Anda di halaman 1dari 14

PENUGASAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Cushing Syndrome”

Oleh :
Davit Wira Adi Pratama 185070207111003
PSIK 2018 Reguler 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penugasan ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Cushing Syndrome”. Dan juga tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada Para Dosen yang telah memberikan materi sehingga
kami mampu menulis makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah dibuat dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan,kami yakin penugasan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnkan
penugasan ini. Dengan harapan kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi penugasan agar menjadi lebih baik lagi.

Malang, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................................. 2

Daftar Isi ........................................................................................................................................... 3

Definisi ............................................................................................................................................. 4

Etiologi ............................................................................................................................................. 4

Faktor Risiko ..................................................................................................................................... 4

Patofisiologi...................................................................................................................................... 5

Manifestasi Klinis ............................................................................................................................. 5

Pemeriksaan Diagnostik ................................................................................................................... 6

Tatalaksana Medis ........................................................................................................................... 6

Asuhan Keperawatan ...................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka.................................................................................................................................. 14

3
 Definisi
Cushing Syndrome adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar
yang tinggi ini dapat terjadi dengan spontan atau akibat pemberian dosis
farmakologis senyawa glukokortikoid (Sylvia A. Price; Patofisiologi, Hal. 1088).
Cushing Syndrome merupakan penyakit endokrin serius yang disebabkan oleh
sekresi kronis, otonom, dan berlebihan kortisol dari kelenjar adrenal, dengan
perkiraan estimasi kejadian 0,7-2,4 kasus per juta per tahun.
 Etiologi
Cushing Syndrome disebabkan oleh:
1. Primary Chusing Syndrome
Terlampau banyaknya produksi Cortison yang diakibatkan oleh adrenal
adenoma atau carsinoma
2. Secondary Chusing Syndrome
Banyaknya produksi kortisol yang diakibatkan adrenal hyperplasia karena
banyaknya ACTH (Adrenocorticotropic Hormone). Produksi berlebihan ini
diakibatkan oleh gangguan pada kelenjar pituitary atau berasal dari cetopic
non-pituitary seperti pada bronchogenic carsinoma, bronchial adenoma, dan
pancreatic carsinoma
3. Latrogenic Chusing Syndrome
Diakibatkan Kadar kortisol yang sangat tinggi sebagai akibat dari terapi
glukokortikoid yang berlangsung lama
4. Pola hidup dengan alkoholisme
 Faktor Risiko
 Obesitas
 Diabetes tipe 2
 Kurangnya kontrol gula darah
 Hipertensi

4
 Patofisiologi

Adenoma hipofisis yang memproduksi CRF terus menerus mengakibatkan tingginya


kadar ACTH sehingga korteks adrenal terus memproduksi glukokortikoid. Tingginya
kadar glukokortikoid mengakibatkan berbagai hal:
a. Menurunnya kemampuan sintesis protein dalam tubuh -> menurunnya kadar
protein jaringan -> menurunnya turgor kulit dan matriks tulang
b. Naiknya enzim pepsin -> asam lambung naik -> iritasi dinding lambung
c. Terhambatnya pembentukan antibodi humoral, dan jaringan limfoid -> imun
menurun
d. Perubahan psikologis (ketidakstabilan emosional, insomnia, euphoria)

 Manifestasi Klinis
 Obesitas sentral
 Gundukan lemak pada punggung
 Muka bulat
 Striae
 Kurangnya massa otot dan kelemahan umum

5
 Osteoporosis
 Impotensi
 Akne
 Nyeri kepala
 Edema

 Pemeriksaan Diagnostik
1. Peningkatan kemih 17-hydroxycorticoids dan 17-ketogenic steroid.
2. Kadar kortisol yang berlebihan plasma.
3. Plasma ACTH meningkat.
4. Penekanan deksametason tes, mungkin dengan pengukuran ekskresi kortisol
urin, untuk memeriksa:
 Unsuppressed tingkat kortisol dalam menyebabkan sindrom Cushing oleh
tumor adrenal.
 Ditekan tingkat kortisol pada penyakit Cushing disebabkan oleh tumor
hipofisis.
5. CT scan dan ultrasonografi menemukan tumor.
6. Pemeriksaan elektro kardiografi : untuk menunjukkan adanya hifertensi
7. Pemeriksaan darah lengkap eosinofil menurun
 Tatalaksana Medis
1. Terapi
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam,
bergantung pada apakah sumber ACTH adalah hipofisis atau ektopik. Beberapa
pendekatan terapi digunakan pada kasus dengan hipersekresi ACTH hipofisis.
Jika dijumpai tumor hipofisis sebaiknya diusahakreseksi tumor transfenoidal.
Tetapi jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat
ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobalt pada kelenjar
hipofise.

6
Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenalektomi total
dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik atau dengan kimia yang mampu
mrnghambat atau merusak sel-sel korteks adrenal yang mensekresi kortisol.
Pengobatan sindrom ACTH ektopik adalah dengan reseksi neoplasma yang
mensekresi ACTH atau adrenalektomi atau supresi kimia fungsi adrenal seperti
dianjurkan pada penderita sindrom cushing jenis tergantung ACTH hipofisis.
(Silvia A.Price; Patofisiologi, Hal. 1093).
2. Tindakan Medis
a. Operasi pengangkatan tumor melalui hipokisektomi transfenoidalis,
biasanya penyebabnya adalah tumor hipofisis.
b. Radiasi kelenjar hipofisis, untuk mengendalikan gejala.
c. Adrenalektomi biasanya untuk pas dengan hipertrofi adrenal primer.
d. Jika dilakukan adrenolektomi bilateral (keduanya diangkat) tetapi pergantian
dengan hormon – hormon kortex adrenal seumur hidup.
e. Preparat penyekat enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide,
mitotone, ketokonazol) untuk mengurangi hiperadrenalisme jika
penyebabnya adalah tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
Therapi penggantian temporer dengan hidrokortison selama beberapa bulan
sampai kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal.
 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pada pengkajian meliputi:
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan
berat badan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
4. Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid


dalam jangka waktu yang lama.

CONTOHNYA Aminoglutetimid 20 mg/hari Nifedipin 10 mg 4xsehari

7
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan
 Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat
retraksi intercouste hidung, pergerakan dada simetris
 Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : Suara sonor
 Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan ronchi wheezing
b. Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi : S1 S2 Terdengar tunggal
c. Sistem Pencernaan
 Mulut : Mukosa bibir kering
 Tenggorokan : Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
 Limfe : Tidak ada pembesaran vena jugularis
 Abdoment :

8
 I : Simetris tidak ada benjolan
 A : Tidak terdapat bising usus
 P : Tidak terdapat nyeri tekan
 P : Suara redup
d. Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e. Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f. Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g. Sistem Muskulus keletal
 Tulang : Terjadi osteoporosis
 Otot : Terjadi kelemahan

Data Subjektif
1. Perubahan pada body proportion, berat badan, distribusi bulu-bulu tubuh,
rambut kepala rontok atau menipis, pigmentasi kulit, memar, ecchymosis,
luka sulit sembuh.
2. Nyeri tulang-tulang terutama nyeri punggung.
3. Riwayat infeksi : kulit, saluran pernafasan.
4. Neurological data : tingkah laku, konsentrasi, ingatan.
5. 24 jam intake makanan dan cairan.
6. Peningkatan rasa haus, nafsu makan.
7. Perubahan output urine
8. Sexuality data :
 Wanita : perubahan menstruasi,ciri-ciri seksualitas sekunder,libido
 Laki-laki : perubahan -perubahan libido,ciri-ciri seksualitas sekunder
9. Pengetahuan : perubahan penyakitnya,diagnostik test pengobatan

Data Objektif

1. Adanya moon face,buffale hump,truncal obesity,lengan dan kaki kurus,


hyperpigmentasi, striade, ecchymosis, luka yang belum sembuh
2. Neurological:ketepatan emosi dengan situasi,konsentrasi,ingatan

9
3. Cardivasculer : blood pressure ,weight, pulse, adanya edema, distensi
jugular vein.
4. Nutritition:intake makanan dan cairan
5. Musculoskeletal :muscle mass,strenght,kemampuan berdiri dari posisi
duduk

Analisa Data

Data Pendukung Etiologi Masalah


DS : - Tumor adrenokortikal, Intoleransi Aktivitas
- Kelemahan secara hyperplasia adrenal, dan
menyeluruh tumor ekstra pituitary
DO : - sekresi kortisol
- kemampuan berdiri dari posisi - kadar kortisol dalam
duduk darah
- aktivitas dibantu keluarga dan - produksi protein
perawat - pembentukan energy
- tirah baring /imobilisasi - Intoleransi aktivitas
DS : - Tumor adrenokortikal, Kerusakan integritas kulit
- Klien mengatakan ada hyperplasia adrenal, dan
memar dan lukanya sulit tumor ekstra pituitary
sembuh - sekresi kortisol
DO : - kadar kortisol dalam
- Terdapat memar dan ada darah
luka yang belum sembuh - produksi protein
- Kelembapan kulit - protein kulit hilang
- Perubahan pigmentasi - kerusakan integritas kulit
- Perubahan turgor
DS : - Pemakaian obat Gangguan citra tubuh
- penolakan terhadap berbagai glukokortikoid dalam
perubahan actual jangka panjang
- perasaan negative mengenai - kadar kortisol dalam

10
bagian tubuh (perasaan tidak darah
berdaya) - distribusi jaringan
- keputusasaan atau tidak ada adipose
kekuatan - Moon face, buffalo hump
DO : - Gangguan citra tubuh
- adanya moon face, buffalo
hump, obesitas
- perubahan struktur dan atau
fungsi actual
DS : - Tumor adrenokortikal, Kelebihan volume cairan
- Perubahan haluaran urine hyperplasia adrenal, dan
DO : tumor ekstra pituitary
- Haluaran urine dan adanya - sekresi kortisol
glukosuria - kadar kortisol dalam
darah
- Retensi natrium
- Penumpukan cairan
- Gangguan keseimbangan
cairan
DS : - Pemakaian obat Nyeri
- melaporkan nyeri baik secara glukokortikoid dalam
verbal maupun nonverbal jangka panjang
DO : - kadar kortisol dalam
- posisi untuk mengurangi darah
nyeri - sekresi lambung
- tingkah laku ekspresif - ulkus
(gelisah, meringis, dan - nyeri
mengeluh)
- perubahan dalam nafsu
makan
DS : - Tumor adrenokortikal, Resiko Cedera
- Keterbatasan kemampuan hyperplasia adrenal, dan
untuk melakukan tumor ekstra pituitary

11
ketramppilan motorik halus - sekresi kortisol
DO: - kadar kortisol dalam
- Keterbatasan ROM darah
- produksi protein
- protein jaringan hilang
- atropi otot
- resti cedera

B. Diagnosa
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan perubahan
metabolisme protein.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium
5. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya sekresi lambung
6. Resiko cedera berhubungan dengan atropi otot

C. Intervensi
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan perubahan
metabolisme protein.
a. Kaji tanda-tanda intoleransi
b. Bantu untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologis dan social
c. Bantu aktivitas klien yang berarti
d. Pastikan lingkungan aman bagi keberlangsungan gerakan-gerakan yang
melibatkan sejumlah besar otot-otot tubuh

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.


a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa.
c. Inspeksi area tergantung edema.
d. Berikan perawatan kulit. Berikan salep atau krim.

12
e. Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar.
f. Kolaborasi dalam pemberian matras busa.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik


a. Bina hubungan saling percaya
b. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan
c. Diskusikan arti perubahan pada pasien.
d. Anjurkan orang terdekat memperlakukan pasien secara normal dan
bukan sebagai orang cacat.
e. Rujuk ke perawatan kesehatan. Contoh: kelompok pendukung.

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium


a. Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif. Timbang berat
badan tiap hari.
b. Awasi tekanan darah.
c. Kaji derajat perifer/edema dependen
d. Awasi albumin serum dan elektrolit (khususnya kalium dan natrium)
e. Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.

5. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya sekresi lambung


a. Catat keluhan nyeri, lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
b. Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
c. Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
d. Berikan obat sesuai indikasi. Mis, antasida.

6. Resiko cedera berhubungan dengan atropi otot


a. Kaji tanda-tanda ringan infeksi
b. Ciptakan lingkungan yang protektif
c. Bantu klien ambulasi
d. Berikan diet tinggi protein, kalsium, dan vitamin D

13
DAFTAR PUSTAKA

 Pivonello, R., Isidori, A. M., De Martino, M. C., Newell-Price, J., Biller, B. M., & Colao,
A. (2016). Complications Of Cushing's Syndrome: State Of The Art. The Lancet
Diabetes & Endocrinology, 4(7), 611-629.
 [20:18, 2/5/2020] Dave: Lowe, K. M., Young Jr, W. F., Lyssikatos, C., Stratakis, C. A.,
& Carney, J. A. (2017). Cushing Syndrome in Carney Complex: Clinical, Pathological,
and Molecular Genetic Findings in the 17 Affected Mayo Clinic Patients. The
American journal of surgical pathology, 41(2), 171.
 [20:18, 2/5/2020] Dave: Wagner-Bartak, N. A., Baiomy, A., Habra, M. A., Mukhi, S.
V., Morani, A. C., Korivi, B. R., ... & Elsayes, K. M. (2017). Cushing syndrome:
diagnostic workup and imaging features, with clinical and pathologic correlation.
American Journal of Roentgenology, 209(1), 19-32.

14

Anda mungkin juga menyukai