Anda di halaman 1dari 1

WEB OF CAUTION (WOC) DEMAM THYPOID

Intervensi Keperawatan (SIKI)


Pengertian Etioligi Kuman Sallmonella
Demam Thypoid atau Enteric Etiologi typhoid yaitu disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi, Salmonella para typhi A, B, dan C. Termasuk Genus Manajemen Nyeri I.08238
Fever adalah penyakit infeksi
salmonella yang tergolong dalam family Observasi
akut yang biasanya mengenai
Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
saluran pencernaan dengan gejala
berbentuk spora, tidak berkapsi, gram (-), tahan terhadap Food (Makanan/Minuman) Feses Urin Fomitus (Muntahan) Jari (Finger) - Identifikasi skala nyeri
demam lebih dari satu minggu, berbagai bahan kimia, tahan dalam beberapa hari/minggu - Identifikasi respons nyeri non verbal
gangguan pada pencernaan dan pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan kering, - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
gangguan keasadaran. Demam bahan farmasi dan tinja, dan mempunyai tiga macam - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
thypoid disebabkan oleh infeksi antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat Dibawa Oleh Fly (lalat) - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

Salmonella Typhi. kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
antigen VI. - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

Masuk kedalam Masuk kedalam Menghasilkan - Monitor efek samping penggunaan analgetic

Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Komplikasi Masuk ke saluran pencernaan melalui mulut Terapeutik
lambung Usus toksin - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
 Demam  Pemeriksaan Darah Tepi  Tifoid toksis hangat/dingin,terapl bermain)
 Gangguan Pencernaan  Pemeriksaan Bakteriologis  Syok septik Kuman berkembang Proses - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
 Gangguan Kesadaran  Pemeriksaan Serologis  Perdarahan dan Asam Lambung Kuman pencahayaan, kebisingan)
 Hepatosplenomegali  Widal Biakan Salmonella biak dalam usus inflamasi lokal - Fasilitasi istirahat dan tidur
perforasi
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
 Bradikardia Tyhpii Pemeriksaan lain : inestinal pada usus halus
 Rose Spots • PCR
 Peritonitis Mual & Muntah Sisa muntah Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Thypii dot EIA
 Hepatitis Tifosa menempel didarah Imunitas humoral - Jelaskan strategi meredakan nyeri

Penatalaksanaan Masuk ke saluran limfatik (IgA) kurang baik Respon patologis - Anjurken memonitor nyeri secara mandiri
 Pankreas Tifosa - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Pneunomia Intake Nutrisi - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Tirah Baring Fungsi pengecap turun Kolaborasi
 Nutrisi (diet dan Di ileum terminalis membentuk Kuman Sekresi cairan Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
cairan) BB Turun limpoid plaque payeri menembus usus dan mucus
 Terapi simptomatik : Manajemen eliminasi fekal I.04151
Roboransia/vit,antipir Luaran Keperawatan (SLKI) Sebagian masuk Observasi
etik dan antiemetika. Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
ke lamina propia
-
D.0019 Defisit Masuk aliran darah Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
Isi Usus -

Nutrisi Endotoksin (bakerimia) - Monitor buang air besar (mis, warna, frekuensi, konsistensi, volume)
berlebihan - Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
Tingkat Infeksi L14137 Status Nutrisi L03030 Masuk kealiran limfe Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Ekspetasi Menurun Terjadi
-

Ekspetasi Membaik Sebagian hidup Makanan cepat - Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Kriteria Hasil : kerusakan sel Sediakan makanan tinggi serat
menetap Menyerang organ D.0020 Diare terdorong ke anus
-
Edukasi
Demam Meningkat Kriteria Hasil : - Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik
Kemerahan Meningkat Porsi makanan yang dihabiskan Meningkat
RES - Anjurkan mencatat wama, frekuensi, konsistensi, volume feses

Tukak / Ulkus Merangsang - Anjurkan meningkatkan aktifitas fialk, sesual toleransi usus Anjurkan pengurangan asupan makanan yang
Nyeri Meningkat Berat badan Membaik Hati Limf Kehilangan banyak Pengeluaran Fases meningkatkan pembentukan gas

Bengkak Menurun Indeks massa tubuh (IMT) Membaik


pelepasan zat Dehidrasi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat

pirogen oleh air & elektrolit - Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.
Nafsu makan Menurun Perforasi Hipatime splenogel
-

leukosit D.0142 Risiko


gali i Kelemahan
wajah D.0036 & D.0037 penyebaran Manajemen Nutrisi I.03119
Tingkat Nyeri L08066
Eliminasi Fekal L04033 Perdarahan Menekan risiko Observasi
Ekspetasi Membaik Nyeri tekan Zat pirogen pucat infeksi - Identifikasi status nutrisi
Ekspetasi Menurun diafragm
Kriteria Hasil : abdomen beredar dalam ketidakseimbangan - Identifikasi alergi dan Intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
D0056 :
-
Kriteria Hasil :
Kontrol pengeluaran fases Membaik
Peritonitis kanan atas darah cairan dan elektrolit - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Keluhan Nyeri Menurun Intoleransi
-

Konsistensi fases Membaik Ekspens - Monitor asupan makanan


Monitor berat badan
Meringis Menurun i Paru aktivitas -

Frekuensi defeksi Membaik D.0034 Risiko D.0077 Mempengaruhi


- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Gelisah Menurun
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Frekuensi Nadi Membaik
Hipovolemia nyeri termoregulasi di
-
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
Manajemen diare I.03101 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
D.0005 hipothalamus Observasi
-
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Pola Nafas Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi, gastrointestinal, iritasi gastrointertinal, proses infeksi, - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
darah
-
Termoregulasi L.14134 - Berikan suplemen makanan, jika perlu
malabsorpsi, stres, efek obat-obatan, pemberian botol susu)
Ekspetasi Membaik Tidak - Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Keseimbangan Cairan L05020 Edukasi
Ekspetasi Kriteria Hasil : Efekktif - Identifikasi gejala invaginasi (mis. Tangis keraas, kepucatan pada bayi) - Anjurkan posial duduk, jika mampu

Mengigil Membaik
Suhu tubuh -
-
Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
Monitor dan tanda gejala hypovolemia (mis. Tak;larfia, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, tugor
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Meningkat - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat BB menurun)
Kriteria Hasil : Suhu tubuh Membaik - Monitor iritasi dan userasi kulit didaerah perianal
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu
D.0130 : - Monitor jumlah pengeluaran diare
Asupan Cairan Monitor keamanan penyiapan makanan
Daftar Pustaka Hipertermia -
Terupetik
Manajemen Hipertemia I.15506
Meningkat Observasi
Martha Ardiaria. 2019. Epidemiologi, Mnifestasi Klinis dan - Berikan asupan cairan oral ( mi. Larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte) - Identifikasi penyebab hipertemia (mis.dehidrasi,terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
Keluaran urine Menurun Penetalaksanaan Demam Tifoid. JNH (journal of Nutrition and - Pasang jalur intravena - Monitor suhu tubuh
Health). Vol. 7 No. 2. e ISSN: 2622-8483; pISSN: 2338-3380 Manajemen Hipovolemia I.03116 - Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat, ringer laktat) jika perlu - Monitor kadar elektrolit
Observasi - Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit - Monitor haluaran urine
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah Edukasi - Monitor komplokasi akibat hipertemia
menurun,, tekanan nadi menyempit, tugor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin - Menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa Terupetik
menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah) Kolaborasi - Sediakan lingkungan yang dingin
- Monitor intake dan outpot cairan - Kolaborasi pemberian obat pengeras fases - Longgarkan atau lepaskan pakaian
Terupetik - Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Hitung kebutuhan cairan - Berikan cairan oral
- Berikan posisi modiled tredekenburg Manajemen Cairan I.03098 - Ganti linen setiap hati ayau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Berikan asupan cairan oral Observasi - Lakukan pendingin eksternal (mis. Selimut hipotrmia atau kompres dingin pada dahi,leher,dada,abdomen,aksila
Edukasi )
- Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler. kelembapan mukosa,
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral - Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak turgor kulit, lekanan darah)
- - Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi - Monitor berat badan harían Edukasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) - Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis - Abjurkan tirah baring
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.glukosa 2,5%, NaCl ),4%) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan koloid (Mis. Albumin, Plasmate) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
- - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
- Kolaborasi pemberian produk darah - Monitor status hemodinamik (mis, MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
Daftar Pustaka
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan ((cetakan
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Kolaborasi PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Nama : Selvia Mayrani
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan
NIM : P07220220073
III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai