Lokal : 3A
Dosen pengampu : Ns Amelia Susanti S.kep,M.kep,Sp.kep J
S1 keperawatan
STIKes Alifah Padang TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalahKesehatan Keperawatan Jiwa yang berjudul
“Sejarah keperawatan jiwa dan trend serta isu dalam keperawatan jiwa global ” ini dengan lancar. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-temanyang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demikesempurnaan makalah ini. Demikianlah
makalah ini dibuat. Apabila ada kesalahanpenulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini dapat memberikanmanfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................2
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
ISI...................................................................................................................................3
2.1 Sejarah keperawatan.........................................................................................3
A.Kesimpulan...............................................................................................................9
B.Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Jiwa yang sehat sangat sulit untuk didefinisikan dengan tepat.Meskipun begitu,Karl
Menninger mendefinisikan orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan,serta berintegrasi dan berinteraksi
dengan baik,tepat,dan bahagia.Sedangkan,Michael Kirk Patrick mendefinisikan orang yang
sehat jiwa adalah orang yang bebas dari gejala gangguan psikis, serta dapat berfungsi optimal
sesuai apa yang ada padanya.
Dalam perawatan kesehatan,masalah terkait kejiwaan ditangani oleh perawat jiwa atau
perawat psikiatrik.Perawat jiwa dan perawat psikiatrik merupakan dua jenis spesialis yang
berbeda pada profesi keperawatan.psychiatric nursing merupakan cabang keperawatan yang
peduli terhadap pencegahan,perawatan,serta penyembuhan gangguan mental.Beberapa
kegiatan perawat psikiatrik diantara yaitu menyediakan lingkungan teapi yang aman,menangani
klien terkait dengan masalah yang mereka hadapi,mengidentifikasi dan merawat aspek fisik dari
masalah pasien,melakukan psikoterapi,serta memberikan bantuan klinis untuk perawat lain dan
petugas kesehatan yang lainnya juga.
Perawat psikiatri menurut American Psychoatric Nurses Association (APNA), adalah pakar
dalam intervensi krisis, penilaian kesehatan mental, pengobatan dan terapi, serta tentunya
berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada pasien. Perawat psikiatri pekerjaannya erat
dengan pasien dalam rangka membantu mereka untuk mengelola penyakit mental, serta
menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Klien yang ditangani dalam ranah
perawat psikiatrik diantaranya yaitu orang dengan gangguan kecemasan seperti serangan panik
dan fobia, gangguan mood seperti gangguan bipolar dan depresi, masalah dengan
penyalahgunaanzat seperti narkoba dan alcohol, serta orang dengan penyakit Alzheimer dan
bentuk lain dari dimensia. Perawat psikiatrik bekerja erat dengan tim perawatan lain untuk
mengembangkan rencana pasien individual, yang bertujuan untuk memaksimalkan perawatan
dan membantu pasien menjalani kehidupan yang produktif. Mereka juga memberikan
konseling individual kepada pasien dan keluarga untuk membantu mereka memahami
penyakitnya.
Sedangkan mental helath nurse atau perawat kesehatan mental, sama halnya dengan
perawat pshychiatric yang menangani pasien dengan masalah kesehatan mental, namun
mereka lebih memiliki keahlian dalam menilai, mendiagnosis, dan mengobati masalah kejiwaan.
Perawat kesehatan mental bekerja sebagai bagian dari tim untuk memberikan perawatan
medis total bagi pasien. Tugas umum yang dilakukan oleh perawat kesahatan mental
diantaranya yaitu mengevaluasi kebutuhan kesehatan mental pasien, mengembangkan rencana
perawatan, memberikan layanan psikoterapi, memberikan perawatan pribadi, berkoordinasi
dengan keluarga, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya, serta berperan dalam pemberian obat-
obatan kepada pasien.
1.2 Tujuan
1.Mengetahui sejarah keperawatan jiwa
2.Mengetahui tren dan isu keperawatan jiwa dalam setting pelayanan rumah sakit,komunitas,
dan perkembangan pelayanan jiwa secara global
1.3 Manfaat
1.Meningkatnya pengetahuan seputar sejarah keperawatan jiwa
2.Meningkatnya pengetahuan mengenai berbagai tren dan isu dalam dunia keperawatan jiwa
3.Meningkatnya pengetahuan mengenai evidence base pada praktik pshychiatric nursing
BAB II
ISI
Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang
bersarang di otak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat lubang pada
tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut. Hal ini
terbukti dengan ditemukannya lubang di kepala pada orang yang pernah mengalami gangguan
jiwa. Selain itu, ditemukan pada tulisan Mesir Kuno tentang siapa saja yang pernah kena roh
jahat dan telah dilubangi kepalanya. Tahun-tahun berikutnya, pasien yang mengalami gangguan
jiwa diobati dengan dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan cara diajak
jalan melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air dingin dengan maksud agar terkejut,
yakni semacam syok terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang. Hasil pengamatan
berikutnya diketahui ternyata orang yang menderita skizofrenia tidak ada yang mengalami
epilepsi (kejang atau hiperplasia). Padahal penderita epilepsi setelah kejangnya hilang dapat
pulih kembali. Oleh karenanya, pada orang skizofrenia dicoba dibuat hiperplasia dengan
membuat terapi koma insulin dan terapi kejang listrik (elektro convulsif theraphy).
C.Zaman Vesalius
Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin
mempelajari otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah kepala manusia untuk
dipelajari merupakan hal yang mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh manusia.
Akhirnya, ia berusaha mencuri mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya
tersebut diketahui masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati
(pancung). Namun, ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk kepentingan keilmuan,
maka akhirnya ia dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan karena bisa
menunjukkan adanya perbedaan antara manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima
bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit. Namun kenyatannya, pelayanan di rumah sakit
jiwa tidak pernah berubah. Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai, karena petugasnya
khawatir dengan keadaan pasien.
D.Revolusi Prancis I
Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis rumah
sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas
(community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (communitymental
health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilahdisebut revolusi kesehatan
jiwa III.
Trend atau current issue dalam keperawtan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang
hangat dibicarakan dan dianggap penting dalam perkembangan keperawatan jiwa. Masalah-
masalah tersebut dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan yang akan memberikan
dampak yang besar pada perkembangan keperawatan jiwa, baik yang berada di tatanan globa.
Berikut ini adalah beberapa tren dan isu dalam keperawatan jiwa saat ini:
Trend dan isu keperawatan jiwa dalam perkembangan pelayanan jiwa secara global
Tenaga keperawatan vokasional terbukti masih banyak yerdapat diseluruh dunia dan
juga di Indonesia. Tenaga vokasional tentu akan berbedadalam intervensinya dengan tenaga
perawat professional atau S1.Banyaknya tenaga vokasional ini membuat pelayanan kesehatan
secaraglobal masih kurang maksimal. Penumpukan tenaga vokasional ini terjadikarena semakin
menjamurnya sekolah-sekolah keperawatan yang hanyamemfasilitasi sampai jenjang diploma
atau yang setara dengan itu. Institusi pendidikan tersebut didirikan bukan dalam rangka untuk
memenuhikebutuhan tenaga keperawatan yang professional namun sering kalidigunakan
sebagai bentuk perbisnisan
B.Program Pendidikan Kesehatan Jiwa Belum Adekuat
Program pendidikan kesehatan jiwa baik di ranah global maupum diIndonesia masih
kurang adekuat. Institusi-institusi yang menyelenggarakan program spesialis keperawatan jiwa
masih sangat sedikit. Selain itu, tenaga pendidik professional di bidang keperawatan jiwa juga
masih sedikit. Halitu alhirnya juga memberikan dampak pada kualitas pelayanan kesehatan jiwa
secara global.
Pada masyarakat kita saat ini, orang dengan diagnosis gangguankesehatan jiwa sering kali di
stereotipkan, atau dianggap sebagai sesuatu yangnegatif dan mengganggu masyarakat.
Akibatnya, banyak pasien dengangangguan kesehatan mental berujung untuk berjuang
mengatasi kondisimereka dan memilih untuk menolak diagnose mereka karena takut diadili
olehmasyarakat. Hal ini sering menyebabkan pasien kesehatan jiwa ragu-raguuntuk mengejar
unsur-unsur yang membentuk kualitas hidup, seperti pekerjaan, perumahan yang nyaman,
hubungan pribadi yang sehat, danmemanfaatkan layanan kesehatan jiwa. Pernyataan posisi
yang diterbitkan olehMental Health America yang berjudul Evidence-Based Helathcare,
menyorotikomitmen organisasi terhadap penemuan splusi yang cepat untuk pasien
yangdidiagnosis dengan kesehatan jiwa dan kondisi penyalahgunaan zat. Rumahsakit
mendukung pengembangan, evaluasi, dan penyebaran pengetahuan berbasis bukti untuk
mendukung pemulihan pasien kesehatan jiwa. Sejalan dengan visi ini, Penyalahgunaan Zat dan
Administrasi Layanan Manusia AS(SAMHSA), telah berjanji untuk mempromosikan praktik
berbasis bukti dalammenemukan solusi untuk perawatan kesehatan jiwa. Berikut ini adalah
tujug praktik kesehatan mental yang sejalan dengan SAMHSA :
Dengan kerangka kerja ini, tim multidisiplin menyediakan perawatan gandauntuk pasien
yang didiagnosis dengan gangguan perilaku kesehatan dan penyalahgunaan zat. Dengan
menggabungkan dua layanan, pasien biasanyamemiliki kesempatan lebih baik untuk membuat
pemulihan penuh, jangka panjang. Praktisi memberi pasien dengan layanan dan sumber daya
sepertimanajemen kasus, penjangkauan, perumahan, dan bantuan pekerjaan.Kerangka kerja ini
bertujuan untuk membantu populasi diagnosa ganda berisiko tinggi yang lebih mungkin untuk
kambuh dan kembalimenggunakan narkoba, mengalami masalah keuangan, menderita
kesehatanyang buruk, dan / atau menghadapi tunawisma.
Manajemen dan pemulihan penyakit adalah kerangka perawatan psikiatris berbasis bukti
yang dirancang untuk memungkinkan pasien berpartisipasisecara proaktif dalam pemulihan
mereka sendiri. Selama sesi mingguanyang sedang berlangsung, praktisi kesehatan perilaku
membantu pasienmengembangkan rencana perawatan dan mengidentifikasi tujuan. Ini
dapatmencakup pengajaran metodologi pemulihan, fakta kesehatan perilaku, dan
Perumahan suportif permanen adalah program yang menyediakan bantuan bagi pasien
kesehatan perilaku dalam menemukan perumahan mandiri.Beberapa item yang mendefinisikan
perumahan pendukung permanen yang berkaitan dengan program ini adalah sebagai berikut:
• Tidak ada aturan perumahan yang tidak akan berlaku untuk aturan yangditetapkan di
penyewa untuk penyewa yang tidak memiliki kondisikesehatan perilaku.Peserta program juga
harus memiliki peluang tanpa hambatan untuk terlibat dengan peserta non-program yang
tinggal di komunitas atau struktur yang sama. Selain itu, peserta harus menerima layanan yang
berubah (naik atau turun) karena kebutuhankesehatan perilaku mereka berubah.
6.Kolaborasi Cochrane
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan jiwa telah mengalami banyak sekalai perkembangan hingga akhirnya
berada pada tahap yang sekaran ini. Perkembangan tersebut dapat diuraikan secara global di
dunia maupun juga perkembangan di Indonesia. Dalam setiap perjalanannya, semakin menuju
ke zaman yang baru, pandangan masyarakat mengenai keperawatan jiwa menjadi semakin
modern dan rasional. Dalam perkembangannya tersebut, keperawatan jiwa juga menghasilkan
tren dan isu yaitu berupa masalah-masalah yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dan
dianggap pentik dalam proses perjalanan keperawatan jiwa. Selain itu, juga terdapat berbagai
evidence base dalam praktik psychiatric nursing. Setiap evidence base praktek tersebut
dilakukan guna mewujudkan kesejahr=teraan kesehatan jiwa.
3.2 Saran
Yusuf, A, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawtan Kesehatan Jiwa. Penerbit Salemba Medika. Jakarta
Zulfatus, N. (2011). Trend Issue Keperawatan Komunitas.
https://www.academia.edu/37217368/Trend_Issue_Keperawatan_Komunitas. diakses tanggal
5 September 2019
7 Praktek Berbasis Bukti Kesehatan Mental dalam Keperawatan. Artikel.
https://online.regiscollege.edu/blog/7-mental-health-evidence-based-practices- nursing/.
diakses tanggal 6 September 2019