emosional pasien.
Sering menunjukkan : 4
Aktivitas-Aktivitas :
260911 : Bekerja Sama Dengan 1. Bangun hubungan pribadi
Penyedia Layanan Kesehatan dengan pasien dan anggota
Dalam Menentukan Perawatan. keluarga yang akan terlibat
Sering menunjukkan : 4 dalam perawatan.
2. Identifikasi kemampuan
260912 : Anggota Keluarga anggota keluarga untuk
Menjelaskan Arti Krisis terlibat dalam perawatan
Kesehatan. pasien.
Sering menunjukkan : 4 3. Identifikasi defisit perawatan
diri pasien.
2.Tingkat Kecemasan 4. Identifikasi harapan anggota
keluarga untuk pasien.
Definisi : 5. Dorong anggota keluaga dan
41
Adalah keparahan dari tanda- pasien untuk membantu dalam
tanda ketakutan, ketegangan mengembangkan rencana
atau kegelisahan yang berasal perawatan, termasuk hasil
dari sumber yang tidak dapat yang diharapkan dan
diidentifikasi. pelaksanaan rencana
perawatan.
Indikator dan skala : 6. Berikan informasi penting
121101 : Tidak Ada Istirahat kepada anggota keluarga
Ringan : 4 mengenai pasien sesuai
dengan keinginan pasien.
121104 : Distress
Ringan : 4 3.Pengurangan Kecemasan
42
D. EBN
Hemofilia adalah koagulasi darah abnormal yang turun temurun. Itu terjadi pada
anak laki-laki dan resesif x-linked. Kira-kira, 80% kasusnya adalah hemofilia A yang terjadi
karena kekurangan faktor VII. Penderita hemofilia bisa mengalami perdarahan spontan
pada gingiva dengan radang (gingivitis). Karena itu penting menjaga kesehatan gingiva.
Prosedur pembersihan gigi menggunakan sikat gigi yang lembut dan menyikat gigi
dengan teknik Bass. Pengobatan radang gusi pada anak-anak menggunakan penskalaan
untuk mencapai permukaan gigi yang bersih dan halus. Pengobatan ini dimulai dengan
pemberian obat antifibrinolitik, obat antimikroba yang diberikan pada kasus gingivitis
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital yang disebabkan
karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan faktor IX. Faktor VIII dan
faktor IX merupakan protein plasma yang merupakan protein plasma yang merupakan
komponen yang diperlukan untuk pembentukan darah, faktor tersebut diperlukan untuk
pembentukan bekuan fibrin pada daerah trauma (Hidayat, 2006). Penyebab utama
kelainan ini adalah defisiensi faktor VII, IX, atau XI yang tidak mampu menembus plasenta,
kecenderungan berdarah mungkin tampak nyata (neonatus) dan juga adanya
terletaknya dalam, seperti otot, sendi dan lainnya yang dapat terjadi karena gangguan
pada tahap pertama yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang terdapat
pada jenis hemofilia A dan B. Perdarahan mudah terjadi pada penderita hemofilia karena
adanya faktor pembekuan. Kondisi ini diawali ketika seseorang berusia sekitar 3 bulan
atau saat akan mulai merangkak maka akan terjadi perdarahan awal akibat cedera ringan,
dilanjutkan dengan keluhan berikutnya. Hemofilia juga dapat menyebabkan perdarahan
B. Saran
Diharapkan mahasiswa keperawatan maupun pembaca sebaiknya mengetahui
44
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwik & Andi Sulistyo Haribowo. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Huda Nurarif, Amin, & Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta:
MediAction.
Nuswantari, Dyah. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta : EGC.
Yuli Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular :
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC.
45