Anda di halaman 1dari 5

BAB II

ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

A. PENGERTIAN
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, degan
pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum meninggal
sudah siap secara psikologis dan spiritual.
Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa
yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kejahatan, apa
yang dikehendaki dan apa yang ditolak.
B. DASAR HUKUM KEPERAWATAN PALIATIF
Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep.Menkes NOMOR :
/Menkes/SK/VII/2007 )
a. Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.
b. Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh
pasien yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan
paliatif.
c. Perawatan pasien paliatif di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang
berlaku d) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan
yang bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tindakan
tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Medikolegal Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang
hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau
mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.

C. KAJIAN ETIK TENTANG PERAWATAN PALIATIF

1. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang perawatan mulai dari medis, perawatan,
psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga secara praktis, prinsip dasar perawatan
paliatif dapat dipersamakan dengan prinsip pada praktek medis yang baik.

Prinsip dasar perawatan paliatif : ( Rasjidi,2010 )

a). sikap peduli terhadap pasien

Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala aspek dari penderitaan pasien,
bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang dilakukan tidak boleh bersifat
menghakimi .Faktor karakteristik, kepandaian, suku, agama, atau faktor induvidal lainnya
tidak boleh mempengaruhi perawatan.

b). menganggap pasien sebagai seorang individu

Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-gejala yang sama,
namun tidak ada satu pasienpun yang sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah
yang harus inilah yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif
untuk tiap individu.

c). pertimbangan kebudayaan

Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi penderitaan
pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan perawatan .

d). persetujuan

Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan dimulai atau diakhiri.
Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan yang akan diberikan akan
lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.

e). memilih tempat dilakukannya perawatan


Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam
diskusi ini. Pasien dengan penyakit terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah

f). komunikasi

Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan

keluarga adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan perawatan paliatif.

g). Aspek klinis : perawatan yang sesuai

Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari penyakit yang
diderita pasien .hal ini penting karena karena pemberian pareawatan yang tidak sesuai, baik
itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn
yang berlebihan beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini
berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian. Perawatan yang diberikan
hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis.

h). Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi perawtan palitif
memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif sehingga dibutuhkan sebuah tim
yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta koordinasi yang baik dari masing
masing anggota tim tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan
keluarga .

i). Kualitas perawatan yang sebaik mungkin

Perawtan medis secara konsisten, terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn medis yang
konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,
dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun keluarga.

j). Perwatan yang berkelanjutan.

Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal hingga akhir merupakan dasr tujuan
dari parawtan paliatf. Masalah yang sering terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat
ketempat lain sehingga sulit untuk mempertahankan komunitas perawatan .

k). Mencegah terjadinya kegawatan

Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah terjadinya
kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan
keluarga harus diberitahukan sebelumnya mengenai masalah yang sering terjadi dan
membentuk rencana untuk meminimalisasi stress fisik dan emosional.

l) Bantuan kepada sang perawat

Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentan terhadap

stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat di rumah sehingga perlu diberikan
perhatian khusus kepada mereka, mengingat keberhasilan dari perawatan paliatif tergantung
dari pemberi perawatan.

m) Pemeriksaan ulang

Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus

menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung dari
waktu ke waktu.

2. Asas Etik

a. Autonomy (otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

b. Non maleficienci (tidak merugikan )

Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan

psikologis pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika melakukan suatu
tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain.

a. Veracity ( kejujuran )

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini diperlikan oleh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk menyakinkan
bahwa pasien sangat mengerti.

a. Beneficienec ( berbuat baik )

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik.


Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang dalam situsi
pelayanan kesehatan, terjadi konflikantara prinsip ini dengan otonomi.

a. Justice ( keadilan )

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
enjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

f. Kerahasiaaan ( Confidentiality )

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang

pasien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien
hanya boleh dibacadalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien dengan bukti pesetujuannya.

g. Akuntabilitas (accountability )

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada
setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.

KURANG

 KODE ETIK KEPERAWTAAN DI INDONESIA


 INFORMED CONSENT
 NEGLIGENCE &MALPRACTICE
 ETHICAL DECISION MAKING (EDM) PADA KEPERAWATAN
 ISSUE-ISSUE ETIK PADA KEPERAWATAN PALIATIF
 KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT KEPERAWATAN PALIATIF

Anda mungkin juga menyukai