Anda di halaman 1dari 10

ASPEK LEGAL DALAM

PALIATIF CARE
Nadia Ulfa Rahmi Dahniar
Raihan Fathira Suci Ananda

Dosen Pembimbing
Ns. Maimun, S. Kep, M. Kes
Definisi Paliatif care ?

Perawatan paliatif adalah


pendekatan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga
dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara
meringankan penderitaan terhadap
rasa sakit dan memberikan dukungan
fisik, psikososial, dan spiritual yang
dimulai sejak tegaknya diagnosis
hingga akhir kehidupan pasien.
Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan utama dari perawatan paliatif adalah untuk
membantu pasien dan keluarga mencapai kualitas hidup
terbaik, menganggap kematian sebagai proses normal,
tidak mempercepat atau menunda kematian,
menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu,
menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual,
mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya dan membantu mengatasi suasana duka cita
pada keluarga.
Prinsip dasar perawatan paliatif

Prinsip dasar perawatan paliatif menurut Committee on


Bioethi and Commitee on Hospital Care pada tahun 2000 :
1. Menghormati serta menghargai pasien dan keluarganya
2. Kesempatan atau hak mendapatkan kepuasan dan perawatan
paliatif yang pantas
3. Mendukung pemberi perawatan (caregiver)
4. Pengembangan profesi dan dukungan sosial untuk perawatan
paliatif
Tim dan Tempat Perawatan Paliatif
1. Tim
Pendekatan perawatan paliatif melibatkan berbagai disiplin ilmu yaitu
pekerja sosial, ahli agama, perawat, dokter, psikolog, relawan, apoteker, ahli
gizi, fisioterapi, dan okupasi terapi.
2. Tempat
Pasien dapat memilih dimana ingin dirawat, misalnya:
- Rumah sakit
- Hospice (Hospice merupakan tempat pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak
dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah
sakit).

- Rumah
Prinsip- Prinsip Legal

1. Autonomi (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjujung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
4. Nonmal eficience ( Tidak
Merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan
kebenaran.
6. Fidellity (Menepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk
menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
9. Informed Consent
“Informed Consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan denganya
Aplikasi Aspek Legal Dalam 9

Keperawatan
Berdasarkan undang-undang
kesehatan yang diturunkan dalam
Kepmenkes 1239 dan Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat
beberapa hal yang berhubungan dengan
kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan
yang secara langsung dapat berhubungan
dengan aspek legalisasi keperawatan :
1. Proses Keperawatan
2. Tindakan keperawatan
3. Informed Consent

20xx
Thank u!!

Anda mungkin juga menyukai