Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL

“TUGAS SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DAN TREND SERTA ISU

DALAM KEPERAWATAN JIWA GLOBAL”

Disusun oleh : DEBI JULIA FATIMAH (2214201014)

Lokal : 3A
Dosen pengampu : Ns Amelia Susanti S.kep,M.kep,Sp.kep J

S1 keperawatan
STIKes Alifah Padang TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalahKesehatan Keperawatan Jiwa yang berjudul
“Sejarah keperawatan jiwa dan trend serta isu dalam keperawatan jiwa global ” ini dengan lancar. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-temanyang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demikesempurnaan makalah ini. Demikianlah
makalah ini dibuat. Apabila ada kesalahanpenulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini dapat memberikanmanfaat bagi kita semua

DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................2

1.2 Tujuan..................................................................................................................2

1.3 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3

ISI...................................................................................................................................3
2.1 Sejarah keperawatan.........................................................................................3

2.2 Tren dan isu keperawatan jiwa.........................................................................5

2.3 Evidence Base phychiatric nursing practice....................................................5


BAB III............................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................9

A.Kesimpulan...............................................................................................................9
B.Saran..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait pada materi.Setiap manusia memiliki jiwa,tetapi ketika ditanya,“Mana jiwamu?”
hanya sebagian kecil yang dapat menunjukkan tempat jiwanya.Hal ini karena jiwa memang
bukan berupa benda,melainkan sebuah sistem perilaku,hasil olah pemikiran,perasaan,persepsi,
dan berbagai pengaruh lingkungan sosial yang merupakan manifestasi sebuah kejiwaan
seseorang.Jiwa bersifat abstrak dan tidak berwujud benda.Oleh karena itu,untuk mempelajari
ilmu jiwa dan keperawatannya,kita harus mempelajarinya dari manifestasi jiwa terkait pada
materi yang dapat diamati yaitu berupa perilaku manusia.Manifestasi jiwa tersebut antara lain
yaitu kesadaran,afek,emosi,psikomotor,proses berpikir,persepsi,dan sifat kepribadian.

Jiwa yang sehat sangat sulit untuk didefinisikan dengan tepat.Meskipun begitu,Karl
Menninger mendefinisikan orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan,serta berintegrasi dan berinteraksi
dengan baik,tepat,dan bahagia.Sedangkan,Michael Kirk Patrick mendefinisikan orang yang
sehat jiwa adalah orang yang bebas dari gejala gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal
sesuai apa yang ada padanya.
Dalam perawatan kesehatan,masalah terkait kejiwaan ditangani oleh perawat jiwa atau
perawat psikiatrik.Perawat jiwa dan perawat psikiatrik merupakan dua jenis spesialis yang
berbeda pada profesi keperawatan.psychiatric nursing merupakan cabang keperawatan yang
peduli terhadap pencegahan,perawatan,serta penyembuhan gangguan mental.Beberapa
kegiatan perawat psikiatrik diantara yaitu menyediakan lingkungan teapi yang aman,menangani
klien terkait dengan masalah yang mereka hadapi,mengidentifikasi dan merawat aspek fisik dari
masalah pasien,melakukan psikoterapi,serta memberikan bantuan klinis untuk perawat lain dan
petugas kesehatan yang lainnya juga.

Perawat psikiatri menurut American Psychoatric Nurses Association (APNA), adalah pakar
dalam intervensi krisis, penilaian kesehatan mental, pengobatan dan terapi, serta tentunya
berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada pasien. Perawat psikiatri pekerjaannya erat
dengan pasien dalam rangka membantu mereka untuk mengelola penyakit mental, serta
menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Klien yang ditangani dalam ranah
perawat psikiatrik diantaranya yaitu orang dengan gangguan kecemasan seperti serangan panik
dan fobia, gangguan mood seperti gangguan bipolar dan depresi, masalah dengan
penyalahgunaanzat seperti narkoba dan alcohol, serta orang dengan penyakit Alzheimer dan
bentuk lain dari dimensia. Perawat psikiatrik bekerja erat dengan tim perawatan lain untuk
mengembangkan rencana pasien individual, yang bertujuan untuk memaksimalkan perawatan
dan membantu pasien menjalani kehidupan yang produktif. Mereka juga memberikan
konseling individual kepada pasien dan keluarga untuk membantu mereka memahami
penyakitnya.

Sedangkan mental helath nurse atau perawat kesehatan mental, sama halnya dengan
perawat pshychiatric yang menangani pasien dengan masalah kesehatan mental, namun
mereka lebih memiliki keahlian dalam menilai, mendiagnosis, dan mengobati masalah kejiwaan.
Perawat kesehatan mental bekerja sebagai bagian dari tim untuk memberikan perawatan
medis total bagi pasien. Tugas umum yang dilakukan oleh perawat kesahatan mental
diantaranya yaitu mengevaluasi kebutuhan kesehatan mental pasien, mengembangkan rencana
perawatan, memberikan layanan psikoterapi, memberikan perawatan pribadi, berkoordinasi
dengan keluarga, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya, serta berperan dalam pemberian obat-
obatan kepada pasien.

1.2 Tujuan
1.Mengetahui sejarah keperawatan jiwa

2.Mengetahui tren dan isu keperawatan jiwa dalam setting pelayanan rumah sakit,komunitas,
dan perkembangan pelayanan jiwa secara global

3.Mengetahui evidence base pada praktik psychiatric nursing

1.3 Manfaat
1.Meningkatnya pengetahuan seputar sejarah keperawatan jiwa
2.Meningkatnya pengetahuan mengenai berbagai tren dan isu dalam dunia keperawatan jiwa
3.Meningkatnya pengetahuan mengenai evidence base pada praktik pshychiatric nursing

BAB II

ISI

2.1 Sejarah Keperawatan Jiwa


Seperti pada disiplin ilmu lainnya, keperawatan jiwa juga telah mengalami berbagai
perkembangan dari masa ke masa. Keperawatan jiwa yang kita kenal pada masa sekarang ini
merupakan hasil dari perkembangan atau evolusi yang terjadi pada masa lalu. Perkembangan
keperawatan jiwa itu sendiri dapat dilihat berdasarkan perkembangannya di dunia dan
berdasarkan perkembangannya di Indonesia. Berikut ini adalah runtutan sejarah perkembangan
keperawatan jiwa di dunia :
A.Zaman Mesir Kuno

Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang
bersarang di otak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat lubang pada
tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut. Hal ini
terbukti dengan ditemukannya lubang di kepala pada orang yang pernah mengalami gangguan
jiwa. Selain itu, ditemukan pada tulisan Mesir Kuno tentang siapa saja yang pernah kena roh
jahat dan telah dilubangi kepalanya. Tahun-tahun berikutnya, pasien yang mengalami gangguan
jiwa diobati dengan dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan cara diajak
jalan melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air dingin dengan maksud agar terkejut,
yakni semacam syok terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang. Hasil pengamatan
berikutnya diketahui ternyata orang yang menderita skizofrenia tidak ada yang mengalami
epilepsi (kejang atau hiperplasia). Padahal penderita epilepsi setelah kejangnya hilang dapat
pulih kembali. Oleh karenanya, pada orang skizofrenia dicoba dibuat hiperplasia dengan
membuat terapi koma insulin dan terapi kejang listrik (elektro convulsif theraphy).

B.Zaman Yunani (Hypocrates)


Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Upaya pengobatannya
dilakukan oleh dokter dan orang yang berdoa untuk mengeluarkan roh jahat. Pada waktu itu,
orang sakit jiwa yang miskin dikumpulkan dan dimasukkan dalam rumah sakit jiwa. Jadi, rumah
sakit jiwa lebih banyak digunakan sebagai tempat penampungan orang gangguan jiwa yang
miskin, sehingga keadaannya sangat kotor dan jorok. Sementara orang kaya yang mangalami
gangguan jiwa dirawat di rumah sendiri. Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan
perawatan gangguan jiwa. Ia tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan
kesehatan jiwa. Bersamaan dengan itu, Herophillus dan Erasistratus memikirkan apa yang
sebenarnya ada dalam otak, sehingga ia mempelajari anatomi otak pada binatang. Khale kurang
puas hanya mempelajari otak, sehingga ia berusaha mempelajari seluruh sistem tubuh hewan
(Notosoedirjo, 2001).

C.Zaman Vesalius
Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin
mempelajari otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah kepala manusia untuk
dipelajari merupakan hal yang mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh manusia.
Akhirnya, ia berusaha mencuri mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya
tersebut diketahui masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati
(pancung). Namun, ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk kepentingan keilmuan,
maka akhirnya ia dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan karena bisa
menunjukkan adanya perbedaan antara manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima
bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit. Namun kenyatannya, pelayanan di rumah sakit
jiwa tidak pernah berubah. Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai, karena petugasnya
khawatir dengan keadaan pasien.
D.Revolusi Prancis I

Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis, berusahamemanfaatkan Revolusi


Prancis untuk membebaskan belenggu pada pasiengangguan jiwa. Revolusi Prancis ini dikenal
dengan revolusi humanismedengan semboyan utamanya “Liberty, Equality, Fraternity”. Ia
meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien gangguan jiwa.Pada
awalnya, walikota menolak. Namun, Pinel menggunakan alasan revolusi, yaitu “Jika tidak, kita
harus siap diterkam binatang buas yang berwajah manusia”. Perjuangan ini diteruskan oleh
muridmurid Pinel sampai Revolusi II.

E. Revolusi Kesehatan Jiwa II

Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, makaterjadilah perubahan


orientasi pada organo biologis. Pada saat ini, Qubiusmenuntut agar gangguan jiwa masuk dalam
bidang kedokteran. Oleh karenaitu, ganguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural
sciences, yaitu adataksonomi (penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala
penyakit). Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat penggolongan daritanda-tanda gangguan
jiwa. Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus berkembangdengan berbagai tokoh dan spesfikasinya
masing-masing.

F. Revolusi Kesehatan Jiwa III

Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis rumah
sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas
(community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (communitymental
health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilahdisebut revolusi kesehatan
jiwa III.

2.2 Tren dan Isu Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawtan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang
hangat dibicarakan dan dianggap penting dalam perkembangan keperawatan jiwa. Masalah-
masalah tersebut dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan memberikan
dampak yang besar pada perkembangan keperawatan jiwa, baik yang berada di tatanan globa.
Berikut ini adalah beberapa tren dan isu dalam keperawatan jiwa saat ini:

Trend dan isu keperawatan jiwa dalam perkembangan pelayanan jiwa secara global

A.Masih banyaknya tenaga perawat vokasional

Tenaga keperawatan vokasional terbukti masih banyak yerdapat diseluruh dunia dan
juga di Indonesia. Tenaga vokasional tentu akan berbedadalam intervensinya dengan tenaga
perawat professional atau S1.Banyaknya tenaga vokasional ini membuat pelayanan kesehatan
secaraglobal masih kurang maksimal. Penumpukan tenaga vokasional ini terjadikarena semakin
menjamurnya sekolah-sekolah keperawatan yang hanyamemfasilitasi sampai jenjang diploma
atau yang setara dengan itu. Institusi pendidikan tersebut didirikan bukan dalam rangka untuk
memenuhikebutuhan tenaga keperawatan yang professional namun sering kalidigunakan
sebagai bentuk perbisnisan
B.Program Pendidikan Kesehatan Jiwa Belum Adekuat

Program pendidikan kesehatan jiwa baik di ranah global maupum diIndonesia masih
kurang adekuat. Institusi-institusi yang menyelenggarakan program spesialis keperawatan jiwa
masih sangat sedikit. Selain itu, tenaga pendidik professional di bidang keperawatan jiwa juga
masih sedikit. Halitu alhirnya juga memberikan dampak pada kualitas pelayanan kesehatan jiwa
secara global.

2.3 Evidence Base Psychiatric Nursing Practice

Pada masyarakat kita saat ini, orang dengan diagnosis gangguankesehatan jiwa sering kali di
stereotipkan, atau dianggap sebagai sesuatu yangnegatif dan mengganggu masyarakat.
Akibatnya, banyak pasien dengangangguan kesehatan mental berujung untuk berjuang
mengatasi kondisimereka dan memilih untuk menolak diagnose mereka karena takut diadili
olehmasyarakat. Hal ini sering menyebabkan pasien kesehatan jiwa ragu-raguuntuk mengejar
unsur-unsur yang membentuk kualitas hidup, seperti pekerjaan, perumahan yang nyaman,
hubungan pribadi yang sehat, danmemanfaatkan layanan kesehatan jiwa. Pernyataan posisi
yang diterbitkan olehMental Health America yang berjudul Evidence-Based Helathcare,
menyorotikomitmen organisasi terhadap penemuan splusi yang cepat untuk pasien
yangdidiagnosis dengan kesehatan jiwa dan kondisi penyalahgunaan zat. Rumahsakit
mendukung pengembangan, evaluasi, dan penyebaran pengetahuan berbasis bukti untuk
mendukung pemulihan pasien kesehatan jiwa. Sejalan dengan visi ini, Penyalahgunaan Zat dan
Administrasi Layanan Manusia AS(SAMHSA), telah berjanji untuk mempromosikan praktik
berbasis bukti dalammenemukan solusi untuk perawatan kesehatan jiwa. Berikut ini adalah
tujug praktik kesehatan mental yang sejalan dengan SAMHSA :

1.Program untuk Perawatan Masyarakat Asertif (PACT)

Perawatan komunitas yang asertif bertujuan untuk menyediakan layanankesehatan


perilaku dalam pengaturan komunitas. Kerangka kerja melayanikondisi seperti skizofrenia,
gangguan bipolar, dan depresi. PACT, layanan berusaha untuk mempertahankan perawatan
rawat jalan dan memastikanterapi yang teratur dan berkelanjutan. Menggunakan kerangka
kerjatersebut, berbagai praktisi perawatan kesehatan memberikan layanan seperti bantuan
dengan kegiatan sehari-hari (ADL), membantu mengelolatanggung jawab keluarga, dan
dukungan dalam mengamankan kebutuhan penting seperti makanan dan perumahan.

2.Perawatan Terpadu untuk Gangguan Co-Occuring

Dengan kerangka kerja ini, tim multidisiplin menyediakan perawatan gandauntuk pasien
yang didiagnosis dengan gangguan perilaku kesehatan dan penyalahgunaan zat. Dengan
menggabungkan dua layanan, pasien biasanyamemiliki kesempatan lebih baik untuk membuat
pemulihan penuh, jangka panjang. Praktisi memberi pasien dengan layanan dan sumber daya
sepertimanajemen kasus, penjangkauan, perumahan, dan bantuan pekerjaan.Kerangka kerja ini
bertujuan untuk membantu populasi diagnosa ganda berisiko tinggi yang lebih mungkin untuk
kambuh dan kembalimenggunakan narkoba, mengalami masalah keuangan, menderita
kesehatanyang buruk, dan / atau menghadapi tunawisma.

3.Manajemen Penyakit dan Pemulihan (IMR)

Manajemen dan pemulihan penyakit adalah kerangka perawatan psikiatris berbasis bukti
yang dirancang untuk memungkinkan pasien berpartisipasisecara proaktif dalam pemulihan
mereka sendiri. Selama sesi mingguanyang sedang berlangsung, praktisi kesehatan perilaku
membantu pasienmengembangkan rencana perawatan dan mengidentifikasi tujuan. Ini
dapatmencakup pengajaran metodologi pemulihan, fakta kesehatan perilaku, dan

teknik manajemen stres. Praktisi juga mengajarkan pasien bagaimanamembangun dan


memelihara jaringan dukungan sosial, mengurangikemungkinan melanjutkan penggunaan
narkoba, dan menggunakan obatyang diresepkan secara efektif. Teknik pengajaran dari
kerangka inimungkin juga termasuk terapi kognitif-perilaku dan sesi motivasi.

4.Perumahan Pendukung Permanen

Perumahan suportif permanen adalah program yang menyediakan bantuan bagi pasien
kesehatan perilaku dalam menemukan perumahan mandiri.Beberapa item yang mendefinisikan
perumahan pendukung permanen yang berkaitan dengan program ini adalah sebagai berikut:

• Penyewa harus memiliki sewa yang sah dan mengikat.

• Inklusi program tidak bergantung pada partisipasi dalam layanankesehatanperilaku.

• Tidak ada aturan perumahan yang tidak akan berlaku untuk aturan yangditetapkan di
penyewa untuk penyewa yang tidak memiliki kondisikesehatan perilaku.Peserta program juga
harus memiliki peluang tanpa hambatan untuk terlibat dengan peserta non-program yang
tinggal di komunitas atau struktur yang sama. Selain itu, peserta harus menerima layanan yang
berubah (naik atau turun) karena kebutuhankesehatan perilaku mereka berubah.

5.Pengobatan, Evaluasi, dan Manajemen Pengobatan (MedTEAM)

Pengobatan pengobatan, evaluasi dan manajemen melibatkan aplikasisistematis,


berdasarkan bukti obat-obatan kesehatan perilaku resep. Tujuandari kerangka kerja ini adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien yang menderita dengan kondisi kesehatan
perilaku yang parah.Untuk menerapkan kerangka kerja ini, dokter yang meresepkan
harusmengetahui resep terbaik dan terkini yang tersedia, menggunakan reseptersebut dalam
lingkungan klinis, menerapkan pengetahuan ini pada kasus-kasus secara individual, dan
memasukkan pasien dalam proses perencanaandan pengambilan keputusan.

6.Kolaborasi Cochrane

Organisasi Cochrane adalah asosiasi internasional yang didedikasikanuntuk membantu


individu membuat keputusan perawatan kesehatan denganinformasi berdasarkan bukti. [3]
Kolaboratif mencakup 15.000 peserta yang berbasis di lebih dari 100 negara. Grup ini
menerbitkan ulasannya dalamCochrane Database of Systematic Reviews (CDSR). Ulasan
CochraneCollaboration adalah sumber daya vital bagi profesional perawatankesehatan yang
memiliki banyak informasi untuk dievaluasi, memilikiwaktu terbatas, dan yang mengelola
beban hidup atau mati. Tinjauantersebut menilai dan memadatkan penelitian terkini yang
paling relevan berdasarkan bukti empiris; memvalidasi temuan; dan menyajikan informasiklinis
berbasis bukti baru dalam format sistematis.

7.Organisasi Kecenderungan Anak

Legislator meratifikasi Membawa Depresi Pascapersalinan Out of theShadows bertindak


sebagai bagian dari tindakan Cures Abad 21 padaDesember 2016. Undang-undang ini
menetapkan $ 5 juta untuk setiap tahundari 2018 hingga 2022 untuk perawatan depresi
pascapersalinan. [4] Saatini, bukan praktik standar untuk memeriksa ibu dengan kondisi
tersebut,meskipun penelitian menunjukkan bahwa 18 - 25 persen ibu dengan depresi
pascapersalinan atau psikosis tidak terdiagnosis.Pusat Layanan Kesehatan dan Medicaid
mendesak perawat untukmendorong ibu untuk menjalani skrining depresi postpartum
setelahmelahirkan. Pendukung kesehatan, seperti organisasi Tren Anak, percaya bahwa
jaringan skrining postpartum nasional akan meningkatkan hasilkesehatan untuk ibu yang
menderita kondisi tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan jiwa telah mengalami banyak sekalai perkembangan hingga akhirnya
berada pada tahap yang sekaran ini. Perkembangan tersebut dapat diuraikan secara global di
dunia maupun juga perkembangan di Indonesia. Dalam setiap perjalanannya, semakin menuju
ke zaman yang baru, pandangan masyarakat mengenai keperawatan jiwa menjadi semakin
modern dan rasional. Dalam perkembangannya tersebut, keperawatan jiwa juga menghasilkan
tren dan isu yaitu berupa masalah-masalah yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dan
dianggap pentik dalam proses perjalanan keperawatan jiwa. Selain itu, juga terdapat berbagai
evidence base dalam praktik psychiatric nursing. Setiap evidence base praktek tersebut
dilakukan guna mewujudkan kesejahr=teraan kesehatan jiwa.
3.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa mempelajari terkait sejarah perkembangan keperawatan jiwa


agar mahasiswa mengetahui progress dari keperawatan jiwa dan agar nantinya mereka dapat
melakukan intervensi yang sesuai dengan tahap perkembangan keperawatan jiwa saat ini.
Selain itu, mahasiswa juga diharapkan selalu update mengenai informasi terkait tren dan isu
serta evidence base dalam dunia keperawtan jiwa agara selalu dapat memberikan intervensi
kepada pasien sesuai dengan kondisi yang berkembang di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2014). Sejarah Keperawatan Jiwa. http://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/93/sejarah-


keperawatan-jiwa.html. diakses tanggal 4 September 2019
Admin. (2016). What do Psychiatric and Mental Nurses do?.
https://nursejournal.org/psychiatric-nursing/what-do-psychiatric-and-mental- health-nurses-
do/. diakses tanggal 6 September 2019
Chruch, F. (2019). Psychiatric-Mental Health Nurses.
https://www.apna.org/i4a/pages/index.cfm?pageid=3292. diakses tanggal 6 September 2019
Kahfi, R. (2016). Sejarah Pelayanan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
https://www.academia.edu/8915254/Sejarah_Pelayanan_Keperawatan_Kesehatan
_Jiwa. diakses tanggal 6 September 2019

Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta


Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Jakrta
Roy, L. (2016). Praktek Berbasis Bukti dalan Keperawatan Jiwa.
https://study.com/academy/lesson/evidence-based-practice-in-psychiatric- nursing.html.
diakses tanggal 6 September 2019

Yusuf, A, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawtan Kesehatan Jiwa. Penerbit Salemba Medika. Jakarta
Zulfatus, N. (2011). Trend Issue Keperawatan Komunitas.
https://www.academia.edu/37217368/Trend_Issue_Keperawatan_Komunitas. diakses tanggal
5 September 2019
7 Praktek Berbasis Bukti Kesehatan Mental dalam Keperawatan. Artikel.
https://online.regiscollege.edu/blog/7-mental-health-evidence-based-practices- nursing/.
diakses tanggal 6 September 2019

Anda mungkin juga menyukai