Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN DAN UJI PERILAKU

A. Pengertian Pengukuran Dan Uji Prilaku


Pengukuran tes / evaluasi adalah satu nama atau satu makna hanya bila di
sambungkan dengab permasalahan yang sesungguhnya akan bebeda arti.
Arti pengukuran adalah proses pengukuran berkenaan dengan mengkontruksi,
mengadministrasi dan penskoran tes, pengukuran konselor dan sebagainya.

1. Pengukuran (Asesmen)
Pengukuran atau mengukur adalah menggunakanalatukur untuk memperoleh
data kuantitatifmengenaihal yang diukur.
2. Tes /Ujian
Salahsatuinstrumen/alatuntukmengukur kemampuan atau kondisi suatu obyek
denganmenggunakanalat ukur.

Menurut Francis Gatton Pengukuran Psikologi adalah pengukuran aspek-aspek


tingkahlaku yang terlihat, yang dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan
aspek-aspek kepribadian yang lain.
Hal – Hal yang dapat diukur:
1. Pengukuran berhubungan dengan pengambilan keputusan, keputusan - keputusan
itu menyangkut :
a. Instruksional
b. Korikuler
c. Penempatan dan Klasifikasi Personil
2. Pengukuran berhubungan dengan fisik dan psikis
a. Tes fisik (General Check up untuk fisik)
b. Tes mental / psikotest

B. Jenis – jenis pengukuran/Tes


1. Jenis/macam pengukuran tinjauan cara dilakukannya ada 4 macam yaitu :
a. Tes tertulis
b. Tes fisik/ jasmani
c. Tes psikologi
d. Tes pekerjaan dan keterampilan
2. Pengukuran ditinjau dari aspek yang akan diukur terdiri dari :
a. Tes akademik
b. Tes fisik/jasmani
c. Tes psikologi

1
C. Tes/Uji Psikologi (Psikotes)
Tes/Uji Psikologi adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang pikiran, perasaan, persepsi, dan perilaku seseorang guna membuat
keputusan penilaian tentang seseorang.

D. Jenis-Jenis Tes Psikologi


1. Tes Intelegensi
Intelegensi mengandung tiga aspek kemampuan, yaitu:
• Kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan.
• Kemampuan untuk melakukan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya.
• Kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalahnya maupun terhadap
dirinya sendiri.
2. Intelegensi mengandung tiga aspek kemampuan, yaitu:
 Kemampuan berfikir
 Bekerja dengan angka
 Penalaran
 Visualisasi
 Kemampuan bahasa
 Penalaran di bidang mekanik
 Kecepatan respon, dan sebagainya.
3. Tes Kepribadian
Aspek-aspek yang diukur ialah:
• Pengendalian diri
• Kepercayaan diri
• Hubungan interpersonal
• Komitmen
• Optimisme
• Kemandirian
• Motivasi berprestasi
• Daya tahan terhadap stress
• Penyesuaian diri, dan sebagainya

4. Tes Minat
Tes minat biasanya dilakukan untuk memperkirakan minat individu dalam
berbagai bidang pekerjaan, antara lain:
• Outdoor
• Mekanik
• Komputasi
• Keilmiahan
• Persuasi
• Artistik
• Kesastraan
• Musik
• Pelayanan sosial, dan sebagainya

2
E. Tujuan Psikotes
a. Mengenal diri lebih obyektif
b. Menerima keadaan didi secara obyektif
c. Mampu mengemukakan berbagai aspek di dalam dirinya
d. Mampu mengelola informasi sebagai dasar pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan

F. Pengukuran dan uji perilaku


A. Pengukuran Fisik
Adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan pengukuran tersebut
bersifat kuanitatif (Arikunto,1995)
Mengukur adalah membandingkan antar ayng diukur dengan hendak yang
diukur dengan alat ukur yang hasilnya dinyatakan dengan kuatnitataif dan
deskriktif.
1. Pertama,
Membanding kansesuatu yang hendak diukur dengan alat ukur.
Yang akan diukur adalah atribut dari suatu benda atau dimensi dari suatu
benda. Misalnya: beratbadanatau volume suatubenda, atau tingg suatu benda.
2. Kedua,
Kuantifikasi artinya bahwa pengukuran pada hakekatnya merupakan suatu
proses kuantifikasi, hasilnya diwujudkan dengan angka. Pemberian angka pada
suatu atributdisesuaikan dengan aturan yang berlaku atau standar, seperti
tinggi badan dinyatakandalam centi meter (cm), misalnya 160 cm dan berat.
G. Pengukuran psikologis
Adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap hasil pengukuran aspek
psikologis dan hasilnya bersifat kuantitatif. Agar hasil penilaian yang dilakukan
bermakna maka harus dibandingkan dengan standar yang ada.
Misalnya: Hasil pengukuran IQ seseorang diperoleh skor 140. Setelah dilakukan
penilaian menggunakan standar yang adamenurut Harriman dalam Walgito, (1995),
maka orang tersebut dinyatakan sebagai orang yang sangat superior.
yang di ukur.Pengukuran psikologis adalah suatu proses kuantifikasi atau suatua
tribute psikologis ,hasilnya berupa bilangan (angka/skore) Atribut psikologis yang
dimaksud adalaha spek-aspek psikologis yang dapat di ukur, misalnya : kecemasan,
depresi, intelegensi, kreativitas, hargadiridan lain-lain.
Dengan demikian pengukuran dalam psikologi dilakukan untuk mengetahui
Seberapa banyak (dalam art ikuantitatf) suatu aspek psikologister dapat dalam diri
seseorang.Hal ini dilakukan menggunakan alat ukur psikologis seperti skala
kecemasan, alat test IQ dll.
Agar hasil pengukuran mempunyai makna, maka perlu dilakukan suatu penilaian.
Pengertian penilaian meliput:
Merupakan suatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat kualitatif.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita harus mengadakan pengukuran terlebih
dahulu. Misalnya untuk menentukan mana pensil yang lebih panjang dari dua buah
pensil yang ada.

3
H. Uji Psikologis
1. Suatu cara untuk mengetahui seseorang seperti intelegensi,ketekunan,bakat,minat
dengan tujuan untuk menyelidiki watak dan kemampuan seseorang.
2. Dengan pemberian tugas untuk menyelesaikan sesuatu/menelaah masalah tertentu.
3. Dipakai untuk membedakan manusia normal dan abnormal.
4. Dalam uji psikologis kode etik harus diperhatikan,penjualan dan distribusi test di
batasi.
5. Teruji dan penguji tidak ada hubungan batin.

Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan akhir dari suatu
penyelidikan karena :
 Suatu test tunggal tak cukup memberi gambaran mengenai suatu kemampuan, sifat
atau sikap perseorangan.
 Bahwa test jangan dikirakan mutlak, abadi interpretasinya.
 Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja untuk
mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia, hasil pemikiran
manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu yang bersifat fisik belaka.

I. Penilaian Psikologis
Penilaian psikologis mirip dengan tes psikologis tetapi biasanya melibatkan
penilaian yang lebih komprehensif individu. penilaian psikologis adalah proses yang
melibatkan integrasi informasi dari berbagai sumber, seperti tes kepribadian normal dan
abnormal, tes kemampuan atau kecerdasan, tes kepentingan atau sikap, serta informasi
dari wawancara pribadi. Jaminan informasi juga dikumpulkan tentang pribadi, pekerjaan,
atau sejarah medis, seperti dari catatan atau dari wawancara dengan orang tua, suami /
istri, guru, atau terapis sebelumnya atau dokter.
Khas jenis fokus untuk penilaian psikologis untuk memberikan diagnosis untuk
pengaturan pengobatan; untuk menilai area tertentu berfungsi atau cacat sering untuk
pengaturan sekolah; untuk membantu memilih jenis perawatan atau untuk menilai hasil
pengobatan, untuk membantu pengadilan memutuskan masalah seperti anak ditahan atau
kompetensi untuk diadili, untuk membantu menilai pekerjaan atau pelamar karyawan dan
memberikan konseling karir pengembangan atau pelatihan.

Tes Psikologi akan mengukur aspek – aspek

1. Kepribadian/personality
2. Sikap/attitude
3. Minat/intertist
4. Bakat/attitude
5. Intelegensia/kecakapan

J. Ciri-ciri Alat ukur


Perbedaan Pengukuran Dan Penilaian
Perbedaan pengukuran dan penilaian terletak pada proses dan hasil pengukuran.
Pengukuran merupakan proses kuantifikasi, hasilnya berupa skor, sedangkan penilaian
merupakan proses kualifikasi dan interpretasi hasil pengukuran.
1. Validitas
Validitas menunjukan hasil test sesuai kriteria yang dirumuskan. Validitas
hanya berlaku untuk kriteria tertentu. Ada 3 validitas yaitu :

4
 Validitas semu : Hasilnya beraneka ragam dan tidak obyektif
 Validitas konten : Di gunakan untuk test hasil belajar
 Validitas empiris : Validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil
dan kriteria test. Ada 2 yaitu validitas meramal dan status.

2. Reabilitas
Ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan
yang berbeda dengan test yang sama/item yang sama.
Dipengaruhi oleh :
 Koefisien stabilitas
 Ekuivalen
 Homogenitas test
3. Norma
Norma merupakan status quo (tidak mutlak) dan disesuaikan dengan kondisi.
Norma dipakai pada kelompok yang besar, representative, bahan test harus sama
dengan bahan yang dijadikan norma.

K. Cara Pengukuran Perilaku


Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan
menggunakan teknik skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan
konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar
dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi
penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya dapat
dilakukan seperti skala likert (Alimul hidayat, aziz. 2007:103).

L. Jenis-jenis Tes Psikologis


1. IQ prestasi tes
Tes IQ mengaku menjadi ukuran kecerdasan, sedangkan tes prestasi adalah
ukuran penggunaan dan tingkat perkembangan penggunaan kemampuan. IQ (atau
kognitif) tes dan tes prestasi tes norma-referensi umum. Dalam jenis tes, serangkaian
tugas disajikan untuk orang yang sedang dievaluasi, dan tanggapan seseorang yang
dinilai dengan hati-hati sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Sesudah pengujian
selesai, hasilnya dapat dikompilasi dan dibandingkan dengan respon dari kelompok
norma, biasanya terdiri dari orang-orang pada usia yang sama atau tingkat kelas
sebagai orang yang sedang dievaluasi. tes IQ yang berisi serangkaian tugas biasanya
membagi tugas ke dalam verbal (mengandalkan pada penggunaan bahasa) dan
kinerja, atau non-verbal (mengandalkan tangan jenis mata tugas, atau penggunaan
simbol atau objek). Contoh tugas tes IQ verbal adalah kosakata dan informasi
(menjawab pertanyaan pengetahuan umum). contoh non-verbal dihitung
penyelesaian teka-teki (majelis obyek) dan gambar yang cocok dengan
mengidentifikasi pola (penalaran matriks).
Tes IQ (misalnya, WAIS-IV , WISC-IV , Cattell Culture Fair III , Woodcock-
Johnson Tes Kognitif Kemampuan-III, Stanford-Binet Intelligence Scales V) dan tes
prestasi akademik (misalnya WIAT , WRAT , Woodcock-Johnson Pengujian
Prestasi-III) dirancang untuk diberikan kepada baik individu (oleh evaluator terlatih)
atau sekelompok orang (kertas dan pensil tes).

2. Tes Sikap

5
Uji Sikap menilai perasaan seseorang tentang orang, kejadian, atau objek. Sikap
skala digunakan dalam pemasaran untuk menentukan individu (dan kelompok)
preferensi untuk merek, atau item. Biasanya menggunakan tes sikap baik Skala
Thurston, atau Skala Likert untuk mengukur item tertentu.
3. Tes Neuropsikologis
Tes ini terdiri dari tugas-tugas khusus dirancang digunakan untuk mengukur
fungsi psikologis diketahui terkait dengan struktur otak tertentu atau jalur. Mereka
biasanya digunakan untuk menilai penurunan setelah cedera atau sakit diketahui
mempengaruhi neurokognitif berfungsi, atau bila digunakan dalam penelitian, untuk
kontras kemampuan neuropsikologi seluruh kelompok eksperimental.
4. Tes Kepribadian
tindakan psikologis kepribadian sering digambarkan sebagai tes objektif atau tes
proyektif . Istilah "tes objektif" dan "test proyektif" baru saja datang di bawah kritik
dalam Journal of Personality Assessment. Semakin deskriptif "rating skala atau
ukuran laporan diri" dan "tindakan respon bebas" yang disarankan, daripada istilah
"tes objektif" dan "tes proyektif," masing-masing

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan, perilaku dikatakan sehat atau wajar bila perilaku tersebut merupakan
respons yang sesuai/adaptif serata membuat individu menjadi lebih berkembang dan
matang. Sedangkan perilaku dianggap bergangguan atau tidak sehat bila perilaku
tersebut sudah tidak lagi sesuai atau adaptif dengan situasi yang sedang dihadapi
bahkan membuat individu menjadi semakin mengkerut dan terhambat dan Penilaian
psikologis mirip dengan tes psikologis tetapi biasanya melibatkan penilaian yang lebih
komprehensif individu. penilaian psikologis adalah proses yang melibatkan integrasi
informasi dari berbagai sumber, seperti tes kepribadian normal dan abnormal, tes
kemampuan atau kecerdasan, tes kepentingan atau sikap, serta informasi dari
wawancara pribadi.

B. Saran
Kami menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
kami mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, kami mengucapkan
terima kasih dan harapan kami makalh ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Heri.1999.Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
(02 Oktober 2014, Pukul 15.00)

Widayatun, Tri Rusmi.1999.Ilmu Perilaku.CV INFOMEDIKA.


(02 Oktober 2014, Pukul 15.00)

Sarwono, W Sarlito. 2011. Psikologi Remaja.Jakarta:Penerbit PT Rajagravindo Persada.


(02 Oktober 2014, Pukul 20.15)

Anda mungkin juga menyukai