Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN


KEBUDAYAAN (ANTROPOLOGI KESEHATAN)

KELOMPOK 5 :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nyalah kita bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN
KEBUDAYAAN” Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Nabi
Mohammad SAW. Karena beliaulah yang telah mengeluarkan kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang, dan dari alam kebodohan kealam yang terang benderang. Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ............................................................................................
RUMUSAN MASALAH .......................................................................................
TUJUAN .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Antropologi Kesehatan......................................................................................
B. Sejarah Antropologi Kesehatan.........................................................................
C. Pengertian Rumah Sakit ...................................................................................
1. Rumah sakit dalam pandangan antropologi kesehatan..........................
2. Sejarah rumah sakit dalam antropologi kesehatan ................................
3. Sistem informasi rumah sakit ...............................................................
4. Struktur rumah sakit..............................................................................
5. Bentuk alternativ rumah sakit................................................................
6. Karakteristik rumah sakit menurut antropologi.....................................
D. Pengertian antropologi budaya .........................................................................
E. Kegunaan antropologi budaya ..........................................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ................................................................................................................
Saran ..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia
dan juga budayanya. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu
tentang manusia.” Ilmu antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup dan
batas lapangan perhatiannya yang luas. Terdapat macam-macam antropologi seperti
antropologi fisik, antropologi budaya, antropologi biologi antropologi sosial, antropologi
kesehatan. Ilmu antropologi memberi sumbangan bagi ilmu kesehatan
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada
pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk
dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat
ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup
bidangnya sangat penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi
kesehatan.
Di dalam antropologi kesehatan itu sendiri tercakup materi mengenai
perkembangan antropologi kesehatan dimana di dalam perkembangannya menyangkut
hal-hal yang penting untuk dipelajari, yaitu : hubungan antara sosial budaya dan biologi
yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan, perkembangan antro
kesehatan dari sisi biological pole, perkembangan antro kesehatan darsi sisi sosiocultural
pole, beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole,
dan kegunaan antro kesehatan. Maka dari itu kami membuat makalah yang menyangkut
tentang antropologi kesehatan.
B. Rumusan Masalah

C. . Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan adalah disiplin yang memberi pengertian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah dikehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia.
Definisi antropologi menurut para ahli :
1. Leaver, adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek
dari kesehatan dan penyakit (leaver,1968;)
2. Hochstrasser dan Tapp, adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan
Tapp, 1970;245)
3. Lieban, adalah studi tentang fenomena medis (lieban, 1973;1034)

B. Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan


Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut
urutan waktu cetusannya:

1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit,
maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial,
untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul
bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih
dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan
ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian
tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas
subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

C. Pengertian Rumah Sakit

Pengertian rumah sakit menurut WHO1957

Rumah sakit yaitu suatu bahagian menyeluruh, ( Integrasi ) dari organisasi dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif
maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan
lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial.
Sakit menjadi organisasi padat karya spesialis dan merupakan tempat dimana terjadi
proses pengubahan dari masukan menjadi luaran. Masukan utama adalah dokter, perawat
personil lainnya Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Adanya kemajuan teknologi disertai dengan penggunaan cara-cara baru dibidang


diagnostik dan terapeutik mengharuskan rumah sakit mempekerjakan berbagai profesi
kedokteran dan profesi lain sehingga rumah, prasarana, sarana peralatan dan sebagainya
merupakan bagian dari rumah sakit.

1. Rumah sakit dalam pandangan antropologi kesehatan

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.

2. Sejarah Rumah Sakit Dalam Antropologi

Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah

satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga

dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi

bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada

tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan

Yunani, Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India.

Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM,

kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230

SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan

mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di

Kerajaan Persia. Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan

budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM.

Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di sana. Pada

tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-

orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap kota harus

menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan

adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini

berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk

penderita lepra.

Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap

tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase

Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun

beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah

sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.

Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang

tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10

mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit

yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah

Tiongkok pada awal abad 10, Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa

terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama

dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama
kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London pada 1724 atas

permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta

seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika

kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah

terkumpul sumbangan £2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana

publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa

dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

3. Sistem Informasi Rumah Sakit

Tidak mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang ideal
yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang
menangani data pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem informasi
rumah sakit sepenuhnya tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah sakit. Bisa dibuat
sebuah sistem yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam rumah sakit, atau bisa
juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah. Hal-hal yang dicakup
dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain :

1. Penanganan pendaftaran pasien


2. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
3. Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi)
pasien
4. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
5. Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau
hutang)
6. Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
7. Aplikasi Farmasi
8. Apliksai Gudang Material
9. Aplikasi Kepegawaian
10. Keuangan dan accounting rumah sakit
11. Pelaporan internal (pada pihak management) dan internal
4. Struktur Rumah Sakit
1. Rumah Sakit adalah organisasi sangat otoriter/militer
2. Semua perintah/instruksi harus dijalankan tanpa kecuali, Asumsinya
menyangkut hidup/mati pasien.
3. Rumah sakit juga memiliki garis kebijakan sebagai organisasi
4. Hal ini menjadikan perawat dilema.
5. Kadang peraturan Rumah Sakit bertujuan untuk kepentingan Rumah Sakit
daripada pasien.
6. Ada penilaian oleh tenga medis  Pasien baik/bermasalah dilihat dari :
kooperatif, tidak mengeluh dan kuat.
7. Masuk rumah sakit dipersepsikan dalam kegiatan yang sangat ritual :
menimbulkan kekhawatiran pasien

5. Bentuk Alternatif Masuk Rumah Sakit


1. Perlu perawatan Rumah Sakit Jiwa yang efektif, kombinasi yang disertai iklim
manusiawi. Rumah Sakit yang terbuka akan menimbulkan kesan santai terhadap
perawatan hasilnya akan menguntungkan.
2. Pada masa Yunani, masuk Rumah Sakit secara tradisional melambangkan
ditinggalkannya pasien oleh keluarga.
3. Orang yunani beranggapan hubungan antar manusia sama pentingnya bagi
sehat maupun sakit keras karena dampaknya Rumah Sakit hubungan informal,
kotor, berdesakan (tidak disukai org modern) akibat nya akan berdampak
kesembuhan dalam konteks budaya yunani.

6. Karateristik Rumah sakit Menurut Antropologi


World Health Organization (WHO) mendefinisikan rumah sakit sebagai sebuah
sarana tinggal yang menyediakan pelayanan medik singkat atau lama, yang meliputi
pelayanan pengamatan, diagnostik, pengobatan dan pemulihan untuk mereka yang
menderita penyakit atau cedera dan untuk yang melahirkan. Rumah sakit dapat
menyediakan dan dapat juga tidak menyediakan pelayanan untuk pasien rawat jalan.
Sebagai perwujudan pemenuhan hak kesehatan, pemerintah wajib menyediakan
rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat dan memberikan jaminan pembiayaan bagi
penduduk miskin sesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga bertanggung
jawab membina dan mengatur rumah sakit agar memberikan pelayanan yang bermutu dan
profesional.
Mengapa hal-hal tesebut diatas perlu dilakukan?. Karena pelayanan rumah sakit
mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tersendiri. Karakteristik ini diakibatkan oleh
karena rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks karena padat
sumber daya manusia, padat modal, padat teknologi dan ilm pengetahuan.
Karakteristik rumah sakit tersebut meliputi :
1. Uncertainty atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan rumah sakit tidak
bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan.
Sifat inilah yang menyebabkan timbulnya respons penyelenggaran mekanisme asuransi
di dalam pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme derma di
dalam masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan
keunikan lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.
2. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada pada posisi
yang lebih lemah sedangkan Rumah Sakit mengetahui jauh lebih banyak tentang
manfaat dan kualitas pelayanan yang “dijualnya”. misalnya kasus ekstrim pembedahan,
pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan
Kondisi ini sering dikenal dengan consumer ignorance atau konsumen yang bodoh.
3. Externality, bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak saja
mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga risiko kebutuhan
pelayanan kesehatan tidak saja mengenai pasien melainkan juga publik.

D. Antropologi Budaya
Istilah antropologi budaya terdiri dari dua kata yaitu: antropologi dan kebudayaan atau
budaya.
Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri segi-segi tersebut
masing-masig menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu tertentu.
Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek umum yang
dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan antropologi budaya dari
ilmu lain yang juga mempelajari mas
alah manusia ialah obyek khusus yang diselidikinya.
Antropologi budaya yang obyek khusus penyelidikannya ialah kebudayaan juga perlu
mengetahui anak-anak cabang ilmunya bahkan antropologi budaya dengan anak-anak
cabang ilmunya yaitu juga harus berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti sosiologi,
sejarah, ilmu hukum, geografi, ekologi dan sebagainya.

E. Kegunaan Antropologi Budaya


Kegunaan antropologi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan
dalam berbagai hal yang terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa didunia ini.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat dengan mudah melihat hal-hal yang berbeda.
Sedangkan hal-hal yang sama atau bersamaan sulit atau bahkan tidak dapat diketahui.
Antropoliogi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya
merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau tuhan serta lingkungan
alamnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

B. Saran
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu kami mengharapkan
kritik dan saran pada para pembaca untuk membangun bahan ajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Barbara dan George M. Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta


Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta :
Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai