Salmonella Typhi. kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
antigen VI. - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Masuk kedalam Masuk kedalam Menghasilkan - Monitor efek samping penggunaan analgetic
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Komplikasi Masuk ke saluran pencernaan melalui mulut Terapeutik
lambung Usus toksin - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
Demam Pemeriksaan Darah Tepi Tifoid toksis hangat/dingin,terapl bermain)
Gangguan Pencernaan Pemeriksaan Bakteriologis Syok septik Kuman berkembang Proses - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
Gangguan Kesadaran Pemeriksaan Serologis Perdarahan dan Asam Lambung Kuman pencahayaan, kebisingan)
Hepatosplenomegali Widal Biakan Salmonella biak dalam usus inflamasi lokal - Fasilitasi istirahat dan tidur
perforasi
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Bradikardia Tyhpii Pemeriksaan lain : inestinal pada usus halus
Rose Spots • PCR
Peritonitis Mual & Muntah Sisa muntah Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Thypii dot EIA
Hepatitis Tifosa menempel didarah Imunitas humoral - Jelaskan strategi meredakan nyeri
Penatalaksanaan Masuk ke saluran limfatik (IgA) kurang baik Respon patologis - Anjurken memonitor nyeri secara mandiri
Pankreas Tifosa - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Pneunomia Intake Nutrisi - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Tirah Baring Fungsi pengecap turun Kolaborasi
Nutrisi (diet dan Di ileum terminalis membentuk Kuman Sekresi cairan Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
cairan) BB Turun limpoid plaque payeri menembus usus dan mucus
Terapi simptomatik : Manajemen eliminasi fekal I.04151
Roboransia/vit,antipir Luaran Keperawatan (SLKI) Sebagian masuk Observasi
etik dan antiemetika. Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
ke lamina propia
-
D.0019 Defisit Masuk aliran darah Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
Isi Usus -
Nutrisi Endotoksin (bakerimia) - Monitor buang air besar (mis, warna, frekuensi, konsistensi, volume)
berlebihan - Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
Tingkat Infeksi L14137 Status Nutrisi L03030 Masuk kealiran limfe Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Ekspetasi Menurun Terjadi
-
Ekspetasi Membaik Sebagian hidup Makanan cepat - Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Kriteria Hasil : kerusakan sel Sediakan makanan tinggi serat
menetap Menyerang organ D.0020 Diare terdorong ke anus
-
Edukasi
Demam Meningkat Kriteria Hasil : - Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik
Kemerahan Meningkat Porsi makanan yang dihabiskan Meningkat
RES - Anjurkan mencatat wama, frekuensi, konsistensi, volume feses
Tukak / Ulkus Merangsang - Anjurkan meningkatkan aktifitas fialk, sesual toleransi usus Anjurkan pengurangan asupan makanan yang
Nyeri Meningkat Berat badan Membaik Hati Limf Kehilangan banyak Pengeluaran Fases meningkatkan pembentukan gas
pirogen oleh air & elektrolit - Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.
Nafsu makan Menurun Perforasi Hipatime splenogel
-
Mengigil Membaik
Suhu tubuh -
-
Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
Monitor dan tanda gejala hypovolemia (mis. Tak;larfia, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, tugor
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Meningkat - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat BB menurun)
Kriteria Hasil : Suhu tubuh Membaik - Monitor iritasi dan userasi kulit didaerah perianal
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu
D.0130 : - Monitor jumlah pengeluaran diare
Asupan Cairan Monitor keamanan penyiapan makanan
Daftar Pustaka Hipertermia -
Terupetik
Manajemen Hipertemia I.15506
Meningkat Observasi
Martha Ardiaria. 2019. Epidemiologi, Mnifestasi Klinis dan - Berikan asupan cairan oral ( mi. Larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte) - Identifikasi penyebab hipertemia (mis.dehidrasi,terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
Keluaran urine Menurun Penetalaksanaan Demam Tifoid. JNH (journal of Nutrition and - Pasang jalur intravena - Monitor suhu tubuh
Health). Vol. 7 No. 2. e ISSN: 2622-8483; pISSN: 2338-3380 Manajemen Hipovolemia I.03116 - Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat, ringer laktat) jika perlu - Monitor kadar elektrolit
Observasi - Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit - Monitor haluaran urine
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah Edukasi - Monitor komplokasi akibat hipertemia
menurun,, tekanan nadi menyempit, tugor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin - Menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa Terupetik
menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah) Kolaborasi - Sediakan lingkungan yang dingin
- Monitor intake dan outpot cairan - Kolaborasi pemberian obat pengeras fases - Longgarkan atau lepaskan pakaian
Terupetik - Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Hitung kebutuhan cairan - Berikan cairan oral
- Berikan posisi modiled tredekenburg Manajemen Cairan I.03098 - Ganti linen setiap hati ayau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Berikan asupan cairan oral Observasi - Lakukan pendingin eksternal (mis. Selimut hipotrmia atau kompres dingin pada dahi,leher,dada,abdomen,aksila
Edukasi )
- Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler. kelembapan mukosa,
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral - Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak turgor kulit, lekanan darah)
- - Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi - Monitor berat badan harían Edukasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) - Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis - Abjurkan tirah baring
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.glukosa 2,5%, NaCl ),4%) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan koloid (Mis. Albumin, Plasmate) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
- - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
- Kolaborasi pemberian produk darah - Monitor status hemodinamik (mis, MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
Daftar Pustaka
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan ((cetakan
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Kolaborasi PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Nama : Selvia Mayrani
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan
NIM : P07220220073
III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI