Anda di halaman 1dari 7

Tugas Resume Individu (Ibu Ns. Hesti Widiastuti, S.ST., M.

Kes)

Nama : Selvia Mayrani

NIM : P07220220073

Tingkat :2

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan

Mata kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal & Paliatif

Materi Pertemuan 1&2 (02-06 Agustus 2021)

A. Pengertian
Paliatif berasal dari kata “palium” yang berarti jubah atau mantel. Perawatan paliatif
artinya melingdungi pasien dari berbagai penderitaan yang disebabkan oleh
penyakitnya. Beberapa pengertian perawatan paliatif menurut para ahli :
1. WHO (1990)
Perawatan Paliatif adalah perawatan total dan aktif dari penderita yang
penyakitnya tidak lagi responsive terhadap pengobatan kurative.
2. WHO (2005)
Perawatan paliatif adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
nyawa dengan memberikan penghilang rasa sakit dan gejala, dukungan
spiritual dan psikososial sejak tegaknya diagnosis hingga akhir kehidupan
serta periode kehilangan keluarga yang sakit.
3. The National Consensus Project For Quality Palliative Care
Tujuan akhir dari perawatan paliatif dalah mencegah dan mengurangi
penderitaan serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas
kehidupan terbaik bagi pasien dan keluarga mereka tanpa memperhatikan
stadium penyakit atau kebutuhan terapi lainnya. Secara umum istilah
perawatan paliatif adalah perawatan yang merajuk kepada keperawatan
untuk meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan
dengan cara lain, demikian perawatan paliatif dapat digunakan untuk
meringankan efek samping dari perawatan kuratif, seperti meringankan
mual akibat kemotrapi.
B. Falsafah Keperawatan Paliatif
 Pelayanan paliatif merupakan pelayanan yang mencakup :
1. Pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada
penyakit.
2. Menerima kematian namun juga berupaya untuk meningkatkan kualitas
hidup.
3. Membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta keluarga
pasien.
4. Berfokus pada penyembuhan bukan pada pengobatan.
 Prinsip dasar perawatan paliatif
WHO menekankan bahwa dalam memberikan pelayanan paliatif harus berpijak
pada pola sbb :
1. Mrningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses
yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
5. Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayat
6. Mengusahakan dan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga.
C. Perkembangan Kep. Paliatif di dunia
1. Abad ke-4 dibukanya hospicce oleh fabiola di romawi
2. Th 1842 Mne jeanne garinier mendirikan hospice di lyon (perancis)
3. Th 1879 dan 1905 didirikan Our Lady’s hospice dan joseph’s hospice di
gublin dan london oleh irish sisters of charity
4. Th 1967 didirikan St. Christopher’s hospice dilondon oleh cocely
saunders, dia adalah peletak konsep dasae pelayanan perawatan paliatif,
total pain yang terdiri dari unsur-unsur fisik psikologid, sosial dan spiritual
sbg dasar pelayanannya. Filsofi dasar perawatannya adalah bahwa
kematian adalah fenomena yang sama alaminya dengan kelahiran,
sehingga melihat kematian sebagai proses yang harus meneguhkan hidup
dan bebas dari rasa sakit.
5. Perawatan pertama didirikan diingris melalui lokakarya cicely saunders di
RS khusus St. Chritopher, Rs khusu tsb dipindah Ke AS Th. 1970an
6. Th. 1974, Dr. Balfour mount membuka hospice pertama dikanada
7. RS khusus pertama di AS adalah RS new haven yang kemudian menjadi
RS khusus connecticut. RS tsb kemudian meyebar di seluruh negara.
D. Perkembangan Kep. Paliatif Diindonesia
1. Kebijakan perawatan paliatif dirancang oleh pemerintah melalui SK
Menkes RI No. 804/MENKES/1X/1989
2. 1 juni 1990, dibawah pimpinan Prof. Dr. Karjadi wirjoatmodjo, Sp. An.
KIC RSUD SOETOMO membentuk tim kanker dg 4 subkomitenya. Pada
tgl 19 feb 1992 dibukanya poliklinik perawaran paliatif dan bebas nyeri.
SK direktur jendral pelayanan medik depkes RI
No.0558/UAN.MED/RSK/SK/VII/1992 menetapkan kelp. Perawatan
paliatif di RSUD soetomo.
3. Diindonesia perawatan paliatif baru mulai pada tanggal 19 feb 1992 di RS
dr. Soetomo (surabaya), disusul RS cipto mangunkusumo (jakarta) RS
kanker dharmis (jakarta), RS wahidin sudirohusodo (makassar), RS dr.
Sardjito (yogyakarta) dan Rs sanglah (denpasar).
E. Kualitas hidup
Kualitas hidup merupakan kepuasan hidup seseorang mengenai hidupnya yang
bersifat subjektif dan kepuasan tersebut dipengaruhi aspek dari individu yang
mencakup aspek fisik, psiko, sosial dan spiritual.
F. Trend kep. Paliatif
Terbitnya surat keputusam menteri kesehatan RI tertanggal 19 juli 2007, No.
812/menkes.SK/VII/2007. Maka perawatan paliatif care dapat menjangkau seluruh
daerah
a. Hospice Care
Perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan
terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan
meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan
pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
b. Tujuan pelayanan Hospice care
1. Meringankan pasien dari penderitaannya.
2. Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis
dalam hal perawatan pasien bagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
3. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa
duka cita.
c. Ruang lingkup Hospice Care
1. Pasien yang tinggal didaerah pedalaman.
2. Pasien dengan kanker, penyakit jantung, AIDS, penyakit ginjal dan
penyakit parru.
3. Pasien nursing home
4. Pasien yang tinggal sendirian.
G. Model Pelayanan Keperawatan Paliatif
1. Perawatan suportif
 Perawatan dirumah.
2. Pelayanan rawat inap
 Rumah hospis
 Perawatan paliatif dirumah sakit
 Rumah perawatam (Nursing Homes)
H. Perbedaan perawatan paliatif dan perawatan hospis
 Perawatan paliatif
 Pasien yang membutuhkan rasa nyaman dari penyakit/kondisi yang
dialaminya tanpa melihat harapan hidup
 Pasien tetap melanjutkan pengobatan baik yang bersifat aktif maupun
kontrol gejala saja
 Tidak ada batasan lama perawatan
 Perawatan dapat dilakukan di RS. Rumah perawatan, PKM, hospis, dan
rumah panti
 Perawatan hospis
 Pasien yang membutuhkan rasa nyaman dari penyakit/ kondisi yang
dialaminya dimana harapan hidupnya diperkirakan <6 bulan.
 Pasien mendapatkan pengobatan yang bersifat mengontrol keluhan
spesifik seperti sesak nafas atau nyeri.
 Masa prawatan maks 6 bulan
 Rumah hospis, pelayanan hospis yang berbasis di RS.
I. Prinsip pelayanan keperawatan paliatif
 Perilaku merawat
Perilaku caring : kepekaan,simpati, iba serta agama kepercayaan pasien
 Komunikasi
Siapa, bagaimana dan apa yang akan disampaikan kepada pasien.
 Perawatan
 Disesuaikan dengan tahap atau fase penyakit pasien serta
prognosisnya
 Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan yang disusun
secara teliti, cermat dan berhati-hati
 Memperhatikan aspek pencegahan akan terjadinya kondisi kritis
baik secara fisik maupun secara emosional.
J. Bekerja secara interprofesional dalam pelayanan perawatan paliatif
 Interprofesional => bekerja dengan berbagai tenaga profesional dengan
emengedepankan tim. Tenaga prosfesional dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan
spesifik dari pasien sekaligus berbagai pengalaman atau keterampilan dalam
penangannan pasien yang lebih baik.
 Perangkat nilai tim yang baik dan berkualitas.
1. Humor
2. Mudah untuk berkomunikasi
3. Memahami kebutuhan orang lain
4. Percata diri & saling percaya
5. Menikmati pekerjaan
6. Kepedulian
 Syarat bekerja secara kolaboratif dalam tim
1. Adanya kejelasan tentang keterampilan peran dan pendidikan.
2. Memiliki komitmen terhadap target yang dispakati
3. Memahami alur komunikasi dalam dan luar tim.
4. Memahami cara meningkatkan kerja sama dan dukungan sesama anggota
tim.
 Penghambat proses inplementasi pelayanan perawatan paliatif
1. Budaya kerja
2. Isu mengenai kepemilikan pasien
3. Meragukan kemampuan anggota tim yang lain
4. Kurangnya dukungan serta komitmen
5. Komunikasi yang kurang
K. Peran dalam tim paliatif
 Perawat valuing, connecting, doing for, finding meaning, preserving own
intergrity
 Dokter
 Pekerja sosial medik
 Fisioterapi
 Apoteker
 Okupasi terapis
 Dieticen dan nutrisionist
 rohaniawan
Resume Video

Jadi didalam percakapan antara dokter dan perawat lisa adalah membahas perbedaan
antara Perawatan Paliatif dan Perawatan Rumah Sakit, yang di beberapa Pulau sangat
membantu menangani beberapa penyakit serius. Perawatan paliatif merupakan pendekatan
dalam pemecahan suatu masalah dengan tinjauan berbagai sudut pandang (Pendekatan
interdispliner) untuk mereka dengan penyakit serius. Jika perawat ingin mendiagnosis pasien
maka harus melakukan kontak/menemui yang bersangkutan karena perawat berfokus pada
kualitas hidup mereka, perawat mencari cara untuk meredakan gejala, mengelola dan
menghilakan rasa sakit, masalah kompleks, dan perawat dapat berkerja sama sebagai tim
dengan pasien untuk memenuhi tujuan yang telah mereka identifikasi.

Dalam pengalaman dokter yang ibunya mengidap penyakit kanker paru-paru hal
pertama yang tindak adalah melakukan konsultasi keperawatan paliatif untuk bisa
memanajamen rasa nyeri dan terapi fisik. Perawatan paliatif benar-benar menambahkan
banyak informasi tentang bagaimana kita mengelola pasien dan mengelola rasa sakit lebih
baik dari sebelumnya tetapi satu hal yang sangat penting adalah untuk memastikan pasien
tahu dan sadar akan fakta apakah mereka memiliki arahan terlebih dahulu jika tidak ada maka
kita perlu memberitahu tentang itu.

Perawatan rumah sakit juga melakukan pendekatan intedipliner itu tetapi sekarang
pasien yang memiliki prognosis enam bulan atau kurang, perawat masih bekerja sebagai tim
dengan pasien tetapi tujuan perawatan rumah sakit berbeda yang dimana perawatan rumah
menekankan perawatan kenyamanan penghilang rasa sakit, mengurangi stress fisik dan
mental , pasien yang menjalani pengobatan kuratif ini adalah seseorang yang perawat bantu
melalui proses sekarat dan membantu mereka mati secara bermartabat.

poin yang sangat bagus dengan fakta bahwa beberapa hal yang kami fokuskan untuk
perawatan paliatif adalah persis apa yang kami fokuskan untuk perawatan rumah sakit bahwa
seluruh gagasan untuk memastikan pasien merasa nyaman mengurangi psikologis mereka dan
benar-benar mampu kelola gejala kompleks ini dan anda benar-benar perlu memiliki
seseorang yang ahli di bidang itu sangat membantu tidak hanya pasien tetapi juga keluarga
dalam menghadapinya jadi pasti perawatan benar-benar dapat menambah kenyaman keluarga
ketika pasien aktif sekarat.

jadi kesimpulannya kita sebagai perawat perlu menjasi advokat untuk pasien yang
tidak memiliki arahan, dan kita perlu memberikan arahan awal hingga mereka mengerti apa
yang diperlukan dan kita harus membuat pasien yakin terhadap kita jika mereka memiliki
penyakit kronis dan sangat serius , dan mereka memiliki akses keseluruh gagasan perawatan
paliatif ini karena itu akan membatu mereka jauh lebih baik dan untuk pasien memiliki
diagnosis terminal, diperlukan memastikan akses perawatan sehingga mereka dapat
mengalami kematian yang lebih kayak dan diterima oleh pasien dan semua orang.

Anda mungkin juga menyukai