PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk melengkapi persyaratan tugas kepanitraan klinik senior stase Ilmu
Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan.
b. Tujuan Khusus
Untuk memberikan secara rinci mengenai hemophilia.
1. Molekul aktin dan miosin, sama seperti yang terdapat dalam sel-sel otot, juga
protein kontraktil lainnya, yaitu tromboplastin, yang dapat menyebabkan
trombosit berkontraksi.
2. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang mensintesis berbagai
enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium.
3. Mitokondria dan sistem enzim yang mamapu membentuk adenosin trifosfat
dan adenosin difosfat.
4. Sistem enzim yang mensintesis protaglandin, yang merupakan hormon
setempat yang menyebabkan berbagai jenis reaksi pembuluh darah dan reaksi
jaringan setempat lainnya.
5. Suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin.
6. Faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan
sel endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah, fibroblas,
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
1. APTT memanjang
Activated Partial tromboplastin Time (APTT) sama dengan Partial
Tromboplastin Time (PTT) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
menilai semua faktor pembekuan darah dalam jalur intrinsik kecuali trombosit,
termasuk faktor VIII, IX, XI, XII. Nilai normal bekuan fibrin terbentuk dalam
waktu 21 – 35 detik. APTT memanjang pada keadaan defisiensi faktor
pembekuan, pemberian heparin, adanya hasil pemecahan fibrin fibrinolisin,
dan adanya antibodi terhadap faktor pembekuan yang spesifik (Williams;
Wilkins;, 2010).
2. PPT normal
Protrombin Time (PT) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan fibrin dalam
sample plasma yang telah dicampur dengan sitrat yang menggambarkan fungsi
dari faktor pembekuan jalur ekstrinsik (faktor V, VII, X, protrombin dan
fibrinogen). Nilai normal 10 – 14 detik (Williams; Wilkins;, 2010).
3. SPT memendek
4. Kadar fibrinogen normal
5. Retraksi bekuan baik
6. Uji skrining untuk koagulasi darah
a. Jumlah trombosit (normal 150.000-450.000 tombosit per mm3 darah)
I (Ice) : Dikompres es
C (Compression) : Ditekan/dibebat
E (Elevation) : Ditinggikan
B. Penatalaksanaan Keperawatan
Penderita hemofilia harus menyadari keadaan yang bisa menimbulkan
perdarahan. Mereka harus sangat memperhatikan perawatan giginya agar tidak
perlu menjalani pencabutan gigi. Istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka. Bila
kaki yang mengalami perdarahan, gunakan alat Bantu seperti tongkat. Kompreslah
bagian tubuh yang terluka dan daerah sekitarnya dengan es atau bahan lain yang
lembut & beku/dingin. Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami
perdarahan tidak dapat bergerak (immobilisasi). Gunakan perban elastis namun
perlu di ingat, jangan tekan & ikat terlalu keras. Letakkan bagian tubuh tersebut
dalam posisi lebih tinggi dari posisi dada dan letakkan diatas benda yang lembut
seperti bant
Perawatan Kesehatan Secara Umum yang dibutuhkan oleh seorang penderita
hemofilia untuk menjaga kondisi tubuh yang baik
C. Pengobatan
Pada dasarnya, pengobatan hemofilia ialah mengganti atau menambah faktor
antihemofilia yang kurang. Namun, langkah pertama yang harus diambil apabila
mengalami perdarahan akut adalah melakukan tindakan RICE (Rest, Ice,
Compression, Evaluation) pada lokasi perdarahan untuk menghentikan atau
mengurangi perdarahan. Tindakan tersebut harus dikerjakan, terutama apabila
penderita jauh dari pusat pengobatan, sebelum pengobatan definitif dapat
diberikan. Karena penderita hemofilia mengalami defisiensi (kekurangan) faktor
pembekuan darah, maka pengobatannya berupa pemberian tambahan faktor
pembekuan darah atau terapi pengganti. Penderita hemofilia A memerlukan
tambahan faktor VIII, sedangkan penderita hemofilia B memerlukan tambahan
faktor IX. Saat ini, pemberian faktor VIII dan faktor IX untuk penderita hemofilia
semakin praktis. Faktor VIII atau faktor IX telah dikemas dalam bentuk konsentrat
sehingga mudah untuk disuntikkan dan menunjang home therapy (terapi mandiri).
Perdarahan akan berhenti bila pemberian faktor VIII atau faktor IX mencapai
kadar yang dibutuhkan. Masih terkait dengan pengobatan hemofilia, Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia memberikan beberapa saran, yaitu:
* Segera obati bila terjadi perdarahan. Pada umumnya, penderita hemofilia
dapat merasakan suatu sensasi (nyeri atau seperti urat ditarik) di lokasi yang
akan mengalami perdarahan. Dalam keadaan ini, pengobatan dapat segera
dilakukan, sehingga akan menghentikan perdarahan, mengurangi rasa sakit,
dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan sendi, otot, maupun organ lain.
a. Timbulnya inhibitor.
Inhibitor adalah cara tubuh untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai benda
asing yang masuk. Hal ini berarti segera setelah konsentrat faktor diberikan
tubuh akan melawan dan akan menghilangkannya. Suatu inhibitor terjadi jika
sistem kekebalan tubuh melihat konsentrat faktor VIII atau faktor IX sebagai
benda asing dan menghancurkannya. Pada penderita hemofilia dengan
inhibitor terhadap konsentrat faktor, reaksi penolakan mulai terjadi segera
setelah darah diinfuskan. Ini berarti konsentrat faktor dihancurkan sebelum ia
dapat menghentikan pedarahan.
Nama : Jodi
Umur : 10 Tahun
Alamat : Bintuju
Agama : Islam
Berat Badan : 29 kg
No. RM : 183365
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Keluar darah terus menerus dari punggung kaki kanan
Telaah :
Hal ini dialami OS ± 2 minggu ini dan memberat 3 hari ini. Awalnya kaki
OS tertimpa oleh batu ± 2 minggu yang lalu kemudian kaki OS mengalami sedikit
robekan dan mengeluarkan darah. Tapi setelah beberapa hari terjadi robekan,
darah tidak mau berhenti dan mengeluarkan sedikit darah yang terjadi secara
terus-menerus. Nyeri (+), Pucat (+), Lemas (+), Demam (-), Batuk (-), Pilek (-),
BAB & BAK (+) lancar.
RPO : -
RPT : haemophilia
25 JOURNAL READING ILMU KESEHATAN ANAK BY: AGI HIDJRI TARIGAN
(101001011)
HAEMOPHILIA
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN UMUM
o Temperatur : 36,7 c
Sianosis :(-)
Jaundice :(-)
Eriteme :(-)
Akral Dingin : ( - )
B. PEMERIKSAAN
Gigi dan Mulut : Bibir lembab, lidah beslag (-), perdarahan (-),
karies (-).
Jantung
Paru
Abdomen :
o Perkusi : Tympani
sianosis (-).
Darah lengkap
Hematokrit 16 40-48
LED 20 10
Hitung jenis
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Batang 0 2-6
Segmen 61 50-70
Limfosit 38 20-40
Monosit 1 2-8
Darah lengkap
Hematokrit 27 40-48
LED 13 10
Hitung jenis
Basofil 0 0-1
Eosinofil 1 1-3
Segmen 69 50-70
Limfosit 30 20-40
Monosit 0 2-8
V. DIAGNOSIS
VI. PENATALAKSANAAN
a. Diet MB
b. IVFD RL 30 gtt/i (selama 12 jam), ganti cairan 2:1 30 gtt/i. Selang seling
VI. ANJURAN
3.1 Kesimpulan
Penyakit Hemofilia merupakan penyakit menurun / genetik yang
sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Hemofilia merupakan suatu
bentuk kelainan perdarahan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya
dimana protein yang diperlukan untuk pembekuan darah tidak ada atau
jumlahnya sangat sedikit.
Hemofilia termasuk suatu gangguan yang berdampak tidak hanya pada
fisik saja, namun juga pada aspek psikososial orang tersebut dan keluarganya.
Pendekatan yang dilakukan tidak cukup hanya dari pendekatan biologis saja,
tetapi juga diperlukan pula pendekatan secara psikologis. Mengingat
banyaknya aspek yang terkait, diperlukan yang komprehensif, saling
menunjang dan terpadu. Diharapkan dengan pendekatan demikian prognosis
anak dengan hemofilia akan lebih baik.
Hemofilia A dan B dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti
timbulnya inhibitor, kerusakan sendi akibat perdarahan berulang, dan Infeksi
yang ditularkan oleh darah seperti HIV, hepatitis B dan hepatitis C yang
ditularkan melalui konsentrat faktor pada waktu sebelumnya.
3.2 Saran
Demikianlah journal reading yang telah saya susun mengenai haemophilia
yang meliputi dari pengertian sampai ke prognosisnya. Demi kesempurnaan
journal reading ini kami harapkan kritikan serta saran yang membangun. Saran
dari penulis saya harapkan agar pembaca dapat memaknai journal reading ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Behman, R.E and Vaughan (2000), V.C Ilmu Kesehatan Anak, Editor by Nelson
W.E Alih bahasa Radja Siregar dkk, EGC, Jakarta
Penerbit IDAI