Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. 
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. 

Gambar Telinga

5
a. Telinga luar   
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar
(meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga
ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi
sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani.
Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane
tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan
dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan
sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal.
Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis
kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu
kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah
padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen
berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi. 
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia
diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh
epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang
terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas
membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran
shrapnell. 
Bagian yang termasuk telinga luar meliuputi daun telinga (pinna), saluran telinga,
dan gendang telinga (membrane tympanum)Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga
dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang
berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang
saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis
minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Selain itu terdapat pila kelenjar
lilin yang berfungsi menjaga agar permukaan saluran telinga dan gendang telinga agar
senantiasa lembab. Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda
asing ke dalam telinga.

6
Gambar Telinga Luar
b. Telinga tengah 
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang
temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil),
inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi).
Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada
permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan
inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan
membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis
(tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar
atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani
sekunder. 
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina
propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga
tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai
fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.

7
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran
eustachius(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara
kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau
ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut
merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika
mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke
telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan
permukaan luar membran tympani.
Telinga tengah meerupapak sebuah rongga yang berisi udara. Di dalamnya
terdapat saluran Eustachio yang berfungsi menjaga keseimbangan tekanan udara dalam
faring.Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang
telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-
tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes
(sanggurdi).
Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang
menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan
telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat
(venestra rotundra).  Ketiga tulang pendengaran itu berfungsi mengirimkan gelombang
suara dari gerendang telinga menyebrangi rongga telinga tengah menuju jendela oval.

Gambar Telinga Tengah

8
c. Telinga dalam (labirin) 
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea
(rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus
dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian
atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan
perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan
endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang
disebut dengan organ corti.
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian
rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran
membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,sedangkan
rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang
(labirin osseosa). 
Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan
terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip
dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh
lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin
membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh
jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula,
kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).  
Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di
depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui
fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung
kecil, yaitu sakulus dan utikulus.
Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula
akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi).
Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel
penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-
butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.
Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan
menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang

9
terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut
ke pusat keseimbangan di otak. 
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas
belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung,
disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula
terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk
mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada
vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang
didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor
disini distimulasi oleh gerakanendolimfe.
Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan
mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan
mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. 
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula.
Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾
lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang
kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. 
Tiga saluran tersebut adalah: 
Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung
perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. 
Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe
berakhir pada tingkap bulat. 
Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan
skala tympani, mengandung endolimfe. 
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis
(membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. 
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel
reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang.
Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf

10
vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat
pendengaran/ keseimbangan di otak. 
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut:
Getaran suara memasuki liang telinga menekan membran tympani melintas melalui
tulang-tulang pendengaran menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada
jaringan perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang sel-sel
rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf 

Gambar Telinga Dalam

11
Mekanisme Pendengaran Pada Telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran
tengah. 
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran
basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan
ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.  Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput  Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan
ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls).
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ
Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran. 

Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan 


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di
dalam utrikulus clan sakulus. 
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam
ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran)
peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi
kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim
ke otak

12
Organ Pendengaran

Telinga dalam terdiri atas labirin osea atau labirin tulang yaitu sebuah rangkaian rongga
pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea,
yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.

Di depan labirin terdapat koklea (rumah siput) . Penampang melintang koklea terdiri atas
tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli
berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebuttingkap oval,
sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.

Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan
sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti
yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan
sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri darigelatin yang
lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf
vestibulokoklearis.

Organ Keseimbangan

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan
atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk
struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau
semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel
rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.

13
a. keseimbangan statis

Gambar Kesimbangan Statis

Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi


letak kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah
sakulus dan ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith yang
berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke bwah
yang kemudin merangsang sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui
bagian vetibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.

b. Keseimbangan dinamis

Gambar Keseimbangan Dinamis

14
Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap
gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak
kesegala arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya
sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul
ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak
lurus maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Hidung

A. Anatomi Hidung

1. Hidung Luar

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah :

1. Pangkal hidung (bridge)

2. Dorsum nasi

3. Puncak hidung

4. Ala nasi

5. Kolumela

6. Lubang hidung (nares anterior)

15
Gambar Hidung

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars
allaris. Kerja otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit.
Batas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks
sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior
disebut nares, yang dibatasi oleh :

Superior : os frontal, os nasal, os maksila


Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor
dan kartilago alaris minor

Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi
fleksibel.

16
Perdarahan :

1. A. Nasalis anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika,


cabang dari a. Karotis interna).

2. A. Nasalis posterior (cabang A.Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris interna,


cabang dari A. Karotis interna)

3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)

Persarafan :

1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)

2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis anterior)

2. Kavum Nasi

Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang
membentang dari nares sampai koana (apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungan
dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media. Batas –
batas kavum nasi :

Posterior : berhubungan dengan nasofaring

Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian
os vomer

Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal, bentuknya


konkaf dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan
dengan kavum oris oleh palatum durum.

Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan
sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan

17
dan kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut
sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.

Lateral : dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid, konka
nasalis inferior, palatum dan os sfenoid.

Konka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang etmoid.
Sedangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang terpisah. Ruangan di atas dan
belakang konka nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang berhubungan dengan
sinis sfenoid. Kadang – kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak
di bagian ini.

Perdarahan :

Arteri yang paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A.sfenopalatina yang
merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale anterior yang merupakan cabang
dari A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang berjalan
bersama – sama arteri.

Persarafan :

1. Anterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N.
Etmoidalis anterior

2. Posterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion pterigopalatinum
masuk melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N. Palatina mayor menjadi
N. Sfenopalatinus.

3. Mukosa Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian
besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang
mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena

18
aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia menjadi sel
epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah
karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini
dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan
gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah
nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya
sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung.
Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan
menimbulkan keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh
pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan.

Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian
atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia
(pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam
sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu
berwarna coklat kekuningan.

Gambar Hidung

19
Gambar system peredaran darah dan syaraf pada Hidung

B. Fisiologi hidung

1. Sebagai jalan nafas

Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media
dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk
lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian
mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran
udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung
dengan aliran dari nasofaring.

2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)

Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang
akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :

20
 Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada
musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini
sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
 Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah
di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga
radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara
setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.

3. Sebagai penyaring dan pelindung

Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan
dilakukan oleh :

a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi

b. Silia

c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan
partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir
ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.

d. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

4. Indra penghirup

Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada
atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat
mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas
dengan kuat.

5. Resonansi suara

Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

21
6. Proses bicara

Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga
mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.

7. Refleks nasal

Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks
bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur,
lambung dan pankreas.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Tenggorokan

Pharynx atau Faring merupakan organ berbentuk corong sepanjang 15cm yg tersusun atas
jaringan fibromuscular yg berfungsi sbg saluran pencernaan dan juga sbg saluran pernafasan.
Pharynx terletak setinggi Bassis cranii (bassis occipital dan bassis sphenoid) sampai cartilage
cricoid setinggi Vertebrae Cervical VI. Bagian terlebar dr pharynx terletak setinggi os.
Hyoideum dan bagian tersempitnya terletak pd pharyngoesophageal junction. Pharynx sbg organ
pencernaan menghubungkan antara cavum oris dan Oesophagus. Sedangkan sbg organ
pernafasan berfungsi utk menghubungkan antara cavum nasi dan Larynx.

Pembentuk dinding Pharynx

 Membrane mucosa yg tersusun atas epitel squamos pseudokompleks bersilia pd bagian


atas dan epitel squamos kompleks di bagian bawah.
 Submucosa
 Jaringan fibrosa, membentuk fascia pharyngobasillaris yg melekat pd bassis crania
 Jaringan muscular yg terdiri atas otot sirkular dan longitudinal
 Jaringan ikat longgar yg membentuk fascia buccopharyngeal

22
Gambar Faring

a. Rongga Faring

Anatomi

Kantong fibromuskular.
Bentuk seperti corong.
Dari dasar tengkorak

Dinding faring dibentuk oleh:

 Selaput lendir.
 Fasia faringo basiler.
 Pembungkus otot.
 Sebagian fasia bukofaringeal.

Unsur faring meliputi:


23
Mukosa.
Palut lender.
Otot.

Faring terdiri atas:

Nasofaring.
Orofaring.
Laringofaring (hipofaring).
1. Nasofaring
Nasopharynx merupakan bagian dr pharynx yg terletak di bagian
atas, maka dr itu nasopharynx jg disebut dg epipharynx. Nasopharynx
memiliki skeletopi setinggi Bassis cranii sampai Vertebrae cervical I.
Syntopi Nasopharynx(Nasofaring)/ Epifaring (Epipharynx)
Nasopharynx memiliki syntopi :
 ventral : choanae (nares posterior), menghubungkan
pharynx dg cavum nasi
 superior : bassis crania
 belakang : vertebrae cervical yg dipisahkan oleh fascia
prevertebrae dan m. capitis
 lateral : dinding medial leher
 inferior : palatum mole
Bangunan pd Nasopharynx (Nasofaring)/
Epipharynx (Epifaring) terdapat beberapa bangunan yang
terletak pd nasopharynx, antara lain :
 ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii,
menghubungakn pharynx dg caum tympani
 adenoid (tonsilla pharyngea/ tonsillo
luscha), merupakan kelenjer limfe
submucosa
 recessus pharynx (fossa rosenmulleri), di
belakang torus tubarius

24
 isthmus nasopharynx, batas antara
nasopharynx dan oropharynx yg akan
tertutup oleh pallatum molle saat proses
deglutition/ menelan

 · Batas-batas:

- Superior: dasar tengkorak.

- Inferior: palatum mole.

- Anterior: rongga hidung.

- Posterior: vertebra servikal

 · Struktur nasofaring:

- Adenoid.

- Jaringan limfa pada dinding nasofaring.

- Resesus faring — fossa rosenmuleri.

- Muara tuba eustakhius.

- Tonus tubarius.

- Koana (pintu masuk rogga mulut ke nasofaring).

2. Orofaring (mesofaring)

Merupakan bagian dr pharynx yg terletak di tengah. Memiliki


skeletopi setinggi Vertebrae cervical II sampai Vertebrae Cervical III.

25
Syntopi Oropharynx Oropharynx memiliki syntopi sbg berikut :

superior : nasopharynx (isthmus nasopharynx, palatum


mole).
ventral : cavum oris propia dg arcus palatopharynx dan
uvulae.
dorsal : Vertebrae Cervical II – III.
Lateral : dinding medial leher.
Inferior : tepi atas epiglottis, basis linguae

Ada beberapa bangunan yg terdapat pd oropharynx, antara lain :

 Tonsilla palatine (faucial tonsil/ amandel), di dinding


lateral dextra et sinistra di recessus tonsillaris antara arcus
palatoglossus dan arcus palatopharyngeus
 Fossa supratonsilaris, mucosa di atas tonsil berbentuk
segitiga di antara arcus palatoglossus dan arcus
palatopharyngeus
 Tonsila lingualis, pd basis linguae (1/3 posterior linguae)

 · Batas-batas:

- Superior: palatum mole.

- Interior: tepi atas epiglotis.

- Anterior: rongga mulut.

- Posterior: vertebra servikal.

 · Struktur penting di orofaring.

26
- Dinding posterior faring.

- Tonsilplatina.

- Fossa tonsil.

- Arkus anterior dan posterior.

- Uvula.

- Tonsil lingual (lidah).

- Foramen sekum.

3. Laringofaring (hipofaring).

Merupakan bagian bawah dr pharynx. Maka dr itu, juga disebut dg


hipopharynx. Laringopharynx terletak setinggi Vertebrae Cervical IV
sampai Vertebrae Cervical VI. .

Syntopi Laringofaring (Laringopharynx)/ Hipofaring


(Hipopharynx) Laringopharynx memiliki syntopi :

Superior : oropharynx (setinggi tepi atas epiglottis)


Ventral : tepi belakang epiglottis, additus laryngis
Dorsal : vertebrae cervical III – VI
Lateral : dinding lateral leher
Inferior : portae esophagus

 · Batas-batas:

- Superior:tepi atas epiglottis.

27
- Anterior: laring.

- Inferior: esophagus.

- Posterior: vertebra servikal.

 · Struktur penting:

- Valekuta atau kantong pil (pil pocket).

- Epiglotis.

Fungsi faring:

 Untuk respirasi.
 Membantu pada waktu menelan.
 Resonansi sura.
 Untuk artikulasi.

Fungsi menelan:

Terdiri dari 3 fase proses menelan, yaitu:

Fase oral.

Bolus makanan — faring (voluntary / disadari.)

Fase faringeal.

Transfer bolus makanan — faring (involuntary / tidak disadari).

Fase esofageal.

28
Bolus makanan — esophagus — lambung.

Otot-otot pada pharynx terdiri atas 3 otot konstriktor pharyngeus dan 3 otot yg berorigo
pd proc. Styloideus. Otot-otot ini berperan dalam proses deglutition atau menelan.

Cavum pharyngeum berhubungan dengan organ-organ disekitarnya antara lain :

 Choanae (nares posterior) menghubungkan dg cavum nasi


 Ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii dg cavum tympani
 Isthmus faucium dengan cavum oris propia
 Additus laryngis dengan larynx
 Portae oesophagus dengan oesophagus

Vaskularisasi Pharynx. Perdarahan faring sebagian besar berasal dr cab a. carotis externa,
a. faringeal ascendens, R.dorsal a. lingualis, R. tonsillaris a. fascialis, dan R. palatine a.
maksillaris. Innervasi Pharynx untuk persarafan motorik berasal dr n. XI sedangkan utk
persarafan sensorik berasal dr n. IX dan n. X.

29
Gambar Faring

30

Anda mungkin juga menyukai