ASKEP DHF
DISUSUN OLEH :
19201036
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhab yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah keperawatan Medikal Bedah 1 (KMB) yang berjudul “Asuhan
keperawatan pada pasien pada pasien dengan gangguan system hematologi (DHF)”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas matkuliah KMB agar dapat berguna bagi saya dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan saya sebagai mahasiswa keperawatan. Saya
juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa
yang diharapkan. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan adanya saran untuk memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
2.1 Definisi……………………………………………..
2.2 Etiologi……………………………………………….
2.3 Patofisiologi…………………………………………..
2.5 Komplikasi…………………………………………………..
3.2 Pengkajian…………………………………………………..
3.5 Implementasi……………………………………………………..
3.6 Evaluasi……………………………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN TERKAIT PENATALAKSANAAN DHF
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sy stem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma
darah dan bagian korpuskuli. Hematologi juga dikenal sebagai cabang imu kedokteran
mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta
organ pembentuk darah. Darah terdiri atas 3 jenis unsur sel khusus, eritrosit, leukosit, dan
trombosit yang terpendam dalam cairan kompleks plasma. Pergerakan konstan darah sewaktu
mengalir melalui pembuluh darah menyebabkan unsure-unsur sel terbesar relative merata
didalm plasma.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada 2 jenis warna
merah pada manusia. Warna merah terang menandahkan bahwa darah tersebut mengandung
banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandahkan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna
merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk hemoglobin yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan-
bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untukdibuang sebagai air seni.
Sebagai pembawa zat makanan dari system pencernaan keseluruh sel tubuh
Mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh
Mengangkut sisa-sisa metabolisme dari seluruh sel tubuh ke organ-organ ekskresi
(paru-paru).
Mengangkut hormon dari kelenjar hormone ke organ sasaran
Memelihara keseimbangan cairan tubuh
Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme atau zat asing lain yang
dijalankan oleh sel-sel darah putih
Memelihara suhu tubuh
Komponen penyusun darah antara lain sebagai berikut:
Anatomi :
Fisiologi :
1. Mengangkut O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh tubuh komponen sel darah
merah:
Membrane eritrosit
Enzim G6PD
Hemoglobin
Pria : 13-16 g%
Wanita : 12-14g%
Eosinofil
Anatomi:
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrophil tetapi granula dan
sitoplasmanya lebih besar
Berwarna merah terang jika diwarnai dengan eosin
Banyaknya kira-kira 24%
Fisiologi:
Membunuh parasit
Membunuh sel-sel kanker
Berperan dalam reaksi alergi
Basofil
Anatomi:
Sel ini kecil dari eosinofil
Mempunyai inti yang bentuknya teratur
Didalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar yang berwarna biru
Fisiologi
Berperan sebagai agen anti alergi
Menghasilkan histamine
Mengandung heparin suatu senyawa yang mencegah pembekuan darah didalam
pembuluh darah
b. Agranuler
Limfosit
Anatomi:
Bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil ,didalam sitoplasmanya tidak terdapat
glandula dan intinya besar ,banyaknya kira-kira 15-20 %
Fisiologi:
Berperan dalam pertahanan tubuh dengan cara membentuk suatu protein yang disebut
antibody
Membunuh dan memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh
Macam-macam limfosit
Sel B membuat antibody yang mengikat pathogen dan menghancurkannya
Sel T untuk mengkoordinir tanggapan ketahanan menahan bakteri intraseluler
Sel natural killer sel pembunuh alami dan dapat membunuh sel tubuh yang
tidak menunjukan sinyal
Monosit
Dikenal sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah sert masuk ke dalam
jaringan
Anatomi:
Berukuran paling besar di antara sel darah putih lainnya ,inti selnya bulat dan panjang
warnannya lembayun muda
Produksiseldarahputih
Anatomi:
Fisiologi:
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
Dengue haemorrhagic fever sering disebut juga dengue fever dan dengue shock
syndrome.
2.2 Etiologi
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam berdarah. Demam
berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus. Nyamuk aedes
aegypty adalah spesies utama yang menyebar penyakit
Virus dengue termasuk genus flavirus, keluarga flaviride terdapat 4 serotipe virus
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
den-3 serotype terbanyak infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody terhadapap
serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai
terhadap serotype lain.
2.3 patofisiologi
• Ig M dan IgG immunoglobulin. Ig M antibodi terdeteksi 3-5 hari setelah onset dari
penyakit- 2 minggu dan berkurang sampai tidak terdeteksi 2-3 bulan. IgG antibodi
terdeteksi dengan level yang rendah pada akhir minggu pertama. IgG pada infeksi
primer mulai terdeteksi pada hari ke-14. Pada infeksi sekunder terdeteksi pada hari
ke-2.
1. pengkajian
a. .Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Lingkungan tempat tinggal (rumah, selokan bersih/kotor, air got mengalir atau
tersumbat).
Tempat penampungan air dibersihkan/tidak, berlumut, jentik-jentik nyamuk.
Banyak nyamuk di lingkungan rumah.
Sampah berupa kaleng, botol bekas
Riwayat panas tinggi sebelum dirawat.
Keluarga atau orang di lingkungan, yang saat ini terkena demam berdarah.
c. Pola eliminasi
Malaise
Suhu 38-40oC selama 2-7 hari.
Nyeri pada otot dan persendian
Klien bedrest
Epistaksis.
NOC:
Suhu tubuh normal (36-37 oC), pasien bebas dari demam yang ditandai dengan
kulit tidak teraba panas, dalam waktu 7 hari.
NIC :
NOC: Tidak terjadi defisit cairan, cairan dalam tubuh seimbang ditandai
dengan pasien tidak panas (suhu: 36-37 oC), hidrasi kulit baik, kulit tidak kering,
output seimbang, balance seimbang, Hematokrit dalam batas normal (37-52 %),
balance cairan seimbang, pasien mau minum 2-3 liter perhari, urin dalam batas
normal dalam waktu 3 hari.
NIC :
2. Observasi tanda dan gejala hipovolemia seperti balance cairan tidak seimbang,
dehidrasi dan lain-lain.
3. Observasi tanda-tanda syok seperti lemas, nadi cepat lemah, hipotensi, sianosis
bibir dan ekstremitas, akral dingin.
• Rasional: Agar dapat segera dilakukan tindakan atau penanganan lebih awal syok
yang dialami pasien.
Memonitor intake dan output.
Minum yang cukup, diselingi minum sari buah (tidak harus jus jambu) dan ukur
jumlah cairan yang masuk dan keluar
Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup
Cegah perkembangabiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalahnya
Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air untuk mencegah
nyamuk berkembangbiak dengan menutup tempat penampungan, mengosongkan air
tergenang dari ban bekas, kaleng bekas dan pot bunga
BAB III
Observasi TTV, TD: 100/60 mmHg, S: 36 oC, N: 79 x/menit (teratur), HR: 80 x/menit
(teratur), P: 18 x/menit (teratur), nafasperut.
Hasillab :
Ht : 41%
TyphiH : + 1/300
Ht : 38% (37-52)
Dengue IgGpositif
Dengue IgMnegatif
4/8/2005
Ht : 41% (37-52)
Panadol k/p
Acran 2x1 AC
Keluhan utama : mengeluh mual, muntah, tkeringat dingin, sakit kepala, sakit ulu
hati, dan suhu badan panas.
Lama keluhan : 7 hari
Diagnose medic : DHF
Pemeriksaan penunjang
Nilai normal :
Trombosit: 150-400/ul
Hematokrit: 40-50-%
Hemoglobin: 14-18g/dl
NIC:
kaji adanya alergi makanan, monitor berat badan pasien, amjurkan makanan sedikit tapi
sering, berikan makanan hangat, hindarkan makanan yang dapat merangsang mual dan
muntah, kolaborasi dengan ahli gizi
NOC:
Status nutrisi: makanan dan fluid intake, nutrition intake, control berat badan
NIC:
Monitor tanda-tanda perdarahan, catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudahnya terjadinya
perdarahan, jauhkan pasien dari barang berbahaya yang dapat menyebabkan perdarahan,
anjurkan pasien makan makanan yang mengandung tinggi vitamin K, kolaborasi dalam
pemberian produk darah.
3.5 Implementasi
Memonitor BB pasien
Menganjurkan makan-makanan sedikit tapi sering
Memberikan makanan hangat
Menghindari makanan yang dapat merangsang mual dan muntah
3.6 Evaluasi
Setelah dilakukan perawatan,pada akhir pengkajian pasien mengatakan sudah agak segaran,
bibir pasien tampak kering dan pecah-pecah, nyeri tekan pada ulu hati, tidak ada pteki. Pasien
mengatakan tadi malam, sakit gigi masih ada perdarahan tetapi pagi ini gusi tidak berdarah.
Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-3L/menit secara nasal.
Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetat secepatnya.
Jika tidak menunjukan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 meni) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-
20ml/kgBB/jam maksimal 30ml/kgBB/jam.
Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfuse
darah/komponen.
Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4
jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejalah utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau
tanpa ruam. Gambara klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa
inkubasi antara 13-15 hari rata-rata 2-8 hari. Penderita biasanya mengalami:
3. keluhan pada saluran cerna (mual, muntah, tidak napsu makan, diare, dan konstipasi)
DAFTAR PUSTAKA