Oleh :
Davit Wira Adi Pratama 185070207111003
PSIK 2018 Regiuler 1
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberi
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penugasan ini yang
berjudul “Perkembangan Keperawata Jiwa”. Dan juga tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada Para Dosen yang telah memberikan materi
sehingga kami mampu menulis makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah dibuat dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan,kami yakin penugasan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menyempurnkan penugasan ini. Dengan harapan kedepannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi penugasan agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
2. Bagaimana trend dan isu keperawatan jiwa dalam setting pelayanan rs,
komunitas, dan pelayanan jiwa secara global?
3. Bagaimana evidence based dalam phsyciatric nursing practice?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan dan sejarah keperawatan jiwa.
2. Untuk mengetahui trend dan isu keperawatan jiwa dalam setting pelayanan
rs, komunitas, dan pelayanan jiwa secara global.
3. Untuk mengetahui evidence based dalam phsyciatric nursing practice.
4
BAB II
ISI
5
kesembuhan pasien. Bejamin Rush bapakPsikiatric Amerika tahun
1783, menulis tentang pentingnya kerja sama dengan rs jiwa dalam
memberikan bantuan kemanusiaan terhadap pasien gangguan jiwa.
Abad 20
Keperawatan jiwa pada abad ini ditandai dengan terintegrasinya
materi keperawatan psikiatrik dengan mata kuliah lain. Pembelajaran
dilaksanakan melalui pembelajaran teori, praktek dilaboratorium,
praktek klinik di RS dan Masyarakat. Tingkat pendidikan yang ada
pada abad ini adalah D.III, Sarjana, Pasca Sarjana dan Doktoral.
Awal Abad 21
Fokus pemberian asuhan keperawatan jiwa pada abad 21 adalah
mengembangkan asuhan keperawatan berbasis komunitas dengan
menekankan upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan
mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day
care (perawatan harian) yaitu pasien tidak dirawat inap hanya rawat
jalan,kunjungan rumah dan hospice care (ruang rawat khusus untuk
pasien gangguan jiwa yang memungkinkan pasien berlatih untuk
meningkatkan kemampuan diri sebelum kembali ke masyarakat).
Selain itu dilakukan identifikasi dan pemberian asuhan keperawatan
pada kelompok berisiko tinggi berupa penyuluhan mengenai
perubahan gaya hidup yang dapat mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan jiwa. Selain itu dikembangkan pula sistem management
pasien care dimana peran seorang manager adalah
mengkoordinasikanpelayanan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan multidisipliner.
2.2 Trend dan Isu Keperawatan Jiwa Dalam Setting Pelayanan RS,
Komunitas, dan Pelayanan Jiwa Secara Global
Trend dan Isu dalam keperawatan jiwa ialah kasus-kasus yang sedang
hangat dibicarakan dan dianggap penting. Kasus-kasus tersebut bisa
dianggap ancaman atau tantangan yang mau berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Secara
6
umum ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam
keperawatan jiwa di antaranya ialah sebagai berikut :
Kasus gangguan jiwa akibat stress semakin meningkat dari berbagai
kalangan.
Kasus gangguan jiwa memang meningkat di berbagai kalangan.
Kebanyakan dari hal ini disebabkan karena ketidakmampuan para
penderita mengendalikan dan beradaptasi terhadap stress yang ada.
Meningkatnya Post Traumatic Syndrome
Post Traumatic Syndrome merupakan trauma diluar rentang
pengalaman trauma yang dialami manusia sehari-hari.
Ketidakmampuan dalam mengendalikan stressor juga bisa sebagai
faktor pencetus. Akibatnya, penderita menjadi manusia yang invalid,
dan menjadi manusia yang tidak produktif
Meningkatnya kasus psikososial
Kasus psikososial meningkat umumnya pada kalangan remaja.
Diantaranya kasus penggunaan NAPZA, minum-minuman keras,
berkelahi, pelecehan seksual, dan penganiayaan. Pada era globalisasi
yang diadaptasi dari budaya barat menyebabkan meningkatnya
problema psikososial.
7
perawat masih memerlukan asuhan keperawatan, bahkan jika
psikofarmakologi menawarkan keuntungan yang lebih baik?
Namun hal itu tidak perlu dirisaukan. Karena setiap profesi memiliki
intervensi masing-masing, dan setiap intervensi tersebut pasti dapat
memberikan manfaat bagi pasien. Untuk mengembangkan evidence based
phsyciatric nursing practice, kita perlu untuk mengevaluasi strategi
keperawatan jiwa. Sehingga hasil penelitian dan evaluasi yang dirancang
dengan baik dapat memberikan cahaya untuk memandu perawat
memberikan pelayanan yang baik kepada klien atau pasien.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan jiwa sudah berkembang pesat. Sejak zaman dahulu
dimana penyakit jiwa dihubungkan dengan hal berbau mistis, penyakit jiwa
dimasukkan kedalam Rumah Sakit Jiwa yang terkesan kotor dan mengerikan,
hingga sekarang dunia Keperawatan Jiwa sangat maju dalam menangani
orang dengan gangguan jiwa. Namun semakin kemari, semakin majunya
zaman, malah banyak manusia yang tidak bisa mengendalikan stressor yang
mereka dapatkan sehingga berujung pada gangguan kejiwaan mereka. Hal ini
disebabkan berbagai faktor seperti faktor ekonomi, sosial, dan mental.
Hal ini menyebabkan banyak penelitian yang mengarah kepada
penelitian Primer dimana penelitian tersebut mengarah kepada hal preventif
daripada hal mengobati. Namun ada juga dilema antara terapi yang harus
dipilih perawat, yaitu antara terapi farmakologi dan terapi psikoterapi. Hal ini
tidak perlu dirisaukan karena setiap profesi memiliki intervensi tersendiri, dan
perawat harus berpegang teguh pada asuhan keperawatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10