sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang
seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem
cell.
a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi :
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan
ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya
beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte)
yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu
jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat
menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi granulosit.
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk
tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi :
a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b) Sel-sel stroma :
i. Sel endotel
iii. Fibroblast
iv. Makrofag
v. Sel reticulum
1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti
sel.
4. Asam amino.
10
5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain
4. Mekanisme regulasi
iv. Thrombopoietin
b. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8,
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah
sendiri, seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-
sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang
merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian lagi
menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan
kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
d. Hormon nonspesifik
iii. Glukokortikoid.
v. Hormone tiroid
Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism
: suatu mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika
tubuh kekurangan komponen darah (positive loop) atau menekan
hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen darah tertentu (negative
11
loop).
ERITROSIT
Eritropoiesis
12
Setiap orang memproduksi sekitar 10 eritrosit baru tiap hari melalui
proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis
berjalan dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama
kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar
dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin
yang sedikit
menggumpal. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian
normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga
mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah
muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan
hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti
menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam
sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang masih mengandung
14
sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin.
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari
dalam sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum
menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit
matur berwarna merah muda seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu
pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti
(normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum
tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa penyakit
sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang
15
normal.
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein
membran integral, dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah
protein, 40% lemak, dan 10 % karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada
permukaan luar sedangkan protein dapat diperifer atau integral, menembus lipid
15
dua lapis.
HEMOGLOBIN
Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro
2+ 3+
atau in vivo, maka besi fero (Fe ) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe ), yang
membentuk methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia ada
didalam jumlah besar didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaan
kulit berwarna kehitaman yang menyerupai sianosis. Normalnya timbul sejumlah
oksidasi hemoglobin ke methemoglobin, tetapi system enzim didalam eritrosit,
system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah methemoglobin kembali ke
19
hemoglobin.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27832/4/Chapter%20II.pdf
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Darah
Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai
pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan
ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke
jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi
.
seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah
[2]
2. Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah.
Berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran
darah untuk dibawa ke jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan
[4,19]
tubuh ke Paru-Paru.
Struktur Hemoglobin terdiri atas dua unsur utama yaitu :
1 Besi yang mengandung pigmen Hem
2 Protein Globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai
panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α ), beta
(β), delta (δ) dan gamma (ð), dan enzim-enzim spt G6PD
Ada tiga jenis Hemoglobin yaitu :
1. HbA merupakan mayoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
2. HbA2 merupakan minoritas dari hemoglobin orang dewasa, mempunyai
rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
3. HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2
gamma. Saat bayi lahir 2/3 jenis hemoglobinnya adalah jenis hemoglobin HbF dan
1/3nya adalah HbA. Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95 %, HbA2 < 3.5 %
dan HbF < 1.5% ( Susan M, Hinchliff, 1996 ).
Hemoglobin mengandung kira-kira 95% Besi ( Fe ) dan berfungsi
membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin
dan diedarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolisme. Disamping
Oksigen, hemoglobin juga membawa Karbondioksida dan dengan Karbon
monooksida membentuk ikatan Karbon Monoksihemoglobin (HbCO), juga
.[19]
berperan dalam keseimbangan ph darah
Sintesis hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis, pematangan
sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Proses
pembentukan sel darah merah ( Eritropoeisis ) pada orang dewasa terjadi di
sumsum tulang seperti pada tulang tengkorak, vertebra, pelvis, sternum, iga,
dan epifis tulang-tulang panjang. Pada usia 0-3 bulan intrauterine terjadi
pada yolk sac, pada usia 3-6 bulan intrauterine terjadi pada hati dan limpa.
Dalam proses pembentukan sel darah merah membutuhkan bahan zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin B6 ( piridoksin ), protein dan faktor lain.
Kekurangan salah satu unsur diatas akan mengakibatkan penurunan
produksi sel darah sehingga mengakibatkan Anemia yang ditandai dengan
[12]
Kadar hemoglobin yang rendah/kurang dari normal.
Kadar Hemoglobin normal dalam darah yaitu :
No Umur Kadar Hb
[23]
Sumber WHO
e. Monosit
Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal,
diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai
20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam
berbentuk tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler,
Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil.
Monosit ditemui dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga
tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel).
[8,15]
4. Sel Trombosit
Trombosit adalah sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang,
yang berbentuk cakram dengan diameter 2-5 µm. Trombosit dalam darah
tersusun atas substansi fosfolipid yang berfungsi sebagai faktor pembeku
darah dan hemostasis (menghentikan perdarahan). Jumlahnya dalam
darah dalam keadaan normal sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml
darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-
kira 8 hari. Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial Stem Cell
menjadi
Unipotensial Stem Cell dibantu Trombopoitin. Sel yang paling muda yang
dapat dilihat dengan mikroskop adalah Megakarioblas, Megakarioblas
akan diubah menjadi megakariosit imatur kemudian menjadi megakariosit
[13]
matur.
Fungsi Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan
berkumpul dan saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka
tersebut, trombosit juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk
terjadinya pengerutan luka sehingga ukuran luka menyempit dan karena
mempunyai zat pembeku darah maka dapat menghentikan perdarahan.
Umur Trombosit
Umur trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 8 sampai 10
hari, berbeda dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah
terjadi destruksi, apabila trombosit rusak maka akan segera dihancurkan
didalam limpa.
Tranfusi trombosit diperlukan pada kasus-kasus tertentu
misalnya : a. Kelainan jumlah trombosit
3
Jumlah trombosit kurang dari 50.000 / mm disebut
Trombositopenia, Hal ini bisa terjadi pada kasus-kasus penyakit misalnya
demam berdarah (DBD), penyakit ini disebabkan oleh 4 virus dengue yaitu
DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai diagnosa awalnya adalah
penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan ke4 dari
[18]
serangan , Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP).
b. Kelainan Fungsi Trombosit
Kelainan ini terjadi bila Adenosin Difosfat ( ADP) dalam trombosit
berkurang sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada
penyakit Lupus Eritematosus (LE), Idiopatik Trombocytopenia Purpura
(ITP), Lekemia limfositik kronik sehingga menyebabkan jumlah trombosit
3
kurang dari 50.000/mm darah.
Sel trombosit sangat mudah rusak apalagi bila berada diluar tubuh,
trombosit akan kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam
dengan suhu penyimpanan yang tidak sesuai akan mempercepat proses
kerusakan trombosit. Penyimpanan juga akan membentuk mikroagregat,
Untuk itu tranfusi trombosit harus segera dilakukan sesegera mungkin dari
proses pengambilan darah dan apabila disimpan maka harus tidak boleh
0 0 .[1,16]
lebih dari 3 hari dengan suhu 20 c-24 c
sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-onysuci-
5726-3-3.babii-i.pdf
Penjendalan Darah
1. Fase inisial yaitu konstriksi vaskuler yang membatasi aliran darah ke lokasi
injuri.
2. Aktivasi trombosit oleh trombin dan berkumpul pada tempat injuri,
bersifat sementara, membangun sumbatan trombosit yang longgar.
Fibrinogenlah yang pertama berespon untuk merangsang kumpulnya
trombosit. Setelah aktivasi, trombosit melepaskan nukleotida, ADP dan
eikosanoid, TXA2 (keduanya mengaktifkan trombosit tambahan),
serotonin, fosfolipid, lipoprotein, dan protein penting lain untuk
koagulasi. Untuk merangsang sekresi, trombosit yang telah diaktifkan
akan berubah bentuk untuk mengakomodir pembentukan sumbatan.
3. Untuk menjamin stabilitas sumbatan trombosit longgar, jala fibrin atau
clot (jendalan) dibentuk dan menjerat sumbatan. Jika sumbatan hanya
mengandung trombosit, maka disebut thrombus putih, jika juga terdapat
eritrosit di dalamnya maka disebut trombus merah.
4. Akhirnya jendalan harus larut agar aliran darah normal kembali. Larutnya
jendalan terjadi karena peran dari plasmin.
Gambar 7. Peristiwa perdarahan
Ada 2 jalur pembentukan jendalan fibrin yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik. Kedua jalur tersebut akhirnya bersatu pada jalur utama yang
bermuara pada pembentukan jendalan. Kedua jalur bersifat kompleks dan
melibatkan berbagai macam protein yang disebut clotting factor (faktor
penjendalan). Pembentukan jendalan fibrin sebagai respon terhadap injuri
adalah kejadian yang paling relevan secara klinis dari hemostasis, disbanding
kondisi normal. Proses ini adalah akibat dari aktivasi jalur ekstrinsik.
Pembentukan thrombus merah atau jendalan sebagai respon terhadap
abnormalitas dinding pembuluh darah tanpa kerusakan jaringan adalah
akibat dari jalur intrinsik. Jalur intrinsik memiliki signifikansi klinik rendah
dibandingkan dengan kondisi normal. Yang paling signifikan secara klinis
adalah aktivasi jalur intrinsik oleh kontak dinding pembuluh darah dengan
partikel lipoprotein, VLDL (very low density lipoprotein) dan kilomikron.
Proses ini menunjukkan peran hiperlipidemia dalam pembentukan
aterosklerosis. Jalur intrinsik juga dapat diaktifkan oleh kontak dinding
pembuluh darah dengan bakteri.
Pertama: VASOKONSTRIKSI
Vasokonstriksi dapat memperlambat aliran darah sehingga kehilangan darah
berkurang. Proses ini diperantarai oleh:
- Kontrol lokal
Vasokonstriktor misalnya tromboksan yang dilepaskan pada lokasi
kerusakan menyempitkan vaskuler setempat.
- Kontrol sistemik
Epinefrin yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal merangsang vasokonsriksi
secara sistemik.
Kedua: PEMBENTUKAN SUMBATAN TROMBOSIT
Saat terjadi kerusakan vaskuler, darah terpapar oleh serat kolagen pada
membran basal pembuluh darah. Trombosit diaktifkan akibat kontak dengan
kolagen tersebut. Trombosit yang telah aktif melepaskan substansi kimia
antara lain ADP dan tromboksan yang menyebabkan berkumpulnya
trombosit-trombosit lain ke lokasi injuri. Kumpulan trombosit membentuk
sumbatan trombosit yang menghentikan aliran darah keluar dari pembuluh
darah. Sumbatan trombosit ini kadang-kadang ada yang menuju sasaran yang
salah (bukan daerah injuri). Untuk mengatasi hal ini, pembuluh darah
mengeluarkan enzim prostasiklin yang dapat menghambat aktifasi dan
berkumpulnya trombosit.
Dari gambar di atas terlihat bahwa trombin adalah kunci mekanisme penjendalan. Jika
trombin tersedia, maka penjendalan berlangsung, tetapi jika trombin tidak ada, penjendalan
tidak akan terjadi.